Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najla
"Iklan yang efektif adalah iklan yang mampu membuat konsumen yang melihatnya ingat pada pesan yang disampaikan. Pesan yang disampaikan dalam iklan umumnya berhubungan erat dengan elemen-elemen yang terkandung dalam produk yang diiklankan. Dengan konsumen dapat mengingat dan mengenali pesan tersebut besar kemungkinan produk tersebut akan menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam membeli suatu barang.
Penelitian yang dilakukan untuk mengukur efektivilas dari iklan dapat dilakukan dengan pendekatan kualitalif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dapat menggunakan dua metode metode focus group discussion (FGD) dan In Depth Interview (IDI). Metode ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan teknik moderator/interviewer dan subyektifitas dalam analisis hasil. Dengan menambahkan pendekalan kuantitatif hasil penelitian akan menjadi lebih obyektif dan mendalam. Rancangan yang menggunakan pendekatan kuantitatif ini diusulkan untuk menjadi alternatif lain untuk pengukuran pesan iklan.
Pengujian iklan dilakukan pada iklan televisi Farmhouse. Farmhouse sebagai penghasil daging olahan berupa sosis, berkeinginan untuk mengetahui efektifitas pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut. Melalui BBDO Komunika, sebagai biro iklan dari Farmhouse, penulis membantu Farmhouse membuat rancangan yang sesuai untuk masalah yang dihadapi oleh Farmhouse.
Rancangan ini akan rnenggunakan 200 orang partisipan perempuan usia 25 -45 tahun dan memiliki anak usia 6 tahun ke atas. Alat penelitian berupa kuesioner. Efektivitas iklan yang diukur dalam rancangan ini berhubungan dengan pemrosesan informasi kognitif yaitu pada tahap attention. Hasil data akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan Signal Detection Theory."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najla
"ABSTRAK
Menurut Meyers-Levy (1998) pada dasarnya laki-laki dan perempuan tidak
dapat disamakan dalam hal memproses suatu informasi, karena mereka
menggunakan cara yang berbeda. Namun dalam pemasaran, kalangan pemasar
sering tidak memperhatikan hal tersebut dalam membuat iklan. Sehingga sering
pesan yang ingin disampaikan tidak sampai kepada pasar sasaran.
Dalam selectivity hypothesis yang dikemukan oleh Meyers-Levy dikatakan
bahwa laki-laki cenderung melakukan eliminasi terhadap informasi yang diterima
sedangkan peicuipuan cenderung menyatukan informasi-informasi tersebut. Bila
dibandingkan dengan laki-laki, perempuan relatif lebih sering menggunakan
elaborasi secara detil terhadap informasi yang disampaikan. Berdasarkan itu, dalam
membuat suatu penilaian perempuan terlihat lebih peka terhadap beberapa
informasi yang relevan (Meyers-Levy dan Sternthal 1991).
Beberapa hasil penelitian (Cupchik, 1974; Meyers-Levy, 1998)
memperlihatkan laki-laki cenderung untuk mengambil satu bagian informasi yang
paling menonjol dan relevan saja yang dianggap mudah dan cepat untuk diproses.
Sementara pada perempuan berusaha untuk mengolah seluruh informasi yang
tersedia. Penelitian ini mereplikasi penelitian dari Meyers-Levy & Maheswaran (1991)
tentang perbedaan laki-laki dan perempuan dalam memproses informasi yang
digunakan dalam iklan. .Subjek penelitian ini adalah 64 orang mahasiswa S-1 yang
dibagi menjadi 4 kelompok yang dibentuk berdasarkan jender dan level pesan.
Penempatan partisipan pada kelompok dilakukan dengan menggunakan random
assignment. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang dilakukan
dengan bantuan komputer.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh
Meyers-Levy & Maheswaran (1991). Dalam penelitian ini terlihat laki-laki
menggunakan cara yang sama dengan perempuan , yaitu detailed strategy, baik
dalam iklan yang berisi high incongruent messages maupun iklan berisi low
incongruent messages. Saran bagi penelitian yang akan datang adalah menguji
adanya perbedaan cara recognisi yang digunakan laki-laki dan perempuan dengan
menggunakan produk yang berbeda. Pemilihan produk dapat didasari lebih pada
fungsional dari suatu benda bukan pada merek produk tertentu"
2001
S3015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasnah Najla
"Perrkembangan waralaba di Indonesia menyebabkan pemerintah menganggap perlu membuat peraturan pemerintah baru tentang waralaba yaitu Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Skripsi ini membahas mengenai hal-hal yang diatur dalam perjanjian waralaba, tanggung jawab hukum franchisor dan franchisee, dan sebagai sebagai studi kasus, kepatuhan perjanjian yang dibuat antara PT.X dan PT. Cahaya Hatindo terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Metodologi penelitian yang digunakan adalah normatif dan studi kepustakaan. Skripsi ini meninjau aspek-aspek hukum yang ada dalam perjanjian waralaba antara PT.X dan PT.Cahaya Hatindo. Penelitian ini menunjukan bahwa dalam perjanjian waralaba tersebut diatur hak dan kewajiban para pihak dan akibat hukum yang dapat timbul apabila terjadi pelanggaran terhadap perjanjian waralaba. Kedua hal tersebut merupakan tanggung jawab para pihak untuk mematuhi isi perjanjian sesuai dengan hukum yang berlaku. Kemudian penelitian ini juga menunjukan bahwa perjanjian waralaba antara PT.X dan PT.Cahaya Hatindo telah sesuai dengan PP No.42 Tahun 2007.
Pursuant to the expansion of franchise business in Indonesia, the Government enacted a new regulation to provide the necessary legal framework which is Government Regulation No. 42 of 2007 on Franchise. This thesis will discuss the items regulated under the regulation, including the obligatory provisions of a franchise agreement, the legal liability between the parties, and as a case study, the compliance of the agreement between PT.X and PT.Cahaya Hatindo with the Government Regulation No. 42 of 2007 on Franchise. This method of research employed in this thesis is normative and library research. This thesis will review the legal aspects in the franchise agreement between PT.X and PT.Cahaya Hatindo. This thesis finds that the agreement governed the rights and obligations of the parties, as well as the legal consequences that may occur in the event of default, both of which are the legal responsibilities that is conferred to the parties to comply to the agreement and relevant regulations. This thesis also concludes that the franchise agreement between PT. X and PT. Cahaya Hatindo has complied with Government Regulation No. 42 of 2007."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S21511
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library