Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 64 Document(s) match with the query
cover
Mayasari
"Perjudian merupakan perilaku yang dapat memberikan dampak buruk bagi pelakunya. Dampak buruk yang dapat muncul adalah retaknya kehidupan sosial, munculnya masalah finansial, dan kekalahan besar bisa menurunkan konsep diri penjudi (Walker, 1992). Perilaku berjudi yang dilakukan berulang-ulang dan tidak terkendali digolongkan sebagai gangguan kontrol impuls pada DSM-IV.Menurut Walker sebagian penjudi pada awalnya berjudi untuk sesekali saja, tetapi ketika tantangan dianggap berarti, penjudi akan kembali beijudi untuk mendapatkan tantangan lebih besar. Mereka kemudian berjudi secara rutin dan mengalami ketergantungan untuk terus beijudi. Ketergantungan ini bisa disebabkan karena ketika beijudi, seseorang terus meyakini bahwa suatu saat ia bisa menang, tidak peduli berapa banyak kekalahan dan kerugian yang harus dialami (Walker, 1992). Ketika penjudi terus beijudi tetapi tidak mendapatkan kemenangan maka akan terjadi ketidakkonsistenan antara harapan dan kenyataan, yang disebut Festmger (1957) sebagai kondisi disonansi kognitif. Kondisi ini akan mendorong penjudi untuk mengurangi disonansi dalam bentuk perubahan kognisi, perubahan tingkah laku, dan penambahan elemen kognitif baru.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan perilaku berjudi pada penjudi dan untuk mendapatkan gambaran disonansi kognitif pada penjudi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berupa studi kasus terhadap empat orang penjudi. Metode wawancaru mendalam (indepih interview) dipilih agar bisa menggali pengalaman, perasaan, dan pandangan individu mengenai perilaku beijudinya. Sebagai data pelengkap, peneliti juga melakukan observasi terhadap subjek selama wawancara berlangsung.
Dari penelitian terhadap empat orang penjudi didapatkan bahwa faktor-faktor penyebab munculnya perilaku beijudi adalah faktor budaya, faktor kelompok refeiensi, faktor belajar sosial, faktor kepribadian, faktor krisis dan stress, faktor waktu luang, faktor penghargaan sosial, faktor kebutuhan pskofisiologis, dan faktor kognisi. Selain itu faktor penyebab awal subjek berjudi adalah faktor lingkungan dan faktor teman sebaya. Penelitian juga menunjukkan bahwa subjek mengalami disonansi kognitif terhadap perilaku beijudinya. Keadaan disonansi kognitif diindikasikan dengan adanya perasaan malu, gelisah, tidak enak, dan perasaan menyesal. Sumber penyebab disonansi kognitif pada subjek adalah adanya inkonsistensi logis (logical inconsistency), pendapat umum (opinion generality), nilai budaya (cultural mores), dan pengalaman masa lalu (past experience). Disonansi kognitif pada subjek dikarenakan adanya kesadaran mereka bahwa judi lebih banyak memberikan kenigian daripada keuntungan (inkonsistensi logis); kesadaran akan adanya pendapat umum (dari teman dan keluarga) yang tidak menyetujui perilaku berjudi mereka (pendapat umum); adanya pengalaman beijudi di masa lalu (pengalaman masa lalu). Subjek juga menyadari bahwa mereka tidak bisa berhenti berjudi sebelum mendapatkan kemenangan dari judinya. Untuk mengurangi keadaan disonansi tersebut, subjek mencoba untuk mengubah elemen kognitif lingkungan, mengubah elemen tingkah * laku, menghindari situasi disonansi kognitif, dan menambah elemen kognitif baru. Selain itu, keempat subjek juga menggunakan cara lain untuk mengatasi disonansinya, yaitu dengan berjanji akan berhenti beijudi setelah menikah dan berkeluarga, setelah mendapatkan pekerjaan yang memberikan gaji yang memuaskan, dan subjek mencari lingkungan sosial yang bebas dari peijudian.
Untuk penelitian selanjutnya, dapat dipilih subjek berjenis kelamin dan tahap perkembangan yang berbeda dari subjek penelitian ini. Pengaruh teman sebaya merupakan faktor yang mengawali perilaku beijudi keempat subjek penelitian. Oleh karena itu usaha pencegahan dan antisipasi dapat dilakukan sedini mungkin oleh para orangtua terhadap anak remajanya. Untuk mencegah munculnya perilaku berjudi, seseorang sebaiknya tidak menjadikan judi sebagai sarana untuk mengatasi stress. Penjudi juga dapat mencoba masuk ke lingkungan yang lebih positif dimana tidak memberikan kesempatan untuk beijudi. Penjudi juga sebaiknya menyibukkan diri agar tidak ada waktu luang yang membuat penjudi, berpikir untuk berjudi kembali. Melihat besarnya dampak buiuk dari perilaku berjudi, perlu dibentuk suatu komunitas Gambler Anonymous, yaitu komunitas yang mengumpulkan mantan penjudi yang sudah berhenti beijudi untuk mengajak para penjudi yang belum dapat berhenti berjudi. Perilaku berjudi memang sulit untuk dihentikan dalam waktu yang singkat, oleh karena itu para penjudi perlu belajar dari pengalaman mantan penjudi mengenai bagaimana cara mengurangi dan berhenti dari ketergantungan pada judi ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieska Dwi Mayasari
"The objective of this research is to explore what types of interpretations exist regarding premarital sexual intercourse in Virgin among its female late teenagers audience. This research also aims to describe the cultural contexts, social settings, and personal experiences that surround those interpretations. Reception studies theory and the encoding -decoding model were used in this research. Employing the constructivist paradigm., it applied the qualitative approach, ethnographic method, and it is therefore descriptive in nature. Findings of this research suggests that female late teenagers possess different interpretations toward the contents of Virgin, and those interpretations are based upon cultural contexts, social settings and personal experiences."
2006
TJPI-V-2-MeiAugust2006-15
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Mayasari
"Banyak dari masyarakat kita yang berbelanja tanpa mengetahui bahwa mereka sama sekali tidak membutuhkan barang yang mereka beli. Berbelanja saat ini merupakan jawaban alas segata kebutuhan dan keinginan dari konsumen, walaupun dewasa ini motif sosial menjadi latar belakang yang panting untuk ditelusuri, karena berbelanja merupakan salah satu aktivitas yang konsumtif. Dan semakin berkembangnya gaya hidup masyarakat terutama di kota-kota besar menyebabkan berbelanja bukan hanya sekedar suatu aktivitas pembelian barang atau jasa, tetapi sesungguhnya lebih rumit dan kompleks dibandingkan yang kelihatan di permbkaan.
Pada karya akhir ini digunakan pendekatan perilaku konsumen sebagai acuan untuk melihat lebih jauh proses yang terjadi pada saat individu atau konsumen memilih, membeli, menggunakan, dan membuang barang atau jasa yang dibelinya, ide bahkan pengalaman yang pernah dialaminya yang kesemuanya itu berguna bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen itu sendiri. Sudut pandang individu atau konsumen sebagai pemegang peran mengakibatkan individu tersebut memiliki cara pandang, aturan bahkan penampilan yang berbeda pula yang sejalan dengan peran yang dilakoninya, selain dari tuntutan akan perubahan jaman dan gaya hidup dimana individu itu berada.
Factory outlet di Bandung merupakan salah satu alternatif tempat belanja yang menyenangkan bagi sebagian besar masyarakat Jakarta. Mengingat pertumbuhan factory outlet di kawasan tersebut semakin ramai. Padahal sat ini banyak pula factory outlet yang berdiri di Jakarta, tetapi mengapa tetap saja konsumen pergi ke factory outlet yang ada di Bandung. Apa yang ada di pikiran dan benak sebagian besar konsumen Jakarta pada saat mereka memilih untuk lebih berbelanja ke factory outlet di Bandung ? Sebagai wadah bare, factory outlet telah menjadi suatu daya tank tersendiri. Factory outlet menjadi penyedia sarana untuk memenuhi dorongan konsumtif dengan iming-iming harga yang murah, yang sangat jauh berbeda dibandingkan produk aslinya sehingga terus-menerus menjadi pendorong bagi konsumen untuk membeli barang-barang yang mungkin sesungguhnya tidak terlalu dibutuhkan. Tidak aneh jika banyak konsumen di Jakarta yang rela bennacet-macet di jalan raya pada akhir minggu, menyetir mobil dari Jakarta ke Bandung, hanya demi sekedar satu atau dua potong pakaian_ Pada hari libur atau akhir minggu, factory outlet tersebut penuh dijejali oleh pengunjung yang sebagian besar adalah konsumen dari Jakarta.
Nita dapat melihat bahwa masing-masing individu tersebut memiliki persepsi yang berbeda tentang pilihan mereka untuk tetap datang ke factory outlet di Bandung. Persepsi itu sendiri diartikan sebagai suatu proses bagaimana suatu rangsangan dari luar diartikan, dipilih dan dianalisa melalui panca indera manusia. Belum lagi pengaruh dari prang lain yang ikut menentukan apa yang menjadi keinginan konsumen sangatlah kuat. Hal tersebut dipandang sebagai purlieu mengapa konsumen di Jakarta memilih pergi ke Bandung dari sekian banyaknya pilihan factory outlet di Jakarta. Meski setelah penelitian dilakukan, ternyata atribut yang didapat belum memenuhi sepenuhnya gambaran dari persepsi yang ada di benak konsumen, tetapi atribut dasar seperti faktor kualitas barang, pelayanan, harga dan pengalaman belanja di factory outlet Bandung tetap merupakan faktor kunci bagi pengembangan atribut persepsi selanjutnya.

Some people shop even though they do not necessarily intend to buy anything at all, whereas others have to be dragged to a mall. Shopping is a way to acquire need products and services, but social motives for shopping also are important. Shopping is an activity that can be performed for either utilitarian or hedonic. Indeed, some researchers suggest that most woman shop to love while men are shop to win. Obviously, there are many exceptions to this view points, but nonetheless it is clear that the reason we shop are more complex than may appear on the surface.
In this research, using the consumer behavior approach as a general guideline to see the processes involved when individuals or groups select, purchase, use or dispose of products or services, ideas, or even experiences to satisfy needs and desires. The perspective of role theory takes the view that much of consumer behavior resembles actions in play, and as in a play, each consumer has a different lines, props and costume necessary to put on a good performance., instead of the dynamical changing in the urban lifestyles where the people takes place.
Factory Outlet in Bandung is one of the alternatives to go for most people in Jakarta. As these factory outlet growth very fast in that area, even there are many similar factory outlet in Jakarta. But why people prefer go to Bandung then ? What is on their mind while they are deciding go to Bandung for shopping even only for one or two pieces cloths? We might say that factory outlet is becoming a new phenomena at this point that they provide such a hedonic consumption, low price in order to attract people buying without knowing they need it or not. It is common today for seeing many people in Jakarta facing the heavy traffic way to Bandung on weekend and long holiday.
We may see that each of them have their own perceptions, needed or desires. Perception is the process by which these sensation or immediate response are selected, organized, and interpreted in order to give them meaning. Perceptions of brand comprise both its functional attributes and symbolic attributes. As we generally think that consumer is a person who identifies a need or desires, making a purchase decision and pass the three stages of consumption process. In many cases, different people may be involved in this sequence of events_ The purchaser and user might not be the same person. Another person may act as influencer, providing recommendation for certain products without actually buying or using them. Finally, consumers may take the decision involved in purchasing products that will be used by many.
After analyzing the product attribute that might have correlations into perception, it is suggested that next research should have more widely attributed to be analyzed instead of more sample of respondent. Four perceptions attributed such as product quality, service, price and experience may become basic attributed to be explored in the next future.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Mayasari
"ISO17025:2005 mensyaratkan adanya pengendalian mutu untuk laboratorium pengujian.Laboratorium sebagai unit pelaksana teknis yang melakukan pelayanan dibidang jasa penelitian dan pengujian baik untuk instansi maupun perusahaan sangat memerlukan penerapan ISO17025:2005 untuk meningkatkan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan.Tujuan penelitian ini mengukur dan mengevaluasi kepuasan pelanggan dengan diterapkannya sistem manajemen mutu berbasis ISO17025:2005.Untuk mencapai tujuan penelitian ini strategi penelitian yang digunakan adalah metode survey serta metode analisa yang digunakan adalah analisis krelasi menggunakan program SPSS.Hasil dari penelitian ini menunjukkan faktor personil dan laporan hasil pengujian mempunyai nilai yang signifikan dalam meningkatkan kepuasan pelnggan.

ISO17025:2005 requiring a quality control in Construction testing laboratory. Laboratory, as a technically executive unit in observing and screening for government and private enterprise, is really need the practice of controlled ISO17025:2005 to increase customer satisfaction. The aim of this research is to conduct a measurement and to evaluate customer satisfaction with a practicable quality management ISO17025:2005 based. The research metodology is using survey andanali sysmethods is using correlationanaly siswith SPSS Programme. The conclusion of this research is personal competencies and report of testing result have the most significant factor for customer satisfaction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26207
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Mayasari
"Pasal 42 UU Nomor 1 Tahun 1974 mendifinisikan anak sah sebagai anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat dari suatu perkawinan yang sah. Sedangkan anak yang dilahirkan diluar perkawinan yang sah dikenal sebagai anak luar nikah. Dalam pasal 43 ayat (2) UU No. l Tahun 1974 disebutkan bahwa kedudukan anak yang dilahirkan diluar perkawinan akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Namun hingga saat ini belum ada Peraturan Pemerintah yang mengatur perihal anak luar kawin itu. Oleh karenanya, berdasarkan Pasal 66 UU Nomor 1 Tahun 1974, mengenai anak luar kawin akan digunakan ketentuan yang lama yaitu KUHPerdata. Ketentuan-ketentuan dalam KUHPerdata pada umumnya membedakan kedudukan serta perlindungan hukum antara anak luar kawin dan anak sah.
Secara hukum, anak sah memiliki kedudukan dan perlindungan hukum yang lebih kuat dibandingkan dengan anak luar kawin. Perbedaan ini dianggap tidak sesuai dengan rasa keadilan, kepatutan dan kemanusiaan. Apabila dibandingkan dengan di Belanda, sebagai negara asal KUHPerdata yang berlaku di Indonesia, perbedaan kedudukan antara anak sah dengan anak luar kawin ini sudah tidak terlalu jelas terlihat. Belanda telah banyak melakukan perkembangan dan perubahan terhadap ketentuan perundang-undangan mereka terkait kedudukan dan perlindungan hukum anak luar kawin sehingga antara anak sah dan anak luar kawin mempunyai kedudukan hukum yang setara.
Tesis ini akan membahas mengenai kedudukan dan perlindungan hukum terhadap anak luar kawin di Indonesia serta perbandingannya dengan di Belanda. Seilain itu dalam tesis ini juga akan dibahas dan dianalisa putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2142K/Pdt/1989. Penelitian ini adalah penelitian berjenis hukum yuridis normatif dengan metode kualitatif dan desain deskriptif.
Hasil penelitian menyatakan bahwa kedudukan dan perlindungan hukum anak Iuar kawin di Indonesia cukup berbeda dengan yang ada saat ini di Belanda. Ketentuan perundang-undangan terhadap kedudukan dan perlindungan hukum anak Iuar kawin di Belanda sudah banyak mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Sedangkan mengenai anak luar kawin di Indonesia masih diberlakukan ketentuan dalam KUHPerdata.
Hasil penelitian ini menyarankan agar pemerintah meninjau ulang permasalahan serta ketentuan perundang-undangan di Indonesia guna menjamin perlindungan hukurn yang penuh terhadap kedudukan anak luar kawin di Indonesia.

Article 42 of Law Number I ofthe year 1974 defined legitimate child as child born in or as a result of a legitimate marriage. While children bom outside a legitimate marriage is known as an illegitimate child. Article 43 point (2) of Law Number l of the year 1974 stated that the status of an illegitimate child shall be Further regulated on a Govemment Regulation. But up until now, there is no Government Regulation governing the subject. Therefore, pursuant to Article 66 of Law Number 1 of the year 1974, concerning the illegitimate children, will be used the old provisions of the Indonesian Civil Code. The provisions of the Indonesian Civil Code generally distinguish the legal status and protection between an illegitimate and legitimate child.
Legally, legitimate children have a stronger legal status and protection than illegitimate children. This distinction is considered incompatible with the sense of justice, decency and humanity. Compared with the Netherlands, as the country of origin of the Indonesian Civil Code, the difference between legitimate children mtd children born out of wedlock is not so clearly visible. The Dutch have done many developments and changes to their statutory provisions related to the legal status and protection of children bom out of wedlock so that there is an equal standing between legitimate children and children born outside a legitimate marriage.
This thesis will discuss the legal, status and protection of illegitimate children in Indonesia and its comparison with the Netherlands. In this thesis will also be discussed and analyzed the decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia Number 2142K/Pdt/1989. This research is a normative juridical law manifold with qualitative methods and descriptive design.
The results stated that the legal status and protection of illegitimate children in Indonesia is quite different from those currently in the Netherlands. Statutory provisions on legal status and protection of illegitimate children in the Netherlands has come trough a great progress in accordance with the development ofthe society. As for children outside of marriage in Indonesia, the provisions of the Indonesian civil code are still applicable.
The results of this study suggest that the government should review the issues and the provisions of legislation in Indonesia in order to ensure full legal protection against the position of a child outside marriage in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
T27423
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyanti Mayasari
"

Biodiesel adalah bahan bakar nabati cair yang memiliki karakteristik menyerupai minyak solar dan dapat diperoleh dari bahan baku organik sehingga sifatnya sustainable dan ramah lingkungan. Indonesia memproduksi biodiesel dari Crude Palm Oil (CPO) sejak 2006, namun terdapat permasalahan yaitu keterbatasan lahan, terganggunya ketahanan pangan dan komoditas perdagangan ekspor CPO, selain itu produksi biodiesel di Indonesia belum memiliki tata kelola yang baik serta kurangnya kebijakan yang mendorong pengembangan biodiesel sehingga target pemanfaatan biodiesel tidak tercapai.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu model sistem dinamis produksi biodiesel di Indonesia yang mengintegrasikan berbagai variabel, seperti bahan baku, lahan, produktivitas, ekspor CPO dan kebijakan, dilakukan dengan metode pemodelan sistem dinamis menggunakan piranti lunak STELLA. Model yang dihasilkan dapat membantu pencapaian target mandatori pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) di Indonesia pada tahun 2025 serta kemandirian energi dengan penghapusan impor minyak solar di Indonesia melalui simulasi skenario yang dapat digunakan untuk mengajukan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah.

Telah dihasilkan Indonesia Biodiesel Production Model (IBPM) yang memfokuskan pada peningkatan produksi biodiesel. Hasil simulasi pada model menunjukkan bahwa untuk pemenuhan target mandatori 30% biodiesel (B30) pada 2025, dibutuhkan pertumbuhan lahan 5,3%/tahun pada Perkebunan Rakyat (PR), 1,001%/tahun pada Perkebunan Besar Negara (PBN) dan 5,78%/tahun pada Perkebunan Besar Swasta (PBS) dengan kenaikan produktivitas lahan rata-rata secara bertahap hingga 14,75 Ton/Ha serta penurunan ekspor refined CPO hingga 43,05% pada tahun 2025. Sementara untuk penghapusan impor minyak solar, dibutuhkan kenaikan lahan 5,78%/tahun untuk PR, 1,0092%/tahun untuk PBN dan 6,38%/tahun untuk PBS dengan produktivitas yang naik secara bertahap hingga mencapai 14,75 Ton/Ha dan pembatasan ekspor refined CPO hanya sebesar 25,17% pada tahun 2025, nilai variabel input ini akan menghasilkan persentasi blending biodiesel sebesar 60% (B60) pada tahun 2025. Sementara itu kemungkinan penggantian minyak solar dengan biodiesel B100 belum dapat dilakukan karena dampak yang besar terhadap ekspor CPO dan hilangnya insentif biodiesel.

Beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diusulkan di antaranya pemberian izin penggunaan lahan terabaikan, insentif atau pinjaman untuk perluasan lahan, kemudahan perizinan lahan, subsidi bibit unggul dan pupuk serta perbaikan sistem irigasi untuk lahan kelapa sawit dan pembatasan ekspor refined CPO yang merupakan variabel yang paling memengaruhi peningkatan produksi biodiesel di Indonesia.


Biodiesel is a liqud biofuel that has similar characteristic with diesel oil. Biodiesel is produced from organic materials, thus it is sustainable and enviromental friendly. Indonesia has been producing biodiesel from Crude Palm Oil (CPO) since 2006, but there are some issues regarding biodiesel utilization, such as land limitation, food security and CPO export commodity threats. In addition, good management of biodiesel development in Indonesia has not achieved and the lack of supported biodiesel policies are behind the reasons why biodiesel mandate has not been reached in the last few years.

The research aims to build a system dynamics model of biodiesel production in Indonesia, which integrated all the variabels, such as feedstock, land, productivity, CPO export and policies using system dynamics modeling with STELLA software. The model will help to reach the biofuel utilization mandate in 2025 and to gain energy security in terms of elimination diesel oil import, through simulation of policies recommendation scenarios.

Indonesia Biodiesel Production Model (IBPM) has been developed, which focus on increasing of biodiesel production in Indonesia. The simulation shows, to achieve biodiesel mandate of 30% biodiesel in 2025 (B30), cultivation lands need to be increased, as 5,3%/year of small holding land, 1,001%/year of state owned land and 5,39%/year of private owned land. It is also needed to gradually increase land productivity to 14,75 Ton//Ha and decrease refined CPO export to 43,05% in 2025. Whereas to eliminate diesel oil import, land growth rate of small holding, state owned and private owned land are 5,78%/year, 1,0092%/year and 6,38%./year, respectively. Land productivity should be increased gradually to 14,75 Ton/Ha and export of refined CPO must be limited to maximum 25,17% in 2025. These adjusted variables will result biodiesel blending of 60% (B60) in 2025. Meanwhile the option to exchange diesel oil with biodiesel B100 will not be possible, since it will have a great impact on CPO export levy and biodiesel incentives.

There are some policies recommendation according to the simulated scenarios, such as acquiescence to use the abandoned agricultural land, incentive or loan to land expanding, simplicity on land licensing, subvention of quality seeds and fertilizers, improvement of palm oil irigation system and export limitation of refined CPO as the most influenced variable to increase biodiesel production in Indonesia.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Mayasari
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Eva Mayasari
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S25881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Mayasari
"Penelitian ini membahas pola wilayah kesuburan laut dan hubungannya dengan produksi ikan tangkap di Selatan Jawa Barat pada April hingga Juli 2010. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan keruangan yaitu melakukan interpretasi data citra satelit MODIS untuk melihat karakteristik wilayah front thermal dari sebaran suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a serta arah arus permukaan laut yang selanjutnya dilakukan penampalan untuk mendapatkan pola wilayah kesuburan laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola wilayah kesuburan laut di daerah penelitian yaitu semakin ke lautan lepas yaitu Samudera Indonesia tingkat kesuburannya menurun. Sedangkan produksi ikan tangkap tidak mengikuti pola wilayah kesuburan lautnya.

The objective of this research is to describe the pattern of sea water fertility and the relationship to the production of fishing ground in the Southern of West Java on April until July 2010. The method used in this research is descriptive analysis with spatial approach using interpretation satellite imagery data of MODIS to find out sea surface temperature distribution, chlorophyll-a concentration, sea surface current, and then used overlay technique to find the pattern of sea water fertility. The result of this research showed that the pattern of sea water fertility decline toward the Indonesian Ocean, while fishing ground production did not follow the pattern of sea water fertility."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S205
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ima Mayasari
"Permasalahan mengenai perkawinan yang tidak di catat di Kantor Urusan Agama perlu untuk ditelaah, sebab pencatatan perkawinan yang tercantum dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan merupakan bagian dari tertib di bidang perkawinan. Dengan adanya pencatatan setiap perkawinan akan memiliki akibat hukum dalam arti mendapat pengakuan dan perlindungan dari hukum positif. Pencatatan terhadap perkawinan adalah jaminan terhadap status hukum dari perkawinan. Perkawinan yang tidak dicatat yang lazim disebut Perkawinan Di Bawah Tangan otomatis tidak mempunyai akibat hukum sehingga posisinya lemah dihadapan hukum positif.
Skripsi ini membahas Perkawinan Di Bawah Tangan yang terjadi di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang meliputi penyebab yang melatarbelakangi perkawinan yang tidak dicatat di Kantor Urusan Agama (KUA) dan akibat hukum yang ditimbulkan. Metode Penelitian yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan tipe penelitian berupa case study (studi kasus) perkawinan Di Bawah Tangan yang terjadi di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
Pada akhir pembahasan skripsi ini menyimpulkan faktor yang menjadi penyebab tidak dicatatnya perkawinan yang menyimpang dari ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undangundang No. 1 Tahun 1974 yang merupakan aturan pencatatan perkawinan dan akibat hukum yang ditimbulkan, sebagai jawaban terhadap Akibat Hukum Perkawinan Yang Tidak Dicatat Di Kantor Urusan Agama (Studi Kasus Perkawinan Di Bawah Tangan di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang)."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
S21107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>