Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusmiati
Abstrak :
Kinerja perawat pelaksana merupakan serangkaian kegiatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Kinerja perawat mencakup penerapan jaminan mutu, pendidikan, penilaian kinerja, kesejawatan, etik, kolaborasi, riset, dan pemanfaatan sumber-sumber. Kinerja yang baik merupakan cerminan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Kinerja diprediksi dapat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, lama kerja, dan lingkungan organisasi (struktur organisasi, dan desain pekerjaan) di rumah sakit yang disebut sebagai variabel independen. Dalam proses pelayanan keperawatan variabel independen tersebut secara bersama-sarrna mempunyai kontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hubungan antara lingkungan organisasi dan karakteristik perawat dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP Persahabatan Jakarta. Penelitian menggunakan total populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 156 perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap. Penelitian ini menggambarkan bahwa perawat pelaksana sebagian besar mempunyai kinerja yang kurang baik (50,6%). Pengujian ada atau tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan Pew-son's Product Moment, hasil analisis dikategorikan menjadi kurang atau baik berdasarkan nilai median sebagai cut off point. Hasil analisis dengan alpha < 0,05 menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan, status kawin, lama kerja, pembidangan pekerjaan, tingkat hirarki, dan kesatuan perintah tidak ada hubungan yang bermakna terhadap kinerja perawat pelaksana. Sub variabel dari struktur organisasi yaitu: perumusan masalah, pembagian tugas, pendelegasian dan wewenang, koordinasi, rentang kendali, cakupan pekerjaan, kedalaman pekerjaan, dan hubungan pekerjaan secara bermakna ada hubungan dengan kinerja. Untuk mengetahui variable yang dominan terhadap kinerja perawat pelaksana digunakan uji regresi logistik ganda, basil penelitian menunjukkan ada dua variabel yaitu koordinasi nilai p wald 0,001 dan kedalaman pekerjaan nilai p wald 0,004. Hasil ini menunjukkan bahwa koordinasi paling dominan terhadap kinerja. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya pengernbangan dalam bidang keperawatan yang berorientasi pada lingkungan organisasi internal.
The performance of nurse provider is a set of activities of the nurse in providing nursing care to the client. The nurse's performance is included the implementation of quality assurance, education, performance appraisal, peer, ethics, collaboration, research and the utilization of resources. The best performance is reflected through the quality of nursing care. The performance is predicted to be contributed by the age, education, gender, marital status, length of work organizational environment (organization structure and work design) in the hospital are considered as the independent variables. This study used the quantitative with correlation descriptive design with the purpose to examine the relationship between organizational environment and nurse characteristics with the performance of nurse providers working in nursing ward of RSUP Persahabatan, Jakarta. This research used the total population meeting the inclusive criteria with the total of 156 nurse providers working in nursing ward This study revealed that most of the nurses did not perform as expected or not well performed (50.6°%). To analyze the relationships among variables, the Pearson Product Moment Correlation was utilized the median value was used as a cut off point to categorize the poor and good performance. The result of this statistical analysis with the alpha < 0.05 revealed that the age, gender, education, marital status, length of work field of work, hierarchy level, and similar/united order of work had no significant relationship with the performance of nurse providers. Sub variables of problem formulation, task distribution, delegation and authority, coordination, control, scope of work detail, and work correlation had significant relationship with performance. Based on multiple logistic regression, the result of this study shown that coordination with p wald 0,001 and work detail with p wald 0,004. It means that coordination was the most determinant factor to nurse's performance. The implication of this study to nursing that there was a need to have development in nursing management of care focusing on the internal organizational environment.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Teti Rusmiati
Abstrak :
Pemikiran kebudayaan Sutan Takdir Alisjahbana diawali dengan penarikan garis yang membedakan dengan jelas antara kebudayaan tradisional Indonesia dengan kebudayaan modern Barat. Perbedaan terutama ditekankan pada konfigurasi nilai dari masing-masing kebudayaan itu; nilai-nilai mana yang lebih dominan. Dengan mengelompokkannya kepada enam nilai (mengikuti Eduard Spranger: nilai teori, ekonomi, agama, seni, kuasa dan solidaritas), Takdir menyebut bahwa dalam kebudayaan tradisional Indonesia berlaku nilai-nilai ekspresif yang menyebabkan kebudayaan itu states, sedangkan di negara-negara Barat, di mana gugus ilmu pengetahuan itu unggul, berlaku nilai-nilai progresif yang mengantarkan negara itu menjadi negara yang modern. Indonesia, hemat Takdir, harus mengadopsi nilai-nilai dari Barat itu yang bercirikan: intelektualisme, individualisme dan materialisme. Dengan kata lain, untuk membina kebudayaan Indonesia itu diperlukan upaya modernisasi mutlak guna meraih kemajuan sebagaimana yang telah diperoleh negara-negara Barat. Gerakan modernisasi seperti ini mendapat banyak tentangan karena dianggap mengancam hilangnya kepribadian bangsa. Modernisasi yang terjadi di Barat, dalam pandangan Takdir berawal dari peristiwa Renaissans Itali yang aspek dasamya merupakan gerakan humanisme, menempatkan manusia pada posisi sentral. "Manusia", merupakan tema sentral dalam konsep kebudayaan Takdir. Dalam upaya mendefinisikan konsep kebudayaan, Takdir menekankan pada proses budi manusia; budilah yang melahirkan budidaya atau kebudayaan. Melalui kebudayaan, manusia mengubah alam agar menjadi lebih manusiawi. Nilai yang merupakan kekuatan integral dalam pembentukan pribadi, masyarakat dan kebudayaan, berada dalam proses budi manusia. Karena nilai itu juga berada dalam proses budi manusia maka kebudayaan oleh Takdir tidak diukur dengan teori empiris melainkan lebih berdasarkan teori nilai; nilai mana yang paling diutamakannya. Dengan demikian, kebudayaan akan lahir dengan penuh tanggung jawab. Ketika terjadi akulturasi budaya ada sisi-sisi yang tidak bisa dihindari: ketidakberdayaan meraih nilai-nilai baru sementara yang lama pun sudah telanjur ditinggalkan. Untuk masalah ini, Takdir mengedepankan sisi-sisi manusianya: kreativitas (seperti judul buku yang ia tulis) dan kebebasan. Disamping itu, dalam usaha manusia rasional pada proses modernisasi itu, berkecenderungan untuk semakin irrasional, tetapi Takdir tetap optimis. Takdir juga menganggap ilmu-ilmu sosial telah terjebak - positivisme karena mengenyampingkan masalah nilai, ia lalu mengajukan sebuah konsep yang menyeluruh tentang ilmu manusia sebagai sintesa antara ilmu-ilmu positif dengan teori nilai. Tidak bisa dihindari bahwa pemikiran-pemikiran Takdir mengenai humanisme dalam kebudayaannya terpengaruh oleh ideologi dari Barat, baik mengenai konsep individualisme, naturalisme, liberalisme maupun rasionalisme dan pemikirannya ini masih relevan untuk masa sekarang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Rusmiati
Abstrak :
Tesis ini menganalisis rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dilihat dari sudut pandang bagaimana peranan pengawas sekolah dalam penjaminan mutu pendidikan bidang akademik di Kota Kendari. Peran pengawas merupakan salah satu cara perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi guru dan kepala sekolah untuk membentuk peserta didik yang berkompeten khusus pada jenjang sekolah menengah atas, yang menjadi sekolah bersaing dan unggul sebagai integral sumber daya manusia. Adapun peranan pengawas sebagai guidance, konselor untuk memonitoring dan mengevaluasi sekolah binaan bertujuan untuk menciptakan sekolah yang bermutu, dengan dasar perbaikan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian yang didukung dengan kemampuan dan keterampilan secara bertahap dan berkesinambungan, sesuai kurikulum yang merupakan skala prioritas meningkatkan mutu akademik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dari paradigma konstruktif pada strategi naratif dan strategi phenomenologis, tehnik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam dan studi dokumen. Pengumpulkan data melalui beberapa informan yang mengetahui tentang topik penelitian peneliti, yakni melalui wawancara mendalam dengan kepala dinas, pengawas, guru, kepala sekolah. peranan pengawas sekolah di kota Kendari belum maksimal dari hasil temuan dokumen dan wawancara dari beberapa informan, kunjungan pengawas belum optimal sehingga berdampak pada peningakatn mutu guru dan peserta didik. ......The thesis analyzes the low education quality in Indonesia observed from the perspective of how the school supervisor roles are in academic education quality assurance of in Kendari. The supervisor roles are one of the ways to improve teaching/ learning to increase the competence of teachers and principals to produce competent students particularly at a high school, which becomes a competitive and excellent school, as the integral part for human resources. The roles of a supervisor are as a guidance and a counselor to monitor and evaluate the school under his/her supervision in order to create a qualified school with the fundation of the improvement of content standard, process standard,graduate competence standard, and asssessment standard supported with the gradual and sustainable capability andskills in accordance with the curriculum which is a priority scale to increase academic quality. This research uses the qualitative method from the constructive paradigm at the narrative strategy and the phenomenology strategy. The datacollention technique uses indepth interview and a document study. The data collection was through several informants who know about the researcher?s research topic by conducting in-depth interview with the heads of a government agency, supervisors, teachers, and principals. The school supervisor roles in Kendari are not yet maximal from the document finding results and interview from several informants; the supervisor visits are not yet optimal so that this affects the quality increase of the teachers and students.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Rusmiati
Abstrak :
Enterprise Risk management (ERM) merupakan suatu kerangka kerja yang komprehensif dan terintegrasi dalam pengelolaan risiko perusahaan. Kerangka kerja ini merupakan satu kesatuan untuk mencapai tujuan. Oleh karenanya ERM harus dapat diimplementasikan disetiap aktivitas perusahaan. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana penerapan kebijakan ERM membawa perubahan atas kinerja dan dapat memperbaiki reputasi perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode uji beda dua rata-rata (paired sample t test) untuk melihat adanya perubahan kinerja dan reputasi perusahaan dengan diterapkannya kebijakan ERM di PT Jamsostek (Persero). Untuk memperkuat analsiis digunakan juga analisis korelasi spearman?s rho. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan nyata dari penerapan ERM terhadap kinerja sebelum dan sesudah diberlakukan, sementara terhadap reputasi perusahaan hasilnya menunjukkan terdapat perbedaan nyata, menunjukan arah positif menjadi lebih baik.
Enterprise Risk Management is a comprehensive framework and integrated in managing risk company. This framework is a unity in achieving a goal or the companie?s objective. This research is try to find how the ERM policy increased the firm performance and reputation. This research used a paired sample t test to know the differentiation before and after implementation of ERM policy. To strengthen the analysis, a spearman?s rho correlation also used in this research. The result show that there is no differentiation between ERM implementation on firm performance but at the other hand there is a positif relationship between ERM implementation and firm reputation before and after ERM policy is used.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Rusmiati
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan perilaku seksual berisiko serta penurunan sikap positif remaja terhadap keperawanan menimbulkan asumsi bahwa meningkatnya perilaku seksual remaja dalam berpacaran terjadi karena sikap positif terhadap pentingnya menjaga keperawanan mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap remaja terhadap keperawanan dengan perilaku seksual dalam berpacaran di Indonesia dengan melibatkan variabel umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal, umur pertama kali pacaran, pengetahuan tentang risiko kehamilan dan pengaruh teman sebaya sebagai variabel perancu. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Populasinya adalah seluruh remaja di Indonesia baik remaja pria maupun wanita di Indonesia yang berumur 15-24 tahun, belum menikah serta pernah atau sedang berpacaran pada saat survey SDKI-KRR tahun 2012 dilakukan dengan sampel sebanyak 13.013 responden terdiri dari 7.329 responden pria dan 5.684 responden wanita. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara sikap remaja terhadap keperawanan dengan perilaku seksual dalam berpacaran dengan nilai OR 3,6 (CI 2,3 – 5,5) dan setelah dikontrol oleh variabel teman sebaya nilai OR menjadi 3,1 (CI 1,91 – 5,02). Tidak ada interaksi antara sikap remaja terhadap keperawanan dengan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan tentang risiko kehamilan, dan pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja dalam berpacaran serta pengaruh teman sebaya merupakan confounder. Remaja harus memiliki komitmen untuk menjaga keperawanannya, selektif dalam pergaulan serta harus ditunjang oleh peran orang tua dan para pembuat kebijakan terkait.
ABSTRACT
Report given in risky sexual behavior and decrease in positive attitudes toward adolescent virginity, These events lead to the assumption that the increase in adolescent sexual behavior in dating occur because of a positive attitude for importance of maintaining virginity decreased. This study aims to determine the relationship between adolescent attitudes toward virginity with sexual behavior in dating in Indonesia by involving the age variable, gender, level of education, region of residence, age of first dating, knowledge about the risk of pregnancy and peer influence as a confounding variable. This research is a quantitative study by analytic design using secondary data from Indonesia Demograpic Health Survey (IDHS) in 2012. Entire adolescent population in Indonesia both male and female adolescents aged 15 – 24 years, not married or in a relationship and never at the time of the IDHS in 2012 conducted with a sample of 13.013 respondents. Respondents consisted of 7.329 male and 5.684 female respondents. The results showed a significant relationship between adolescent attitudes toward virginity with sexual behavior in dating with OR value of 3,6 (CI 2,3-5,5) and after controlled by variable peers OR value to 3,1 (CI 1,91-5,02). There is no interaction between adolescent attitudes toward virginity by age, sex, level of education, knowledge about the risk of pregnancy, and Peer influence on adolescent sexual behavior in dating as well as the influence of peers is a confounder. The results of this study suggested that adolescents have commitment to keep her virginity, selective in the association and it also be back by the role of parents and policy makers related.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Desi Rusmiati
Abstrak :
ABSTRAK
Cervical cancer is one of the cancer types that become a haunting danger for many women in the world. In Indonesia, the prevalence rate reached 0.8% or an estimated 98,692 patients. Its prevalence increased to 10% in the commercial sex worker group. This study aimed to explain the effect of health promotion on knowledge and intention for early detection of cervical cancer using the inspection of visual acetate method in the commercial sex workers. This study was quantitative with a quasi experimental type, one group of pretest and posttest design. The population sample included the commercial sex workers at Genteng Subvillage, Patimban Village, Pusakanegara Subdistrict, Subang District and was determined by using an accidental sampling technique with 35 respondents. Data analysis used McNemar test. The results showed that there was an increase in knowledge after the health promotion activity and a significant change in intention to perform early detection of cervical cancer. From the statistical test, a p value of 0.000 was obtained for each variable. In conclusion, health promotion has a significant effect on the improvement in the knowledge and intention of the respondents.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 13:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library