Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuryanti
Abstrak :
Katalis heterogen memiliki berbagai keunggulan diantaranya mudah dipisahkan dengan produk, dapat dipakai ulang dan lebih ramah lingkungan. Sintesis katalis bimetal Ni-Co - yang diammobilisasi dari clay Tapanuli telah dilakukan. Awalnya dilakukan sintesis Na-Bentonit yang bertujuan untuk menyediakan ruang yang cukup untuk ammobilisasi bimetal ke dalam interlayer clay sehingga bimetal dapat terammobilisasi dengan maksimal. Selanjutnya dilakukan ammobilisasi bimetal Ni-Co pada clay Tapanuli sehingga didapatkan katalis bimetal Ni-Co/Na-BP. Katalis bimetal Ni-Co/Na-BP dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction, Fourrier Transform Infra Red, Energy Dispersive X-Ray Analysis dan uji katalitik dengan Gas Chromatoghraphy. Hasil Fourrier Transform Infra Red menunjukkan adanya penggantian sejumlah besar kation interlayer yang biasanya ada pada pembentukan hidrat yaitu penurunan intensitas puncak ?OH di bilangan gelombang 1638 cm-1 dan bergeser ke 1628 cm-1 setelah ammobilisasi. Hasil X-Ray Diffraction menunjukkan puncak montmorilonit bergeser dari 2θ = 5,96° ke 8,94° dengan nilai basal spacing sebesar 14,82 Å menjadi 9,86 Å. Hasil ini menunjukkan bahwa logam Ni, dan Co masuk ke interlayer clay melalui mekanisme pertukaran kation. Hasil Energy Dispersive X-Ray Analysis menunjukkan logam Ni dan Co dapat terammobilisasi pada clay dengan perbandingan 1 : 1. Uji katalitik pada reaksi transesterifikasi memperlihatkan bahwa katalis bimetal Ni-Co/Na-BP menghasilkan fatty acid methyl ester terbesar yaitu 2 % serta lebih selektif terhadap produk yang dihasilkan yaitu dapat mengkonversi asam palmitat menjadi metil palmitat lebih banyak sebesar 0,28 %.
Heterogen catalysts have various advantages, they are easy to separate with their product, can be reusable and environment friendly materials. Synthesis Ni-Co bimetallic catalysts that were ammobilized by Tapanuli clay have been carried out. Firstly the synthesis of Na-Bentonite was conducted to allow enough area for ammobilizing bimetal in the clay interlayer. Secondly bimetal Ni-Co ammobilization in the Tapanuli clay and resulted Ni-Co/Na-BP bimetallic catalysts. The immobilization was characterized by X-Ray Diffraction, Fourrier Transform Infra Red, Energy Dispersive X-Ray Analysis and catalytic test with Gas Chromatoghraphy. Fourrier Transform Infra Red spectra showed subtitution of a high number interlayer cation wich consisted of a hidrated formation. This formation decreased the peak intensity of ?OH and this peak shifted from 1638 cm-1 to 1628 cm-1. X-Ray Diffraction spectra showed the montmorillonit peak of 2θ = 5,96° shifted to 2θ = 8.94° with the alteration of basal spacing from 14.82 Å to 9.86 Å. This result indicated the insertion of Ni and Co in interlayer clay with a cation exchange reaction. Energy Dispersive X-Ray Analysis showed the ammobilized of Ni and Co in clay was in ratio 1: 1. Catalytic test in the transesterification reaction showed that Ni-Co/Na-BP bimetallic catalyst yielded biggest fatty acid methyl ester with the amount of 2 % and also was more selective toward product which yielded higher palmitic acid conversion to methyl palmitic with the amount of 0,28 %.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanti
Abstrak :
Butylated hydroxyanisole (BHA) adalah antioksidan fenolik sintetik yang digunakan sebagai zat aditif pada makanan sebagai pengawet. BHA dan Cr(VI) menghasilkan reactive oxygen species(ROS) yang menyerang DNA, terutama basa guanin, membentuk DNA adduct 8-hidroksi-2'-deoksiguanosin (8-OHdG). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis DNA adduct 8-OHdG sebagai biomarker kerusakan DNA secara in vitro dan in vivo. Studi in vitro dilakukan dengan menyelidiki interaksi 2'-deoxyguanosine (2'-dG) dengan BHA, Cr(VI), H2O2, dan asam askorbat pada waktu inkubasi yang berbeda (24 dan 30 jam), pH (7,4 dan 8,4), dan 37°C. Studi in vivo dilakukan dengan menggunakan tikus yang diberikan paparan BHA dan Cr(VI)  melalui rute ingesti selama 28 hari. Sampel urin dan darah diambil setiap minggu dan dianalisis menggunakan ELISA dan LC-MS/MS. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pH, waktu inkubasi, dan konsentrasi BHA, Cr(VI), H2O2, dan asam askorbat memiliki efek sinergis terhadap pembentukan 8-OHdG. Konsentrasi 8-OHdG tertinggi ditemukan pada sampel yang mengandung 2'-dG, H2O2, BHA, Cr(VI), dan asam askorbat. Rasio 2'-dG terhadap H2O2, BHA, Cr(VI), dan asam askorbat dalam sampel adalah 1:20 pada pH 8,4 selama 24 jam adalah 316,5 ppb pada suhu 37°C. Hasil uji in vivo menunjukkan terbentuknya DNA adduct 8-OHdG pada serum dan urin tikus yang diuji menggunakan ELISA dan LC-MS/MS. ......Butylated hydroxyanisole (BHA) is a synthetic phenolic antioxidant used as a food additive as a preservative. BHA and Cr(VI) produce reactive oxygen species (ROS) which attack DNA, especially the guanine base, forming the DNA adduct 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine (8-OHdG). This study aims to analyze DNA adduct 8-OHdG as a biomarker of DNA damage in vitro and in vivo. In H2O2studies were carried out by investigating the interaction of 2'-deoxyguanosine (2'-dG) with BHA, Cr(VI), H2O2, and ascorbic acid at different incubation times (24 and 30 hours), pH (7,4 and 8, 4), and 37°C. In vivo studies were carried out using rats exposed to BHA and Cr(VI) via the ingestion route for 28 days. Urine and blood samples were taken weekly and analyzed using ELISA and LC-MS/MS. This study showed that increasing the pH, incubation time, and concentrations of BHA, Cr(VI), H2O2, and ascorbic acid had a synergistic effect on the formation of 8-OHdG. The highest concentration of 8-OHdG was found in samples containing 2'-dG, H2O2, BHA, Cr(VI), and ascorbic acid. The ratio of 2'-dG to H2O2, BHA, Cr(VI), and ascorbic acid in the sample was 1:20 at pH 8.4 for 24 hours was 316.5 ppb at 37°C. The in vivo test results showed the formation of 8-OHdG DNA adducts in the serum and urine of rats tested using ELISA and LC-MS/MS.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanti
Abstrak :
Keputusan strategis investasi pada proyek infrastruktur seperti pembangunan PLTN menjadi sangat krusial dan membutuhkan analisis yang mendalam. Hal ini terkait dengan karakteristik proyek infrastruktur yang sangat rentan terhadap ketidakpastian. Penelitian ditujukan untuk mengetahui kelayakan finansial proyek PLTN dengan memasukkan sejumlah unsur ketidakpastian melalui pendekatan probabilistik. Teknologi PLTN AP1000 dan PLTN OPR1000 digunakan sebagai PLTN referensi. Analisis probabilistik dilakukan dengan teknik montecarlo yang mensimulasikan keterkaitan di antara variabel-variabel ketidakpastian dan dilihat pengaruhnya terhadap output (LUEC, NPV dan IRR). Analisis ini terbukti mampu memberikan berbagai gambaran kemungkinan output dan variabilitas risiko sehingga dapat memberikan rekomendasi bagi investor dalam melakukan keputusan investasi.
Strategic investment decisions on infrastucture project such as NPP development are crucial and require careful analysis and consideration. These are due to the characteristics of infrastructure projects that are vulnerable to uncertainties. This study aims to analyze financial feasibility of NPP project by including amount of uncertainties by using probabilistic approach. AP1000 and OPR1000 reactor were used as reference plant. Probabilistic Analysis were done with montecarlo technique which is simulating relationship between uncertainty variables and be seen their influence to output (LUEC, NPV and IRR). This analysis proved to give many outputs and risks variabilities so that it can give recommendation especially for the investors to do the investment decision.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30865
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S32004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zahara Nuryanti
Abstrak :
Pada pendistribusian fluida selalu terjadi kerugian tekanan didalam pipa. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa aliran fluida didalam saluran tertutup penampang segi empat yang didalamnya terdapat pipa silinder. Fluida yang digunakan adalah air biasa dan air biasa yang dicampur dengan gliserin 5% dan 10%. Dua buah pipa silinder mulus dan kasar dengan diameter 30 mm diletakkan melintang bergantian di dalam saluran tertutup, pada dinding pipa silinder diukur distribusi tekanannya.

Hasil memperlihatkan bahwa untuk pipa silinder kasar sudut pisah aliran bergeser sedikit kebelakang dengan bilangan Reynolds yang sama bila dibandingkan dengan memakai pipa silinder mulus, begitu juga dengan koefisien hambatannya terlihat adanya penurunan. Dari grafik distribusi tekanan terlihat bahwa dengan penambahan viskositas, maka koefisien hambat yang dihasilkan semakin meningkat, baik pada pipa silinder mulus maupun kasar pada bilangan Reynolds 4000 sampai 7500.
Head loss always occurs in every fluid flow. This research's aim is to analyze the fluid flow across the cylinder pipe in closed square duct. Three kind of testing fluids are used: water, water + 5% glycerin mixtures, and water + 10% glycerin mixtures. Two variants of 30 mm diameter cylinder pipes: smooth pipe and rough pipe, are used as bluff body ; placed horizontally across the closed square duct. Pressure distribution is measured at the cylinder pipe wall.

The comparative result between the smooth and rough pipes showed that, separation angle in rough pipe move to downstream in the same Reynolds number. There is reduction in drag coefficients for rough pipe, compared with,the smooth pipe.

Increased viscosity increases drag coefficient for both smooth pipe and rough pipe, in range of Reynolds number between 4000 until 7500.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Nuryanti
Abstrak :
Pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah diikuti pula dengan pelaksanaan desentralisasi fiskal, yaitu penyerahan berbagai sumber penerimaan daerah bagi penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dan pembangunan daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Selanjutnya keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah tersebut, harus didukung dengan ketersediaan dan kemampuan keuangan daerah yang bersumber dari penerimaan Pendapatan Asti Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan daerah yang sangat penting dan strategis untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Kemampuan keuangan suatu daerah diukur melalui seberapa besar peranan atau kontribusi PAD dalam membiayai seluruh pengeluaranpengeluaran daerah, termasuk belanja rutin daerah. Semakin besar kontribusi PAD dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maka semakin besar tingkat kemandirian suatu daerah sehingga semakin kecil ketergantungan daerah untuk menaapatkan bantuan dana dari pemerintah pusat. Sebaliknya, semakin kecil kontribusi PAD dalam APBD maka semakin besar tingkat ketergantungan daerah untuk menerima bantuan dana dar! pemerintah pusat. Oleh karena itu, pemerintah daerah dituntut untuk meningkatkan penerimaan daerah dengan menggali dan rnengembangkan seluruh sumber-sumber keuangan daerah sendiri berdasarkan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Tujuan penelitian dalam tests ini adalah menganalisa kondisi atau kemampuan keuangan daerah Kota Palembang secara umum dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah, serta merumuskan alternatif kebijakan yang mungkin dapat dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kemampuan keuangan daerah, khususnya peningkatan PAD. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendapatan Daerah sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemungutan dan pengelolaan penerimaan daerah di masa yang akan datang. Kemampuan keuangan daerah Kota Palembang diukur melalui indikator-indikator penerimaan keuangan daerah, yang meliputi antara lain rasio kecukupan penerimaan (Revenue Adequacy Ratio), rasio efisiensi, rasio effektivitas, dan rasio elastisitas PAD terhadap perubahan PDRB. Kenludian perumusan dan pemilihan alternatif kebijakan peningkatan PAD Kota Palembang dilakukan dengan pendekatan The Analytic Hierarchi Process (AH P). Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa rasio kecukupan penerimaan daerah Kota Palembang TA 1998/1999-2002, baik terhadap belanja rutin maupun terhadap total pengeluaran daerah belum memadai, yakni kurang dari 20 % dari pengeluaran daerah. Rata-rata rasio kecukupan penerimaan PAD terhadap belanja rutin dan terhadap total pengeluaran daerah pada periode tersebut masing-masing sebesar 17,43 % dan 13,32 %. Sementara itu, rasio elastisitas PAD terhadap perubahan PDRB TA 1993/1994-2001 sangat berfluktuasi, namun secara keseluruhan rata-rata elastisitas PAD terhadap perubahan PDRB bersifat elastis sebesar 1,14 %. Pemilihan kebijakan peningkatan PAD yang diprioritaskan untuk dilaksanakan menurut penilaian 5 responden berdasarkan hasil sintesa akhir global dengan menggunakan rata-rata ukur adalah kebijakan memperluas jenis pajak daerah dan retribusi daerah, dengan bobot prioritas mencapai 0,255. Prioritas kebijakan selanjutnya berturut-turut adalah memperbaiki sistem manajemen PAD dan pelaksanaan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah, dengan Bobot prioritas sebesar 0.250 dan 0.249. Kebijakan pelaksanaan mekanisme pengawasan dan sanksi terhadap subjek pajak berada pada urutan terakhir dengan bobot prioritas sebesar 0,246.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermi Nuryanti
Abstrak :
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang intinya adalah pelayanan medis. Pelayanan tersebut tidak rnungkin diberikan tanpa adanya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini mempunyai pengaruh besar terhadap citra pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu rumah sakit tidak; akan mencapai optimal tanpa upaya peningkatan pelayanan keperawatan. Dalam hal ini upaya peningkatan mutu Sumber Daya Manusia Keperawatan merupakan unsur yang paling penting. Sehingga peningkatan pendidikan dan pelatihan perawat-perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang merupakan program yang diutamakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan dari perawat terhadap peningkatan pendidikan dan untuk mengetahui motivasi perawat terhadap peningkatan pendidikan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, cross sectional dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 300 perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Dengan bantuan analisa statistik parametrik dengan uji Chi-Square, maka dari tiga variabel karakterisitik cliduga secara teoritis dan empiris ada hubungan dengan motivasi. Dari basil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor-faktor demografi, pekerjaan dan perilaku mempengaruhi motivasi perawat untuk meningkatkan pendidikannya.
Hospital is one of health care services with curative treatment as the main services. One of the important component of hospital services is nursing services, which strongly affecting hospital's image in community. Quality of nursing services depends on the quality of its human resources. Therefore education and training of nurses is one of the important aspects increasing quality of nursing services. The objective of study is to describe factors aff~ng nurse's motivation to enroll in education program at Dr. Kariadi Hoapital. The study using cross sectional design utilizing survey research methodology. The sample is 300 nurses who is working at inpatient room in the hospital. Data analysis is done using Chi-Square statistical method. The study found that nurse's motivation to joint education program is affected by their demographic characteristics, type of job, and their personal behavior. The studyconcluded that intervention to increase nurse's enrollment to continuing education program should consider the three factors found in this study.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nuryanti
Abstrak :
RSUD Pasar Rebo bezmula hanya sebagai Rumah Sakit Rakyat pada tahun 1945, yang dikenal sebagai Pos PBK. PMI. Dalam perkembangannya mmah sakit ini menjadi rumah sakit khusus TBC pam sampai akhimya berkembang menjadi rumah sakit swadana pada tahun 1996. Perkembangan terakhir memmjukan adanya persiapan yang dilakukan oleh rumah sakit ini menuju organisasi yang lebih dinamis dan mandiri lagi yaitu bentuk organisasi BUMD yang diharapkan dapat lebih menjawab tantangan di masa depan. PKS adalah salah satu instalasi produksi di RSUD Pasar Rebo, pertama kali diselenggarakan pada tahun 1993 dengan hanya melayani 4 klinik yaitu klinik paru, umum, gigi dan mulut dan klinik Perloembangan terakhir tahun 2002 berkembang menjadi 16 pelayanan klinik spesialis dan subspesialis yang berapm. Pada awalnya PKS diselenggarakan untuk Iebih meningkatkan layanan kepada masyarakat sekaligus mendapatkan tambahan penghasilan untuk karyawaxmya dengan cara lebih mendayagunakan fasilitas yang idle pada sore hari. Didalam perkembangan organisasi yang lebih mandid dan target pasar menengah-atas yang tidak memerlukan subsidi maka diharapkan pula diperoleh dana tambahan untuk subsidi silang dan menjadi sumber pendapatan tambahan rumah sakit dari aktivitas penyelenggarasm PKS ini. Tujuan penelitian ini xmtuk melihat tingkat kinerja keuangan penyelenggaraan Instalasi PKS dengan melihat tingkat kemampuan pengernbalian biaya Instalasi PKS melalui pendapatan yang diperoleh dari pelayanan kepada pasiennya dan memdapatkan gambaran umum mengenai pemanfaatan neraca surplusnya. Penelitian merupakan penelitian kualitatif-deskriptif dengan melakukan analisis biaya terhadap penyelenggaraan PKS dan dilakukan dengan metoda cross sectional. Analisis tingkat pengembalian biaya dilakukan melalui anaiisis biaya yang dilakukan dengan metode activity based costing untuk melihat aktivitas dan besarnya biaya aktivitas tersebut, Selanjutnya identitikasi sumber pendapatan untuk mendapatkan jumlah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas PKS. Perbandingan antara pendapatan dan biaya dari masing-masing poliklinik merupakan informasi tingkat kemampuan pengembalian biayanya (cost recovery rate=CRR). CRR di atas 100% berarti instalasi atau cost object telah mampu membiayai seluruh biaya yang menjadi bebannya melalui pendapatannya, sedangkan CRR di bawah 100% artinya cost object belum mampu membiyai seiuruh biaya yang menjadi bebannya atau masih mendapat subsidi. Surplus merupakan selisih antara pendapatan dan biaya cost object tersebut. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa hanya 4 klinik dari 16 pelayamin klinik yang telah mencapai CRR di atas 100%, yaitu Klinik Anal; Bedah, Gigi dan Klinik Kebidanan Selain itu hasil penelitian ini tidak menemukan kebijakan khusus mengenai pemanfaalan dana neraca surplus dari penyelenggaraan PKS ini. Saran dari penelitian ini adalah melakukan pembenahan dan perbaikan terhadap pencatatan di pengelola anggaran, aturan mengisi fonnulir srruk pembqyaran PKS kenaikan tarif, cost containment, peningkatan mum produk dan promosi mengenai produk PKS. ...... In 1945 Pasar Rebo District General Hospital known as "hospital for the people", part of P3K Indonesia Red Cross division. The hospital was established as a TBC hospital and then converted to an autonomous (swadana) hospital since 1996. At the moment, the hospital is being prepared to be converted as a more dynamic and autonomous institution (BUMD) to respond any challenge in the future. One of production unit in Pasar Robo District General Hospital is Private Outpatient Department (PKS) established in 1993, which only provided four clinics: pulmonary clinic, general clinic, dental clinic and nutrition clinic. In 2001 number of clinics were 16 specialist and sub-specialist services. In the begirming Private Outpatient Department was set up to extend service for the public and to increase income for employees by utilizing idle facilities alter fomial oiiice hours, As a more self-suflicient institution and the clinics is expecting to catch up the middle-up socio economic market provides cross-subsidy. The aim of the study was to analyze financial performance of Private' Outpatient Department or its cost recovery rate and to obtain information about on how to use its surplus. The research is a descriptive-qualitative study using cost analysis on Private Outpatient Department services with cross-sectional design. Cost analysis was conducted by using activity based costing method. Total revenue from Private Outpatient Department was also identiiied. If cost recovery rate (CRR) more than l00%, meaning that the department potential to recover its costs and vice versa. Surplus was obtained by subtracting total cost from total revenue. It was concluded that only 4 (four) out of 16 (sixteen) clinics reached CRR more than 100% i.e. Pediatric, Surgery, Dental and Obstetric/gynecology clinics. And there was no panicular policy on using its surplus. It is recommended to Pasar Rebo District General Hospital to improve thc recording system on its expenses, to [ill in the billing sheet properly, to adjust the tariff to apply cost containment program, to improve product quality and product promotion.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T5067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Nuryanti
Abstrak :
ABSTRAK
Akreditasi Puskesmas dan ISO Pemeriksaan Kesehatan Haji adalah alat untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan haji di puskesmas. Kenyataannya belum diketahui tingkat kepuasan pasien jemaah haji berdasarkan status akreditasi dan ISO Pemeriksaan Kesehatan Haji puskesmas di Provinsi DKI Jakarta.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel diambil dengan Estimasi Proporsi Sampel Acak Stratifikasi 154 pasien jemaah haji pada 4 kategori puskesmas. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan uji anova dan dilengkapi dengan analisis diagram kartesius.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rata-rata kepuasan pasien jemaah haji diantara keempat kategori puskesmas (p=0.0005) dimana rata-rata kepuasan tertinggi adalah puskesmas terakreditasi, selanjutnya puskesmas tersertifikasi ISO Pemeriksaan Kesehatan Haji, puskesmas terakreditasi dan tersertifikasi ISO Pemeriksaan Kesehatan Haji dan puskesmas belum terakreditasi dan belum tersertifikasi ISO Pemeriksaaan Kesehatan Haji. Perlu adanya akreditasi pada semua puskesmas dan bagi puskesmas yang telah terakreditasi terus meningkatkan perbaikan pada aspek pelayanan di kuadran A.
ABSTRACT
Accreditation of Primary Health Center and ISO Hajj Health Examination are tools to improve Hajj health service quality. The reality is not yet known the level of patient satisfaction of pilgrims based on accreditation and ISO Hajj Health Examination primary health center in DKI Jakarta Province.

This research used quantitative research method with cross sectional design. Samples were taken by Random Sample Stratification Proportion Estimated of 154 hajj pilgrims in four categories of primary health center. Data collection used questionnaire. Data was analyzed by ANOVA test and completed with Cartesian diagram analysis.

The result of the research showed that there was a difference of average of satisfaction in patient pilgrims among the four categories of health centers (p = 0.0005) in which the highest average of satisfaction was the health center accredited, then health center certified ISO Hajj Medical Examination , health center accredited and certified ISO Medical Examination Hajj and health centers have not been accredited and has not been certified ISO Hajj Health Examination. The need for accreditation at all primary health centers and accredited primary health centers keep continous improvement the service aspect in quadrant A.
2017
T48672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Nuryanti
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan karena adanya jumlah peningkatan jumlah kasus narkoba yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Penanganan permasalahan narkoba merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Badan Narkotika Nasional sebagai focal poin dalam penanganan masalah narkoba di Indonesia telah menetapkan Surat Keputusan No: Skep/92/XII/2004/BNN tentang Strategi Nasional P4GN yang dapat dijadikan pedoman/acuan bagi instansi pemerintah dan organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang narkoba dalam melakukan upaya-upaya P4GN dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia bebas narkoba 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi Strategi Nasional P4GN pada instansi anggota BNN dan untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam implementasi Strategi Nasional P4GN pada instansi anggota BNN. Penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner ke 28 (dua puluh delapan) instansi anggota BNN, yang memberikan jawaban atas kuesioner tersebut ada 16 (enam belas) instansi anggota BNN, dan melakukan wawancara mendalam kepada informan kunci yaitu Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian Biro Umum Sekretariat Lakhar BNN, Direktur Pengawasan Napza Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, dan Staf Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif (gabungan). Teori yang digunakan untuk melakukan analisis data yaitu teori George C. Edward III yang terdiri atas variabel komunikasi, variabel sumber-sumber, variabel sikap/kecenderungan, variabel struktur organisasi, teori Donald S. Van Meter dan Van Horn yaitu variabel hubungan antar organisasi, serta ditambah dengan variabel pelaksanaan program. Hasil penelitiannnya menunjukkan bahwa kebijakan Strategi Nasional P4GN telah dikomunikasikan dengan baik kepada petugas/pegawai yang menangani bidang P4GN pada instansi anggota BNN, begitu juga dengan sumbersumber, sikap, struktur birokrasi, hubungan antar organisasi, dan pelaksanaan program juga dilaksanakan dengan sangat baik dan mendukung atas implementasi kebijakan tersebut pada instansi anggota BNN. Namun demikian dalam imlpementasi kebijakan tersebut masih terdapat beberapa hambatan yang dihadapi.
This study was conducted since there had been a significant increase in drug cases from year to year. Dealing with drug problems is the responsibility of the society as a whole. The National Narcotics Board as the focal point related to drug problems in Indonesia has issued a Decree No.: SKEP/92/XII/2004/BNN on the National Strategy in the Prevention and Eradication of Drug Abuse and Illicit Trafficking as a reference for government agencies, including social organizations in the prevention and eradication of drug abuse and illicit trafficking as a realization of a Drug-free Indonesia in 2015. The purpose of the study is to know how the National Strategy on the Prevention and Eradication of Narcotics, Psychotropic Substances and other Addictive Substances is implemented at the Member agencies of BNN. Also to identify the obstacles encountered related to the implementation. The study is conducted through distribution of questionnaires to 28 Member agencies of BNN, but only 16 responded to the questionnaire; in depth interviews were also conducted on key informants, i.e. Heads of Organization and Personnel Divisions, Bureau of General Affairs, Secretariat of the BNN Executive Office, Director of the National Agency of Food and Drugs, Republic of Indonesia, Staff of the Directorate General of Immigration, Department of Justice and Human Rights. Data analysis was made through a combination of the quantitative and qualitative methods. The theory applied here is the theory of George Edward III, consisting of variables of communication, resources, attitudes/trends, organizational structure, including the theory of Donald S. Van Meter and Van Horn related to the variable on inter-organizational relation, and added with a variable on program implementation. The outcome of the study shows that the policy on the National Strategy related to the Prevention and Eradication of Drug Abuse and Illicit Trafficking has been well communicated to the officials of the related Member agencies of BNN dealing with the prevention of drug abuse; in addition, resources, attitudes, structure of bureaucracy, inter-organizational relations, as well as program implementation were carried out very well and supported. However, there are still obstacles that are encountered in the implementation of the national strategy.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25472
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>