Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masmuri
Abstrak :
Edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual merupakan upaya promosi kesehatan yang sering digunakan untuk mencapai perilaku hidup sehat. Penggunaan media ini mempunyai kelebihan antara lain bisa memberikan gambaran yang lebih konkrit serta meningkatkan retensi memori karena lebih menarik dan mudah diingat. Berbeda dengan media yang hanya melibatkan salah satu penginderaan, seperti media audio. Anak hanya dapat mendengarkan informasi yang disampaikan, tanpa mendapatkan gambaran yang konkrit tentang informasi tersebut. Begitu juga dengan penggunaan media visual, perhatian anak hanya terpusat pada tulisan, tidak pada esensi dari tulisan tersebut. Dari ketiga media tersebut, media audivisual menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini, mengingat sasaran edukasi adalah anak usia sekolah dasar yang masih berpikiran konkrit dalam menerima informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dengan gizi lebih di sekolah dasar Kota Pontianak. Metode penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan pre and post with control group design. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 38 responden. Analisa data menggunakan uji t-test dependen dan independen. Hasil penelitian menunjukkan edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan (p=0,015) dan sikap (p=0,042) anak usia sekolah dengan gizi lebih. ...... Audiovisual media is often used in health promotion effort to obtain healthy life behaviour. The use of this media is more beneficial compared to other material since it can improve the retention of memory band is more interesting and easy to remember. Different from other media that only involve one sensing, such as the audio, children can only hear information provided, without getting a whole information. Similar to the use of visual media, children can only focus on writing, not on the essence of the writing. Of the three these forms of media, audivisual media be an adequate choice to use in this research. This is considering the target of education is primary school age children who are still think concrete in receiving information. This research aimed to determine the effect of health education using the media audiovisual on the level of knowledge and attitude of school-aged children with overweight in primary school of Pontianak city. A method of the research used quasi experimental design with pre and post control group. Simple random sampling was used with a total number of 38 respondents. Data was Analyzed using t-test dependent and independent .The results showed health education useing the audiovisual media have significantly influenced the level of knowledge (p = 0.015) and the attitude (p = 0,042 ) of school-aged children with overweight.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djohar Lusdi; Ignatius Harry Masmuri
Abstrak :
ABSTRAK
Karya akhir ini membahas tentang strategi pemasaran Suzuki Vitara pada PT Indomobil Suzuki international untuk menghadapi persaingan yang ketat dalam industri otomotif. Pembahasan strategi pemasaran produk suatu perusahaan tidak mungkin dilepaskan dan pengaruh dari peranan berbagai faktor eksternal, yaitu lingkungan dimana perusahaan tersebut berada yang terdiri dan remote environment yang meliputi faktor-faktor ekonomi, teknologi, ekologi, sosial dan politik; industry environment yang meliputi faktor-faktor struktur industri, hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli; substitute avail ability dan competitive rivalry; serta operating environment yang meliputi faktor-faktor competitor creditors, customers, labors dan suppliers.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian serius dalam environment analysis adalah:

Dari segi remote environment terlihat terjadinya defisit neraca transaksi berjalan, DSR yang tinggi (34%) menyebabkan pemerintah harus memacu ekspor agar lebih besar. Hal itu menjadi tantangan bagi ATPM untuk dapat mengalihkan basis produksi prinsipal ke Indonesia dan pendalaman tingkat lokalisasi, tetapi tentunya untuk ini diperlukan dana investasi yang besar. Padahal tingkat bunga pinjaman komersil luar negeri cukup tinggi, lebih kurang 3,5 % diatas LIBOR. Keadaan itu merupakan dilema tersendiri bagi ATPM. Penggabungan (merger) beberapa perusahaan dalam Indomobil Group menjadi PT Indomobil Suzuki International merupakan salah satu pemecahannya.

Kenaikan BBM dan tarif listrik akhir-akhir ini berdampak besar terhadap peningkatan inflasi, yang berakibat menurunkan daya beli masyarakat. Sebenarnya meningkatnya laju inflasi tidak akan menjadi masalah jika diimbangi dengan ?real growth? yang tinggi. Akan tetapi kalau diperhatikan kecenderungan beberapa tahun yang lalu, tampaknya tingkat inflasi tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonorni, sebaliknya tingkat pertumbuhan industri otoinotif berkorelasi erat dengan pertumbuhan ekonomi. Perkiraan menurunnya pertumbuhan ekonomi pada 1992-1993 berarti tingIat pertum buhan otomotifpun akan menurun pula. Hal itu memaksa ATPM-ATPM melakukan terobosan-terobosan untuk dapat meraih pangsa pasar yang berarti dan pasar yang tidak besar.

Menghadapi keadaan seperti tersebut diatas, PT Indomobil Suzuki International telah melakukan terobosan yang cemerlang dengan Suzuki Vitara-nya.

Perkembangan teknologi yang pesat terutama di bidang transportasi dan komunikasi menyebabkan daur hidup produk semakin bertambah pendek, mutu semakin tinggi, dan pelayanan pelanggan semakin bertambah baik, serta bergesernya prinsip perdagangan dan ?comparative advantage? ke ?competitive advantage?. Tantangan itu harus dijawab dengan mengadakan inovasi-inovasi dari segi produk dan peningkatan mutu sumber daya manusia. Dalam rangka ini PT Indomobil Suzuki International mengantisipasinya dengan mendirikan pabrik terpadu di Tambun, Bekasi.

Dari segi industry environment dan operating environment tergambar jelas bahwa dalam industri otomotif pelaku dominan adalah prinsipal, Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM), pabrik komponen, pemerintah dan konsumen. PT Indomobil Suzuki International sebagai ATPM tentunya harus mempertimbangkan sebaik-baiknya faktor faktor tersebut di atas dalam membuat strategi usaha (business strategy) dan strategi pemasarannya (marketing strategy).

Pola dasar industri otomotif antara lain menyangkut tiga hal, yaitu: volume, teknologi, dan investasi. Volume akan berkembang jika ekonomi tumbuh, yang berarti meningkat nya kegiatan dan daya beli masyarakat. Tetapi kecenderungannya pertumbuhan ekonomi akan menurun, padahal industri otomotif di Indonesia terdiri dan 21 ATPM yang me nguasai 26 merk dan 17 perakit dan kapasitasnya 530.400 unit per tahun. Sedangkan volume pasar hanya sebesar lebih kurang 200.000 unit sehingga berarti ada kapasitas idle yang sangat tinggi dan juga pertumbuhan industrinya sendiri hanya sebesar 2.04% per tahun untuk periode 1988-1992.

Kenyataan itu menunjukkan bahwa entry barriers tinggi, tetapi masih ada pendatang baru yang akan masuk. Hal ini merupakan tanda tanya besar yang mungkin perlu ditelaah lebih lanjut.

Dalam rangka pemilihan strategi usaha (business strategy) yang tepat, tentunya selain mengevaluasi faktor-faktor eksternal, penting juga dievaluasi faktor-faktor internal atau profil perusahaan untuk melakukan analisa SWOT dalam rangka menentukan arah dan strategi usaba yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang sekaligus meminimalkan ancaman dan kelemahan perusahaan. PT Indomobil Suzuki International memiliki kekuatan yang cukup memadai disamping ancaman yang cukup besar. Untuk itu perlu dilakukan strategi diversifikasi dan segi produk dan perusaliaan penlu melakukan grand strategy yang berorierktasi pada concentrated growth, yang didalamnya termasuk market and product development.

Sesuai dengan business strategy yang telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah mene tapkan strategi pemasaran. Untuk ini PT Indomobil Suzuki International tentunya harus secara konsekuen dan konsisten melaksanakan stmtegic marketing planning process yang meliputi:

- Marketing Situation Analysis and Designing Marketing Strategy (analyzing market, market segmentation, analyzing competition, market targeting and positioning).

Dan analisa situasi pasar terlihat bahwa tezjadi peningkatan drastis pangsa pasar mobil kategori IV dan sekitar 2,5% menjadi 5,88% pada periode tahun 1992. Peningkatan ini bahkan lebih besar dan peningkatan mobil kategori I yang selama ini mempunyai pangsa pasar terbesar yaitu rata-rata diatas 60%; hal ini mungkin disebabkafl karena bergeser nya image masyarakat tentang kendaraan serba guna ini, dan sekedar ?mobil kebun?

menjadi kendaraan bergengsi. untuk memanfaatkan peluang ini perlu ditelaah segmen mana yang menjadi trend serter dan mana yang menjadi follower. Dalam hal ini strategi market segmentation, market targeting dan product positioning sangatlah berperan.

Data demografi dan psikografi merupakan salah satu kerangka dasar bagi penyusunan strategi segmentasi pasar (market segmentation) dan strategi pasar sasaran (market targeting) yang memiliki arti penting, karena fenomena demografi dan psikografi akan menimbulkan perubahan-perubahan mendasar secara cepat dan perilaku konsumen.

Dari analisa data tersebut terlihat banyak peluang dalain rangka penelitian segmen pasar yang dituju, sehingga dapat diperoleh manfaat karena bergerak lebih dahulu atau ?first mover advantage?. Dalam hal ini PT Indomobil Suzuki International menerapkan selec tive segment strategy. Dan fenomena yang terjadi saat ini adalah meningkatnya golongan usia produktif terutama di Jakarta, yaitu 65,67% dan total penduduknya tahun 1992. Sebagian besar diharapkan sebagai profesional dan eksekutif muda yang membutuhkan kendaraan yang dapat tetap mencerminkan status sosial tapi ?trendy? dan ?sporty?, dimana kelas atas sebagai ?trend setter? yang memakai mobil serba guna ?built up? untuk kendaraan keduanya, sedang ?follower? -nya inilah yang dimanfaatkan oleh PT Indomobil Suzuki International dengan menampilkan Vitara sebagai kendaraan ke duanya.

Dalam rangka positioning strategy, jelas yang diterapkan oleh PT Indomobil Suzuki International adalah positioning for user category. Dari hasil analisa peta persepsi terli hat bahwa penempatan Suzuki Vitara sebagai mobil prestige dan sporty adalah tepat, sesuai dengan segmen pasar yang ditujunya yaitu eksekutif dan profesional muda.

Marketing program development and implementation (product portfolio strategy, dis tribution strategy, price strategy and promotion strategy)

Berdasarkan analisa product life cycle, daur hidup Suzuki Vìt.ara yang pada tahapan meningkat saat ini, tepat bersarnaan dengan pertumbuhan produk-produk Suzuki lainnya yang sedang dalam keadaan menurun, terutama pada kategori IV. Sehingga Vitara memberikan koritribusi keuntungan yang berarti bagi perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian, dengan dikeluarkannya Suzuki Vitara berarti PT Indomobil Suzuki International berusaha memperpanjang product line (kategori IV) dalam penerapan strategi produk portofolio-riya, dan ini perlu dilanjutkan dengan perubahan prioritas product line dalam rangka produc mix strategy, dimana sampai sekarang Kategori I masihtetap dipertahankan sebagai prioritas utama.

Untuk dapat mempertahankan posisi Vitara sesuai dengan peta persepsínya, maka tentu nya perlu pula ditunjang dengan strategi harga yang tepat, yaitu dengan mengubaii dan yang sekarang diterapkan yaitu ?mic up pricing strategy? yang berorientasi pada per saingan (competition oriented) ke ?perceived value pricing? atau ?high active strategy?. Strategi promosi merupakan bagian vital dari positioning strategy, oleh karenanya PT Indomobil Suzuki International dalam hal ini menggunakan campuran media (media mix) dengan komposisi yang ideal karena masing-masing media mempunyai karakter sendiri-sendiri. Tetapi menurut estimasi tahun 1993 anggaran belanja promosi akan banyak dialokasikan ke media TV (sekitar 43%). Tampaknya iklan melalui TV lebih banyak diminati. Dengan memperhatikan hal ini, terutama untuk Vitara yang pene kanannya pada gaya hidup eksekutif maka strategi promosi yang sekarang diterapkan perlu dikaji ulang agar didapat komposisi yang benar-benar optimal sesuai prioritas management terhadap masing-masing produk Suzuki.

Untuk strategi distribusi perlu diterapkan vertical marketing system dengan penekanan pada pengendallan dealer-dealer dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan. Untuk ini diperlukan penambahan cabang-cabang dengan menempatkan tenaga penjual yang profe sional

Strategi pemasaran Suzuki Vilara yang tepat diharapkan akan menjadi awal bagi keber hasilan PT Indomobil Suzuki International untuk menjadi market leader seperli yang pernah dicapainya pada tahun 1986.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library