Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2060 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri
Abstrak :
CSR perusahaan jasa konstruksi perlu mendapat sorotan melihat kegiatan industrinya cukup berisiko. PT.PP sebagai perusahaan jasa konstruksi melakukan dua bentuk tanggung jawab sosial, yaitu yang dilakukan terpusat (PKBL dan CSR) dan yang dilakukan di proyek (skripsi ini memfokuskan pada CSR PT.PP di wilayah Proyek Pembangunan Komplek Kantor Pusat Jasa Marga). Menggunakan metode kualitatif yaitu wawancara mendalam dengan beberapa informan dari pihak PT.PP (di pusat maupun di proyek) serta masyarakat di sekitar proyek sebagai pemanfaat, penulis menemukan bahwa industrial specific perusahaan, local specific masyarakat, motif perusahaan dalam melakukan CSR, serta substansi pokok CSR (komitmen dan tindakan perusahaan) turut menentukan efektivitas CSR. ......It is crucial to put CSR of construction industry under the spotlight for the risk of its industrial specific. PT.PP, a general contractor, do their CSR in two ways, one is executed in centralized method (PKBL and CSR), the second is executed in each project site ( this thesis focused on CSR by PT.PP in Proyek Pembangunan Komplek Kantor Pusat Jasa Marga). Done through using qualitative methods of data collection, such as deep interview with several informants from PT.PP (both from head office and in project site management) and also with the local community representatives, author find out that corporate industrial specific, community local specific, corporate motives in doing CSR, and also the substance of CSR (corporate actions and commitment) proved to be essential in CSR effectiveness.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Gallstone is a crystal deposit which is formed in the gallbladder or bile duct. Gallstone is classified into cholesterol stone, pigment stone (black and brown), and mixed stone. Mechanism which underlies the formation of cholesterol or pigment gallstone is different. Information on chemical component of the stone will assist the management and prevention of its recurrence. Analysis of gallstone component can be performed by colorimetry method or even gas liquid chromatography (GLC). Chemical component analysis of gallstone by colorimetry includes examination of cholesterol, bilirubin, and calcium. Stone is classified as cholesterol stone if the cholesterol content is > 80%, pigment stone if cholesterol content is < 20%, and mixed stone if cholesterol content is 25-80%. Gallstone analysis by GLC method is conducted by separation of fatty acid chain and evaluation of fatty acid quantity in the methylester derivatives form, which is fatty acid methyl estered. Fatty acid content in cholesterol stone (310.09 + 49.7 mg/gram) is higher compared to pigment stone (55.59 +7.71 mg/gram). Saturated to unsaturated fatty acid (S/U) ration in cholesterol stone (8.6 + 3.1) is higher compared to pigment stone (4.8 + 1.5).
Jakarta: Interna Publishing (Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam), 2016
611 UI-IJGHE 17:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Roseri Rosdy Putri
Abstrak :
Benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dipelihara demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa. Berdasar catatan Direktorat Purbakala, hingga tahun 2000, tercatat lebih dari 5000 benda cagar budaya tidak bergerak di seluruh wilayah Indonesia. Setiap perorangan yang memiliki atau menguasai benda cagar budaya diwajibkan untuk melindungi dan memeliharanya sesuai kondisi fisik benda cagar budaya tersebut. Salah satu upaya perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya adalah dengan melakukan pemugaran. Pemugaran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengembalikan keaslian bentuk benda cagar budaya dan memperkuat strukturnya bila diperlukan, yang dapat dipertanggung-jawabkan dari segi arkeologis, historis, dan teknis. Pemugaran dilakukan dengan memperhatikan keaslian bentuk, bahan, pengerjaan, dan tata letak. Pemugaran di Indonesia telah berlangsung sejak masa penjajahan Belanda, dan tercatat lebih dari 400 benda cagar budaya berupa bangunan yang telah dipugar. Beragamnya pelaksana pemugaran dan beragamnya bentuk benda cagar budaya yang dipugar mempengaruhi hsil akhir pemugaran. Hal ini disebabkan belum dimilikinya format baku tentang metode dan teknik pemugaran benda cagar budaya. Penelitian ini ditujukan untuk mencatat tentang metode dan teknik pemugaran benda cagar budaya yang telah berlangsung di Indonesia selama ini. Candi Induk Utara Candi Plaosan Lor, menjadi objek penelitian dalam tulisan ini, telah selesai dipugar pada tahun 1997. Candi ini berada dalam kompleks Candi Plaosan yang terletak di desa Bugisan, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten, Jawa Tengah, bersama-sama dengan candi Induk Selatan Candi Plaosan Lor yang telah selesai dipugar pada tahun 1964. Candi Induk Utara dan candi Induk Selatan memiliki kesamaan bentuk arsitektur mulai dari kaki hingga atap termasuk ragam hiasnya sehingga memperlihatkan sebagai candi kembar. Dengan membandingkan kondisi candi Induk Utara sebelum dipugar dan sesudah dipugar, tampak adanya perbedaan tampak yang sangat berarti. Melihat kondisi candi sebelum dipugar tidak terbayang bentuk candi secara utuh. Prinsip keaslian yang diterapkan dalam kegiatan pemugaran candi Induk Utara candi Plaosan Lor menjadi kunci dari pengembalian keutuhan candi tersebut. Maksud pemugaran dengan mempertahankan keaslian bentuk benda cagar budaya adalah melakukan perbaikan dengan mempertahankan desain awal benda cagar budaya sebelum mengalami kerusakan. Ketentuan yang dipakai adalah: (1) pengembalian bentuk benda cagar budaya dilakukan sampai pada Batas yang secara akademis dapat dipertanggung-jawabkan, serta harus dihentikan bila timbul keragu-raguan; (2) penyelesaian bentuk akhir dari ragam hias hanya dibatasi pada bentuk dasar ragam hias sebagai upaya untuk menghindari kerancuan dalam mempertahankan keaslian data; (3) Kegiatan pengembalian keaslian bentuk harus selalu disertai dengan kegiatan perekaman data, verbal dan pictorial. Pemugaran dengan mempertahankan keaslian bahan adalah melakukan perbaikan dengan mempertahankan material yang dipakai untuk membangun benda cagar budaya sama seperti pada saat awal pendiriannya. Pelaksanaannya dilakukan dengan ketentuan-ketentuan: (1) bahan pengganti memiliki ukuran, jenis, kualitas, dan kandungan unsur bahan yang sama dengan bahan asli, yang didapat melalui penelitian laboratorium; (2) bahan pengganti harus diberi tanda yang ditempatkan pada bagian yang tidak mengganggu estetika bangunan secara keseluruhan; (3) pengadaan bahan pengganti tidak dibenarkan apabila pada akhirnya tampak mendominasi; (4) penggunaan bahan pengganti harus disertai dengan perekaman data, baik verbal maupun gambar dan foto. Pemugaran dengan mempertahankan keaslian pengerjaan adalah upaya perbaikan dengan mempertahankan bentuk struktur dan sistem konstruksi benda cagar budaya sama seperti pada saat awal pendiriannya. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan ketentuan-ketentuan: (1) penggunaan teknologi pengerjaan masa kini atau baru dapat dibenarkan atau diperbolehkan apabila teknologi pengerjaan yang asli sudah tidak memungkinkan; (2) teknologi pengerjaan masa kini atau baru dapat diterapkan setelah melalui penelitian dan uji kelayakan; (3) penggunaan teknologi pengerjaan masa kini harus disertai dengan perekaman data, baik verbal maupun gambar dan foto. Pemugaran dengan prinsip mempertahankan keaslian tata letak adalah melakukan perbaikan dengan mempertahankan lokasi dan keletakan benda cagar budaya terhadap lingkungan makro dan mikro sama seperti pada saat awal pendiriannya. Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan adalah (1) pengembalian keletakan benda cagar budaya ke tempat aslinya, dilakukan setelah diadakan penelitian terhadap kondisi benda cagar budaya dan lingkungannya; (2) perekaman data tentang kondisi keletakan benda cagar budaya beserta komponen dan unsur-unsur didalamnya sudah dihimpun dan dikumpulkan sebelum benda cagar budaya dipugar; (3) pengembalian keletakan material candi yang memiliki hiasan dilakukan dengan cara mencocokkan alur hiasan antara batu satu dengan lainnya. Akhir dari penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat tiga tingkat keharusan dalam penerapan prinsip keaslian pada pemugaran benda cagar budaya, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penerapan prinsip keaslian dengan tingkat keharusan tinggi dicapai oleh prinsip keaslian bentuk dan tata letak. Penerapan prinsip keaslian dengan tingkat keharusan sedang dicapai oleh prinsip keaslian bahan. Penerapan prinsip keaslian dengan tingkat keharusan rendah terjadi pada penerapan keaslian pengerjaan. Secara ekstrim, penerapan prinsip keaslian pengerjaan dalam pemugaran benda cagar budaya dapat dikatakan tidak tercapai. Melihat hasil penilaian terhadap penerapan setiap butir keaslian pada pemugaran candi Induk Utara Candi Plaosan Lor, dan juga yang terjadi pada banyak pemugaran benda cagar budaya berbahan batu lainnya, maka prinsip keaslian yang tepat untuk pemugaran benda cagar budaya dari batu adalah mempertahankan keaslian bentuk, bahan, dan tata letak. Keaslian pengerjaan dapat dikatakan selalu tidak tercapai mengingat bahwa teknologi pengerjaan yang baru dinilai lebih memenuhi kebutuhan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi benda cagar budaya dibandingkan dengan teknologi pengerjaan asli. Penggunaan teknologi pengerjaan yang baru membuat tujuan pemugaran sebagai suatu upaya pelestarian benda cagar budaya dapat tercapai.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisa Wahjuni Putri
Abstrak :
Angka Kematian Ibu di Indonsia saat ini masih menduduki peringkat paling tinggi untuk kawasan Asia, yaitu mencapai 393 per 100.000 kelahiran hidup dengan rentang nilai antar propinsi sebesar 130 - 750 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Upaya-upaya untuk menurunkan angka tersebut sudah banyak dilakukan untuk menurunkan dari angka rata-rata 450 per 100.000 menjadi 340 per 100.000 kelahiran hidup pada Repelita V antara lain melalui program peningkatan upaya pelayanan kesehatan maternal baik melalui peningkatan jangkauan pelayanan, meningkatkan cakupan kunjungan antenatal dan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Banyak faktor yang mempengaruhi kesanggupan ibu untuk mampu melaksanakan layanan maternal secara baik ditinjau dari masa kehamilan, saat persalinan maupun pasca persalinannya, antara lain adalah: faktor pendidikan ibu, pekerjaan, penghasilan, sosial budaya dan lain-lain. Salah satu yang ingin dilihat pada penelitian ini adalah bagaimana peranan Program Dana Sehat sebagai salah satu bentuk pembiayaan kesehatan apabila dikaitkan dengan status pelayanan kesehatan maternal bagi ibu yang tercakup di dalamnya. Rancangan penelitian ini bersifat observasional melalui pendekatan kohort retrospektif, dengan perhitungan jumlah sampel sebesar 60 responden untuk kelompok terpajan dan dan 60 responden untuk kelompok tak terpajan yang diambil antara tahun 1994 sampai dengan 1996. Hipotesis yang diajukan adalah ibu yang tercakup program Dana Sehat mempunyai status pelayanan kesehatan maternal lebih baik dibandingkan ibu yang tidak tercakup program Dana Sehat. Analisis yang dilakukan adalah univariat, kemudian bivanat dan dilanjutkan dengan multivariat menuju ke bentuk permodelan yaitu permodelan untuk layanan antenatal, permodelan untuk pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan permodelan untuk indek komposisi status pelayanan kesehatan maternal melalui pendekatan statistik berupa regresi logistik tipe unconditional. Perangkat yang digunakan saling melengkapi antara Epi Info versi 5.1 dan SPSS Release 7.5 for Windows untuk memasukkan data dasar dan pengolahan data, dilanjutkan dengan analisis data menggunakan program Stata 4.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan status pelayanan kesehatan maternal antara ibu yang tercakup program Dana Sehat dengan ibu yang tidak tercakup program Dana Sehat, di mana ibu yang tercakup program Dana Sehat mempunyai antenatal sebesar 1,21 lebih baik dibandingkan yang tidak tercakup (CI=1,05 - 1,38 dan p4),045), ibu yang tercakup program Dana Sehat mempunyai kemungkinan untuk memilih pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 1,22 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak tercakup program Dana Sehat (CI= 1,05 - 1,40 dan p=0,007), dan secara keseluruhan melalui langkah indek komposisi juga didapatkan bahwa ibu yang tercakup program Dana Sehat mempunyai status pelayanan kesehatan maternal 1,33 kali lebih baik dibandingkan ibu yang tidak tercakup (CI=1,11 - 1,59 dan p=0,001). Hasil yang lain adalah ibu yang tercakup program Dana Sehat mempunyai jumlah frekuensi antenatal yang lebih tinggi (rerata 9,14 kali ,SD=2,6) dibandingkan ibu yang tidak tercakup program Dana Sehat (rerata=7,48, SD=2,53) dengan uji t menunjukkan nilai kemaknaan sebesar 0,001. Peningkatan frekuensi kunjungan antenatal akan meningkatkan kecenderungan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dari analisis permodefan diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang berpengaruh di antaranya adalah: kebiasaan, status pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, dan kemudahan sarana transportasi. Dari hasil penelitian di atas, peneliti menyarankan untuk dapat dilaksanakannya program Dana Sehat secara terpadu dengan program pelayanan kesehatan maternal agar diperoleh hasil yang lebih optimal. Meningkatkan frekuensi antenatal lebih dari 4 kali agar kemungkinan memilih pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan lebih besar. Mewujudkan Universal Coverage of Managed Care (UCMC) mungkin merupakan salah satu alternatif yang baik, mengingat memandirikan masyarakat melalui sistim pembiayaan kesehatan merupakan sikap yang arif terutama untuk menyiasati kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
The Improvement of the Status of Maternal Health Services Among the Participants of the Health Fund Program (Dana Sehat) in Wonogiri District in 1998Nowadays the maternal mortality rate in Indonesia is still the highest among ASEAN countries. The estimated maternal mortality rate is currently 393 per 100.000 live births with an interprovincial variation of 130 to 750 maternal deaths per 100,000 live births (SKRT 1995). Many efforts have been done to cut down the figures including the target of reducing maternal mortality from 4501100,000 to 3401100,000 live births in Fifth Five-Year Development Plan (Repelita V), yet the result doesn't seem to be noticable. One of the real program is to accelerate maternal health in service range, antenatal care coverage, and childbirth relationship by midwives-traditional birth attendants in every delivery. But many factors affecting the mothers are to get maternal health services appropriately, from the pregnancy period, safe delivery and post natal period such as education, occupation , income, social culture, etc. One of the objectives of this research is to associate the role of the Dana Sehat Program as one of the health funding system, with the status of the maternal health services among the members of the Dana Sehat. Research is conducted through an observational study, a retrospective cohort approach with the calculated sample 60 respondents for each group respectively exposed and unexposed from 1994 to 1996_ The hypothesis proposed is that the status of mothers who are covered by Dana Sehat Program has better maternal health services rather than who do not take part in this program. The analysis are univariate, bivariate, and then continued with multivariate toward the form of modelling, namely the model for the antenatal care, the model for the childbirth assistance by health providers, the model for composite index of the maternal health services through statistic approach such as unconditional type of logistic regression. The software utilized provide one another between Epi Info Version 5.1 and SPSS Release 7.5 for Windows for basic data and data process, and then Stata 4.0 program for data analysis. The result of this research shows that there is positive correlations in term of the status of maternal services between mothers who take part in Dana Sehat program compared to those are not included in the Dana Sehat program. Mothers who participate in the Dana Sehat program posse the antenatal 1,21 better than the one who do not participate (CI=1,05 ; 1,38 p=0,045). Mothers who participate in the Dana Sehat program have a probability to pick up out the childbirth assistance by health providers 1,22 times bigger than the one who doesn't take the program (CI=1,06 ;1,40 p= 0,007). And finally through the composite index, it is also obtained posses the status of the maternal health services 1,33 times bigger (CI= 1,11 -1,59p=0,001). care from the exposed group more frequent (x = 9,14, SD=2,60) than the unexposed group (x=7,48 ,SD=2,53), with t-test have significant value as 0,001. From the modelling analysis there are many factors influencing the status of the maternal health services such as education, knowledge, transportation ,etc. In conclusion, we recommend that the Dana Sehat program should be thoroughly out with the maternal health service program to ensure much better result. Universal Coverage of Managed Care (UCMC) may be one of the best alternatives to help grow a spirit of self reliance in the community, particularly in the content of current economic situation in Indonesia. References: 59 (1968 -1999).
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosenita Wandi Putri
Abstrak :
ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan Pemberian ASI Eksklusif merupakan hak anak. Di Indonesia pencanangan PP-ASI telah dimulai sejak tahun 1990. Sampai sekarang hasil program PP-ASI tidak mengalami kemajuan. Hal ini ditandai dengan masih kecilnya cakupan pemberian ASI Eksklusif. RSB X sejak tahun 1991 - 1995 merupakan RS Sayang bayi yang ditandai dengan telah berhasilnya meraih berbagai piagam baik lokal, nasional dan internasional. Namun sekarang RS ini tidak lagi merupakan RS Sayang bayi yang ditandai tidak adanya pemberian ASI eksklusif pada bayi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kepatuhan Penatalaksanaan ASI eksklusif di Rumah Sakit Bersalin X Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan pimpinan dari faktor: pengetahuan, sikap, motivasi. Kepatuhan juga dilihat dari RSB X dari factor Kebijakan, perubahan sosial dan financial serta pengawasan dari Dinas Kesehatan Kota Padang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, melalui pengamatan dan wawancara mendalam. Triangulasi dilakukan dengan sumber dan data. Informan dari penelitian ini adalah: Penanggung jawab bidan, Pimpinan, bagian keuangan, dan pasien RSB X. Informan dari Dinas kesehatan Kota Padang: Kasie Kesga dan Kasie Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Dinas Kesehatan Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti sendiri pada tanggal 1 - 18 Februari 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakpatuhan RSB X dalam penatalaksanaan ASI eksklusif disebabkan karena tindak kebijakan dari Pimpinan, adanya perubahan sosial dan finansial serta tidak adanya pengawasan oleh pimpinan RSB X. Hal ini ditandai dengan tidak adanya SOP, tidak perlu memberikan penghargaan kepada Staf dan adanya pemberian susu formula kepada bayi. Susu Formula juga diberikan kepada ibu ketika akan pulang ke rumah. Hal ini bertentangan dengan SK Menkes No: 4501 MBNKES/SK/VI/2004. RSB X dipimpin oleh seorang sarjana ekonomi dan merupakan pemilik modal dari RS tersebut. Disarankan pimpinan rumah sakit lebih profesional untuk melaksanakan tugasnya tidak mencampurkan antara tugas sebagai pimpinan dengan pemilik modal, membuat kebijakan tertulis. Dinas kesehatan Kota Padang juga mengadakan pengawasan yang rutin dengan membuat format laporan bulanan terhadap program ASI eksklusif pada rumah sakit Swasta, pelaksanaan ASI ekskulsif menjadi salah satau syarat akreditasi rumah sakit bersalin. Daftar Pustaka : 41 Buku (1984 - 2004)
Qualitative Analysis on Compliance of Exclusive Breastfeeding Management Practiced at Maternity Hospital X Year 2004Exclusive breastfeeding is defined as providing breast milk until the baby reaches 6 months old page. Exclusive breastfeeding is child's rights. In Indonesia exclusive breastfeeding program (PP-ASI) was started at 1990. However, the progress is quite slow as reflected by low prevalence of exclusive breastfeeding. Maternity Hospital X in the period of 1991-1995 was baby friendly hospital and had been awarded local, national, and even international certificates. Nevertheless, at the present time, the hospital is in doubt of its entitlement as baby friendly hospital since there is indication of non compliance of exclusive breastfeeding. The study was to obtain information on compliance of breastfeeding management practiced at Maternity Hospital X year 2004, this study aimed to describe the compliance of manager in term of knowledge, attitude, and motivation. Compliance was also measured as policy, social pressure, financial aspect, and inspection from Padang Municipality Health Office. This study used a qualitative approach observation and in-depth interview. Triangulation was made based on sources of data, method and analysis. Informants of this study included midwives supervisor, manager, finance division, and patients. Informants in Padang Municipality Health Office included Head of Family Section and Head of Government and Private Hospital Section This study was conducted within a period 1-18 February 2004. The result indicate non compliance of Maternity Hospital X in practicing exclusive breastfeeding management due to inappropriate policy from manager, social and financial pressure and lack of inspection. This was reflected by no standard operating procedures, no reward for staff, and providing milk formula to babies born in hospital. Milk formula was also given to the mothers when they go home post hospitalization. These werw against Minister of Health Decree No:4541MENKES/SK/IV/404. Maternity Hospital X is managed by a gradute of economics and the capital owner of the hospital. It is recommended to the hospital manager as to be more professional in implementing their job and not to mix the job's demand with interest as capital owner. It is also suggested to the manager to work more closely with midwives and patients. Padang Municipality Health Office is to conduct routine inspection on exclusive breastfeeding management practices in private hospitals. References : 41 ( 1984 - 2004)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narti Eka Putri
Abstrak :
During the last three years, the role of taxation is increasing. According to RI's Finance Minister, Boediono, this increase represent fair matter due to RAPBN 2004 is "self supporting", after the cooperation program with IMF ended in 2003. That is why the government hope that the expected fund comes from the tax. Acceleration of Value Added Tax (VAT) restitution management, one of the cause of the increasing of state earnings from taxation, has not strived maximally by the Tax Authority. This can be seen in the duration of completion of VAT restitution application that is applied by PT Yamaha Indonesia (PT YI) which is a musical instrument manufacturer and are exporter that sell around 90 % of the production to other countries. In 2002, there were 2 (two) tax periods that need more than 12 (twelve) months to finalize PT Yl's VAT restitution application. The other period, even less than 12 (twelve) months, but those period were over the duration that is stated in Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-160/PJ.12001 which is Direktorat Jenderal Pajak effort to increase the service to Tax Payer and to give lave certainty in relation of VAT and Tax on Luxury Goods restitution. According to those problems, the aims of this thesis are to identify and to analyze the factors that influence the period of VAT restitution application that is applied by PT YI. Those factors can be seen from external and internal factors of PT YI. External factors consist of good and effective coordination among Tax Offices, information technology role that is used by the tax payers and tat officers' professionalism. For internal factors consists of information technology role, controllership and PT YI taxation staffs' professionalism. Other aims are :reeking recommendation to she ten the period of VAT restitution based on the factors that influence the period of VAI restitution. The data in this research is from the prime data, from the respondents and information from Tax Experts, and also secondary data, from literature PT YI's Organization Structure. In this research, to choose a sample, use Slovin Formula and from that formula there are 1 respondents from 5 (five) KPPs. The research find that co ordination among KPPs is not good and effective because not all the principles are fulfill, like there is no coordinator who coordinate accomplishment of tax invoice clarification and most of the duration of tax invoice clarification is beyond the schedule that has stated in tax regulation. For information technology has a very big role in acceleration VAT restitution application, but unfortunately this facility is not used by the tax payers and less socialized to them. For tax officers professionalism, according to indicators, can be said that their professionalism is good. For internal, the less control from the manager cause the tax officer receive the documents that are needed in completion of VAT restitution in more than 5 (five) working days from PT YI tax staff and this influence in accelerating VAT restitution process. About the technology, PT YI use tax application program and report the VAT application by using diskette. This is also influence the accelerating PT YI's VAT restitution. According to the research, it is suggested that it is important to have a good and effective coordination system that coordinate all KPPs in Indonesia, especially in connecting with tax invoice clarification. Besides, it is also important to socialize the policy about making VAT report by using diskette to all tax payers. For PT YI, it is suggested to make an intensive control to the employee that prepare all documents needed to process VAT restitution.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Mentari Putri
Abstrak :
Kondisi bisnis yang semakin maju dan kompetitif menuntut perusahaan untuk dapat menerapkan strategi-strategi yang menunjang kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Salah satu alternatif yang dipilih oleh beberapa perusahaan adalah melakukan penggabungan usaha dalam bentuk merger dan akuisisi dengan perusahaan lain. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan, namun hasil yang diperoleh tidak selalu konsisten. Beberapa peneliti menemukan pengaruh positif, namun peneliti lain menemukan pengaruh negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh keputusan merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui apakah rasio keuangan perusahaan setelah merger dan akuisisi mengalami perbedaan atau tidak. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi antara tahun 2000-2002. Dengan teknik purposive sampling, diperoleh 6 perusahaan sebagai sampel penelitian. Untuk memfokuskan permasalahan, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja ekonomis perusahaan manufaktur. Rasio keuangan yang diteliti yaitu rasio keuangan triwulanan yaitu triwulan pertama sampai dengan triwulan keempat sebelum dan setelah merger dan akuisisi dilakukan. Dalam penelitian ini, kinerja perusahaan diukur dengan variabel-variabel rasio keuangan. Dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa sebagian besar rasio keuangan sesudah merger dan akuisisi tidak mengalami perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum dilakukannya merger dan akuisisi. Hasil analisis triwulan pertama sampai dengan triwulan keempat menunjukkan terdapat perbedaan kinerja saham yang tidak signifikan sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi. Perbedaan signifikan hanya terlihat pada Price to Book Ratio (PBV) dan Return On Investment (ROI) yang mengalami peningkatan signifikan. Meskipun ada peningkatan, tetapi peningkatan tersebut tidak tidak cukup kuat untuk menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio ini menjadi lebih baik dari sebelum merger dan akuisisi. Dari hasil analisis tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa merger dan akuisisi tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan. Sinergi yang diharapkan belum terwujud sampai dengan akhir triwulan keempat. Hal ini mungkin dikarenakan lemahnya strategi, tidak adanya pengalaman merger dan akuisisi, kurangnya pengetahuan mengenai industri atau perusahaan target, dan adanya faktor non ekonomis lain. Faktor non ekonomis tersebut adalah motivasi untuk menyelamatkan perusahaan dari kehancuran dan faktor motivasi dan jajaran manajerial untuk mendapatkan keuntungan individual.
Business condition which progressively go forward and competitive claim company to can apply strategy supporting the continuity of company life of a period to the next. One of alternative selected by some company is conduct business combination in the form of merger and acquisition with other; dissimilar company. Some researches have been conducted to know influence merger and acquisition to company performance, but the result obtained does not be consistent always. Some researcher found positive influence, but the other researcher found negative influence. This research is to analyze decision merger and acquisition influence to company performance, which implied with finance ratio. Research intended to know whether ratio of company's finance after merger and acquisition experience of difference or not. Population in this research is company doing merger and acquisition between year 2000-2002. With technique purposive sampling, obtained 6 companies as sample research. To focused problems, in this research only limited influence merger and acquisition to economic performance of manufacturing business. Ratio of Finance checked by that is ratio of quarterly finance that is quarterly first up to fourth quarterly before and after merger and acquisition done. In this research, performance of company measured with variable of finance ratio. By using test of Wilcoxon Signed Rank Test with level of significance 5% indicating that most ratios of finance hereafter merger and acquisition do not experience of difference which significant compared to before doing of merger and acquisition. Result of analysis quarterly first up to fourth to quarterly show there are difference of performance of share which do not significant before and hereafter doing of merger and acquisition. Difference of Significant is only seen at Price to Book Ratio (PBV) and Return On Investment (ROI) experiencing of improvement significant. Though there is improvement, but the improvement is not be strong insufficient to express that performance of company which show with this ratio become is better the than before merger and acquisition. From result of the analysis inferential in general that merger and acquisition do not have an effect on by significant at performance of company which show with finance ratio. Synergy expected not yet been existed up to fourth final quarterly. This matter possible because of its weakness is strategy, inexistence of experience of merger and acquisition, lack of knowledge hit industry or goals company, and existence of factor is non economic dissimilar. Factor of none the economic is motivation to save company from ruination and factor motivate from managerial to get individual advantage.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hilda Putri
Abstrak :
Severe acute respiratory syndrome (SARS) merupakan penyakit infeksi pernafasan akut berat yang disebabkan oleh virus korona baru. Virus baru ini dinamakan SARSCoronavirus (SARS-CoV). Mengingat tidak spesifiknya gejala yang ditimbulkan, masih belum adanya obat dan vaksin yang efektif, serta masih adanya kemungkinan berulangnya wabah SARS, maka sistem pendeteksi yang cepat dan akurat sangat diperlukan. Salah satu sistem pendeteksi cepat yang dikembangkan saat ini adalah dengan metode RT-PCR: Keunggulan sistem deteksi dengan RT-PCR adalah, disamping dapat mendeteksi infeksi lebih dini karena RNA virus relatif.mudah ditemukan pada awal infeksi, sistem ini juga dapat mendeteksi tidak hanya SARS-CoV, tapi juga beberapa virus korona yang lain, dengan menggunakan primer yang sama. Hal ini dimungkinkan karena dari beberapa penelitian memperlihatkan bahwa daerah open reading frame (ORF) lb pol merupakan daerah yang sangat lestari pada kelompok virus korona termasuk SARS-CoV. Dalam penelitian ini sudah berhasil disintesis cDNA SARS-QoV yang mengandung daerah lestari pada virus korona. Disamping mengandung daerah yang lestari, daerah di dalam fragmen yang dihasilkan dari produk PCR, juga terdapat daerah yang sangat spesifik untuk SARS-CoV. Selanjutnya DNA SARS-CoV, disisipkan ke plasmid pBluesrcipt®II KS, sehingga berhasil mengkonstruksi plasmid pembawa fragmen DNA SARS CoV yang akan digunakan sebagai pola cetak RNA standar. RNA standar yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kontrol positif untuk sistem pendeteksi virus korona dengan metode RT-PCR.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T 16188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ully Damari Putri
Abstrak :
Dalam pidatonya di hadapan Kongres pada tanggal 20 September, 2001 -hanya sembilan hari setelah tragedi 11 September- George W. Bush menyatakan bahwa Al-Qaeda adalah organisasi teroris yang merupakan otak di balik penyerangan dua menara kembar tersebut. Bush juga menyatakan bahwa Amerika akan melakukan serangan balasan, dan bahwa pertempuran yang akan terjadi bukan hanya pertempuran AS, melainkan pertempuran dunia karena yang dipertaruhkan tidak hanya kebebasan AS. Tidak sarnpai dua tahun sejak pidatonya itu, Bush memenuhi janjinya untuk memerangi terorisme dengan menyatakan perang kepada Sadam Hussein dan Irak_ Sejak scat itu, Amerika terlibat dalam perang yang panjang dan melelahkan. Perang Irak dan pendapat-pendapat pro dan kontra yang menyertainya telah menjadi fokus media di Amerika sejak Bush pertama kali mengirim tentara Amerika ke Irak pada bulan Maret 2003. Untuk memahami bagaimana Perang Irak dinarasikan oleh media, terutama media cetak, penulis menganalisa artikel-artikel yang mengangkat topik tersebut di dalam majalah Reader's Digest (RD) edisi Amerika Serikat. Alasan mengapa penulis memilih Reader's Digest dan bukan majalah Time atau Newsweek adalah karena RD memiiiki suara yang khas dalam menuturkan cerita-ceritanya. Seperti yang pemah dikatakan oleh James Playsted Wood, RD beroperasi dengan cara menyederhanakan isu-isu yang kompleks menjadi mudah dipahami. RD meletakkan problem-problem abstrak ke dalam konteks yang personal sehingga masalah yang rumit sekali pun dapat lebih mudah dimengerti. Mengingat bahwa RD mengangkat dirinya sebagai corong bagi kebijakan pemerintahan, tidak salah bila RD diasumsikan sebagai pendukung setia Perang Irak. Bagaimana suatu majalah dengan posisi yang jelas terhadap Perang Irak menuturkan ceritanya mengenai Amerika Serikat, Irak dan hubungan di antara keduanya dalam konteks Perang Irak merupakan pertanyaan yang mendasari penelitian ini. Dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) dan semiotika, penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan itu. AWK dan semiotika digunakan untuk menganalisa artikel-artikel yang berhubungan dengan Perang Irak yang dirnuat di RD AS pada periode 2004 - 2005. Penelitian ini disajikan dalam enam bab. Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi latar belakang dilakukannya penelitian ini, fokus permasalahan, serta metode yang digunakan. Bab dua membahas kerangka teori yang melandasi penelitian ini. Bab tiga hingga bab lima adalah analisis talcs dan gambar dari keenam corpus. Selanjutnya pada bab terakhir akan disimpulkan hasil analisa dari ketiga bab sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perang Irak merupakan perang yang krusial bagi AS. Perang itu dibutukan tidak hanya untuk mengibarkan bendera demokrasi di Irak dan menanamkan kebebasan serta nilai-nilai Barat lainnya, tapi juga untuk `melindungi' minyak Irak. RD juga menonjolkan nilai-nilai patriotisme dan heroisme AS serta kejahatan dan keterbelakangan Irak. Lebih jauh lagi, hubungan budaya yang coba diciptakan oleh RD dilandasi oleh pemikiran bahwa nilai-nilai budaya Barat jauh lebih superior dan nilai-nilai budaya masyarakat Irak.
In his speech to the Congress and the American people on September 20, 2001 -only nine days after the September 11 tragedy- George W. Bush stated that Al-Qaeda was the terrorist organization behind the twin tower tragedy. He also stated that America would strike back, and that the fight would not only be America's fight but also a world's fight since what was at stake was not just America's freedom. Less than two years after his speech, Bush kept his promise to fight terrorism by declaring war against Sadam Hussein and Iraq. Since then, America has been involved in a long and exhausting battle in that country. The Iraq war and the pros and cons that follow the war have been the focus of the American media since Bush first stated that he would send his troops there on March 2003. To understand how Iraq war is narrated by the media, particularly the print media, I analyzed stories on that topic that were published in US edition of Reader's Digest. The reason why I chose Reader's Digest and not Time or Newsweek is because The Digest has a very distinctive voice in telling its stories. As what James Playsted Wood had said, The Digest operates to reduce baffling complexities to understandable simplicities. It puts abstract problems into human terms and world concerns into a personal frame. In other words, the Digest makes at least some of life's confusions seem intelligible. Seeing that the Digest acts as one of Washington's "paraphrasers", it would be safe to conclude that the magazine is a loyal support of the war. How a magazine that has a clear stance of the war narrates stories about America, Iraq and their relationships within the context of Iraq war is a question that underlies this research. Using Critical Discourse Analysis (CDA) and semiotics approach, this qualitative research aims to answer that question and analyze six articles related to Iraq War, which were published in US edition of RD in 2004 - 2005. The thesis will be presented in six parts. Firstly I will discuss the background of the research. I then continue with the choice of corpus and the explanation of the method use. In the next three chapters, 1 shall discuss the analysis of the corpus. I will then conclude from the language features as well as images interplayed together in the articles the underlying ideology of the articles and the representation of Iraq War in the Digest. The results of the research showed that Iraq War was seen as an imperative war for the United States. Not only was it necessary to `unfurl' the democratic flag and to spread freedom and other western values in Iraq, but the Digest also implicitly stated that it was necessary to `protect' the oil in Iraq. The magazine also highlighted the heroism and patriotism of America and the evil and bigotry of Iraq. Furthermore, the cultural relationship that the Digest tried to build between the two countries was based on the thought that Western values are far superior to the values of Iraqi people.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Eka Putri
Abstrak :
Era globalisasi menciptakan persaingan di berbagai bidang yang semakin lama semakin ketat tidak terkecuali dalam bidang pelayanan kesehatan terrnasuk perumahsakitan. Agar shatu rumah sakit mampu bersaing dengan baik, maka rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanannya Salah satu indikator untuk mengukur kualilas pelayanan kesehatan adalah kepuasan pasien. RSIA Hermina, Bekasi diresmikan pada tahun 1997, merupakan rumah sakit dengan reputasi yang sudah dikenal masyarakat sebagai rumah sakit yang dapat diandalkan pelayanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat inap persa1inan normal terhadap mutu layanan Rumah Sakit lbu dan Anak Hermina yang dilaksanakan pada tanggal 24 April sampai 24 Mei 2002 dengan 80 orang responden yang sedang menjalani perawatan setelah persalinan normal. Pengukuran dilakukan dengan metode Servqual pada lima dimensi pelayanan yakni tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Hasil penelitian memperlihatkan sebanyak 88,3% responden puas dan sebanyak ?l?l,7% tidak puas dengan dimensi mutu layanan. Uji hubungan dengan uji chi-square pada variabel kepuasan dengan faktor sostal ekonomi tidak mendapatkan hasil yang bermakna. Pada uji hubungan variabel kepuasan dengan masing-masing dimensi mutu layanan didapatkan hubungan yang bermakna. Tingkat kesesuaian masing~masing dimensi mulai dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil adalah dimensi assurance, empathy, tangible, responsiveness, dan reliability. Penelitian ini merekomendasikan agar rumah sakit meningkatkan kinerjanya pada ruang rawat inap agar lebih bersih, nyaman, dan tenang serta mampu memberikan layanan sesuafyang dijanjikan dengan cepat dan tepat. Para dokter disarankan agar dapat bertugas sesuai jadwal. Disarankan pula bagi rumah sakit agar memperhatikan faktor jarak antara tempat tinggallpraktek dokter dengan daerah Rumah Sakit.
The current globalization era causes tight competition in many aspects, no exception in health service aspect including the hospital _ ln order to hospitals to function complete well, it is required to maintain its service quality. One of the indicators to measure the health quality in health care is patient?s satisfaction. The Hermina Mother and Child Hospital Bekasi , founded in 1997, have already had a good reputation in the community. This study was aimed to tind the level of satisfaction of normal birth deliveiy of inpatient on the service quality in this hospital. The study was conducted from April 24 up to May 24, 2002 by taking 80 respondents as the sample which take care in the hospital alter having normal delivery. The measurement used Servqual Method, focused to tive service dimensions which is tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. The result of the study showed that 88,3 % respondents were satisned on the service quality and the rest of the respondents (?l1,7%) were insatistied. The statistical analysis using chi-square test proved that social economic factor was not related to the patient?s satisfaction. However, the patient's satisfaction variable considered statistically si niticant in relation with each ofthe sen/ice dimension. Based on ranking, the level of satisfaction on each service dimension from the highest to the lowest respectively is as follows assurance, empathy, tangible, responsiveness, and reliability. Based on this Ending, the study recommends to the hospital to measure the performance of the inpatient ward so that it is cleaner, more comfortable. and quiet. The hospital is also recommended to provide a quick and accurate service. Recommendation is also addressed to the physician in order to work on schedule_ lt is considered to the hospitai to concern with the distance between the physician?s residencelprivate practice and the hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>