"Sejak dicanangkan pada awal tahun 1970, program Keluarga Berencana (KB) mencatat keberhasilan yang ditandai dengan turunnya angka kelahiran per pasangan usia subur dan meningkatnya jumlah akseptor KB. Narnun, menurut data dari www.bkkbn.co.id (2004) peran Serta pria dalam mengikuti program KB pria di Indonesia adalah sebesar 1,3%,jauh dari target pemerintah yakni sebesar 8%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab rendahnya motivasi pria menjadi akseptor KB pria bila dihubungkan dengan motivasi, yakni meliputi faktor intrinsik (pengetahuan, keyakinan, dan pendidikan) dan faktor ekstrinsik (lingkungan, fasilitas, status ekonomi, dan sosial budaya).
Penelitian dilakukan selama 1 (satu) minggu pada 40 orang responden, yakni pada tanggal 11-18 Desember 2005 di RT 01 RW 09 Kel. Pondok Cina, Kec. Beji- Depok. Metodologi penelitian men ggunakan metode deskriptif sederhana dengan menggunakan daftar isian pertanyaan (questioner) sebagai alat pengumpul data. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi relatif untuk mengetahui proporsi masing-masing variabel.
Hasil penelitian menemukan bahwa faktor ekstrinsik, terutama lingkungan, fasilitas, dan sosial budaya sangat mempengaruhi rendahnya minat pria untuk ber-KB, sedangkan faktor instrisik tidak mempengaruhi minat responden menjadi akseptor KB. Penelitian ini merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya agar memperluas area penelitian, yang mencakup seluruh faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk menjadi akseptor KB pria. wilayah yang Iebih luas dan jumlah responden yang lebih banyak dan lebih heterogen."