Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mardiana
Abstrak :
Anemia gizi ibu hamil yang disebabkan karena kekurangan zat besi merupakan satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia SKRT tahun 1995 menunjukkan bahwa secara nasional 50,9 % ibu hamil menderita anemia. Mengingat dampak anemia terhadap tingginya angka kematian ibu maka pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan sejak tahun 1975 melakukan upaya penanggulangan dengan pemberian suplementasi tablet besi yang didistribusikan melalui Puskesmas dan Posyandu. Berdasarkan Survey Cepat Anemia Gizi Ibu Hamil Tahun 2001 di Kota Palembang Sumatera Selatan, prevalensi anemia ibu hamil di Kecamatan Sako sebesar 25,42% sedangkan cakupan pendistribusian sangat tinggi yaitu Fe1 102% dan Fe3 101%.Hal ini menunjukkan bahwa belum semua ibu hamil yang mendapatkan tablet besi Bari puskesmas dan posyandu secara patuh meminumnya secara teratur setiap hari Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dan faktor-faktor yang berhubungan di Puskesmas Sako dan Puskesmas Multi Wahana Kecamatan Sako Palembang tahun 2004. Unit analisisnya adalah ibu-ibu hamil trimester II dan III yang telah mendapatkan tablet besi, penelitian dilaksanakan pada bulan April 2004. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan rancangan desain Cross Sectional. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan di ke dua Puskesmas Bari seluruh responden 64,44% patuh dan 35,56% yang tidak patuh. Hasil analisis bivariat ditemukan hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi sedangkan variabel penyuluhan tidak bermakna. Dari hasil uji analisis multivariat dengan menggunakan metode Logistic Regression menunjukkan bahwa dari enam variabel bebas hanya empat variabel saja yang masuk sebagai kandidat model multivariat yaitu umur,pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga. Setelah dianalisis ternyata variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan adalah tingkat pendidikan OR 5,969 artinya responden yang berpendidikan tinggi cenderung untuk patuh mengkonsumsi tablet besi 5,969 kali dibandingkan responden yang berpendidikan rendah. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk memberikan konseling mengenai anemia gizi dan tablet besi terutama pada kelompok ibu hamil berisiko yaitu umur <20 th dan >35 th, serta mengadakan supervisi dan monitoring untuk melihat apakah tablet besi betul-betul diminum oleh ibu hamil.
Factors Related to Compliance of Pregnant Women Consumed Iron Tablet at Puskesmas Sako and Puskesmas Multi Wahana in the Sub-district of Sako, the City of Palembang Year 2004.Nutrition anemia of pregnant women which caused of iron deficient is one of main nutrition problems in Indonesia. Household Health Survey (SKRT) in 1995 indicated that nationally 50.9% of pregnant women suffered anemia. Considering anemia impact to the high maternal mortality, the government of Indonesia through the Minister of Health since 1975 has been striving to overcome with providing iron tablets supplement that distributed through Puskesmas and Posyandu. According to Rapid Survey of Nutrition Anemia in Pregnancy in 2001 in the City of Palembang, South Sumatra, the prevalence of pregnant women in Sub-district of Sako was equal to 25.42% while the coverage of distribution was very high, Fe 1 (102%) and Fe3 (101%), respectively. It indicated that not yet all pregnant women which got iron tablets from Puskesmas and Posyandu obediently taking them regularly every day. This study aimed to obtain the description of Ievel of compliance of pregnant women who consumed iron tablets and its related factors at Puskesmas Sako and Puskesmas Multi Wahana in Sub-district of Sako, Palembang in 2004. Unit of analysis in this study were 2nd and 3`d trimester pregnant women which had got iron tablets. It conducted during April 2004. The study was survey research using cross sectional design. Data analysis included univariate, bivariate, and multivariate analysis. This study resulted that level of compliance in both of Puskesmas showed 64.44% of respondents were compliant and the rest (35.56%) were not compliant. Bivariate analysis showed that age, education, family support as well as knowledge had significant relation with the compliance of pregnant women. In the other hand, counseling did not have significant relation statistically. Multivariate analysis using Logistic Regression Method indicated only 4 out of 6 variables that become as candidate of multivariate model. They were age, education, family support, and knowledge. The most dominant variable related to the level of compliance was education (OR 5,969). It meant that respondent whose higher education tended to be obedient in taking iron tablets 5,969 times compared to those whose lower education. It is suggested to the health officer to provide counseling about nutrition anemia and iron tablet, especially for risky pregnant women groups e.g. <20 years old and >35 years old, and also to perform monitoring and supervision to make sure that iron tablets are really taken by pregnant women.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
Abstrak :
Lajunya pembangunan di kawasan perkotaan yang disebabkan oleh lajunya pertumbuhan penduduk dan kurang tertatanya sistem makro dan mikro drainase dalam satu kerangka Rencana Umum Tata Ruang memberikan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan hidup, yang antara lain berupa banjir genangan. Banjir genangan merupakan salah satu masalah utama Kotamadya Banda Aceh yang harus segera ditanggulangi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem drainase yang ada belum berfungsi secara menyeluruh, terutama pada kawasan﷓kawasan rendah dan cekung. Untuk menanggulangi genangan air hujan tersebut diperlukan perencanaan sistem drainase yang berwawasan lingkungan. Drainase berwawasan lingkungan adalah prasarana yang berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air, di mana pembangunannya terintegrasi dengan Rencana Umum Tata Ruang, pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, pembangunan sarana utilitas kota, serta mempertimbangkan kondisi lingkungan fisik, sosial dan budaya, sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena itu, permasalahan sistem drainase di kawasan perkotaan perlu dirurriuskan dengan melakukan pengkajian dari sudut perencanaan teknis dan dilihat kaitannya secara menyeluruh dengan beberapa aspek lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan buatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem perencanaan makro drainase dalam kerangka rencana tata ruang kota; menganalisis kondisi sistem saluran drainase di kawasan perkotaan serta kaitannya dengan kondisi kualitas lingkungan dan kualitas kesejahteraan masyarakat di sekitarnya; dan mengusulkan sistem perencanaan makro drainase berwawasan lingkungan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) perencanaan drainase yang berwawasan lingkungan akan mampu menurunkan frekuensi dan tinggi banjir genangan di suatu kawasan; 2) terkendalinya tinggi banjir genangan akan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk di suatu kawasan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk menyempurnakan proses perencanaan drainase kawasan perkotaan; dan sebagai bahan bandingan untuk penelitian selanjutnya dalam perencanaan dan pengembangan rekayasa teknik drainase untuk meningkatkan kualitas lingkungan di suatu kawasan perkotaan. Metode pengambilan sampel di daerah studi dilakukan dengan cara two stage cluster random sampling di sebanyak 5 kelurahan di daerah genangan kawasan perkotaan. Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Laksana, Keuramat, Kampung Baru, Sukaramai dan Lampaseh Kota. Jumlah sampel adalah 93 KK atau 3 % dari jumlah Kepala Keluarga (KK) teasing-masing Kelurahan. Data yang diperlukan dalam analisis ini adalah data primer dan sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yakni ; observasi di lapangan; penyebaran kuesioner; dan wawancara. Metode pengambilan data menggunakan teknik random sampling, yakni semua populasi mempunyai kesempatanl probabilitas yang sama untuk terpilih menjadi responder. Prosedur yang ditempuh untuk menentukan sam pel adalah mengindentifikasikan seluruh rumah tangga dalam 5 kelurahan tersebut di atas; melakukan undian untuk mendapatkan renponden terpilih, sehingga diharapkan dapat representatif dalam mewakili sifat-sifat populasi. Analisis data meliputi: analisis statistika hidrologi digunakan untuk perhitungan curah hujan rencana dan perhitungan debit rencana; analisis hidrolika berdasarkan analisis deduktif digunakan untuk perhitungan kapasitas saluran dan kapasitas bangunan; dan analisis sosial ekonomi dilakukan secara induktif, dengan menguraikan variabel sosial dan variabel ekonomi yang mempengaruhi terhadap perencanaan drainase. Secara statistik analisis ini dilakukan dengan cara modus dan tabulasi tunggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1.) Saluran drainase yang ada ternyata masih menyebabkan genangan, sehingga perencanaan drainase berwawasan lingkungan diharapkan dapat menurunkan frekuensi genangan; 2.) Kawasan sampel yang diteliti selama tahun 1994 menunjukkan bahwa sebanyak 78,5 % lingkungan tempat tinggalnya tergenang, dengan lama genangan 1 - 72 jam, tinggi genangan 1 - 60 cm; 3.) Penyebab genangan antara lain : tidak ada saluran drainase (21,5 %); Halaman rumah lebih rendah dari saluran jalan (20,4 %}; halaman rumah lebih rendah dari saluran sekelilingnya (14,0 %); saluran yang ada mampat (11,8 %); saluran yang ada terlalu kecil (17,2 %); air dalam saluran tidak mengalir (15,1 %); 4.) Pemeriksaan kapasitas saluran yang ada di kawasan penelitian menunjukkan bahwa kapasitasnya tidak mampu lagi mengalirkan debit banjir rencana 2 tahunan. 32,19 % kapasitas saluran yang ada lebih kecil dari debit rencana maksirnum yang harus ditampung sehingga terjadi genangan; 5.) Menurut rencana induk drainase memperlihatkan bahwa yang dipakai sebagai saluran pembuang akhir adalah Krueng Aceh, Alur Biduk, Krueng Titi Panyang, Krueng Neng, Krueng Cut, Krueng Daroy dan Krueng Doy. Kawasan penelitian akan mengalirkan ke Krueng Doy dan Alur Biduk, kemudian di tempat tersebut dibantu dengan kolam Lando, pintu air dan pampa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyebab genangan adalah sebanyak 32,19 % saluran drainase yang ada kapasitasnya lebih kecil dari debit rencana, sehingga tidak mampu lagi mengalirkan debit rencana 2 tahunan. Dalam hal ini diperlukan perencanaan teknis drainase berwawasan lingkungan untuk mengantisipasi banjir genangan, serta meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan perkotaan. Saran hasil penelitian ini adalah : 1.) Perencanaan drainase berwawasan lingkungan adalah, air harus menuju ke sungai sesuai dengan arah aliran dalam masterplan drainase, perencanaannya harus integral dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), studi kelayakan lingkungan (Amdal kawasan) dan apabila semua persyaratan hidrologi dan perencanaan fisik teknis diikuti serta dilaksanakan studi kelayakan lingkungan maka diperkirakan drainase berwawasan lingkungan akan terwujud; 2.) Dari survai terlihat bahwa salah satu kegagalan berfungsinya saluran drainase karena tidak adanya pemeliharaan, dalam hal ini diperlukan peran serta masyarakat; 3.) Pemeliharaan pompa dan kolam Lando memerlukan suatu pemeliharaan tersendiri yang oleh karena sifatnya melayani banyak daerah, maka tata cara pemeliharaan harus ditetapkan pelaksanaannya bersama-sama dengan penduduk di kawasan layanannya. 4.) Agar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas lingkungan. ...... Environmentally Sound Macro Drainage Planning For Urban Area A Case Study of Banda Aceh MunicipalityPopulation growth and ill managed macro and micro: drainage combined with the rate of unruly development caused serious negative impacts to the environment, such as flood and various water borne diseases. One of the research findings is that the cause of flood was due to the impropriety of the drainage system function. It is found that an environmentally sound drainage is needed. The environmentally sound drainage is an infrastructure that act to channel the flow of surface water to a water body; its construction should be integrated into the general spatial planning, the recommendation of the environmental Impact Analysis and various development- of the city utilities. It should also consider the physical, social and cultural environmental condition. Therefore, the drainage system planning and design in the urban area need to be formulated by studying in terms of the technical planning and its relationship with the various natural, social and man-made environmental aspects. The purpose of this research is to study the macro drainage planning according to the urban spatial planning; to analyze the drainage system condition in the urban area and its relationship with the environmental quality of the research area and welfare of the community in the vicinity and; to propose a macro environmentally sound drainage planning system. The hypothesis in this research are: 1) the environmentally sound drainage planning will be able to decrease the frequency and height of floods in its commanded area; 2) the controlled floods height will be able to increase population welfare in an urban area. The research's result is expected to be made a reference for improving the urban area drainage planning, and to be considered as a comparative material for further research in planning and development of drainage system design to improve the environmental quality of an urban area. The sampling method being undertaken in this research was the two stage cluster random sampling in 5 villages of the flooded urban areas. The villages include Laksana, Keuramat, Kampung Baru, Sukaramai and Lampaseh Kota. The number of sample was 93 families or 3 a of the families in each village. The data being analyzed are primary and secondary data. Data collection was taken place by field observation, questionnaire distribution and direct interview. The data collection technique used is random sampling technique, namely that all population has an equal probability to be selected as a respondent. The procedure of determining the sample is by identifying the entire households in the five villages, and by tossing the sample in order to obtain a representative sample that could represent characteristics of the entire population. The data analysis include: hydrology statistical analysis for the calculation of design rainfall and projected discharge, the hydrolic analysis based on a deductive analysis that was used for the calculation of the sewerage capacity and the structures capacity; social economic analysis was carried out inductively, by using social and economic variables which influence the drainage planning. Statistically the discussion of the result is undertaken through tabulated data. This research concluded that 1) The existing drainage sewage system still caused flood; the environmentally sound drainage planning is expected to reduce the flood frequency. 2) The sampling area studied, during 1994, indicated that 78.5 % of the settlement area was flooded, with a duration ranging from 1 to 72 hours; the height of the flood ranges from 1 to 60 cm. 3) The causes of the floods include: lack of drainage sewage system (21.5 ); the yard is lower than the sewage system (20.4 %); the yard is lower than the sewage channels (14.0 %); the existing sewage system is stuck with thrash (11.8 0); the existing sewage system is too small (17.2 %); the water in the sewage system is not flowing (15.1 a). The examination of the existing sewage system in the research area indicated that the capacity is not sufficient to channel the flood debit for two years. Thirty two point nineteen percent (32.19 %) of the existing channel capacity is less than the maximum amount that should be collected when there is flood. According to the drainage master plan, the final drainage channels are Krueng Aceh, Alur Biduk, Krueng Titi Panyang, Krueng Neng, Krueng Cut, Krueng Daroy, Krueng Doy. The researched area will channel the flood to Krueng Doy and Alur Biduk, and thence it will be supported by a reservoir, slutch and pumps. The conclusion of this research include 1) In an environmentally sound drainage planning, the low of the water should be heading for the river in accordance with the direction of the flow stated in the drainage masterplan; its planning should be integrated in general spatial planning and the environmental impact analysis of the region. If the hydrological requirements, physical technical planning and an environmental feasibility study were conducted, it is expected that the environmentally sound drainage system will be realized; 2) This research found out that one of the reasons the drainage channel failure to function was lack of maintenance. This should he overcome by the community participation collectively; and 3) The pumps and basin maintenance require a special treatment because it serves an extensive area. There fore the maintenance administration should be decided together with the community in the service area; 4) A further research should be carried out to increase the quality of the environment.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
Abstrak :
Di Indonesia malaria masih merupakan penyakit yang sulit diberantas meskipun upaya pemberantasan telah dilakukan sejak tahun 1952. Kesulitan ini antara lain disebabkan adanya hambatan dalam memberantas vektor malaria karena tempat perindukannya yang luas dan sulit dijangkau manusia. Oleh karena itu diperlukan insektisida yang mempunyai daya residu lama dan dapat digunakan pada tempat perindukan vektor malaria.Salah satu cara yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah penggunaan metopren bentuk briket. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efikasi metopren bentuk briket terhadap pertumbuhan nyamuk An. farauti di laboratorium dan pengaruh 4 macam konsentrasi metopren terhadap angka kematian larva, pupa dan nyamuk dewasa An. farauti. Pada penelitian ini larva An. farauti diuji dengan 4 macam konsentrasi metopren yaitu 0.0029 g/50 1 air, 0.0058 g/50 1 air ,0,0116 g/50 1 air ,0,0232 g/50 1 air. Sebagai kontrol, satu kelompok larva tidak diberi metopren. Perlakuan ini dilakukan dengan 4 kali ulangan selama 4 minggu. Setelah itu ke dalam drum tersebut dimasukkan metopren dengan konsentrasi yang telah ditentukan. Kemudian sebanyak 100 ekor larva instar I akhir yang berumur 1-2 hari dimasukkan ke dalam drum yang berisi 50 1 air. Selanjutnya pertumbuhan larva diamati dan dihitung angka kematian larva, pupa dan nyamuk dewasa. Efikasi metopren dihitung berdasarkan rumus % efikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada kematian larva, pupa dan nyamuk dewasa (PC0.05). Hal ini berarti bahwa angka kematian tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi metopren. Makin tinggi konsentrasi yang diberikan makin tinggi angka kematian larva, pupa dan nyamuk dewasa. Kematian larva terjadi pada instar IV. Sebagian larva dapat meneruskan siklus hidupnya dan berubah menjadi pupa, tetapi pada saat nyamuk dewasa akan keluar dari pupa, pupa tidak terbuka sehingga terjadi kematian. Sementara itu, nyamuk dewasa yang berhasil keluar dari pupa banyak yang cacat yaitu tarsus bengkok, ujung tarsus dan abdomen melekat pada pupa, bentuk sayap tidak sempurna, sehingga nyamuk tidak bisa terbang tinggi dan akhirnya mati. Efikasi rata-rata metopren pada keempat konsentrasi berturut-turut 72.52%, 91.93%, 97.32% dan 99.24% ; efikasi metopren ini tidak berbeda makna pada minggu pertama sampai minggu keempat. Berdasarkan analisis probit diketahui bahwa konsentrasi metopren untuk menghambat 50% pertumbuhan larva adalah 0,0014 g/50 1 air dan untuk menghambat 95% pertumbuhan larva adalah 0,0085 g/50 1 air. Disimpulkan bahwa metopren bentuk briket dapat digunakan untuk pengendalian .An. farauti.
In Indonesia malaria is still a disease that is difficult to be controlled despite malaria eradication program has been conducted since 1952. The difficulty of the problem among other things was due to the vector control's obstacles in conjunction with the wide pread mosquito breeding places to which are had to be reached. Therefore, an insecticide characterized by long residual action is needed for the control of malaria vector breeding sites.One of the methods that could be used to overcome this problem is the use of methoprene in the briquet form. The purpose of this study was to know the efficacy of methoprene in briquet form to wards the growth of An farauti and the effect of 4 different concentration of methoprene to the mortality rates of larvae, pupae and adult masquito population of An farauti. In this study, An farauti larvae were tested with 4 different concentration of methoprene, namely 0,0029 g/50 1 water, 0,0058 g/50 1 water, 0,0116 g/50 1 water and 0,0232 g/50 1 water. As a control, one group of larvae was not given methoprene, this test was repeated 4 time in 4 weeks. After that, methoprene was given in concentration as described above. An amount of 100 late stadium larvae of instar 1, 1-2 days old, was put into a drum containing 50 liters of water. The growth of larvae was abserved and mortality rates for larvae, pupae and adult mosquitoes were counted. Methoprene efficacy was counted with % efficacy formula. The result of this study indicates that there was a significant difference of larval, pupal and adult mosquito mortality rates (P.0,05). This means that mortality rates were affected by methoprene concentrated. The higher concentrated, the higher mortality rates of larvae, pupae and adult mosquitoes. Larval mortality occurred on instar IV. A part of larvae could continue their life cycles and changed to pupae, but when adult mosquitoes were coming out from pupae, pupae did not open so that they died. Meanwhile, adult mosquitoes that were able to come out were invalid as shown by crooked tarsus and abdomen that were sticked to pupae including wing formation that were not perfect, so that they could not fly high and then died. Average methoprene efficacy on the four concentration were 72,52%, 91,93%, 97,32% and 99,24% respectively; there was no significant difference from fist to fourth week's observation. Based in probit analysis it was recoqnized that methoprene concentrated to inhibit 50% of larval growth was 0,0014 g/50 1 water and to inhibit 95% of larval growth was 0,0085 g/50 1 water. This study conclude that methoprene in 'briquet form may be used for An farauti control.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T4573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian : Asam folat adalah salah satu kompleks vitamin B. Bentuk aktif asam folat berupa tetrahidrofolat (THF) yaitu suatu koenzim yang mempunyai peranan mentransfer gugus metil, metilen, metenil, formil dan formimino. Asam folat diperlukan untuk sintesis DNA dan beberapa asam amino seperti metionin dan serin. Peranan asam folat lainnya adalah dapat mencegah anemia megaloblastik, menurunkan resiko kanker dan menurunkan konsentrasi homosistein plasma darah sehingga dapat mencegah gangguan pembuluh darah. Dengan peranan asam folat yang begitu penting, maka diperlukan kemampuan untuk mengukur kadar asam folat dalam serum. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknik pengukuran kadar asam folat dalam serum dengan cara yang aman, mudah dan murah, yaitu suatu teknik analisa yang dianalogikan dengan teknik ELISA (enzyme-linked immuno-sorbent assay). Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah isolasi PIF dari susu sapi dengan teknik salting out, dilanjutkan purifikasi dengan teknik kromatografi dan menguji afinitas PIF yang didapat terhadap folat serum dengan teknik yang analog ELISA. Untuk teknik tersebut perlu dibuat suatu konjugat folat-avidin dengan jembatan glutaraldehid. Selanjutnya teknik yang didapat digunakan untuk mengukur folat dalam serum. Hasil dan kesimpulan : Telah dapat diisolasi protein ikat folat (PIF) dari susu sapi dengan kadar 2,884 mg/mL. PIF yang didapat diuji kemampuannya untuk mengikat folat dengan berbagai pengenceran 11500000, 1150000, 115000, 11500, 1150, 115. Pengenceran yang menunjukkan afinitas tertinggi terhadap folat yaitu 1150. Kemudian dilakukan titrasi lagi dengan tujuan untuk penghematan PIF, yaitu 1150, 11140 dan 11200. Dari ketiga pengenceran yang mempunyai linieritas tertinggi pada pengenceran 11100. Kemudian dilakukan pengukuran folat serum yang dibandingkan dengan metoda lain dengan hasil 26,4; 55,4; 31,4 dan 86,4 ng/mL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PIF dari susu sapi dapat digunakan untuk mengukur folat dalam serum.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat besarnya kesenjangan penghasilan antar gender para wirausaha dan pekerja dengan menggunakan metode dekomposisi Blinder-Oaxaca. Metode ini membagi penyebab kesenjangan penghasilan antar gender menjadi dua bagian, yaitu faktor endowment yang dijelaskan oleh variabel umur, pendidikan, tempat tinggal, jam kerja, status kegiatan, jenis pekerjaan, dan lapangan usaha, serta faktor diskriminasi. Dari data Sakernas Agustus 2013, ditemukan bahwa kesenjangan penghasilan antar gender para pekerja lebih besar dibandingkan para wirausaha. Kontribusi faktor endowment lebih besar dalam menjelaskan kesenjangan penghasilan antar gender para pekerja, sedangkan kontribusi faktor diskriminasi lebih besar dalam menjelaskan kesenjangan penghasilan antar gender para wirausaha.
This research aims to find out the gender earnings gap in self and wage employment using Blinder-Oaxaca decomposition method. This method divides the causes of the gender earnings gap into endowment factor which is explained by age, education, residence, working hours, activity status, occupation and industry, as well as discrimination factor. Using Sakernas August 2013, it is found that the gender earnings gap in wage employment is greater than self employment. Endowment factor contribution is bigger in explaining the gender earnings gap in wage employment, while discrimination factor contribution is bigger in explaining the gender earnings gap in self employment.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
Abstrak :
Sistem pelayanan taksi di Bandara Soekarno Hatta saat ini, selain dipengaruhi oleh tingginya jadwal penerbangan juga dipengaruhi oleh kemacetan di kota Jakarta dan akses menuju Bandara Soekarno Hatta. Hal ini mengakibatkan taksi yang sudah mengangkut penumpang keluar Bandara akan sulit untuk kembali lagi ke Bandara dalam waktu singkat. Kondisi ini kemudian menyebabkan masalah, antara lain : (1) terjadi antrian panjang calon penumpang menunggu taksi pada jam sibuk karena kurangnya supplai taksi resmi (berstiker); (2) akibat panjangnya antrian, calon penumpang akan sangat lama menunggu untuk memperoleh layanan taksi. Untuk itu Penelitian ini secara khusus akan membahas tentang sistem pelayanan taksi di Terminal Kedatangan 1A. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan strategi dalam penanganan pelayanan taksi di Bandara Soekarno Hatta dengan mencari solusi untuk meminimalkan waktu pelanggan mendapat pelayanan. Data - data yang digunakan diperoleh dari survei di Terminal Kedatangan 1A. Data - data ini selanjutnya dianalisa dengan pendekatan teori antrian. Dari analisa ini dihasilkan dua alternatif penanganan pelayanan taksi di Bandara Soekarno Hatta yaitu alternatif I : tetap dengan sistem eksisting namun mengijinkan taksi yang tidak berstiker untuk mengambil penumpang pada waktu jam puncak; dan alternatif II dengan menerapkan satu sistem antrian untuk seluruh operator taksi. Dan alternatif terpilih adalah alternatif II dimana waktu rata ? rata pelanggan mendapat pelayanan = 9,52 menit pada kondisi eksisting dapat diturunkan menjadi 2,91 menit.
Taxi service system at Soekarno Hatta now days, not only influenced by high flight schedules but also affected by congestion in the city and access to the Soekarno Hatta airport. This resulted in the taxi that was carrying out airport passengers will be difficult to return to the airport in a short time. This condition then leads to problems, among others: (1) happened a long queue waiting for a taxi passengers at peak hours due to lack of supplies authorized taxis, (2) due to long queues, passengers will be very long wait for taxi service. For this study will specifically discuss taxi service system in the Arrivals Terminal 1A. The purpose of this study was to determine the strategies in the handling of taxi services at Soekarno Hatta to find solutions to minimize the time the customer gets the service. The data used were obtained from survei in the Arrivals Terminal 1A. This data is then analyzed with queuing theory approach. From this analysis produced two alternative handling taxi service at Soekarno Hatta Airport is an alternative I: still with the existing system but allow non sticker taxis to take passengers at peak hours, and alternative II by applying a queuing system for all taxi operators. And the selected alternative is the alternative II where the average customer gets the service = 9.52 minutes on the existing condition can be reduced to 2.91 minutes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31124
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
Abstrak :
Pertumbuhan yang cukup pesat disuatu daerah terkait dengan keberadaan sarana dan prasarana didaerah tersebut. Salah satu contohnya adalah sarana transportasi yang semakin meningkat pula baik dari segi kualitas inaupun segi kuantitasnya. Kota Depok sebagai wilayah penyangga DKI Jakarta seperti yang tertuang di dalam RDTRnya mengalami perkembangan sarana dan prasarana transportasi yang pesat pula. K-egiatan perbengkelan sebagai salah satu prasarana transportasi menempati peringkat keempat dari sepuluh besar industri yang ada di kota Depok berdasarkan jumlahnya. Kegiatan perbengkelan pada dasamya adalah kegiatan menambah guna dan nilai dari kendaraan. Namun selain manfaat yang diperoleh tersebut, kegiatan perbengkelan juga menghasilkan dampak negatif terutama dalam kaitannya dengan lingkungan hidup. Untuk mengatasi masalah limbah tersebut, diterapkan program pencegahan pencemaran yang memiliki prinsip mencegah timbulnya limbah seawal mungkin dan bukan mengolah limbah yang sudah terbentuk. Dengan menerapkan program pencegahan pencemaran ini selain melindungi masyarakat dari kerusakan lingkungan dan melindungi lingkungan itu sendiri, juga dapat mengurangi biaya operasional tertutama dengan melakukan efisiensi energi serta peningkatan citra di mata masyarakat karena profesional. Penerapan efisiensi energi serta penerapan minimasi biaya-biaya operasional yang lain, bengkel Hero dapat melakukan penghematan sebesar Rp. 7.357.452,-/tahun (Mei 1999).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
Abstrak :
Salah satu sistem drainase perkotaan adalah penggunaan sistem polder. Sistem polder yang ada di Jakarta adalah Pantai Indah Kapuk (PIK). Sistem ini menggunakan waduk, pompa dan tanggul - tanggul yang dapat ditambah ketinggiannya apabila terjadi penurunan permukaan tanah atau pasang air laut, mengingat kawasan PIK berbatasan dengan laut Jawa. Sistem ini sangat memungkinkan kawasan PIK untuk bebas dari banjir. Studi kasus pada sistem polder PIK adalah pengumpulan data-data seperti curah hujan, peta masterplan PIK, serta bentuk penampang saluran dan waduk yang telah ada di PIK. Kemudian dapat dihitung intensitas hujan (rumus Mononobe) berdasarkan periode ulang 5-25 tahun, grafik lengkung IDF, koefisien runoff, luas daerah tangkapan air, dan waktu konsentrasi. Setelah itu, didapatlah debit rencana (rumus rasional). Selanjutnya koefisien kekasanm dinding saluran dan debit kapasitas saluran dapat dihitung (rumus Manning). Berdasarkan hasil analisa perbandingan antara debit rencana dan debit kapasitas saluran, maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas yang ada mencukupi untuk hujan rencana dengan periode ulang 5-25 tahun, bahkan sampai dengan 100 tahun. Begitu pula dengan waduk PIK, kapasitas waduk masih mencukupi untuk hujan rencana dengan periode ulang 100 tahun.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
Abstrak :
Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat luas sehingga ada beragam teori, dari masa ke masa dan oleh banyak ahli, yang berusaha menjelaskannya. Kepemimpinan adalah juga fenomena sosial dan kultural (Nahavandi, 2000) karena di dalam kepemimpinan terdapat hubungan yang erat antarmanusia, antara seorang pemimpin dengan yang dipimpin, serta interaksi antara kelompok dengan lingkungannya. Dengan demikian, kepemimpinan menjadi topik yang sangat erat kaitannya dengan faktor konteks, yang diantaranya tercakup konteks jender, peran jenis kelamin, religi/agama, dan etnis. Kepemimpinan perempuan dipilih sebagai fokus penelitian karena dewasa ini Kepemimpinan Perempuan sedang mendapatkan sorotan yang hangat. Studi mengenai keterkaitan konsep kepemimpinan dengan konteks etnis menjadi sangat penting bila dikaitkan dengan keadaan bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa. Suku Dayak adalah salah satu suku asli Indonesia, yang merupakan penduduk asli dari pulau Kalimantan. Suku ini, secara luas, telah dipublikasikan sebagai suku yang mempunyai kesetaraan pandangan mengenai kedudukan laki-laki dan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan secara signifikan dalam persepsi mengenai Kepemimpinan Perempuan pada laki-laki dan perempuan suku Dayak. Penelitian ini bertujuan sebagai studi eksploratif dan deskriptif mengenai topik kepemimpinan perempuan, dimana, dalam suku Dayak, merupakan topik yang masih sedikit disorot dalam literatur-literatur Dayak. Penelitian ini dilakukan di daerah Kalimantan Barat, melibatkan 65 orang subyek (35 perempuan dan 30 lakilaki) dengan metode pengambilan sample secara purposif, dan pengambilan data dengan kuesioner (LBDQ-12). Hasil penelitian diolah secara statistik, dan hasil pengolahan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara persepsi mengenai kepemimpinan perempuan yang ideal pada laki-laki dan perempuan suku Dayak. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi penelitian awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya mengenai suku Dayak, khususnya mengenai perempuan Dayak.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S3178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
Abstrak :
Pernikahan poligami merupakan pernikahan antara seorang laki-laki dengan lebih dari satu perempuan. Dalam agama Islam, seorang pria yang berpoligami harus berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya. Untuk melakukan poligami yang benar (sesuai ajaran Isalam) bukanlah hal yang mudah karena akan timbul masalah-masalah, di antaranya pertengkaran antara istri-istri, anak-anak yang terlantar, kesulitan dalam berlaku adil terhadap semua anak dan istn, dan lain-lain. Masalah-masalah ini dapat mempengaruhi suami atau ayah dalam menjalankan perannya di keluarga. Penelitian ini berfokus pada istri pertama dan anaknya. Dimana istri pertama adalah istri yang terdahulu dinikahi sehingga ia adalah orang yang pertama kali merasa dimadu (diduakan). Masalah-masalah yang timbul dalam keluarga tentunya akan berdampak pada seluruh anggota keluarga. Lalu bagaimanakah nasib istri pertama yang diduakan dan anak-anaknya. Seorang istri akan merasa trauma jika teijadi poligami (Soewondo, 2001). Sementara itu, anak sebagai pihak yang tidak dapat menolak keputusan ibu untuk mau dimadu, biasanya merasa terpaksa menerima semua itu. Ibu dan ayah kemungkinan menghadapi berbagai masalah sehingga menganggu pelaksanaan peran mereka, terutama yang ditujukan pada anak-anak. Anak-anak akan terpengaruh oleh kondisi keluarga yang seperti itu. Istri pertama dan anaknya harus menyesuaikan diri dengan keadaan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan yang membuat seorang istri mau dimadu; masalah-masalah yang hadapi oleh istri pertama dan anaknya; serta penyesuaian dan diri mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif agar didapatkan data-data yang bersifat mendalam sehingga dapat diketahui apa yang mereka rasakan secara menyeluruh. Dari penelitian ini diketahui bahwa alasan-alasan seorang istri mau dimadu adalah karena ketergantungan pada suami, kesejahteraan pribadi, pandangan konvensional tentang pernikahan dan status pentingnya bapak bagi anak, ketergantungan emosi, menjaga nama baik keluarga, dan adanya harapan perubahan perilaku pada diri suami. Masalah-masalah yang dihadapi oleh istri pertama adalah masalah keuangan, hubungan dengan istri muda, hubungan dengan anak, gangguan dalam menjalankan peran sebagai ibu, perasaan tidak nyaman, dan masalah keadilan. Sedangkan masalah anak adalah adanya perasaan sedih dan kecewa karena bapak menikah lagi, timbulnya perilaku destruktif, rasa malu, hubungan yang tidak sehat dengan ibu tiri, turunnya konsentrasi dan semangat dalam mengembangkan diri, dan masalah keuangan. Sementara itu, dalam hal penyesuaian diri, tiga subyek ibu dapat menyesuikan diri secara aktif, sedangkan satu subyek menyesuaikan diri secara pasif. Sementara itu, tiga subyek anak menyesuaikan diri secara aktif, dan membawa mereka pada aktualisasi diri. Sedangkan satu subyek anak merasa tidak berdaya dalam menghadapi semua ini (penyesuaian diri pasif). Dari ibu yang dekat dengan anaknya memperlihatkan penyesuaian diri yang lebih baik daripada yang tidak dekat dengan anak.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>