Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Pemantauan terapi obat (PTO) adalah rangkaian proses kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat (MTO). Risiko MTO meningkat pada pasien lanjut usia dengan banyak penyakit penyerta (komorbid) akibat polifarmasi yang diterimanya. Pada penelitian ini, dilakukan kegiatan PTO terhadap pasien rawat inap atas nama Tn. B dengan diagnosis Pneumonia, PPOK Eksaserbasi Akut, Unstable Angina Pectoris, dan Hipertensi. Pasien yang dipilih termasuk dalam kalangan yang rentan terhadap penyakit di atas, yaitu berusia di atas 65 tahun, memiliki riwayat kebiasaan merokok, disertai riwayat penyakit PPOK dan Hipertensi. Data yang diperoleh selama kegiatan PTO dianalisa dan dikaji berdasarkan kategori MTO menurut Hepler dan Strand menggunakan metode SOAP. Ditemukan dua MTO yang diidentifikasi pada terapi pasien selama periode PTO, yaitu masalah terkait pemilihan obat, dan interaksi obat dengan obat. Tindak lanjut yang direncanakan terkait MTO yaitu dengan memberikan rekomendasi pilihan terapi alternatif, dan dilakukannya monitoring untuk memantau keberhasilan terapi pada pasien. Selain itu, kegiatan PTO terhadap Tn. B menunjukkan bahwa terapi yang diberikan kepada pasien sudah sesuai dengan pedoman pengobatan tatalaksana terapi Pneumonia, PPOK Eksaserbasi Akut, Unstable Angina Pectoris, dan Hipertensi.

Drug therapy monitoring (DTM) ensures safe, effective, and rational drug therapy for patients. Patients who receive drug therapy are at risk of experiencing drug-related problems (DRP). The risk of DRP increases in elderly patients with many comorbidities due to the polypharmacy they receive. In this study, DTM activities were carried out for inpatients on behalf of Mr. B with a diagnosis of Pneumonia, Acute Exacerbation of COPD, Unstable Angina Pectoris, and Hypertension. The selected patients are among those susceptible to the above diseases, namely those aged over 65 years who have a history of smoking habits accompanied by a history of COPD and hypertension. The data obtained during the DTM activities were analyzed and reviewed based on the DRP category according to Hepler and Strand using the SOAP method. Two DRPs were identified in the patient's therapy during the DTM period: problems related to drug selection and drug-drug interactions. Planned follow-up related to DRP is by providing recommendations for alternative therapy options and monitoring the success of therapy in patients. In addition, DTM activities towards Mr. B indicate that the therapy given to the patient already follows the guidelines for treating Pneumonia, Acute Exacerbation of COPD, Unstable Angina Pectoris, and Hypertension."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Peningkatan persentase resistensi antimikroba (AMR) yang cukup tinggi di Indonesia disebabkan oleh penggunaan antimikroba yang tidak tepat, terutama dalam pelayanan kesehatan. Salah satu cara untuk mengatasi AMR adalah dengan mengoptimalkan penggunaan antibiotik. Maka dari itu, diperlukan evaluasi penggunaan antibiotik di fasilitas pelayanan kesehatan untuk memastikan optimalisasi penggunaan antibiotik tersebut. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi penggunaan antibiotik secara kuantitatif dengan metode ATC/DDD di Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu pada periode 2021. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder berupa Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) periode 2021 milik Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu yang diperoleh dari arsip LPLPO di Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2022 berdasarkan jenis antibiotik, rute pemberian, dan klasifikasi ATC yang telah ditetapkan oleh WHO. Setelah itu dihitung total kekuatan antibiotik yang digunakan, serta analisis kuantitatif menggunakan metode DDD/1000 penduduk/hari. Berdasarkan persentase pemakaian dan nilai DDD/1000 penduduk/hari, lima antibiotik yang paling banyak digunakan yaitu Amoksisilin (52,78%; 0,4284 DDD), Azitromisin (18,86%; 0,1531 DDD), Siprofloksasin (8,08%; 0,0655 DDD), Sefadroksil (5,85%; 0,0475 DDD), dan Doksisiklin (5,09%; 0,0413 DDD). Jumlah total penggunaan antibiotik di Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu selama tahun 2021 yaitu sebesar 6228,80 DDD dan 0,8116 DDD/1000 penduduk/hari.

The increase in the percentage of antimicrobial resistance (AMR) in Indonesia is relatively high and primarily caused by inappropriate use of antimicrobials, especially in healthcare services. One way to address AMR is by optimizing the use of antibiotics. Therefore, it is necessary to evaluate the use of antibiotics in healthcare facilities to ensure their optimal use. This study quantitatively evaluated antibiotic usage using the ATC/DDD method at the Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu during the period 2021. Data collection was done retrospectively using secondary data, specifically the Drug Use and Request Form (LPLPO) for 2021, obtained from the archives of the Puskesmas Kecamatan Jatinegara. The data were processed using Microsoft Excel 2022, categorized by antibiotic type, administration route, and WHO-established ATC classification. Subsequently, the total antibiotic strength used was calculated, and quantitative analysis was performed using the DDD/1000 inhabitants/day method. Based on the percentage of usage and DDD/1000 inhabitants/day values, the five most commonly used antibiotics were Amoxicillin (52.78%; 0.4284 DDD), Azithromycin (18.86%; 0.1531 DDD), Ciprofloxacin (8.08%; 0.0655 DDD), Cefadroxil (5.85%; 0.0475 DDD), and Doxycycline (5.09%; 0.0413 DDD). The total amount of antibiotics used at the Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu in 2021 was 6228.80 DDD and 0.8116 DDD/1000 inhabitants/day."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Ketoprofen merupakan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat pilihan untuk mengobati penyakit sendi seperti rheumatoid arthritis (RA) dan osteoarthritis (OA). Industri farmasi selaku pihak yang memiliki wewenang atas kegiatan produksi obat harus membuat obat yang sesuai dengan tujuan penggunaannya dan tidak menimbulkan risiko membahayakan bagi penggunanya. Salah satu cara untuk menjamin mutu obat adalah dengan melakukan pengawasan mutu selama proses produksi berlangsung. Setiap metode yang digunakan untuk pengujian mutu obat harus mampu memberikan hasil terpercaya sehingga diperlukan adanya proses validasi ataupun verifikasi sebelum metode analisis tersebut digunakan sebagai pengujian rutin. Pada penelitian ini, dilakukan verifikasi metode analisis penetapan kadar bahan baku Ketoprofen secara titrimetri berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi VI. Rangkaian kegiatan verifikasi metode analisis penetapan kadar bahan baku Ketoprofen meliputi pengumpulan informasi, pembuatan dan pelaksanaan protokol, pengumpulan dan pengolahan hasil, serta pembuatan dan penyusunan laporan hasil verifikasi metode analisis. Metode analisis penetapan kadar bahan baku Ketoprofen menggunakan metode titrimetri berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi VI telah diverifikasi di Laboratorium Pengawasan Mutu PT. Kalbe Farma Tbk., dilakukan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku, serta memberikan hasil analisis yang konsisten dan sesuai dengan kriteria penerimaan sehingga dapat digunakan sebagai metode analisis yang sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk penetapan kadar bahan baku Ketoprofen.

Ketoprofen is a non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) widely used as a preferred medication for treating joint diseases such as rheumatoid arthritis (RA) and osteoarthritis (OA). Pharmaceutical industries, as authorities responsible for drug production, must create medicines that are appropriate for their intended use and do not pose any risks to users. One way to ensure the quality of drugs is by conducting quality control during the production process. Every method used for testing the quality of drugs must provide reliable results, necessitating a validation or verification process before the analytical method can be employed for routine testing. In this study, the verification of the analytical method for determining Ketoprofen raw material content through titration was conducted based on the Indonesian Pharmacopoeia VI Edition. The activities involved in verifying the analytical method for determining the Ketoprofen raw material content included gathering information, protocol preparation, implementation, data collection and processing, and preparing and compiling the verification method results report. The analytical method for determining the Ketoprofen raw material content using titration based on the Indonesian Pharmacopoeia VI Edition has been verified in the Quality Control Laboratory of PT. Kalbe Farma Tbk., performed according to the applicable procedures and regulations and provided consistent analysis results that meet the acceptance criteria. Therefore, it can be used as an appropriate analytical method to determine the content of Ketoprofen raw material."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Diabetes dan penyakit tukak lambung atau maag secara berturut-turut menempati peringkat 3 dan 46 di antara 50 penyakit penyebab kematian terbanyak di Indonesia menurut data terbaru WHO pada tahun 2020. Perburukan kondisi diabetes maupun maag dapat dicegah dengan mengonsumsi obat, dengan atau tanpa suplemen makanan tambahan yang sesuai. Untuk memastikan bahwa suplemen yang direkomendasikan oleh apoteker di apotek dapat bermanfaat bagi pasien, perlu dilakukan evaluasi dasar terlebih dahulu. Pada penelitian ini, dilakukan analisis keamanan, efikasi, dan cost-benefit terhadap suplemen untuk kesehatan lambung dan penderita diabetes di Apotek Roxy Rawakalong. Analisis keamanan dan efikasi dilakukan dengan studi literatur, sementara analisis cost-benefit ditentukan dengan melakukan perbandingan keuntungan yang diperoleh untuk setiap butir suplemen terhadap keuntungan yang diperoleh untuk setiap butir obat generik yang umumnya dikonsumsi oleh pasien. Berdasarkan analisis terhadap suplemen Health+Care Dancare dan Health+Care Sinachol yang tersedia di Apotek Roxy Rawakalong, ditemukan bahwa efikasi suplemen tersebut sesuai dengan klaim yang tertera pada kemasan. Analisis keamanan menunjukkan bahwa kedua suplemen tersebut aman digunakan bersama obat rutin lainnya meskipun studi mengenai penggunaan jangka panjang masih terbatas. Analisis cost-benefit menunjukkan bahwa setiap butir Health+Care Dancare dan Health+Care Sinachol yang terjual dapat menghasilkan keuntungan berturut-turut sebesar Rp2.320 dan Rp1.160 bagi Apotek Roxy Rawakalong.

Diabetes and peptic ulcers consecutively rank 3rd and 46th among Indonesia's top 50 causes of death, according to the latest data from the WHO in 2020. The worsening of both diabetes and peptic ulcers can be prevented by taking medication, with or without appropriate dietary supplements. A baseline evaluation is necessary to ensure that the supplements recommended by pharmacists in the pharmacy are beneficial for patients. This study conducted a safety, efficacy, and cost-benefit analysis on supplements for gastric health and patients with diabetes at Apotek Roxy Rawakalong. Safety and efficacy analyses were performed through literature studies. In contrast, the cost-benefit analysis was determined by comparing the benefits obtained for each supplement item with those obtained for each commonly consumed generic drug by patients. Based on the analysis of Health+Care Dancare and Health+Care Sinachol supplements available at Apotek Roxy Rawakalong, it was found that the efficacy of these supplements aligns with the claims stated on their packaging. The safety analysis indicates that both supplements can be safely used alongside other routine medications, although long-term usage studies are still limited. The cost-benefit analysis shows that each sold item of Health+Care Dancare and Health+Care Sinachol can generate consecutive profits of Rp2,320 and Rp1,160 for Apotek Roxy Rawakalong."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) berperan sebagai distributor serta penghubung antara pemasok bahan baku ke industri farmasi, maupun industri farmasi ke fasilitas kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai distributor obat dan/atau bahan obat, diperlukan standar untuk mengatur cara distribusi yang baik untuk memastikan terjaganya mutu selama proses distribusi. Salah satu hal penting dalam proses distribusi oleh PBF adalah penyimpanan yang memiliki ketentuan berbeda tergantung kategori atau jenis produknya. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kesesuaian penyimpanan obat reguler, cold-chain product, psikotropika, dan prekursor farmasi di salah satu PBF terbesar di Indonesia, yaitu PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) terhadap CDOB 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan di lapangan (observasi) dan melalui kegiatan tanya-jawab dengan narasumber (wawancara). Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian menggunakan metode evaluasi deskriptif dan analisis campuran dengan skala Guttman, PT APL-JDC telah memenuhi 90,91% (10 dari total 11 poin) ketentuan penyimpanan obat reguler menurut CDOB 2020, 83,33% (5 dari total 6 poin) ketentuan penyimpanan cold-chain product menurut CDOB 2020, serta 100% (3 dari total 3 poin) ketentuan penyimpanan psikotropika dan prekursor farmasi menurut CDOB 2020.

Pharmaceutical Wholesalers (PBF) act as distributors and intermediaries between suppliers of raw materials to the pharmaceutical industry, as well as the pharmaceutical industry to healthcare facilities. In carrying out its role as a distributor of drugs and pharmaceutical materials, PBF requires a standard to regulate suitable distribution methods to ensure quality is maintained during the distribution process. One of the crucial things in the distribution process by PBF is storage which has different provisions depending on the category or type of product. This study evaluated the suitability of regular drug storage, cold-chain products, psychotropics, and pharmaceutical precursors at one of the largest PBFs in Indonesia, namely PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) for CDOB 2020. Data was collected through field observations and question-and-answer activities with informants (interviews). Based on the results of the conformity evaluation using the descriptive evaluation method and mixed analysis with the Guttman scale, PT APL-JDC has complied with 90.91% (10 out of a total of 11 points) of the regular drug storage requirements according to CDOB 2020, 83.33% (5 out of a total of 6 points) provisions for storage of cold-chain products according to CDOB 2020, and 100% (3 out of a total of 3 points) provisions for storage of psychotropics and pharmaceutical precursors according to CDOB 2020."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Pembalut luka yang ideal tidak hanya menutupi dan melindungi area yang terdampak, tetapi juga dapat menciptakan lingkungan yang optimal di lokasi luka untuk memfasilitasi penyembuhan. Hidrogel merupakan kandidat pembalut luka yang ideal karena kemampuannya untuk menyerap air sehingga mampu menjaga lingkungan lembap di sekitar luka dan membantu menyerap eksudat dari permukaan luka. Pada penelitian ini, dibuat hidrogel menggunakan dua polimer alami, yaitu kitosan dan natrium alginat yang diketahui memiliki biokompatibilitas yang baik dan biodegradabilitas yang tinggi. Hidrogel kitosan/alginat dibuat menggunakan dua cara berbeda, yaitu dengan taut silang fisik menggunakan CaCl2 dan taut silang kimia menggunakan genipin. Untuk melihat perbedaan antara kedua hidrogel yang dibuat, dilakukan karakterisasi morfologi, struktural, pola difraksi sinar-X, dan stabilitas termal masing-masing menggunakan SEM, FTIR, XRD, dan DSC. Selain itu, juga dilakukan uji kemampuan mengembang, kecepatan evaporasi air, dan evaluasi sifat mekanis dari hidrogel. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa hidrogel kitosan/alginat berhasil ditaut silang dengan dua cara berbeda, serta menunjukkan kompatibilitas yang baik. Hasil evaluasi sifat mekanis menunjukkan kekuatan peregangan yang lebih rendah untuk hidrogel dengan taut silang fisik dibandingkan hidrogel dengan taut silang kimia. Nilai evaporasi air setelah 24 jam yaitu 12,12 ± 0,46% untuk hidrogel dengan taut silang fisik, dan 11,78 ± 1,33% untuk hidrogel dengan taut silang kimia. Sedangkan indeks mengembang maksimum berada pada nilai 105,71 ± 8,78% untuk hidrogel dengan taut silang fisik, dan 46,91 ± 8,49% untuk hidrogel dengan taut silang kimia. Meskipun terdapat perbedaan pada hasil karakterisasi dan evaluasi, baik hidrogel kitosan/alginat dengan taut silang fisik maupun kimia memiliki potensi sebagai pembalut luka yang baik.

An ideal wound dressing covers and protects the affected area and creates an optimal environment at the wound site to facilitate wound healing. Hydrogel is an ideal wound dressing candidate because of its ability to absorb water which can help maintain a moist environment around the wound and absorb exudate from the wound surface. In this study, hydrogels were made using two natural polymers, chitosan, and sodium alginate, which are known to have good biocompatibility and high biodegradability. Chitosan/alginate hydrogels were made using two different methods: physical crosslinking using CaCl2 and chemical crosslinking using genipin. To observe the differences between the two hydrogels, morphological, structural, X-ray diffraction patterns, and thermal stability characterization was conducted using SEM, FTIR, XRD, and DSC, respectively. In addition, the swelling ability test, water evaporation rate, and the evaluation of the mechanical properties of the hydrogel were also carried out. The characterization results showed that the chitosan/alginate hydrogel was crosslinked in two different ways and showed good compatibility. The evaluation of the mechanical properties showed that the tensile strength was lower for hydrogels with physical crosslinks compared to hydrogels with chemical crosslinks. The value of water evaporation after 24 hours was 12.12 ± 0.46% for hydrogels with physical crosslinks and 11.78 ± 1.33% for hydrogels with chemical crosslinks. Meanwhile, the maximum swelling index was 105.71 ± 8.78% for hydrogels with physical crosslinks and 46.91 ± 8.49% for chemical crosslinks. Although there are differences in the results of the characterization and evaluation that have been done, both chitosan/alginate hydrogels with physical and chemical crosslinks have potential as good wound dressings."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library