Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ari Arfianto
Abstrak :
Masalah kesejahteraan hidup merupakan fenomena yang sering terjadi pada kehidupan ibu pekerja akibat adanya peran yang berlebih. Sumber dan bentuk dukungan sosial merupakan faktor penting bagi ibu pekerja untuk mencapai kesejahteraan subjektif dan psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan sumber dan bentuk dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif dan psikologis pada ibu pekerja. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel adalah 374 orang. Pengambilan sampel dengan metode cluster random sampling pada ibu pekerja di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Variabel dianalisis dengan korelasi Pearson. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara sumber dan bentuk dukungan sosial dengan kesejahteraan ibu pekerja (p value 0,000). Selain itu didapatkan variabel orang yang tinggal serumah sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kesejahteraan subjektif dan tingkat pendidikan sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini merekomendasikan kepada pelayanan keperawatan jiwa masyarakat maupun perusahaan yang mempekerjakan ibu rumah tangga untuk menyediakan pelayanan kesehatan jiwa dalam membantu ibu pekerja mencapai kesejahteraan subjektif dan psikologis. ...... Well-being issue is a problem in working mother that cause by overload role in their life. Source and type of social support is an important factor for working mother to achieve subjective and psychological well-being. The purpose of this research was to identify correlation between source and type of social support with subjective and psychological well-being in working mother. This study used cross sectional design. 374 working mothers was recruited by cluster random sampling. Variables were analyzed by Pearson correlation test. The result of this research showed that source and type of social support have significant correlation with subjective and psychological well-being (p value 0,000). This research also found that variable people live at home as the most associated factor with subjective well-being and education as the most associated factor with psychological well-being. This research recommends to community mental health nursing and companies that employ women especially working mother to provide mental health service to help them achieve their subjective and psychological well-being.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ari Arfianto
Abstrak :
Terapi penerimaan dan komitmen (TPK) sering digunakan untuk mengatasi masalah gangguan jiwa. TPK meningkatkan fleksibilitas psikologis individu agar mampu menerima pengalaman masalah lalu yang tidak menyenangkan dan membangun komitmen perilaku baru yang lebih baik. TPK dapat menjadi pilihan dalam mengatasi masalah harga diri rendah kronis (HDRK). Tujuan karya ilmiah ini adalah menjelaskan penerapan TPK pada klien HDRK di rumah sakit jiwa daerah Jawa Barat. Sebanyak 25 klien HDRK mendapatkan TPK dengan jumlah 4 sesi. Hasilnya menunjukkan bahwa tanda gejala kognitif turun 92,16%; tanda gejala afektif turun 85,31%; tanda gejala fisiologis turun 89,23%; tanda gejala perilaku turun 88,41%; tanda gejala sosial turun 85,96%; kemampuan menerimaan dan berkomitmen meningkat 66,00%. Penerapan TPK direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan untuk klien HDRK. TPK 4 sesi ini juga perlu diuji keefektifannya melalui riset dan pengaruhnya pada diagnosis keperawatan lain. ......Acceptance and commitment therapy (ACT) is often used to solve the mental health problem. ACT increasing the individual psychological flexibility to enable him to receive unpleasant experiences and problems and build commitment to new and better behaviors. ACT can be one of solutions to resolve chronic low self-esteem. The purpose of this study was to explain the application of ACT in chronic low self-esteem to hospitalized clients at Mental Hospital in West Java. Twenty-five clients with chronic low self-esteem received 4 sessions of ACT. The results were cognitive signs and symptoms decreased 92,16%; affective signs and symptoms decreased 85,31%; physiological signs and symptoms decreased 89,23%; behavior signs and symptoms decreased 88,41%; social signs and symptoms decreased 85,96%; and the patient?s ability to accept and commit increased up to 66,00%. It is recommended that ACT is implemented as nursing specialized therapy to chronic low self-esteem clients. Four sessions of ACT also need to be tested for its effectiveness through research and its effect in other nursing diagnosis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library