Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurdiana
Abstrak :
Kepala ruangan sebagai perawat manajer yang bersentuhan langsung dengan staf, melaksanakan strategi untuk meningkatkan retensi agar stafnya mempunyai keinginan untuk bertahan bekerja. Strategi yang telah dilaksanakan kepala ruangan seringkali kurang membuahkan hasil yang baik karena beberapa faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi kepala ruangan dalam meningkatkan retensi perawat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan total sampling dari kepala ruangan sesuai kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari instrumen strategi retensi perawat dan pengembangan dari beberapa sumber terkait. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara struktur organisasi, dukungan pimpinan, fungsi perencanaan, fungsi ketenagaan, dan fungsi pengendalian dengan strategi retensi p = 0,002 ndash; 0,044, ? = 0,05 . Faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah dukungan pimpinan p = 0,032; OR = 2,817, 95 CI dan fungsi ketenagaan p = 0,042; OR = 2,714, 95 CI . Rekomendasi: Kepala ruangan perlu dukungan yang kuat dari pimpinan rumah sakit dalam melaksanakan strategi untuk meningkatkan retensi perawat.
Head nurse as a nurse manager in direct contact with staff, executes a strategy to increase retention so that his staff has a desire to survive. Strategies that have been implemented by head nurse are often poorly managed due to several factors. The purpose of this study was to identify factors that may influence the strategy in increasing nurse retention. This research is descriptive research with cross sectional approach. This study used total sampling from head nurse according to inclusion criteria. The instrument used is a modification of the nurse 39 s retention strategy and development tool from several related sources. The result showed that there was a significant relationship between organizational structure, leadership support, planning function, staffing function, and controlling function with retention strategy p 0,002 0,044, 0,05 . The most dominant factors influenced were leadership support p 0.032, OR 2.817, 95 CI and staffing function p 0.042 OR 2.714, 95 CI . Recommendations Nurse retention strategies conducted by head nurse need strong support from hospital management for their success in improving nurse retention.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiana
Abstrak :
Partai Bulan Bintang (PBB) adalah partai Islam. Sebagai partai Islam, PBB melandaskan perjuangan pada ajaran-ajaran Islam yang universal dan bersifat "rahmatan lil alamin' yaitu rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur'an : Universalisme ajaran Islam, terutama tentang asas keadilan, kejujuran, kebenaran, pemihakan kepada kaum lemah dan tertindas, penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia apapun agama yang mereka peluk, adalah asas perjuangan PBB. Segenap warga PBB wajib menjunjung tinggi akhlak yang mulia, wajib menjunjung tinggi norma-norma etik Islam yang universal. Politik adalah bagian dari dakwah untuk mengajak manusia ke arah kebajikan dan menolak kemungkaran. Tidak ada pihak yang dirugikan dengan prinsip-prinsip ini. PBB dibangun dengan suatu cita-cita dan telah meletakkan Islam sebagai asas dari pada partai ini. PBB mempunyai program yaitu ingin menegakkan syariat Islam , ini adalah prinsip dan pendirian partai. Tujuan PBB adalah mewujudkan masyarakat yang beriman, bertaqwa adil dan makmur yang diridhai oleh Allah SWT. Hai yang sama juga terdapat pada tujuan Masyumi. Maka dari perumusan di atas, partai hendak berjalan di atas ajaran dan hukum Islam. PBB akan memperjuangkan ajaran dan hukum Islam. Segenap warga partai hendak melakukan jihad perjuangan pekerjaan bersungguh-sungguh hendak menegakkan Islam dalam dirinya, masyarakat dan negara, menuju keridhaan Ilahi. PBB memang memperjuangkan tegaknya syari’at Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kita menjunjung tinggi kemajemukan masyarakat Indonesia. Syariat Islam daiam arti pribadatan seperti shalat, puasa dan haji, dapat dilaksanakan menurut Islam seluas-luasnya, tanpa sedikilpun kewenangan negara untuk mencampuri atau menghalanginya. Di bidang hukum privat kita tetap menghargai adanya kemajemukan hukum, sesuai dengan kemajemukan masyarakat kita ini, yaitu prinsip-prinsip Islam. Syariat Islam dalam kehidupan pribadi dan keluarga seperti perkawinan dan kewarisan dijamin untuk dilaksanakan bagi umat Islam, sebagaimana umat beragama lain juga tunduk kepada ketentuan-ketentuan agama mereka. Perkawinan adalah sah jika dilakukan menurut hukum agamanya masing-masing dan kepercayaan itu jika dia orang Islam maka sah perkawinannya itu apabila tunduk pada kaedeh-kaedah hukum Islam. Syariat dalam kehidupan lebih luas yang berkaitan dengan hukum publik, adalah sumber hukum yang universal, yang dapat ditransformasikan ke dalam hukum nasional atau peraturan di daerah-daerah. Kalau sudah selesai di transformasikan, maka namanya bukan lagi syariat Islam, melainkan hukum nasional Republik Indonesia atau Peraturan Daerah, atau peraturan lainnya yang merupakan hukum negara RI. Dalam negara demokrasi orang boleh memperjuangkan apa yang menjadi cita-cita dan aspirasi mereka. Menurut hukum dan konstitusi, maka berhak dan setiap partai politik untuk memperjuangkan aspirasi politiknya.PBB dalam sidang-sidang MPR yang lalu telah empat kali melakukan amandemen konstitusi. PBB sebenarnya tidak mau mengamendemen UUD 1945 dengan Piagam Jakarta, PBB hanya menuntut perubahan pasal 29 dikembalikan kepada rumusan awal, bukan pada pembukaan. Teks Piagam Jakarta adalah teks Proklamasi yang disiapkan. Namun tidak jadi dibaca dan kemudian teks itu dicoret pada tanggal 18 Agustus 1945, khususnya kata-kata Syariat Islam dijadikan sebagai pembukaan UUD. Fraksi PBB di MPR pada waktu, itu hanya menginginkan mengamendemen pasal 29 sesuai dengan teks aslinya yang merupakan kompromi antara golongan Islam dengan golonga kebangsaan, sebelum kita memperoklamsikan kemerdekaan Indonesia. Dua kompromi tujuh kata adalah rumUsan syarat Presiden yang dinyalakan bahwa Presiden RI ialah seorang Indonesia asli dan beragama Islam. Pada waktu itu di MPR, PBB memperjuangkan agar kata-kata “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dikembalikan. Bukan hanya syariat Islam sebagai sumber hukum yang PBB transformasikan, asas-asas hukm privat, dan hukum kolanial Belanda yang telah diterima masyarakat, juga konvensi-konvensi internasional yang telah PBB ratifikasi, semua adalah sumber hukum, disamping UUD negara Republik Indonesia tahun 1945. Asas dan cita-cita perjuangan PBB sejalan dengan kemajemukan bangsa Indonesia. Tidak perlu umat Islam menjalankan perintah agamanya itu karena diperintah oleh konstitusi. Tetapi meskipun PBB tidak berhasil memperjuangkannya, namun kita tetap berkenyakinan kembali atau tidak kembali tujuh kata itu adalah kewajiban kita umat Islam untuk memperjuangkan asas-asasnya, syariat itu berlaku dalam masyarakat bangsa dan negara Republik Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26091
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiana
Abstrak :
Karya proyek ini bertujuan mengetahui ketepatan silabus yang digunakan oleh STTIKOM IN SAN UNGGUL CILEGON untuk mata kuliah English Conversation I. Untuk mengetahui ketepatan silabus, saya melakukan evaluasi pada silabus itu dengan tiga cara, yaitu evaluasi silabus secara umum, secara horizontal, dan vertikal. Berdasarkan hasil evaluasi, saya mengajukan usulan perbaikan silabus mata kuliah English Conversation I ini. Kesimpulan dari evaluasi silabus ini adalah silabus bukan merupakan cetak biru atau blue print untuk mata kuliah ini karena silabus dibuat berdasarkan buku referensi yang digunakan. Hasil evaluasi diharapkan dapat memberikan masukan kepada penyusun silabus dan pars dosen bahasa Inggris yang mengajar di STTIKOM.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25309
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiana
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T37873
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiana
Abstrak :
Minyak kayu putih merupakan salah satu minyak atsiri Indonesia yang diperoleh dari hasil penyulingan daun tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendron L). Komponen utama dalam minyak kayu putih adalah sineol. Untuk menganalisis adanya kandungan sineol tersebut digunakan metode kromatografi gas. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar sineol dalam sediaan minyak kayu putih dengan kondisi analisis optimum sineol pada tekanan gas pembawa 40 kPa, temperatur tempat penyuntikkan 200ºC, temperatur kolom 30ºC yang dipertahankan selama 5 menit kemudian ditingkatkan hingga 100ºC dengan kenaikkan 1ºC per menit dan temperatur detektor FID 200ºC. Dari 8 sampel yang diperiksa, dapat diketahui bahwa seluruh sediaan minyak kayu putih mengandung sineol masing-masing, sampel A sebesar (27,54 ± 0,401) %b/v, sampel B (56,68 ± 0,029) %b/v, sampel C (44,93 ± 0,272) %b/v, sampel D (18,75 ± 0,099) %b/v, sampel E (0,38 ± 0,004) %b/v, sampel F (5,88 ± 0,037) %b/v, sampel G (7,85 ± 0,054) %b/v dan sampel H sebesar (6,76 ± 0,06) %b/v.
Cajeput oil is one of the essential oils from Indonesia, this is obtained from the product of destilating the leaves from a cajeput tree (Melaleuca leucadendron L). The main component of this oil is cineol. To analyse the above possibility, the gas liquid chromatography method is used. This research is purposed to determine the cineol content in cajeput oil with analysis condition of gas chromatography as follows : pressure of carrier gas is 40 kPa, temperature of injector is 200ºC, temperature of detector is 200ºC and temperature of column is 30ºC which was maintained for 5 minutes and than raised up to 100ºC with temperature increased 1ºC per minute. After analysing 8 samples, the cineol are founded with content are as follows : the sample A has (27,54 ± 0,401) %b/v content, the sample B has (56,68 ± 0,029) %b/v, the sample C has (44,93 ± 0,272) %b/v, the sample D has (18,75 ± 0,099) %b/v, the sample E has (0,38 ± 0,004) %b/v, the sample F has (5,88 ± 0,037) %b/v, the sample G has (7,85 ± 0,054) %b/v and the sample H has (6,76 ± 0,06) %b/v content.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiana
Abstrak :
Propaganda merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi pola tingkah laku seseorang agar bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan oleh propagandis. Demikian pula dengan propaganda yang dilakukan oleh Jepang, dengan mengajarkan bahasa Jepang kepada masyarakat Hindia Belanda, maka diharapkan masyarakat Hindia Belanda dapat memiliki pola pikir seperti Jepang, sehingga nantinya masyarakat Hindia Belanda dapat membantu Jepang dalam berbagai perang yang diikuti oleh Jepang. Pada skripsi ini tujuan penulis adalah untuk mengetahui apakah pengajaran bahasa Jepang termaksud propaganda. Skripsi ini membahas kegiatan propaganda Jepang yang dikemas dalam bentuk pengajaran bahasa Jepang kepada masyarakat Hindia Belanda pada tahun 1942-1945. Hingga akhirnya dapat disimpulkan bahwa pengajaran bahasa Jepang yang diberikan oleh Jepang merupakan kegiatan propaganda.
Propaganda actually an activity to influence the action of other people so that other people do the propagandist desire. At the same case of Japanese propaganda that taught Japanese language to Hindia Belanda societies so the Japanese hope that the societies could help the Japanese in any war. In this thesis, the writer's purpose is to know that is the teaching of Japanese language as a propaganda. The focus of this study is about the Japanese propaganda in teaching of Japanese language to Hindia Belanda societies in 1942-1945. The writer suggest that the teaching of Japanese language is a propaganda.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13751
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nurdiana
Abstrak :
Perkembangan dunia industri pada saat ini menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas produksi agar mampu bersaing dengan pasar regional maupun internasional. Sebagai usaha dalam memenuhi tuntutan persaingan pasar itulah, perusahaan berusaha untuk dapat meningkatkan hasil produksinya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak dibidang yang sama. Rotary Log Grapple (RLG) merupakan salah satu attachment pada hydraulic excavator yang berfungsi untuk pekerjaan loading dan un-loading kayu. RLG ini menggunakan 2 buah cylinder untuk menggerakkan claw nya, sedangkan untuk gerak putarnya menggunakan rotator. Dan untuk menjamin keseimbangan gerakan antara claw in dan claw out pada RLG tersebut, maka digunakan sistem LINK. Desain RLG dibuat mengikuti tahapan-tahapan dan metode desain yang dikembangkan oleh Ulrich-Eppinger. Metode ini secara komprehensif memasukan pertimbangan desain dari kebutuhan pasar, ergonomi dan manufacturing. Selain itu tahap-tahap desain dan proses pengambilan keputusan diperhitungkan secara cermat. Dalam proses produksi Rotary Log Grapple (RLG), agar mendapatkan hasil kerja yang baik sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan dengan siklus waktu produksi yang singkat, maka dilakukan pengembangan Process Design Sheet (PDS) dan simulasi siklus waktu produksi RLG (1,8 M2) dengan menggunakan icon software ProModel, sehingga didapatkan standart waktu untuk proses produksi RLG.
The development in industrial world todays demands every factory to improve their quality and also quantity of their production in order to compete in regional and international market. For that purpose, The company should improve their production in order to compete with the other factories that have the same field. Rotary Log Grapple (RLG) is one of attachment on hydraulic excavator, which have the function job for loading and unloading log. This RLG use 2 cylinders for claws movement and for rotating use ROTATOR. Balance of claws on RLG, to use LINK system. Desain of RLG equipment is made refer to step and design method develoved by Ulrich-Eppinger. This method is comprehensively inputting desaign consideration comes from market needs, ergonomics and manufacturing. Furthermore step of design and decision process is precisely consider. In production process RLG, to get the good of result according specification with production cycle time, and to developed Process Design Sheet (PDS) and production cycle time simulation to use ProModel software, to get the time standard for production process of Rotary Log Grapple (RLG).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nurdiana
Abstrak :
Buruknya pencemaran lingkungan sebagai dampak pemanfaatan energi fosil, membuat dunia bertransformasi pada pemanfaatan energi ramah lingkungan yaitu energi terbarukan, khususnya energi surya photovoltaic (PV). Bagian terpenting dari sistem PV adalah performansinya dalam menghasilkan energi. IEC 61724 menetapkan parameter performansi sistem PV antara lain produksi energi, array yield, final yield, reference yield, performance ratio, capacity factor, efisiensi energi dan losses. Pada penelitian ini, kinerja sistem PV atap berkapasitas 10,6 kWp di Gedung Energi, Puspiptek dievaluasi untuk mengetahui nilai parameter performansinya menurut IEC 61724 sebagai tolok ukur kinerja sistem PV. Evaluasi dilakukan berdasarkan pemantauan selama delapan bulan dengan data yang diperolah dari SCADA pada sistem PV. Analisis produksi energi menunjukkan bahwa sistem PV mampu menghasilkan energi AC sebesar 36,10 kWh per hari. Analisis array yield, reference yield dan final yield memperlihatkan bahwa sistem PV mampu beroperasi secara penuh rata-rata selama 3,51 jam per hari dengan potensi penyinaran matahari rata-rata selama 4,14 jam per hari dimana produksi energi AC rata-rata selama 3,41 jam per hari. Analisis performance ratio menunjukkan bahwa sistem PV mampu mengubah 82,67% energi matahari yang diterimanya. Analisis capacity factor memberikan hasil 14,19% yang berarti sistem PV beroperasi secara penuh selama 34,62 hari selama periode pemantauan. Analisis efisiensi menunjukkan bahwa array PV bekerja dengan efisiensi 15,31% dan inverter bekerja dengan efisiensi 96,70%. Dari nilai-nilai efisiensi tersebut, dihasilkan bahwa sistem PV secara keseluruhan bekerja dengan efisiensi sistem 14,80%. Hasil analisis array capture losses menunjukkan bahwa pada array PV terjadi losses rata-rata sebesar 0,63 kWh/kWp per hari dan analisis system losses menunjukkan bahwa losses pada inverter PV rata-rata sebesar 0,1 kWh/kWp per hari. Pada akhir penelitian ini dilakukan simulasi menggunakan aplikasi online PVGIS untuk untuk mendapatkan data jumlah produksi energi. Hasil simulasi tersebut dibandingkan dengan hasil perhitungan yang dilakukan sebelumnya. Setelah dilakukan perbandingan, disimpulkan bahwa hasil perhitungan produksi energi dan radiasi matahari global secara umum mendekati hasil simulasi produksi energi dan radiasi matahari global kecuali pada bulan Januari dan Februari 2020. Hasil perhitungan dan simulasi pada bulan-bulan tersebut memilki selisih cukup tinggi. Berdasarkan evaluasi kinerja secara keseluruhan, sistem PV 10,6 kWp di Gedung Energi Puspiptek memiliki kinerja yang baik. ......Poor environmental pollution as a result of the use of fossil energy, making the world transform to use renewable energy that is more environmentally friendly, especially photovoltaic (PV) solar energy. The most important issue of a PV system is their performance in producing energy. IEC 61724 establishes the performance parameters of a PV system including energy production, array yields, final yields, reference yields, performance ratios, capacity factors, energy efficiency and losses. In this study, the performance of the 10,6 kWp PV rooftop system in the Energy Building, Puspiptek was evaluated to determine the value of its performance parameters according to IEC 61724 as a benchmark for PV system performance. The evaluation was carried out based on eight months monitored period with the data obtained from the SCADA in the PV system. Analysis of energy production shows that the PV system is able to produce AC energy of 36.10 kWh per day. Analysis of array yields, reference yields, and final yields shows that the PV system is capable to operate for 3.51 hours per day on average with an average solar irradiation potential of 4.14 hours per day and the AC energy production is 3.41 hours per day on average. Performance ratio analysis shows that the PV system is able to convert 82.67% of the concerning solar energy. Capacity factor analysis gives a result of 14.19% which means the PV system has been operated for 34.62 days at its full nominal power during the monitoring period. Analysis of efficiency shows that the PV array works with an efficiency of 15.31% and the inverter works with an efficiency of 96.70%. Based on these efficiency values, the whole PV system works with a system efficiency of 14.80%. The analysis of array capture losses shows that losses on the PV arrays 0.63 kWh/kWp per day on average and system losses analysis shows that losses on PV inverters 0.1 kWh/kWp per day on average. At the end of this study, a simulation by an online PVGIS application is used to obtain data on energy production. The results of the simulation are compared with the results of previous calculations. From the comparison, it was concluded that the results of the calculations of energy production and global solar radiation approached the results of simulations of energy production and global solar radiation except in January and February 2020. The calculation and simulation results of these months show greater differences. Based on an overall performance evaluation, the 10,6 kWp PV system at the Puspiptek Energy Building has good performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Nurdiana
Abstrak :
ABSTRAK
Cognitive Behavior Therapy CBT untuk Meningkatkan Illness Acceptance pada Pasien Retinitis Pigmentosa Latar Belakang Retinitis Pigmentosa RP adalah salah satu jenis penyakit retinal herediter yang bersifat degeneratif dan dapat berujung pada kebutaan total. Dampak kerusakan penglihatan pada RP dapat mempengaruhi berbagai aspek di dalam kehidupan penderitanya, baik itu fisik, psikologis maupun psikososial penderitanya. Pasien usia dewasa awal memiliki risiko yang lebih besar mengalami permasalahan psikologis sehubungan dengan adanya perubahan serta gangguan signifikan terhadap peran sosialnya. Di sisi lain, penerimaan individu terhadap penyakit dapat mengurangi reaksi dan emosi negatif terkait dengan penyakit dan penanganan medisnya. Penerimaan terhadap penyakit bermanfaat untuk membantu pasien dalam mengoptimalkan fungsi kesehariannya sehingga ia dapat beradaptasi dengan sisa fungsi penglihatannya dan dampak dari hendaya penglihatannya terhadap kehidupannya. Oleh karena itu, peneliti mencoba menjawab kebutuhan tersebut dengan memberikan Cognitive Behavior Therapy kepada 3 tiga orang penyandang Retinitis Pigmentosa. Desain Penelitian Penelitian dijalankan dengan menggunakan desain single subject design. Adapun intervensi CBT diberikan dalam 5 sesi. Hasil Partisipan mengalami peningkatan illness acceptance yang ditandai dengan perbaikan skor Illness Cognition Questionnaire ICQ pada subskala Acceptance maupun Helplessness. Kata kunci: Illness acceptance, retinitis pigmentosa, low vision, dewasa awal, cognitive behavioral therapy.
ABSTRACT
Cognitive Behavior Therapy CBT to Increase Illness Acceptance in Adult Retinitis Pigmentosa Patients Background Retinitis pigmentosa RP is a slowly progressive loss of vision which eventually leads to bare or no light perception, posing a continuous threat to patients 39 independence. Negative psychological states such as distress, sleepiness, anxiety and depression are common in RP patients due to the nature of this chronic, disabling illness. Young adults with RP present unique challenges and more prone to psychological problems because of their significant change in many areas of their life, such as working life and care giving roles that inevitably be compromised. Within coping strategy to deal with this disabling illness, acceptance is considered a key variable. When patients accept the disease, it is assumed that they will adjust their life goals towards more achievable goals by integrating this difficult life event. In this research, the researcher provide Cognitive Behavior Therapy for three RP patients. Design With single subjet design, this research aims to find out the effectivity of 5 sessions CBT to improve the illness acceptance of RP patients. Result Improvement was found for all variables in two subscales of Illness Cognition Questionnaire. Qualitatively, it is also found that CBT helps the patient to unconditionally accept themselves, have more positive thoughts towards their illness, and learn how to cope more effectively.
2017
T46867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nurdiana
Abstrak :
Penelitian ini berawal dari keprihatinan pada keadaan masyarakat Indonesia saat ini, antara lain ketidakteraturan di jalan raya, mutu sumber daya manusia yang rendah, predikat sebagai koruptor dan lain sebagainya. Padahal sebelumnya, masyarakat Indonesia dikenal karena keramah-tamahannya, budaya dan rasa toleransi yang tinggi. Siapa atau apa yang bertanggung-jawab terhadap keadaan masyarakat Indonesia ini? Berkaitan dengan hal tersebut, penulis mengkaitkannya dengan perkataan Rogers (1983) yang menyatakan bahwa the best of education" sama dengan the best of therapy". Perkataan tersebut menyiratkan adanya hubungan antara pembentukan diri yang optimal dengan proses dalam pendidikan. Berbagai fenomena dalam masyarakat Indonesia menggambarkan banyak penyimpangan yang terjadi justru beriangsung dalam kalangan pendidikan, seperti fenomena jual-beli gelar, dan hal yang paling sederhana namun mewabah, yaitu mencontek. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana sebenamya pandangan anggota masyarakat terhadap pendidikan? Lalu, bagaimana pengaruhnya terhadap gambaran konsep diri mereka? Apakah ada diskrepansi (kesenjangan) antara diri sesungguhnya dengan diri ideal dan diri yang ditampilkan? Konsep diri merupakan konsep yang dimiliki oleh setiap orang. Konsep mengenai diri yang sesungguhnya. diri yang diinginkan dan diri yang ditampilkan dalam masyarakat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dari ketiga konsep mengenai diri yang terdapat dalam diri individu, satu sama lain saling bertolak belakang, sehingga menimbulkan suatu kesenjangan, yang disebut sebagai diskrepansi. Penelitian ini mencoba untuk meneliti gambaran konsep diri, diskrepansi diri dan sikap terhadap pendidikan pada mahasiswa. Terpilihnya kelompok subyek ini karena subyek adalah peserta didik yang telah banyak merasakan berbagai pengalaman dalam pendidikan, dari jenjang pendidikan dasar, lanjutan sampai pendidikan tinggi. sehingga diharapkan cukup sesuai dalam menggambarkan diskrepansi diri dan sikap terhadap pendidikan. Dalam menjawab rumusan masalah, penelitian ini menggunakan teoriteori komponen konsep diri dari Baron (1994), diskrepansi konsep diri Higgins (dalam Bracken, 1996), 50c/a/se/f dari Fromm (1961), akibat-akibat diskrepansi dari Rogers, Fromm dan Higgins, kurikulum pendidikan dari Taba (1962) dan hubungan antara pengalaman belajar dan penerimaan diri dari Rogers (1983). Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif sebagai penunjang. Subyek penelitian adalah mahasiswa Universitas Indonesia, jenjang SI Reguler. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pengukuran rata-rata, standar deviasi, oneway anova untuk dan pengukuran regresi serta effect coding pada regresi berganda. Dari hasil penelitian, didapat bahwa ciri-ciri yang ditampilkan oleh mahasiswa adalah ciri yang konform dengan masyarakat. Rendahnya diskrepansi diri- ideal dengan penerimaan terhadap diri real yang agak positif juga diperkirakan karena alasan konformitas dimana individu kurang berambisi untuk meraih diri ideal yang tinggi, yang juga terindikasi dari pemilihan aktivitas waktu luang yang bersifat kurang kreatif dan produktif. Rendahnya diskrepansi diri real-sosial, semakin memperkuat dugaan konformitas dimana diperkirakan karena diri yang sebenamya telah menyesuaikan dengan diri yang ditampilkan dalam masyarakat. Hasil penelitan menunjukkan adanya sumbangan sikap terhadap pengalaman belajar terhadap tinggi-rendahnya diskrepansi diri realsosial. Hasil tambahan menunjukkan adanya sumbangan makna pendidikan terhadap penerimaan diri mahasiswa Universitas Indonesia. Selain itu, hasil tambahan juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang memaknai pendidikan sebagai hasil dan status memiliki diskrepansi real-ideal yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang memaknai pendidikan sebagai pengembangan diri, sehingga mahasiswa yang disebutkan pertama lebih rentan untuk mengalami kekecewaan, kecemasan, insekuritas dan maiadjustement. Hasil tambahan juga menyebutkan sumbangan makna pendidikan terhadap rendahnya diskrepansi real-sosial, sehingga diperikirakan pendidikan belum mampu memberikan kemandirian akan persepsinya terhadap dirinya dimana diri yang ditampilkan adalah diri yang sesuai dengan harapan masyarakat sekitamya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S2375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>