Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Octaviani
"Schistosomiasis merupakan suatu penyakit pada manusia dan vertebrata yangdisebabkan oleh cacing Schistosoma. Kasus schistosomiasis masih berfluktuasi denganprevalensi berkisar rata-rata diatas 1 . Aktivitas dan kontak langsung masyarakat diarea fokus keong memungkinkan terjadinya penularan schistosomiasis. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadianschistosomiasis di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.Desain penelitian ini adalah studi ekologi, analisis data sekunder Badan Pusat Stastistikdan data dinas kesehatan provinsi Sulawesi Tengah. Hasil penelitian menunjukkanbahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian schistosomiasis adalah proporsi jeniskelamin laki-laki dengan nilai p value < 0,05 rata-rata pada kasus tinggi >1 adalah1,79. Hal ini mungkin disebabkan mereka tidak hanya mengerjakan sawah atau kebuntetapi juga sering mencari kayu di tepi hutan, yang merupakan tempat terjadinyapenularan schistosomiasis.

Schistosomiasis is a disease in humans and vertebrates caused by Schistosoma worms.Schistosomiasis cases still fluctuate with prevalence ranging above 1 on average.Community direct activities and contacts in the snail focus area allow forschistosomiasis transmission. The purpose of this study was to determine the factorsassociated with the incidence of schistosomiasis in Poso District and Sigi RegencyCentral Sulawesi Province. The research design is ecological study, secondary dataanalysis of Central Agency of Stastistik and data of health service of Central Sulawesiprovince. The results showed that the factors associated with the incidence ofschistosomiasis were the proportion of male sex with a mean p value 1 was 1.79. This may be because they not only work on rice fields orgardens but also often look for wood on the edge of the forest, which is the site ofschistosomiasis transmission."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Octaviani
"Tesis ini membahas perancangan pengendali berbasis logika fuzzy yang digunakan untuk pengendalian suhu barrel extruder beserta simulasinya. Model dinamika proses yang dikendalikan diturunkan berdasarkan aliran energi panas yang terjadi pada setiap barrel nya.
Perancangan pengendali ini dengan menggunakan Fuzzy Logic Toolbox Using Matlab. Fungsi keanggotaan yang digunakan berbentuk segitiga, dengan representasi untuk masukan pengendali terdiri dari 5 himpunan fuzzy, dan untuk keluarannya terdiri dari 6 himpunan fuzzy. Penalaran fuzzy yang digunakan pada tesis ini disusun berdasarkan Kaidah Mamdani, dengan mengacu pads 30 aturan fuzzy sesuai Fuzzy Associative Memories (FAO) yang dirancang.
Unjuk kerja dari sistem yang dikendalikan disimulasikan dengan Simulink Toolbox Using Matlab, dengan membuat rangkaian simulink dari keseluruhan sistem dan pengendalinya. Untuk analisanya dilihat unjuk kerja sistem yang dikendalikan berupa tanggapan waktu, yang dibandingkan dengan unjuk kerja yang meggunakan pengendali proporsional."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Octaviani
"Sejarah perkembangan Antitrust Law di Amerika sangat panjang yaitu lebih dari 100 (seratus) tahun sejak tahun 1890, dan Hukum Persaingan Jerman berkembang lebih dari 50 (lima puluh) tahun. Antitrust Law merupakan suatu tradisi yang khas dari Amerika, didasarkan atas ketidakpercayaan terhadap kekuatan ekonomi yang terkonsentrasi dan atas kepercayaan suatu pasar bebas yang menjamin kesempatan perorangan dan mendukung orang perorangan. Tradisi Antitrust Law masih dibina sampai sekarang di Eropa maupun di Amerika dengan keyakinan bahwa persaingan adalah cara yang paling baik untuk mencapai pendayagunaan Sumber daya dalam memenuhi kebutuhan konsumen maupun kemajuan teknis yang paling besar.
Perkembangan hukum persaingan di Indonesia belum apa-apa dibandingkan dengan kedua negara tersebut. Namun disaat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berlangsung sejak pertengahan tahun 1997 merupakan puncak dari akumulasi persoalan kebijakan dan praktek persaingan usaha, yang berlangsung tanpa fondasi dan kerangka yang menjamin tumbuhnya iklim usaha yang sehat, guna mewujudkan dunia usaha yang efisien dengan memberikan pilihan-pilihan yang luas bagi konsumen, sehingga pada akhirnya diharapkan mendorong peningkatan kesejahteraan rakyat. Selain karena krisis tersebut, Undang-undang Antimonopoli ini banyak dipengaruhi dari Antitrust Law Amerika.
Indonesia mengadopsi sejumlah ketentuan di dalam The Sherman Act 1890, The Clayton Act 1914, The Federal Trade Commission (FTC) Act 1914 dan The Robinson Patman.Act 1936, dengan kemiripan latar belakang diantam kedua perangkat hukum di dua negara tersebut, terlihat adanya adopsi terhadap Sejumlah ketentuan di dalam Antitrust Law, baik di dalam ruang lingkup pengaturannya, lembaga independen yang mengawasi jalannya persaingan maupun penegakkannya. Dan Undang-undang Antimonopoli pun juga tidak lepas mengadopsi hukum persaingan Jerman, dalam hal penanganan perkaranya dan sistem kelembagaannya. Namun dalam mengadopsi ketentuan-ketentuan dari Antitrust Law Amerika dan hukum persaingan Jerman, ada dampak positif dan negatifya. Sehingga diharapkan di masa mendatang, Indonesia dapat secara bijak mengadopsi ketentuan-ketentuan dari negara lain sesuai dengan iklim ekonomi yang berkembang di Indonesia. Dan tidak ada dampak negatif yang signifikan."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T18946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Octaviani
"Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Maksudnya disini adalah perkawinan dilakukan oleh seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami isteri untuk tujuan hidup bersama yang bahagia dan berlangsung seumur hidup. Putusnya perkawinan dapat disebabkan karena kematian, perceraian dan putusnya pengadilan. Perceraian itu haruslah didahului dengan adanya perkawinan yang sah menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya, sehingga untuk
mendapatkan kepastian hukum. Dalam hal perceraian maupun
putusan pengadilan, keduanya harus dilakukan di muka pengadilan. Dengan demikian apabila seseorang ingin bercerai, maka ia harus mengajukan gugatan cerai ke pengadilan dan harus menggunakan alasan-alasan yang telah ditentukan oleh perundang-undangan yang berlaku. Gugatan cerai dalam penelitian disini diajukan berdasarkan alasan percekcokkan dan penelitian diantara kedua suami-isteri
yang tidak dapat didamaikan lagi, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah Deskriptif berupa penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan berupa kunjungan ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Timbul permasalahan mengenai sah tidaknya
perkawinan suami-isteri tersebut. Setelah diteliti dan dianalisa, perkawinan itu ternyata tidak sah menurut hukum yang berlaku. Dengan demikian untuk memutuskan perkawinan tersebut, maka lebih baik diajukan gugatan pembatalan perkawinan daripada gugatan cerai."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Octaviani
"Masalah kemiskinan adaiah salah satu masalah utama untuk sebagian besar negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Berbagai studi yang membahas tentang hal tersebut telah dilakukan oleh sejumlah ahli ekonomi. Salah satunya adalah Cutler dan Katz yang menganalisis tentang pengaruh dari variable-variabel ekonomi makro seperti inflasi, pengangguran dan variable-variabel demografis terhadap kemiskinan. Dalam penelitiannya Cutler dan Katz menemukan bahwa pengangguran memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat kemiskinan, sementara inflasi memberikan pengaruh yang relatif kurang signifikan. Tetapi Powers menemukan bahwa inflasi memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap consumption poverty rate.
Dalam penelitian ini penulis menganalisis pengaruh inflasi dan pengangguran terhadap kemiskinan di perkotaan Indonesia, dengan menggunakan dua jenis data yaitu data yang dipublikasikan oleh BPS dan data yang diolah oleh LPEM UI dengan menggunakan metoda Bidani-Ravallion (World-bank 11 method). Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa inflasi dan pengangguran bersama-sama dengan variabel lain yaitu rasio antara garis kemiskinan dengan pendapatan rata-rata, tingkat kemiskinan periode sebelumnya, variable-variabel demografis serta rasio gini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan, baik terhadap head-count poverty, poverty gap maupun squared poverty gap. Secara lebih spesifik, pengangguran memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat kemiskinan sedangkan variabel inflasi memperlihatkan pengaruh yang cenderung tidak konsisten dengan tingkat signifikansi yang iebih rendah. Jika menggunakan data BPS terlihat bahwa inflasi memberikan pengaruh yang cukup signifikan, tetapi bila menggunakan data alternatif terdapat kecenderungan inflasi memberikan pengaruh yang tidak signifikan.
Lebih lanjut, penelitian ini secara implisit juga memperlihatkan kompleksnya masalah kemiskinan di Indonesia. Dengan demikian usaha untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia tidak dapat dilakukan hanya dengan satu jenis program tertentu saja, tetapi harus merupakan sejumlah program yang bersifat saling melengkapi dengan penekanan utama pada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat termiskin, yaitu kelompok masyarakat
dengan tingkat pendapatan jauh di bawah garis kemiskinan. Penelitan ini tidak membahas secara rinci pengaruh dari masing-masing variabel dan program-program pengentasan kemiskinan untuk setiap kelompok masyarakat miskin. Diharapkan hal tersebut dapat dilakukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Octaviani
"

Latar Belakang: Radioterapi merupakan tatalaksana utama kanker serviks, baik dalam bentuk Concurrent Cisplatin-based Chemoradiation Therapy (CCRT) maupun Radiation Therapy (RT). Radioterapi dapat menyebabkan toksisitas terutama pada sistem gastrointestinal dan genitourinarius. Namun, belum ada data mengenai insidensi, derajat, durasi, dan keluhan tersering toksisitas, serta faktor risiko yang mendasarinya di Indonesia.

Tujuan: Mengevaluasi insidensi, derajat, keluhan terkait, dan durasi toksisitas radioterapi pada sistem gastrointestinal dan genitourinarius, serta faktor risiko yang mendasarinya.

Metode: Studi kohort retrospektif ini dilakukan pada subjek kanker serviks stadium lanjut (stadium FIGO ≥IIB) yang menjalani radioterapi, baik CCRT maupun RT, selama tahun 2018. Data dikumpulkan secara randomisasi rekam medis Departemen Radioterapi selama berlangsungnya radioterapi. Uji prevalensi dilakukan untuk mendapatkan angka insidensi, derajat, durasi, dan keluhan tersering toksisitas. Uji Chi-Square dilakukan untuk mendapatkan hubungan faktor risiko dengan terjadinya toksisitas, serta perbedaan toksisitas antara penerima perlakuan CCRT dan RT.

Hasil: Dari 106 subjek, didapatkan 58% insidensi toksisitas, dengan sebaran 42% toksisitas gastrointestinal, 5% toksisitas genitourinarius, dan 12% keduanya. Dari 54% toksisitas gastrointestinal, terdapat 45% toksisitas derajat 1 dan 9% toksisitas derajat 2, dengan keluhan 34% mual-muntah, 34% diare, 11% diare berdarah, serta 2% diskezia. Seluruh toksisitas genitourinarius merupakan derajat 1, dengan keluhan 86% disuria dan 14% hematuria. Toksisitas mulai timbul pada hari ke-17 (95% IK; 5-84 hari) dan dirasakan selama 15 hari untuk toksisitas gastrointestinal (95% IK; 5-65 hari) dan selama 13 hari untuk toksisitas genitourinarius (95% IK; 2-65 hari). Toksisitas radioterapi lebih tinggi pada subjek dengan IMT ³18 kg/m2 (p 0,378), pendidikan SMP ke bawah (p 0,065), pekerjaan usaha kecil/ibu rumah tangga (p 0,366), dan paparan rokok (p 0,027). Toksisitas muncul terutama pada CCRT dibandingkan dengan RT (75% vs 56%, p 0,265) dengan adanya korelasi kuat antara terjadinya kedua toksisitas (Sperman’s Rho 1,0 vs 0,264; p 0,006).

Kesimpulan:  Insidensi toksisitas radioterapi pada sistem gastrointestinal dan genitourinarius adalah 56% yang bersifat sementara dan tidak berat. Besar IMT, status ekonomi rendah, dan paparan rokok meningkatkan terjadinya toksisitas. Tindakan CCRT memiliki toksisitas lebih tinggi dibandingkan RT. 

Key Words: CCRT, RT, toksisitas gastrointestinal, toksisitas genitourinarius, faktor risiko toksisitas, kanker serviks


Background: Regardless the toxicity effect of radiotherapy (CCRT/RT) mainly to gastrointestinal and genitourinary system, there is no data of the toxicity in Indonesia.

Objective: Evaluate the incidence, degree, duration, and most frequent complaints, as well as the contributing risk factors. 

Methods: This retrospective cohort study was conducted on FIGO stage ≥IIB) cervical cancer, who underwent radiotherapy in 2018. Data were randomly collected from the Radiotherapy Department's medical records. 

Results: From 106 subjects, there was 58% toxicity. Of the 54% gastrointestinal toxicity, there are 45% grade 1 and 9% grade 2, with 34% complaint of nausea and vomiting, 34% diarrhea, 11% hematochezia, and 2% dyschezia. All of genitourinary toxicity was grade 1, with 86% complaint of dysuria and 14% hematuria. Toxicity occured on the 17th day (95% CI; 5-84 days) and disappeared in 15 days for gastrointestinal toxicity (95% IK; 5-65 days) and 13 days for genitourinary toxicity (95% IK; 2- 65 days). Toxicity was more exist in subjects with BMI ³18 kg/m2 (p 0.378), low education (p 0.065), entrepreneur/housewife (p 0.366), and cigarette exposure (p 0.027). Toxicity appeared mainly in CCRT compared to RT (75% vs 56%, p 0.265) with a strong correlation between the occurrence of the two toxicities (Sperman’s Rho 1.0 vs 0.264; p 0.006).

Conclusion: The incidence of radiotherapy toxicity in the gastrointestinal and genitourinary systems was 56%, which was temporary and light. Large BMI, low economic status, and cigarette exposure increased the incidence of toxicity. Toxicity of CCRT treatment would be greater that RT alone.

Key Words: CCRT, RT, gastrointestinal toxicity, genitourinary toxicity, risk factors for toxicity, cervical cancer

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Octaviani
"Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat mungkin dialami oleh setiap pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pengemudi kendaraan bermotor, orang yang membonceng, pejalan kaki, dan pengguna jalan lain memiliki kerentanan terhadap kecelakaan (vulnerable users). Selain itu, jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat, mobilitas penduduk yang tinggi, serta kondisi jalan yang rusak merupakan faktor lain yang memungkinkan seseorang mengalami Road Traffic Injury (RTI). Berdasarkan World Report On Road Traffic Injury Prevention (2004), kecelakaan lalu lintas (road accident) yang pada tahun 1990 menjadi penyebab kematian nomor 9 (sembilan) di dunia, maka pada tahun 2020 akan menempati urutan ketiga.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan penerapan injury control pada pelajar tingkat SMU pengguna sepeda motor di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Tahun 2008. Sifat dari penelitian ini deskriptif yaitu dengan melakukan wawancara mendalam (in depth interview) terhadap pelajar pengguna sepeda motor tingkat SMU. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur dan dilakukan pada bulan Juni 2008. Informan pada penelitian ini adalah pelajar tingkat SMU yang bersekolah atau bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur yang menggunakan sepeda motor ke sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya pengalaman berkendaraan pada pelajar pengguna sepeda motor yang diwawancarai paling singkat selama 6 bulan sedangkan paling lama selama 7 tahun, dan sebagian dari responden yang diwawancarai mengatakan belum memiliki SIM. Sedangkan pada faktor perilaku berkendaraan yaitu menggunakan HP pada saat mengemudikan motor menunjukkan hasil bahwa lima orang pelajar tidak pernah menggunakan HP, satu orang mengatakan jarang, dan dua orang mengatakan memiliki kebiasaan menggunkan HP pada saat mengemudikan motor. Bila dilihat dari kecepatan berkendaraan, kecepatan tertinggi yang digunakan, dua orang pelajar menggunakan kecepatan 80 km/jam, satu pelajar 65 km/jam, satu pelajar 60 km/jam, tiga pelajar 100 km/jam, dan satu pelajar 110 km/jam. Dalam hal kebiasaan mengebut saat berkendaraan semua responden yang diwawancarai mengatakan sering melakukan hal tersebut, dan bila dilihat dari kepatuhan mereka terhadap rambu-rambu lalu-lintas hanya dua orang responden yang mengatakan selalu mematuhinya sedangkan enam orang lainnya mengatakan tidak pernah mematuhi rambu-rambu yang ada. Bila dilihat dari disain kendaraan terdapat beberapa responden yang memiliki kendaraan yang tidak sesuai dengan standar yang ada. Sedangkan untuk kebiasaan pengguanaan helm sebagai salah satu alat pelindung diri dalam mengendarai motor hanya empat orang yang mengatakan selalu menggunakan helm sedangkan empat orang lainnya mengaku tidak pernah menggunakannya.
Saran untuk pelajar pengguna sepeda motor, agar lebih mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan peraturan yang telah ditetapkan, serta lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan APD pada saat mengendarai sepeda motor. Bagi para polisi, agar lebih menegakkan peraturan yang telah ditetapkan dan lebih tegas dalam memberikan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor, terutama kepada pelajar pengguna sepeda motor. Bagi pihak sekolah, agar memasukkan pendidikan atau pelajaran tentang tata cara berkendara secara aman mengingat semakin banyaknya pelajar SMU yang mengendarai sepeda motor ke sekolah."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rowella Octaviani
"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku merokok staf administrasi pria di UI tahun 2009, dengan disain potong lintang dan metode tidak acak accidental sampling. Lebih dari setengah (56%) responden adalah perokok dan 37,5% dari mereka adalah perokok berat (>10 batang/hari). Pengetahuan responden mengenai penyakit akibat rokok sudah cukup baik namun mereka masih belum memahami zat-zat yang terkandung dalam rokok. Sikap staff administrasi terhadap perokok pasif, peraturan mengenai KTR dan pelarangan iklan, cukup positif. Namun mereka masih saja merokok di lingkungan kampus. Hal ini disebabkan rokok masih diperdagangkan di lingkungan kampus UI, harga rokok masih murah dan belum terlaksananya peraturan KTR di kampus UI. Saran, perlu dibuat peraturan yang melarang penjualan rokok di kampus UI dan UI menerapkan peraturan KTR disertai dengan pengawasan yang ketat dan pemberian sanksi yang tegas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chyntia Octaviani
"Latar Belakang: Infeksi Helicobacter pylori merupakan infeksi kronis bakterial yang berhubungan dengan penyakit gastroduodenal. Berdasarkan konsensus Bangkok, pemeriksaan diagnostik infeksi H.pylori hendaknya dilakukan pada semua pasien dispepsia kronis. Urea breath test (UBT) merupakan pemeriksaan referens non-invasif dengan biaya cukup mahal. Rapid test antigen feses merupakan pemeriksaan yang praktis dengan biaya lebih terjangkau. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi peran diagnostik rapid test antigen H.pylori dalam feses terhadap UBT pada pasien dispepsia.
Metode: Penelitian ini merupakan uji potong lintang terhadap pasien dispepsia di RSUPN Cipto Mangunkusumo selama bulan Agustus-Oktober 2018. Sebanyak 70 subjek diambil secara consecutive sampling dan dilakukan pemeriksaan rapid test SD Bioline H.pylori Ag® dan Urea [13C] Breath Test Kit-Heliforce®.
Hasil: Rerata usia subjek penelitian adalah 46,2 ± 14,23 tahun (18-70 tahun) dan terdapat 17,14% subjek positif terinfeksi H.pylori berdasarkan hasil UBT. Sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif rapid test secara berurutan adalah 41,67%, 100%, 100%, dan 89,23%.
Simpulan: Rapid test antigen H.pylori dalam feses memiliki sensitvitas yang kurang baik tetapi memiliki spesifisitas, NPP, dan NPN yang cukup baik; praktis digunakan; dan harganya jauh lebih terjangkau sehingga masih dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada daerah dengan keterbatasan ekonomi dan fasilitas.

Background: Helicobacter pylori infection is a chronic bacterial infection associated with gastroduodenal diseases. Based on the Bangkok consensus, a diagnostic test of H.pylori infection should be carried out in all patients with chronic dyspepsia. Urea breath test (UBT) is a non-invasive reference test with a fairly expensive cost. Stool antigen rapid test is a practical test with a more affordable cost. We aimed to evaluate the diagnostic role of the H.pylori stool antigen rapid test against UBT in dyspeptic patients.
Methods: This was a cross-sectional study of dyspeptic patients at RSUPN Cipto Mangunkusumo during August-October 2018. A total of 70 subjects were taken by consecutive sampling method and tested with rapid test SD Bioline H.pylori Ag® and Urea [13C] Breath Test Kit-Heliforce®.
Results: The mean age of the subjects was 46.2 ± 14.23 years (18-70 years) and there were 17.14% subjects positively infected with H.pylori based on UBT results. Sensitivity, specificity, positive predictive value, and negative predictive value of the rapid test were 41.67%, 100%, 100%, and 89.23% respectively.
Conclusion: Helicobacter pylori stool antigen rapid test had poor sensitivity but had a good specificity, PPV, and NPV; practical use; and more affordable price so that it could still be considered to be used in areas with economic and facilities limitations.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Octaviani
"Metode pembayaran dengan menggunakan Letter of Credit (L/C) seringkali digunakan dalam transaksi perdagangan internasional. Transaksi ini dinilai aman oleh penggunanya karena melibatkan perbankan. Untuk dapat memperoleh pembayaran dari pembukaan L/C yang diajukan oleh applicant (iroportir/pembeli), beneficiary (eksportir/penjual) harus mengajukan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh applicant kepada bank. Menurut UCP 500 dan/atau UCP 600, apabila bank sudah menerima dokumen yang lengkap dari beneficiary maka ia berhak atas pembayaran. Namun pada kasus penipuan dokumen L/C fiktif BNI, beneficiary menggunakan dokumen palsu untuk mendapatkan pembayaran L/C dari BNI dengan bekerja sama dengan oknum-oknum di BNI. Indonesia dalam hal ini belum memiliki peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur mengenai penipuan dokumen dalam transaksi L/C. Namun berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata di Indonesia, penipuan dapat menyebabkan pembatalan perjanjian. Selain itu, terdapat doktrin dari putusan-putusan pengadilan internasional yang menyatakan bahwa penipuan merupakan pengecualian dari prinsip independensi dan merupakan salah satu alasan untuk bank melakukan penolakan pembayaran. Thesis ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan tipe penelitian preskriptif yang menghasilkan penelitian preskriptif analitis.

Payment method using Letter of Credit (L/C) often used on the international trading transaction. This transaction is verified to be secure by the users bacause it involving banks. For claiming the payment from the L/C opening which issued by the applicant (importer/buyer), beneficiary (exporter/seller) should convey required documents by the applicant to the bank. According to the UCP 500 and/or UCP 600, if the bank has received complete documents from beneficiary, they have the rights of the payment. But in case of fictive BNI Lie document fraudulent, beneficiary using fake document to obtain payment from BNI by cooperating with people in BNI. In this case, Indonesia does not have the specific regulations which regulate about fraudulent document in LlC transaction yet. Meanwhile, according to Indonesia civil law, fraud may cause agreement annulment. Besides, there are doctrines from the international yurisdiction state that fraud is one of the excuse to the independence principle and is one of the reason for the bank to decline the payment. This thesis is a juridicial-normative research, with prescriptive type in which created prescriptive-analysis research."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>