Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sahat
"Dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, negara-negara sedang berkembang memerlukan modal, keahlian dan teknologi dari negara-negara maju. Kebutuhan akan modal baik modal asing maupun modal dalam negeri bagi negara yang melakukan pembangunan memang tidak dapat dihindari.
Sejak krisis tahun 1998, investasi jatuh, yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi hanya 3,5% - 4 % per tahun. Sebelum krisis pertumbuhan ekonomi berkisar antara 7 % - 8 % per tahun. Sebagai akibat rendahnya pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan angka pengangguran yang cukup memprihatinkan. Untuk mengatasi tingkat pengangguran yang memprihatinkan tersebut, pertumbuhan ekonomi perlu ditingkatkan sehingga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Peningkatan pertumbuhan ekonomi hanya dapat ditempuh dengan cara meningkatkan investasi, untuk itu diperlukan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi.
Salah satu faktor penghambat investasi adalah sektor ketenagakerjaan, khususnya pelaksanaan hubungan industrial antara pekerja dan pengusaha yang dapat mempengaruhi investasi seperti mogok kerja dan perselisihan hubungan industrial. Timbulnya mogok kerja adalah sebagai akibat institusi dan mekanisme penyelesaian perselisihan yang diatur melalui UU No. 22 Tahun 1957 dan UU Na 12 Tahun 1964 tidak efektif memberikan penyelesaian perselisihan yang cepat, tepat, adil dan murah oleh karena untuk mendapatkan penyelesaian perselisihan dibutuhkan waktu 2 tahun 3 bulan atau bahkan lebih.
Berdasarkan kondisi tersebut, baru-baru ini pemerintah telah mengundangkan UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang mulai berlaku pada bulan Januari 2005. Untuk mengetahui dampak Undang-Undang tersebut terhadap iklim investasi, secara substansi Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial mengatur institusi dan mekanisme penyelesaian perselisihan lebih ekonomis dan tidak berbelit-belit serta mengutamakan penyelesaian di luar pengadilan melalui konsiliasi, mediasi atau arbitrase dan membatasi perselisihan yang dapat dimintakan kasasi ke Mahkamah Agung.
Institusi dan mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang dilakukan melalui konsiliasi mediasi atau arbitrase pada dasarnya dilakukan berdasarkan win-win solution sehingga dapat mendorong timbulnya kerja sama saling membutuhkan antara pekerja dengan pengusaha di perusahaan yang pada gilirannya dapat tercipta iklim investasi yang kondusif sebagai basis persaingan internasional di masa mendatang."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T36584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Sahat
"Gambaran hasil-hasil pembangunan pada umumnya merupakan refleksi dari pada pengelolaan potensi sumber daya yang dimiliki, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, investasi, keberadaan infrastruktur dan sumber daya lainnya. Mengingat pembangunan bidang ekonomi selalu berhubungan dengan permasalahan bagaimana memanfaatkan sumberdaya yang tersedia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, maka selain ketersediaan sumber daya, peranan perencanaan pembangunan atau faktor kebijaksanaan diharapkan dapat memberikan arti yang signifikan terhadap hasil-hasil yang telah maupun yang akan dicapai.
Untuk mengetahui hal dimaksud di suatu daerah, selain memperhatikan apakah perencanaan sebelumnya sudah mempertimbangkan kondisi obyektif yang dimiliki daerah, juga apakah dari hasil pengelolaan sumber daya yang dimiliki tersebut telah memenuhi harapan atau belum. Secara umum, hal tersebut dapat diamati meialui penilaian terhadap kebijaksanaan dan berbagai indikator pembangunan.
Sehubungan dengan lokasi yang akan menjadi obyek penelitian adalah wilayah Propinsi Kalimantan Barat, beberapa hal yang perlu dicermati adalah menilai keberhasilan ataupun ketidak berhasilan yang telah dicapai, tentu saja dengan memperhatikan problematika yang terjadi sebagai faktor yang sangat mempengaruhi pembangunan itu sendiri. Untuk beberapa hal, indikator penting perlu dikemukakan dan dibandingkan dengan skala Nasional.
Secara teoritis gabungan dari potensi yang dimiliki suatu daerah dimaksud, idealnya diarahkan atau diprogramkan dalam kerangka pembangunan sektor-sektor yang memiliki potensi dengan keunggulan komparatif dan sektorsektor yang akan mendukung keunggulan kompetitif. Untuk menilai keberadaan potensi unggulan dimaksud, studi ini dibantu dua peralatan analisis, yaitu input-output dan ekonometrika. Serdasar analisis itu potensi yang tergolong unggul adalah sektor yang secara umum berkemampuan untuk menarik atau mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnnya lebih besar dari pada kemampuan rata-rata pertumbuhan ekonomi, dilihat dari beberapa kriteria.
Kedepan, mengingat kehadiran Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, diperkirakan akan menumbuhkan nuansa dan harapan baru bagi Daerah, khususnya dalam kaitannya dengan perencanaan pembangunan. Apabila periode sebelumnya penyusunan perencanaan lebih bersifat top, down maka dengan adanya kehendak perubahan tali, tampaknya daerah dapat mengubah orientasi pembangunan dari yang tadinya lebih menitikberatkan pada pendekatan sektoral ke pendekatan regional atau merupakan kebijaksanaan yang senantiasa berawal dari potensi yang dimiliki daerah.
Dengan didasarkan atas penilaian historis terhadap hasil-hasil pembangunan dihubungkan dengan penilaian apakah potensi yang dimiliki daerah sudah diberdayakan secara optimal atau belum baik terhadap yang sedang bergulir maupun yang belum dimanfaatkan maka perencanaan pembangunan daerah nantinya diarahkan dalam upaya pemberdayaan potensi unggulan setelah sebelumnya dilakukan prediksi.
Mengingat prediksi sebagai salah satu unsur penting datam perencanaan pembangunan, maka dalam hal untuk keperluan dimaksud, selain sudah memperhatikan kondisi, permasalahan dan tantangan yang dihadapi suatu daerah, juga perkiraan kondisi perekonomian nasional pada umumnya, untuk selanjutnya dikernukakan rekomendasi kebijaksanaan yang sesuai, yaitu kebijakan pemberdayaan sektor unggulan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T7239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Sahat
"ABSTRAK
Sampai saat ini angka kematian ibu hamil dan melahirkan di Indonesia masih tergolong cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga Asean. Berbagai upaya dalam rangka menurunkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan tersebut telah banyak dilakukan, antara lain dengan upaya peningkatan untuk pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin dan upaya pendekatan penbinaa kesehatan keluarga dengan cara peningkatan pengetahuan mereka melalui pendidikan, seperti kelompok. belajar, ataupun penyuluhen-penyuluhan yang intensif. Namur demikian hasil yang dicapai masih dirasakan relatif rendah dan belum optimal. Oleh karena itu berbagai faktor yang berkaitan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan ibu masih perlu terus dipelajari dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil dan menyusui tersebut.
Untuk keperluan tersebut di atas dilakukanlah penelitian dengan rancangan pra eksperimen dan menganalisa hasil pengukuran dari kelompok perlakuan (KPKIA) dan kontrol (non KPKIA).
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh infarmasi tentang ada tidaknya perbedaan pengetahuan, sikap, dan praktek periksa hamil dan persalinan ibu hamil yang ikut program kegiatan KPKIA dan ibu hamil yang tidak ikut program kegiatan KPKIA. Secara khusus hal tersebut dilihat dari beberapa karakteristik responder: umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan penghasilan keluarga.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pengetahuan dan sikap periksa hamil dan persalinan pada ibu yang ikut program kegiatan KPKIA ternyata lebih baik secara bermakna dari padsa ibu yang tidak ikut program kegiatan KPKIA. Artinya, ada pengaruh kelompok belajar terhadap pengetahuan dan sikap mereka; (2) Pada praktek ternyata tidak ada perbedaan antara responden KPKIA dan non KPKIA; namun ada 2 faktor karakteristik yang bermakna terhadap praktek periksa hamil dan persalinan tersebut, yaitu faktor pendidikan dan faktor penghasilan; (3) Frekuensi kehadiran dalam mengikuti kegiatan KPKIA juga membedakan tinggi rendahnya pengetahuan periksa hamil dan persalinan, khusus pada responden KPKIA.
Disarankan agar program kegiatan KPKIA ini diteruskan, karena cukup berhasil dalam meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap terhadap periksa hamil dan persalinan. Hamun dalam penyelenggaraannya perlu diperhatikan komunikasi yang baik antara pengelola program dengan kader, selalu memberikan tambahan pengetahuan kepada kader, waktu pelaksanaan KPKIA sebaiknya terpisah dengan Posyandu, dan bahan-bahan HIE diperbanyak dan dibagikan. Disamping itu juga disarankan agar pihak yang berkompeten dengan program kegiatan KPKIA ini melakukan penelitian lanjutan guns mengetahui lebih detail aspek kognitif, afektif, dan konatif dari ibu-ibu hamil akan program KPKIA tersebut.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Sahat
"Adjustable Beam Clamp adalah suatu alat perancah yang berfungsi untuk membentuk dan menunjang Balok Beton sehingga mampu menahan beban beban yang sudah bekerja. Dimana pemakaian sistem ini akan efektif hanya pada proyek proyek yang memiliki luas minimal bekisting balok sebesar 2.500 m2.
Berkaitan dengan kinerja waktu proyek bangunan bertingkat struktur baton, ada 3 pekerjaan yang saling terkait, yaitu pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting dan pekerjaan cor. Dari ke 3 kegiatan tersebut, pekerjaan bekisting amatlah penting karena pekerjaan bekisting memerlukan biaya terbesar dan memakan waktu paling lama.
Sehingga untuk meningkatkan kinerja waktu proyek secara signifikan diperlukan penanganan bekisting secara tepat. Saat ini sistem Adjustable Beam Clamp, sudah banyak dipakai pada proyek proyek seperti: Graha Kuningan Tower, Niaga 2 Tower, Pejaten Mall, Bidakara Tower, Apartemen Kintamani, Mall Bekasi, dan Mangga 2 Square. Hal ini membuktikan bahwa sistem Adjustable Beam Clamp ini telah dikenal dikalangan praktisi konstruksi khususnya di Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor dalam penggunaan sistem Adjustable Beam Clamp yang dapat mempercepat kinerja waktu proyek, khususnya pada struktur gedung bertingkat tinggi.
Dari 25 kuesioner yang disebar, didapat 21 data yang diolah dengan analisa statistik dengan bantuan software SPSS. Dari hasil analisa tersebut didapat bahwa variabel dominan dalam penggunaan sistem bekisting Adjustable Beam Clamp adalah variabel Kualitas Tenaga Kerja dan Kualitas Pengawasan pada pelaksanaan/Setting Bekisting Balok dan Pelat. Kemudian juga didapat 1 variabel dummy yaitu kualitas delivery Barang.
Persamaan regresi yang didapat diuji kembali melalui simulasi Monte Carlo dengan bantuan perangkat lunak Crystal Ball."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siringoringo, Victor Sahat
"Latar belakang
Teofilin merupakan bronkodilator yang efektif dalam pengobatan asma bronkial dan penggunaannya dalam bentuk garam etilendiamin sebagai bolus i.v. aminofilin merupakan terapi standar dalam penanggulangan penderita asma bronkial akut (1-3).
Dari beberapa hasil penelitian ditunjukkan bahwa baik efek terapi maupun efek toksik teofilin sangat berkaitan dengan kadar teofilin dalam serum. Untuk bronkodilatasi, lajak kadar teofilin serum terapetik adalah sempit yaitu 10 - 20 μg/ml (1,2,4-7). Disamping mempunyai efek terapetik yang rendah, variasi biotransformasi atau bersihan total teofilin, baik intraindividual maupun interindividual sangat berpengaruh pada kadar teofilin serum. Oleh karena itu pemantauan kadar teofilin serum dengan penerapan prinsip farmakokinetik sangat penting dalam optimasi penggunaan teofilin (1,8-12).
Dalam praktek, untuk menanggulangi serangan asma akut, seringkali penderita yang datang ke rumah sakit diberikan dosis awal bolus i.v. aminofilin dengan dosis muatan 5,6 mg/kg BB tanpa memperhitungkan apakah penderita ini telah mendapat teofilin dalam waktu sehari sebelumnya. Kemudian, apabila serangan dapat diatasi, penderita tidak mendapat infus aminofilin melainkan hanya mendapat resep dokter untuk membeli sediaan teofilin per oral di apotek sebagai kelanjutan terapi di rumah. Penatalaksanaan serangan asma bronkial akut yang dianjurkan dalam kepustakaan adalah pemberian bolus i.v. aminofilin dengan dosis muatan 5,6 mg/kg BB. Kemudian dosis awal ini harus dilanjutkan dengan pemberian infus aminofilin untuk mempertahankan kadar teofilin serum terapetik (1,2).
Interval waktu seteiah pemberian bolus i.v. aminofilin yang diberikan di rumah sakit sampai penderita minum sediaan teofilin per oral. di rumah diperkirakan 3 - 6 jam. Oleh karena itu kadar teofilin serum sebelum bolus injeksi aminofilin dan sesudahnya sampai 6 jam serta hubungannya dengan efek terapi dan efek sampingnya perlu diteLiti pada penderita asma bronkial akut yang hanya mendapat bolus i.v. aminofilin dengan dosis standar 5,6 mg/kg BB di rumah sakit?
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Roy Sahat
"Era globalisasi menuntut semua organisasi, baik yang berorientasi pada laba ataupun nirlaba, untuk beroperasi secara efesien dan efektif. TUtujuannya untuk meningkatkan kualitas organisasi agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu solusi yang dapat memberikan kemudahan untuk membuat, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi. TI juga memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang sebelumnya sulit bahkan tidak mungkin dilakukan.
PT. "XYZ" Group merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang agrobisnis dan telah berdiri sejak tahun 1993. Seiring perkembangan perusahaan yang semakin pesat, penambahan jumlah karyawan, dan kondisi geografis cabang-cabang perusahaan yang tersebar, hal ini membawa kedala dalam proses workflow perusahaan, hal ini juga dikarenakan proses workflow selama ini masih dijalankan secara manual, walaupun fasilitas komputer telah di sediakan, namun dukungan dari aplikasi yang minim membuat proses berlangsung lama dan berlarut-larut. Menjawab hal tersebut perusahaan membentuk satu divisi Informasi Teknologi (IT) untuk menangani masalah pengembangan aplikasi maupun infrastruktur. Dalam pengembangan aplikasi workflow, divisi IT memilih teknologi e-business dan open source, penerapan teknologi e-business dan open source dipilih karena merupakan kebijakan perusahaan, dipandang dari sisi biaya, ketersediaan sumber daya manusia, dan kehandalan teknologi tersebut.

Globalization era demands all organizations, whether they are profit or non-profit oriented to operate efficiently and effectively. The purpose is to increase the quality of the organization, so that it can survive in the competitive environment. The implementation of information technology is one of the best solutions to create, process, store, and distribute information. Information technology also makes possible communications to take place, including those that were previously impossible.
PT "XYZ" group of companies, established since 1993, operates in agribusiness sectors. As the company grows rapidly, employees' total number also increases, distributed across company branches which are geographical spread in many areas. This situation brings problems to the company human resource workflow process. The problems are mainly due to the manual workflow process. Although they have had computer facilities and networking infrastructure support, the support from the application is not enough to speed up the processes. To respond to this situation the company establishes the Information Technology (IT) division to build an application and its infrastructure to automate the HR workflow processes. In developing the workflow application, the IT division uses an e-business approach and open source technology. This technology was chosen according to a company policy that was made based on financial considerations, human resources availability, and technology capability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Sahat
"Pada tahun 2006, Sistem Tanjung Pinang dan Sistem Tanjung Uban, dua sistem ketenagalistrikan di Pulau Bintan dinyatakan dalam kondisi krisis pasokan tenaga listrik. Akan tetapi, pasca penetapan kondisi krisis tersebut, kedua sistem belum keluar dari kondisi krisis dan butuh penanganan yang mendesak. Tulisan ini membahas perencanaan pengembangan sistem pembangkitan di Pulau Bintan termasuk menganalisis rencana interkoneksi ke Sistem Batam. Dari hasil analisis diperoleh bahwa interkoneksi Batam-Bintan tidak efisien diimplementasikan, karena biaya pembangkitan menjadi sangat tinggi. Jika Sistem Tanjung Uban stand alone, pengembangan pembangkitan yang handal hanya dapat dilakukan dengan pembangunan PLTD dalam jumlah banyak, sehingga tidak efisien. Sementara jika Sistem Tanjung Uban dan Sistem Tanjung Pinang terinterkoneksi, pada tingkat kehandalan yang sama (LOLP < 1 hari pada tahun 2020), diperoleh potensi penghematan sekitar USD25.3 juta hingga tahun 2020 atau rata-rata USD2.3 juta/tahun dibandingkan dengan jika kedua sistem stand alone. Dengan demikian pilihan terbaik dalam pengembangan sistem pembangkitan di Pulau Bintan adalah membangun Sistem Bintan Interkoneksi disertai pembangunan sejumlah pembangkit hingga tahun 2020 yang terdiri dari 16 unit PLTU Batubara dengan total kapasitas 120 MW, 3 unit PLTD dengan total kapasitas 15 MW dan 12 unit PLTG dengan total kapasitas 75 MW.

In 2006, Tanjung Pinang and Tanjung Uban electricity systems located in Bintan Island, were stipulated as area in electricity crisis condition. But since the stipulation untill today, both of the system remain in crisis, and need an immediate solution. This thesis studies on the ekspansion plan of generating system in Bintan, including studies on an alternative power source, that is Batam-Bintan interconnection. Analysis? result shows that Batam-Bintan interconnection is not feasible to be implemented, since it can rise up generation cost. If Tanjung Uban remains stand alone, a reliable generation system could only be achieved by developing a huge number of oil power plants, therefore will be ineficient. Meanwhile if Tanjung Uban and Tanjung Pinang are interconnected, at the same reability level (<1 day in 2020), there was a chance to get efficiency from interconnection option around USD25.3 Milion until 2020, or averagely USD2.3 Million/year compared to stand alone option. Therefore the best choice to expand generation system in Bintan is connecting both of the system by a transmission line, with a number of generation additions untill 2020 consist of 16 units coal fire power plant (PP) with total capacity 120 MW, 3 units oil PP (total capacity 15 MW) and 12 units gas turbin PP (total capacity 75 MW)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T 26019
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Sahat
"Penelitian di maksudkan untuk melihat mekanisme transmisi perekonomian Indonesia, yakni bagaimana kebijaksanaan moneter mencapai sasarannya di sektor riil, baik langsung maupun melalui tujuan-tujuan antara di sektor moneter itu sendiri. Penelitian menggunakan teori dan teknis ekonometrik secara simultan, terbatas pada sektor moneter dan sebab-akibatnya terhadap tingkat harga output riil dan neraca pembayaran. Model simultan yang digunakan merupakan modifikasi dari model sejenis yang telah diterapkan di Korea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara berbagai kebijaksanaan moneter, kebijaksanaan suku bunga lebih efektif terutama untuk pengendalian tingkat harga Penelitian juga membuktikan bahwa kontraksi moneter mampu menekan laju inflasi, tetapi dengan konsekuensi menurunnya output nonprimer dan pada gilirannya menurunkan pula pendapatan riil. Dalam batas-batas tertentu, modal penelitian juga menunjukkan bahwa secara bersama-sama seluruh variabel moneter mampu menentukan 'target' net foreign assets yang ingin dicapai. Keberhasilan Indonesia meningkatkan nilai ekspor nonmigas, terutama yang berasal dari ekspor manufaktur, harus diikuti dengan langkah selanjutnya yaitu mengurangi jumlah bantuan luar negeri. Beban pembayaran pojok pinjaman yang terlalu besar dapat menguras habis cadangan devisa pemerintah maupun swasta, sehingga terjadi kontraksi moneter yang terlalu ketat; berikut konsekuensinya. Usaha-usaha pengendalian laju inflasi dapat terus dilakukan dengan kebijaksanaan seperti yang telah dilakukan selama ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Sahat
"ABSTRAK
Dengan merosotnya nilai ekspor migas pada Tahun 1982 sebesar US$ 2.299,1 juta atau defisit sebesar ll,l% dibandingkan dengan nilai ekspornya pada Tahun 1981, yang timbul sebagai akibat resesi perekonomian internasional, maka pemerintah Indonesia yang ingin tetap melaksanakan pembangunan yang telah direncanakan, terasa harus mengambil serangkaian kebijaksanaan dibidang ekonomi guna memperoleh dana untuk penbiayaan pembangunan dalam kondisi perekonomian yang lesu tersebut. Rangkaian kebijaksanaan tersebut 1 antara lain berupa : 1. Mendorong kegiatan ekspor non migas sebagai substi tusi menurunnya penerimaan devisa dari ekspor migas 1 yaitu dengan memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas untuk merangsang kegiatan tersebut; 2. Menggalakan penanaman modal 1 yang juga dilakukan dengan- memberikan berbagai fasilitas perbankan, pajak dan sarana penunjang lainnya; 3. Mengatur sedemikian rupa nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain khususnya terhadap dolar Amerika, dengan maksud ugar komoditi ekspor non migas mampu bersaing di pasaran internasional. Selain itu 1 tindakan yang sangat penting dari pemerintah untuk mengimbangi lemahnya neraca pembayaran luar negeri 1 adalah dengan melakukan pengendalian atas pemborosan biaya konsumsi barang dari luar negeri untuk Menghemat devisa yang telah diperoleh dari kegiatan ekspor dan sekaligus. sebugai tindakan proteksi impor yang melindungi barang-barang hasil produksi dalam negeri serta industri-industri yang baru tumbuh dari gangguan kekuatan daya saing barang-barang impor."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>