Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Musa
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai analisis kosakata Kleinanzeigensprache yang termasuk ke dalam ragam bahasa remaja atau yang dikenal dengan Jugendsprache dalam bahasa Jerman. Bahasa tersebut banyak digunakan oleh kalangan remaja Jerman di internet terutama pada platform media sosial Facebook karena dianggap menarik dan mempunyai struktur kata unik yang membuatnya berbeda dari bahasa Jerman resmi. Hal tersebut dapat dilihat dari contoh empat buah status dan komentar yang diambil dari grup Facebook Rolfarmy yang  merupakan korpus dari penelitian ini. Melalui metode deskriptif kualitatif dan teknik purposive sampling dalam pengambilan data, didapatkan hasil berupa klasifikasi kata-kata Kleinanzeigensprache yang mempunyai karakteristik dalam pembentukan katanya berupa perubahan morfologis, fonetis, dan perubahan makna kata yang dihasilkan dari peminjaman kata dari bahasa asing, pergeseran makna kata, perubahan leksikal kata tanpa mengubah makna kata, penulisan kata yang mengikuti pengucapannya secara fonetis, perubahan kelas kata dari nomina menjadi verba, permainan kata, dan penyingkatan kata.
This research discusses about Kleinanzeigensprache vocabulary analysis which belongs to a variety of Teen Languages or known as Jugendsprache in German. This language is widely used by German teenagers on the internet, especially on the Facebook because it has a unique word structure that makes it different from official German language. This can be seen from the example of four statuses and comments taken from the Facebook group Rolfarmy which is the corpus of this research. Through qualitative descriptive methods and purposive sampling techniques, the results obtained are in the form of Kleinanzeigensprache words classification has characteristics in the form of morphological, phonetic changes, and changes in the meaning of words resulting from borrowing words from foreign languages, shifting the meaning of words, changing lexical words without changing the meaning of words, writing words that follow their phonetic pronunciation, changing the class of words from nouns to verbs, word plays, and abbreviating words.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Musa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang produksi dan distribusi di Kabupaten Majalengka Kabupaten Majalengka merupakan satu diantara 10 kabupaten endemis GAKY di Jawa Barat yang mempunyai permasalahan distribusi garam beryodium belum menjangkau secara merata wilayah kabupaten. Jenis Penelitian adalah penelitian operasional, menggunakan triangulasi proses berupa pemanfaatan data sekunder, wawancara mendalam, dan observasi lapangan. Sumber informasi antara lain Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagamgan Majalengka, tiga orang Kepala Pasar, beberapa orang Pedagang gosir dan eceran di pasar, dan warung-warung. Data sekuader diolah dan disajikan dalam tabel frekuensi dan dianalisa secara deskriptif Sedangkan analisis domain dilakukan untuk mengolah hasil wawancara mendalam dan observasi lapangan. Penelitian ini menyajikan informasi bahwa produksi garam beryodium di Majalengka hanya dapat memenuhi 18°% kebutuhan. Tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk suplementasi unsur yodium bagi masyarakat, karena mutunya kurang mengandung kadar yodium < 40 ppm. Kebutuhan garam beryodium di Kabupaten Majalengka 82% dipenuhi oleh produsen garam dari kabupaten lain di Jawa Barat diantaranya dari Kabupaten Cirebon, Karawang, den Subang, Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Jawa Timur. Ketersediaan garam dari sisi jumlahnya tidak menjadi masalah karena tersedia berbagai bentuk garam (halus, curah, briket dan krosok), bermacam-macam merek, ukuran dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Ketersediaan garam beryodium dilihat dari mutunya, hanya 47,9% yang tersedia di pasar-pasar dan 49,9% dari garam yang dijual di warung - warung mengandung kadar yodium cukup (>40 ppm), 28% diantaranya baik yang ada di pasar maupun warung tidak mengandung yodium(O ppm). Terutama 40 - 63.5% garam briket dan lebih dari 70 % garam krosok tidak mengandung yodium. Distribusi garam beryodium yang dilakukan oleh produsen adalah melalui grosir dan pedagang eceran di warung-warung atau langsung ke warung. Untuk menjamin ketersediaan garam beryodium yang memenuhi syarat yaitu mengandung kadar yodium 40 ppm di Kabupaten Majalengka diperlukan Peraturan daerah untuk mengatur pengadaan dan penyaluran garan beryodium di daerah ini pembinaan tehnis produksi, bimbingan dan bantuan permodalan kepada produsen yang ada di Majalengka, serta meningkatkan pengawasan garam yang beredar dengan lebih meningkatkan peran Kepala Pasar, Pedagang di pasar-pasar dan Staf Puskesmas. Sejalan dengan upaya menggalakkan konsumsi garam beryodium kepada masyarakat. ......The Production and Distribution of Iodized Salt in Kabupaten Majalengka, West Java, 1998An operational study on iodized salt were conducted in Kabupaten Majalengka, West Java The objectives were to investigate the role of local products in supplying the iodized salt in the kabupaten and the levels of iodine in the salt available in the area. The triangulation process of secondary data, in-depth interviews and observations were used in this study. The respondents were; the head of local office of the Ministry of Industrial and Business, 3 market supervisors; several distributors and retailers in 3 markets, and small shops (warung). Secondary data were analyzed descriptively, and domain analysis was employed to data collected by in-depth interviews and observations. It was found that local salt production contributed only 18 % of required iodized salt in the areas, and the rest 82% were supplied from kabupaten Cirebon, Karawang, Subang, Central Java and East Java. In additions the local production salt contained iodine of less than 40 PPM. The problem of salt in kabupaten Majalengka was not in the quantity but in the quality. Only 47.9% of salt in the market and 49.9% of the salt available in warung contained iodine 40 PPM. More than 50% about 28% contained less than 40 PPM. About 40-36.5 % of brick salt and 70% of crystal or granular salt have no iodine. To ensure the avordability of iodated salt it was suggested that produces locally, and that came into the area contained sufficient iodine. Local procedures should be nurtured in the technical aspect of production, guidance in storing and distribution. credits for capital. Salt that come from outside the area should be monitored and only those that contain iodine X40 PPM are allowed to be sold in the market However, this can only be done there are local regulations on the production and distribution of salt in Kabupaten Majalengka. Monitoring of the quality of the salt in the market should be enhanced by promoting more involvement of market supervisors, distributors, retailers and health center.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Musa
Abstrak :
Penelitian tentang konflik dan kegiatan Kepolisian dengan pemecahan masalah di terminal Kalideres ini menempatkan gejala tersebut dalam konteks tingkah laku kekerasan kolektif yang dapat mengarah pada corak etno religion localism apabila penanganannya tidak dapat dikelola dengan baik sebab masyarakat di sekitar terminal bus Kalideres terdiri dani masyarakat majemuk. Dengan demikian, unsur yang menjadi unit analisis adalah kolektifitas dan pemecahan masalah yang beriorientasi pada situasi menang-menang atau win-win solution, sehingga potensi konflik atau konflik yang terjadi tidak menjadi besar dan tidak menimbulkan dampak negatif yang dapat meresahkan masyarakat. Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah metodologi kualitatif dengan cara pengamatan terlibat dan wawancara dengan pedoman serta kajian dokumen. Peneliti mengamati faktor-faktor penyebab terjadinya konflik dan kekerasan antar-kelompok yang terjadi selama tahun 2004-2005. Disain penelitian adalah studi kasus. Pengumpulan data mempergunakan teknik pengamatan dan wawancara. Penanggulangan kelemahan penelitian dilakukan dengan memperbanyak sumber data metalui berbagai media dan keterlibatan langsung peneliti dalam pencaharian data. Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor mendasar yang menyebabkan terjadinya konflik dan kejahatan kekerasan antarkelompok. Faktor tersebut berupa pendorong struktural, yaitu terdapatnya persaingan, ketidakadilan, perbedaan budaya antarkelompok yang menimbulkan ketegangan. Hal ini disebarluaskan kepada anggota kelompok hingga terjadi upaya mobilisasi kolektif, yang dipicu oleh suatu peristiwa dan intervensi aparat pengendali sosial format yang tidak maksimal sehingga terjadi kejahatan kekerasan kolektif. Penyelesaian permasalahan konflik dan kejahatan kekerasan antarkelompok dilakukan melalui pertama, faktor persaingan dilakukan upaya menciptakan goal bersama yang menyangkut kepentingan bersama (superordinate goal) dan mencairkan polarisasi antara dua kutub yang berkonflik. Kedua, faktor ketidak-adilan dilakukan melalui upaya pendekatan negosiasi, membangkitkan kepercayaan (trust) dan arbitrasi. Ketiga, faktor perbedaan budaya melalui pendekatan mediasi dan dialog blending atau mengurangi perbedaan yang ada, mencari persamaan, dan berangkat dari persamaan untuk mengurangi perbedaan dengan bersama-sama berangkat menuju titik tengah. Penyelesaian konflik dengan cara-cara di atas, untuk 'sementara waktu' dapat mencairkan situasi yang sempat memanas dan meredakan konflik dan kekerasan antar-kelompok. Kesimpulan peneliti adalah proses terjadinya konflik dan kejahatan kekerasan antar-kelompok di terminal bus Kalideres, pada dasarnya sesuai dengan teori tingkah laku kolektif dari Smelser dan budaya kelas bawah (lower class culture).
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Musa
Abstrak :
ABSTRAK
PT. Garuda Indonesia adalah suatu perusahaan jasa penerbangan berjadwal, yang melayani baik jalur domestik maupun internasional, hingga saat ini untuk jalur internasional yang dilayani adalah sebanyak 30 kota. Salah satu jalur penerbangan internasional tersebut adalah dari Los Angeles ke Indonesia dan Garuda Indonesia merupakan satu-satu perusahaari penerbangan yang menawarkan penerbangn langsung dari Los Angeles ke Indonesia.

Walau jumlah wisatawan Amerika Serikat yang ke Indonesia dari tahun ke tahun terjadi kenaikan, tetapi sebaliknya pangsa pasar yang didapat oleh Garuda Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan.

Didalam melakulcan strateji promosinya, Garuda Indonesia tidak didukung dengan bauran promosi/komunikasi yang tepat. Hal ini terjadi karena :

Pertama, anggaran biaya promosi yang terlalu kecil bila di bandingkan dengan para pesaing, disamping itu Garuda Indonesia juga menanggung beban untuk rnempromosikan daerah tujuan wisata, karena promosi dari pemerintah Indonesia dalam mempromosikan tujuan wisata kurang.

Kedua, pembagian anggaran promosi yang tidak berimbang, Garuda Indonesia meberikan porsi yang terlalu besar untuk iklan di media teIevisi dilain pihak biaya promosi untuk televisi sangat mahal, maka promosi melalui televisi ini tidak berhasil memberikan kesadaran kepada para calon penumpang.

Ketiga, karakteristik masyarakat Amerika dalam bepergian selalu melalui agen perjalanan, sementara itu.persentase agen perjalanan mengetahui Garuda Indonesia hanya 8,2%, maka sangatlah penting bagi Garuda Indonesia untuk membuat kesadaran dan citra yang baik bagi agen perjalanan.

Secara keseluruhan yang perlu dilakukan bagi Garuda Indonesia saat ini adalah usaha memperbaiki citra perusahaan dan sekaligus memperkenalkan jasa dan produknya pada pelanggan baru.

Penulis menyarankan agar PT. Garuda Indonesia juga memperhatikan sarana komunikasi pemasaran lainnya, seperti penjualan pribadi dan publisitas.

Pada akhirnya strategi komunikasi/ promosi ini akan berhasil bila dapat dikelola dan dikoordinasi dengan baik. manajemen PT. Garuda Indonesia harus menempatkan seorang kepala komunikasi promosi yang secara khusus bertanggung jawab kepada semua program komunikasi pemasaran perusahaan. Walau tidak mudah dalam prakteknya, tetapi bila program komunikasi pemasaran dilakukan dengan disiplin dan sungguh?sungguh maka sangatlah mungkin misi perusahaan dapat tercapai dengan baik.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasrifah Musa
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pelaksanaan resosialisasi remaja putus sekolah, peran pekerja sosial di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta dan hambatan yang dialami dalam pelaksanaan resosialisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan (1) pelaksanaan resosialisasi remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus meliputi pembekalan magang, pelaksanaan magang, dan monitoring magang, (2) Peran yang dilakukan oleh pekerja sosial sebagai penghubung (broker), pendidik (educator), mediator, pemungkin (enabler), group facilitator, pengevaluasi (analyst/evaluator) dan (3) hambatan yang timbul meliputi kurang optimalnya peran pendampingan oleh pekerja sosial di lokasi magang, waktu kegiatan magang yang terbatas, belum ada surat kerjasama secara tertulis dengan lembaga mitra, keterbatasan daya tangkap remaja putus sekolah, perilaku dan sikap remaja putus sekolah yang belum siap beradaptasi dengan peran dan tanggungjawabnya, kurang kepercayaan diri remaja putus sekolah dalam melayani pelanggan, serta perbedaan peralatan yang digunakan oleh PSBR Bambu Apus dengan yang digunakan perusahaan di tempat magang. ......This thesis discusses the implementation of the resosialization of school dropouts, the role of social workers and obstacles arising in the PSBR Bambu Apus Jakarta. The study used a qualitative approach with descriptive research methods. The results of the study describe (1) The implementation of the school's resocalization of dropouts in the PSBR Bambu Apus includes internship supplies, the implementation of resosialization, and monitoring internships, (2) the role of social workers as a brokers, educators, mediators, enablers, group facilitator, analyst/evaluator and (3) barriers arising include less optimal role assistance by social workers in the internship site, the time of limited internship activities, there is no cooperation letter in writing with the partner agency, the limitations of school dropouts, behavior and attitudes adolescent dropout of school that are not ready to adapt to their roles and responsibilities, lack of confidence adolescent dropout in serving customers, and the difference equipment used by PSBR Bambu Apus with those used by the company in the internship activities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichyar Musa
Abstrak :
ABSTRAK
Transportasi laut merupakan sarana yang penting didalam pengangkutan barang dan penumpang antar negara maupun dalam satu negara, khususnya Indonesia yang secara geographis merupakan negara kepulauan.

Biaya operasi dan biaya angkut tnenggunakan kapal peti kemas yang lebih murah dibandingkan kapal konvensional dan manfaat ekonomi peti kemas yang lain, mendorong peningkatan penggunaan peti kemas untuk pengiriman barang. Meskipun demikian keuntungan penggunaan peti kemas ini akan kurang bermanfaat jika pelayanan Pelabuhan Peti Remas kurang efisien dan efektif.

Untuk memberikan pelayanan yang baik, Pelabuhan Tanjung Priok, khususnya Divisi Usaha Terminal Peti Kemas (DUTPK), telah menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Adapun salah satu diantaranya adalah Sistem Informasi Peti Kemas atau Sistem Informasi Manajemen Divisi Usaha Terminal Peti Kemas (SIM DUTPK).

SIM DUTPK yang seperti halnya struktur organisasi DUTPK, merupakan bagian dari SIM Perum Pelabuhan II. 3ika dilaniut kan ke tingkat yang lebih atas, SIM Perum Pelabuhan II tidak dapat dilepaskan dari SIM subsektor perhubungan Laut dan SIM Sektor Perhubungan. Oleh karena itu pengembangan SIM DUTPK selain ditujukan untuk mendukung pengoperasian dan pengusahaan pelabuhan Peti Kemas, juga untuk mendukung kebutuhan / permintaan data dan SIM tingkat yang lebih atas.

SIM DUTPK pada dasarnya digunakan untuk menjejaki peti kemas selama berada di pelabuhan, yang pada gilirannya kan digunakan sebagai data untuk menghitung biaya jasa peti kemas selama di Pelabuhan. Pembayaran jasa oleh pemilik Peti Kernas merupakan pendapatan utama Pelabuhan disamping pernbayaran jasa kapal selama di Pelabuhan.

Selain dari pada itu, SIM DUTPK juge diperlukan untuk membantu perencanaan operasi seperti perencanaan lapangan penumpukan, perencanaan kapal, perencanaan penggunaan alat, perencanaan penggunaan tenaga manusia dan lain?lainnnya. Dengan adanya perencanaan operasi yang baik, dapat diharapkan pelayanan jasa pelabuhan akan lebih efisien dan efektif.

Meskipun SIM - DUTPK dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi pelabuhan, bukan berarti bahwa SIM DUTPK dapat memecahkan seluruh permasalahan operasional.

Hasil temuan menunjukkan beberapa masalah operasional yang terjadi dan perlu diatasi dengan cara operasional. Demikian juga ditemukannya masalah keuangan yang berkaitan dengan masalah operasi perlu diatasi dengan alternatif prosedur keuangan.

Adapun masalah yang berkaitan dengan SIM - DUTPK pada umumnya berkaitan dengan perancangan sistem yang perlu ditingkatkan dan perlu dibuatnya beberapa aplikasi sistem tambahan.

Hasil pembahasan menunjukkan bahwa masalah operasional yang berkaitan dengan tingginya jumlah peti kernas yang ditumpuk dan lamanya rata?rata waktu penurnpukan telah diatasi dengan adanya Surat Keputusan Direksi Perum Pelabuhan II dan pemindahan ke lokasi penumpukan di luar area Pelabuhan.

Masalah keuangan yang berkaitan dengan keharusan untuk membayar secara tunai, sehingga diperkirakan merupakan salah satu penghambat kelancaran pelayanan, telah diusulkan alternatif kemungkinan penggunaan mekanisme piutang (account receivable) terutama untuk perusahaan besar dan bonafid.

Ada 3 alternatif usulan yang diberikan dalam rangka mengatasi permasalahan SIM-DUTPK, dimana setelah dilakukan pembahasan dipilih satu alternatif usulan.

Alternatif usulan yang dipilih ialah Perancangan kembali sietem yang ada dengan menggunakan teknologi yang baru, dan tetap memanfaatkan peralatan yang ada.

Sebagai tindak lanjut dan usulan tersebut telah diberikan beberapa saran yang diharapkan dapet mempercepat dan mengamankan pengembangan SIM-DUTPK.

Saran-saran tersebut antara lain meliputi aspek legalitas yang mendorong keberhasilan operasi DUTPK, penataan struktur pengelola SIM, penyetaraan keperangkatan pelaksana SIM dengan pejabat fungsional Pranata Komputer, dan pembuatan rencana investasi jangka pendek dan jangka panjang yang berkaitan dengan pembangunan SIM-DUTPK.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Candrawati Musa
Abstrak :
Kadar CRP serum dapat digunakan sebagai prediktor penurunan berat badan dan indikator prognostik inflamasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi kadar CRP serum dengan penurunan berat badan dan mukositis oral pada pasien kanker kepala leher yang menjalani radioterapi. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain potong lintang pada pasien kanker kepala leher yang telah menjalani terapi radiasi minimal 25 kali di Departeman Radioterapi RSUPNCM Jakarta dengan usia ge;18 ndash;65 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek 71,2 memiliki kadar CRP serum normal, mengalami penurunan berat badan ge;5 dalam waktu sebulan 76,9 dengan rerata penurunan berat badan -9,42 7,76 , dan juga mengalami mukositis oral 65,4 dengan persentase terbanyak yaitu derajat 1 59,6 . Tidak terdapat mukositis oral derajat 3 dan 4. Tidak terdapat korelasi antara kadar CRP serum dengan penurunan berat r=0,166; p=0,239 , dan mukositis oral r=0,137; p=0,331 . Kesimpulan adalah kadar CRP serum saat radioterapi tidak memengaruhi penurunan berat badan dan mukositis oral. Sebagian besar subyek tetap mengalami penurunan berat badan selama menjalani radioterapi sehingga pemasangan NGT yang lebih awal yaitu sebelum terapi radiasi dimulai NGT profilaksis perlu dilakukan, namun hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. ......Serum CRP levels can be used as a predictor of weight loss and prognostic indicator of inflammation. This study was conducted to determine the correlation of serum CRP levels with weight loss and oral mucositis in patients with head and neck cancer undergoing radiotherapy. This study was an observational study in the head and neck cancer patients who have undergone radiation therapy at least 25 times at the Department of Radiotherapy RSUPNCM Jakarta with aged ge 18 ndash 65 years old. Our study results showed that most of the subjects 71,2 had normal serum CRP levels, weight loss of ge 5 in one month 76,9 , and also experienced oral mucositis 65,4 . Mostly had grade 1 oral mucositis 59,6 . There were no grade 3 and 4 oral mucositis.There were no correlation between serum CRP levels with weight loss r 0,166 p 0,239 , and oral mucositis r 0,137 p 0.331 . In conclusion, serum CRP levels did not influence weight loss and oral mucositis in patients with head and neck cancer undergoing radiotherapy. Most of the subjects still experienced weight loss during radiotherapy. Therefore, NGT prophylaxis is needed, but this requires further study.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Yuliana Musa
Abstrak :
Penerapan tindakan keselamatan pasien yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional SPO dapat menciptakan praktik keperawatan yang aman dan berkualitas serta dapat menghindarkan perawat dari kesalahan prosedur tindakan yang dapat membahayakan pasien dan perawat itu sendiri. Penelititan ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengalaman perawat pelaksana dalam menerapkan Standar Prosedur Operasional Keselamatan Pasien di RSUP. Prof. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif dan jumlah sampel sebanyak sepuluh partisipan. Hasil penelitian diperoleh tujuh tema yaitu: 1 faktor internal yang menghambat perawat dalam menerapkan SPO keselamatan pasien; 2 faktor eksternal yang menghambat perawat menerapkan SPO keselamatan pasien; 3 upaya pihak manajemen rumah sakit untuk memacu perawat menerapkan SPO keselamatan pasien; 4 berbagai respon pasien dan keluarga yang didapatkan perawat selama menerapkan SPO keselamatan pasien; 5 dampak negative yang terjadi ketika SPO tidak dijalankan oleh perawat; 6 upaya perawat mengatasi masalah dalam menerapkan SPO keselamatan pasien; dan 7 respon manajemen terhadap permasalahan yang diajukan perawat terkait pelaksanaan SPO keselamatan pasien. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya berbagai hambatan yang dihadapi oleh perawat dalam menerapkan SPO keselamatan pasien, oleh karena itu pihak rumah sakit harus berupaya mengoptimalkan dukungannya untuk menghilangkan berbagai hambatan yang ada. ......Application of patient safety measures in accordance with the Standar Operational Procedures SOPs can create a safe nursing practice and quality and also prevent nurses from procedural mistakes that could endanger the patient. This study was aimed to identify nurses experience in applying SOPs Patient Safety in hospital. This study uses a qualitative method with descriptive phenomenology design with ten participants. Research results obtained seven themes 1 internal factors that hinder nurses in implementing SOPs patient safety 2 external factors that hinder nurses in implementing SOPs patient safety 3 the efforts of hospital management to encourage nurses in implement SOPs patient safety 4 various responses of patients and families who obtained a nurse for implementing SOPs patient safety 5 the negative impact that occurs when the SOPs are not implemented by nurses 6 the efforts of nurses to overcome problems in implementing SOPs patient safety and 7 the managerial responses to the issues raised regarding the conduct of the SOPs nurse patient safety. The results of this study concluded the various barriers faced by nurses in implementing patient safety SOPs, therefore the hospital should strive to optimize its support for eliminating the various barriers.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Candrawati Musa
Abstrak :
Pasien kanker laring yang menjalani laringektomi total seringkali telah berada pada keadaan malnutrisi prabedah. Malnutrisi menyebabkan terlambatnya penyembuhan luka, timbul wound dehiscence, dan rentan terhadap infeksi. Nutrisi yang adekuat berupa makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin, mineral) berperan penting pada penyembuhan luka. Pasien pada serial kasus ini yaitu pasien karsinoma sel skuamosa laring pascalaringektomi total dan diseksi leher berusia 56-74 tahun yang dikonsulkan ke Gizi Klinik. Terapi medik gizi diberikan pada keempat pasien serial kasus sesuai dengan kondisi klinis masing-masing melalui jalur enteral. Suplementasi mikronutrien diberikan pada semua pasien. Hasil serial kasus ini menunjukkan bahwa selama perawatan di rumah sakit terdapat dua pasien yang mengalami kejadian wound dehiscence dan salah satu di antara kedua pasien tersebut juga mengalami fistula faringokutan. Keempat pasien pulang ke rumah dengan keadaan klinis yang membaik. Kesimpulan yang didapatkan yaitu selain terapi medik gizi yang adekuat untuk mempertahankan status gizi dalam mendukung proses penyembuhan luka, faktor usia dan perawatan luka turut berperan terhadap proses penyembuhan luka, namun hal ini masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut. ......Laryngeal cancer patients who undergo total laryngectomy often have preoperative malnutrition. Malnutrition causes delayed wound healing, wound dehiscence, and susceptibility to infection. Adequate nutrition in the form of macronutrients (carbohydrates, proteins, fats) and micronutrients (vitamins, minerals) play an important role in wound healing. Patients in this case series were undergone total laryngectomy and neck dissection due to squamous cell carcinoma, aged 56-74 years who were consulted to Clinical Nutrition. Nutritional medical therapy was given to all four cases according to their clinical conditions through the enteral pathway. Micronutrient supplementation was given to all patients. The results of this case series showed that during hospital treatment there were two patients who experienced a wound dehiscence and one of the them also had a pharyngocutaneous fistula. The four patients discharged with improvement in clinical conditions. In conclusions, not only need an adequate nutritional medical therapy to maintain nutritional status in supporting the healing process, but also age factors and wound care have contributed to the healing process. However, it still requires further research.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitinjak, Robudi Musa
Abstrak :
Persoalan utama ekonomi Indonesia dewasa ini adalah meningkatkan aktivitas perekonomian, baik investasi baru maupun pengembangan investasi yang sudah ada. Krisis ekonomi yang sedang terjadi saat ini dapat dijadikan momentum positif untuk menarik modal asing, karena pergerakan modal sedang mengarah ke Asia, termasuk Indonesia. Jenis modal asing yang yang diperkirakan paling baik untuk menggerakkan perekonomian adalah Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment). Modal asing yang bersifat portfolio investment tidak baik untuk stabilitas, karena dapat keluar masuk dengan cepat dan sangat dipengaruhi oleh sentimen. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan analisa atas faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung di Indonesia, yaitu Nilai Tambah Bruto, Suku bunga riil, Jumlah Tenaga Kerja, Infrastruktur, dampak krisis Asia 1996 dan dampak perubahan kebijakan pemerintah di bidang Investasi. Analisis dilakukan dengan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan menggunakan metode data panel dan model estimasi Fixed Efect. Data yang digunakan adalah data panel enam sektor (Pertambangan dan Penggalian; Perindustrian; Perdagangan Besar dan Eceran, Restoran dan Komunikasi; Transport, Pergudangan dan Komunikasi; Lembaga Keuangan; serta Pertanian, Perburuan, Kehutanan dan Perkebunan) selama periode 1990 sampai 2010. Hasil analisis menunjukkan bahwa Nilai Tambah Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan Penanaman Modal Asing Langsung. Sementara, tingkat suku bunga riil berpengaruh significant dan negatif terhadap Penanaman Modal Asing Langsung. Selain itu, hasil analisis juga membuktikan bahwa krisis ekonomi tahun 1998 sebagai variabel dummy terbukti menurunkan jumlah Penanaman Modal Asing Langsung. ......Indonesia's main economic issue nowdays is to increase economic activity, both new investment and development of existing investments. The economic crisis is happening now can be used as a positive momentum to attract foreign capital, because capital movements are heading to Asia, including Indonesia. Types of foreign capital is expected to be most good to increase the economy is Foreign Direct Investment. Foreign capital investment portfolio is not good for stability, because it can be in and out quickly and strongly influenced by sentiment. This research was conducted with the aim to perform an analysis of the factors affecting the Foreign Direct Investment in Indonesia, namely the Gross Value Added, the real interest rate, amount of Manpower, Infrastructure, the impact of 1996 Asian crisis and the impact of changes in government policy in the Foreign Direct Investment. Analyses were performed by multiple regression analysis model by using the data panel method and the Fixed-effect estimation model. The data used is panel data of six sectors (Mining and Quarrying; Industry: Wholesale and Retail, Restaurant and Communications; Transport, Storage and Communication; Finance and Agriculture, Hunting, Forestry and Plantation during) the period 1990 to 2010. The analysis showed that the Gross Value Added has positive and significant impact on increasing Foreign Direct Investment. Meanwhile, real interest rates have significant negative impact on Foreign Direct Investment. In addition, the analysis also proved that the economic crisis of 1998 as a dummy variable shown to decrease the amount of Foreign Direct Investment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29515
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>