Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistianingsih
Abstrak :
Benign Prostat Hiperplasia BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat karena peningkatan kadar dehidrotestosteron dan proses penuaan. Salah satu tindakan untuk mengatasi BPH adalah pembedahan Transurethral Resection of the Prostate TURP . TURP sering menimbulkan masalah nyeri bagi pasien. Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri dengan intervensi keperawatan mandiri foot massage. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadap nyeri pasca pembedahan TURP. Desain penelitian quasi eksperimen dengan kelompok kontrol, sampel diambil dengan metode simple random sampling double blind. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 13 responden kelompok kontrol dan 13 responden kelompok intervensi. Hasil penelitian setelah dilakukan foot massage ada perbedaan score nyeri yang bermakna. Rerata nyeri pada kelompok intervensi lebih rendah daripada kelompok kontrol p=0,02 dan ada perbedaan nyeri setiap pemberian intervensi p=0.01 . Kesimpulan foot massage berpengaruh pada penurunan nyeri pasca pembedahan TURP.
Benign Prostatic Hyperplasia BPH is an enlarged prostate gland caused by increased dihydrotestosterone levels and aging process. One way to overcome BPH is Transurethral Resection of the Prostate TURP . However, pain is commonly felt by patients after TURP. The intervention of foot massage may be helpful to reduce the pain. The purpose of this study was to determine the effect of foot massage on the pain arises after TURP surgery. The design of this research was quasi experiment with control group, while the sample was taken by employing simple random sampling method, precisely double blind. The sample in this study consisted of 13 respondents, grouped as the control group, and another 13 respondents, grouped as the intervention group. The result showed that after getting a foot massage there was a significant difference of pain score. The average score of the intervention group was lower than that of the control group p 0.02 and there was a difference of the pain in each intervention p 0.01 . The conclusion is that foot massage has an effect on decreasing the pain after TURP surgery.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistianingsih
Abstrak :
ABSTRAK
Praktik residensi keperawatan medikal bedah kekhususan sistim perkemihan merupakan proses yang harus ditempuh untuk menjadi ners spesialis. Praktikan berperan sebagai care provider dalam memberikan asuhan keperawatan profesional dengan pendekatan model adaptasi Roy pada kasus utama gagal ginjal kronik stage V on hemodialisis dengan komplikasi subarachnoid hemoragic dan tiga puluh kasus perkemihan. Praktikan berperan sebagai peneliti dalam menerapkan tindakan keperawatan berbasis bukti ilmiah dengan topik holi Qur rsquo;an untuk menurunkan skore depresi dengan tahap awal skrining depresi. Peran sebagai inovator adalah dengan menerapkan model edukasi self instructional module SIM untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien hemodialisis. Hasil praktik residensi adalah teori model adaptasi Roy efektif digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sistim perkemihan, holi Qur rsquo;an efektif menurunkan skore depresi dengan skrining awal menggunakan Beck Depression inventory II dan edukasi model SIM efektif meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien hemodialisis. ABSTRACT
Surgical-medical nursing residency practice on the specificity of urinary system is a process which must be taken to become a nursing specialist. During the residency practice, the student played several roles. As a care provider, the student delivered professional nursing actions with Roy adaptation model theory on the main case of chronic renal failure stage V on haemodialysis with subarachnoid haemorrhagic complication and thirty urinary cases. As a researcher, the student applied scientific evidence-based nursing actions with holy Qur rsquo;an to decrease depression score. Depression screening was conducted as the initial stage. And as an innovator, the student applied self-instructional module SIM to improve haemodialysis patients rsquo; knowledge and obedience. The results of the residency practice were Roy Adaption model was effective to deliver nursing care on urinary system, holy Qur rsquo;an was successful to decrease depression score with Beck Depression inventory II used in the initial screening , and SIM was also effective to improve haemodialysis patients rsquo; knowledge and obedience.
2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Sulistianingsih
Abstrak :
Pelaksanaan administrasi pemungutan Pajak Penerangan Jalan di Propinsi DKI Jakarta dilaksanakan sepenuhnya oleh PT. PLN. Perlakuan khusus ini dikarenakan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, sehingga Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 1996 tentang Pajak Penerangan Jafan tidak dapat dilaksanakan. Potensi Pajak Penerangan Jalan di Propinsi DKI Jakarta cukup besar. Namun penerimaan yang dicairkan oleh PT. PLN mengalami keterlambatan dalam penyetoran. Tesis ini bertujuan untuk membahas dan mendeskripsikan pelaksanaan administrasi, mengkaji dan menganalisis penyelenggaraan pemungutannya dilihat dari aspek administrasi perpajakan dan prinsip﷓prinsip perpajakan secara universal. Adapun tujuan lain dari tesis ini mencari sebab dan mengetahui alternatif pemecahan masalah atas keteriambatan realisasi penerimaannya. Penulisan Tesis ini bersifat deskriptif analisis dengan studi kasus, yang pendekatannya kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan, wawancara mendalam (in dept interview) dan observasi partisipasi terhadap pihak-pihak terkait yang terlibat dalam penyelenggaraan pemungutan Pajak Penerangan Jalan. Dari hasil pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa untuk keberhasilan pemungutan Pajak Penerangan Jalan, maka administrasi pemungutannya harus dilaksanakan oleh instansi yang berwenang dan bertanggung jawab, yaitu Propinsi DK1 Jakarta c.q. Dinas Pendapatan Daerah. Prosedur dan mekanisme pemungutan yang dilaksanakan oleh PT. PLN sudah baik karena sesuai dengan prinsip convenience of payment dan economy in collection. Namun terjadi keterlambatan realisasi penerimaan yang dialami oleh Propinsi DKI Jakarta. Hal ini terjadi karena semua hasil pungutan Pajak Penerangan Jalan disetorkan terlebih dahulu kepada PT. PLN Pusat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rispah Sulistianingsih
Abstrak :
Latar Belakang: Angka penggunaan metode sesar pada persalinan di Indonesia semakin meningkat bahkan melebihi target yang ditetapkan World Health Organization (WHO). Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dukun diduga berkontribusi terhadap tingginya angka komplikasi kehamila atau persalinan yang merupakan indikasi dilakukannya persalinan sesar. Tujuan : Mengetahui hubungan tenaga pemeriksa kehamilan dengan penggunaan metode sesar pada persalinan di Indonesia. Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sumber data penelitian yaitu data sekunder SDKI 2017. Variabel yang diteliti yaitu metode persalinan sebagai variabel dependen, variabel independen utama yaitu tenaga pemeriksa kehamilan, dan variabel kovariat meliputi, faktor sosiodemografi, riwayat kehamilan dan riwayat persalinan ibu. Analisis menggunakan regresi logistik dengan software SPSS 21. Hasil: Dari 14.646 WUS, 3,9% memeriksakan kehamilan pada dukun, 30,7% pada dokter ahli kandungan dan 65,7% oleh bidan/dokterumum/perawat. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya interaksi antara tenaga pemeriksa kehamilan dengan komplikasi persalinan. Jika dibandingkan dengan wanita yang memeriksakan kehamilan pada bidan/dokter umum/perawat dan tidak mengalami komplikasi persalinan maka, Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dokter ahli kandungan dan mengalami komplikasi persalinan berpeluang 0,73 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dokter ahli kandungan dan tidak mengalami komplikasi persalinan berpeluang 2,95 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dukun dan mengalami komplikasi persalinan berpeluang 1,84 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada dukun dan tidak mengalami komplikasi persalinan berpeluang 0,58 kali untuk menggunakan metode sesar. Wanita yang memeriksakan kehamilan pada bidan/dokter umum/perawat dan mengalami komplikasi persalinan berpeluang 1,48 kali untuk menggunakan metode sesar. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara wanita yang memeriksakan kehamilan pada dokter ahli kandungan dan dukun dengan penggunaan metode sesar. Hubungan tersebut berbeda berdasakan ada tidaknya komplikasi persalinan. Oleh karena itu, promosi kesehatan terkait pentingnya pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan yang kompten perlu dilakukan. Adanya reward bagi bidan atau puskesmas jika cakupan pemeriksaan kehamilan pada teanga kesehatan mencapai 100% di wilayah kerjanya. ......Background: The rate of use of the cesarean delivery method in Indonesia has increased even more than the target set by the World Health Organization (WHO). Pregnancy checks conducted by traditional birth attendants are thought to contribute to the high rates of pregnancy complications or labor, which is an indication of cesarean delivery. Objective: to determine the relationship between pregnancy examiners and the use of cesarean delivery methods in Indonesia. Method: This study used a cross sectional design. The source of research data is the secondary IDHS 2017 data. The variables studied were the method of labor as the dependent variable, the main independent variables were the pregnancy examiner staff, and the covariate variables included, sociodemographic factors, history of pregnancy and maternal labor history. Analysis using logistic regression with SPSS 21 software. Results: Of the 14,646 WUS, 3.9% had a check-up on a dukun, 30.7% in an obstetrician and 65.7% by a midwife / doctor / nurse / nurse. The results of the multivariate analysis showed an interaction between pregnancy examiners and labor complications. When compared with women who examined their pregnancies in midwives / general practitioners / nurses and did not experience labor complications then, women who had a pregnancy examination with obstetricians and had labor complications had a chance of 0.73 times to use the cesarean method. The woman who examined the pregnancy at the obstetrician and did not experience labor complications had a chance of 2.95 times to use the cesarean method. Women who had a pregnancy check up on a dukun and had labor complications were 1.84 times more likely to use the cesarean method. Women who examined their pregnancies in a dukun and did not experience labor complications had a 0.58 chance to use the cesarean method. Women who examined their pregnancies in midwives / general practitioners / nurses and experienced labor complications had a chance of 1.48 times to use the cesarean method. Conclusion: There was a significant relationship between women who examined the pregnancy in obstetricians and traditional birth attendants with the use of the cesarean method. The relationship is different based on the presence or absence of labor complications. Therefore, health promotion related to the importance of prenatal check- ups by a qualified health worker needs to be done. There is a reward for midwives or health centers if the coverage of prenatal care in health care reaches 100% in the work area.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fithri Sulistianingsih
Abstrak :
Daerah penelitian yaitu daerah X diduga berpotensi memiliki zona mineralisasi besi, hal tersebut diindikasikan dengan keberadaan sebaran pasir besi di atas permukaan daerah X. Zona mineralisasi dapat berupa struktur sesar, dan sumber mineral besi dapat berasal dari hasil pelapukan batuan beku yang mengandung mineral besi. Untuk mendeteksi keberadaan struktur sesar dan jenis batuan yang menjadi sumber pasir besi dan bijih besi di bawah-permukaan maka dilakukan penelitian dengan metoda gravity yang ditunjang dengan data geologi dan data magnetik berupa peta anomali magnetik. Pemanfaatan metoda gravity dalam penelitian ini meliputi proses akuisisi dengan bantuan alat gravitymeter La Coste & Romberg G. 826 , pemrosesan data, dan interpretasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan beberapa software seperti; Golden software surfer 8, Grav2D, dan TSA. Hasil interpretasi terpadu dari data gravity, geologi dan magnetik menunjukan indikasi bahwa daerah penelitian X berpotensi sebagai daerah yang mengandung sebaran mineral besi. Hasil forward modelling 2-Dimensi dari lintasan AB dan CD menunjukan keberadaan struktur di bawah-permukaan berupa sesar, horst dan sinklin beserta jenis batuan beku yang diperkirakan mengandung mineral magnetik dengan densitas hingga 2,9 gr/cc. Struktur sesar pada hasil pemodelan diperkirakan berpotensi sebagai zona mineralisasi, sedangkan batuan beku dengan densitas 2,9 gr/cc diperkirakan merupakan sumber dari pasir besi yang terhampar di sebagian permukaan daerah penelitian. Untuk pengembangan lebih jauh perlu dilakukan uji hasil dengan metode resistivity, uji kandungan mineral magnetik terhadap batuan beku yang ada dan juga dapat dilakukan pengeboran pada daerah yang diperkirakan merupakan zona mineralisasi. ......Investigation X area estimated has an iron mineralization potential which is indicated with iron sand existing on surface. Mineralization zone can be as fault structure and resource of iron is product of weathering of igneous rock which contain of iron minerals. To detect structure and kind of rocks on subsurface, gravity method was used supported by geological data and magnetic data in magnetic anomaly map. Gravity method including acquisition with La Costa & Romberg G.826 gravity meter, data processing with software such as Golden Software Surfer 8, Grav 2D, and TSA. Integrated interpretation based of gravity, geological, and magnetic data shown indication of X area has potential for iron mineralization. According to result of 2-Dimention forward modeling from cross line AB and CD shows indication of fault, horst which contain of igneous rock with density 2.9 g/cc indicated contain of magnetic mineral. Fault structure by modeling indicated as mineralization zone and igneous rock with density 2.9 g/cc is predicted as resource for iron sand on X area. In future development, resistivity method, drilling test highly recommended for magnetic mineralization test against igneous rock which trusted as mineralization zone.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29440
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Sulistianingsih
Jakarta: Bab Publishing Indonesia, 2006
R 069.5 RET i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Dyah Purnamasari Sulistianingsih
Abstrak :
Latar Belakang. Terdapat dua hipotesis mengenai terjadinya diabetes melitus tipe 2 yaitu kegagalan sel beta pankreas dan resistensi insulin. Mengingat pengaruh faktor genetik pada kejadian DM tipe 2 maka diperkirakan resistensi insulin juga dipengaruhi faktor genetik. Sejauh ini data prevalensi resistensi insulin dan gambaran metabolik pads saudara kandung subyek DM tipe 2 di Indonesia belum ada. Tujuan. Mendapatkan angka prevalensi resistensi insulin pada saudara kandung subyek dengan DM tipe 2 dan mendapatkan data profil metabolik (profil lipid, IMT, lingkar perut, konsentrasi asam urat darah), tekanan darah dan distribusinya pads seluruh saudara kandung subyek dengan DM tipe 2 Metodologi. Studi pendahuluan dan potong lintang dilakukan pada 30 saudara kandung subyek DM tipe 2 yang datang berobat di Poliklinik Metabolik dan Endokrinologi RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, untuk dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik, konsentrasi insulin darah puasa, glukosa puasa, trigliserida, kolesterol HDL dan asam urat. Resistensi insulin ditentukan dari persentil 75 dari HOMA-IR. Hasil. Nilai cut-off HOMA-IR pada penelitian ini sebesar 2,04. Frekuensi resistensi insulin pads saudara kandung subyek DM sebesar 26,67% dengan proporsi di tiap keluarga bervariasi dari 0-75%. Semua subyek dengan resistensi insulin memiliki obesitas sentral dan sebanyak 75% memiliki IMT > 25. Komponen metabolik yang paling banyak ditemukan adalah obesitas sentral (56,7%), menyusul hipertensi (46,7%), hipokolesterol HDL dan hipertrigliseridemia masing-masing 26,6%, dan hiperglikemia (20%). Simpulan. Frekuensi resistensi insulin pada saudara kandung subyek DM tipe 2 sebesar 26,67% dengan proporsi yang bervariasi di setiap keluarga antara 0-75%. Komponen metabolik paling banyak ditemukan adalah obesitas sentral.
Backgrounds. There are two hypothesis in the pathogenesis of type 2 DM, beta cell failure and insulin resistance. As genetic background has significant role in type 2 DM cases, insulin resistance is also suspected to be influenced by genetic factor. Thus far, there are no insulin resistance prevalence data and metabolic abnormalities among siblings of subjects with type 2 DM available in Indonesia. Objectives. To obtain prevalence figure of insulin resistance among siblings of subjects with type 2 DM and to obtain their metabolic abnormality profiles as measured by their BMI, waist circumference (WC), blood pressure, glucose intolerance, concentration of triglyceride, HDL cholesterol and uric acid. Methods. Cross-sectional study is conducted to 30 siblings of subjects with type 2 DM who are still alive and agree to participate in this study. The subjects are interviewed, physically examined and go through laboratory examination (fasting plasma insulin, plasma glucose, serum triglyceride, HDL cholesterol and uric acid concentration). Insulin resistance is derived from 75 percentile of HOMA-IR. Results. The HOMA-IR cut-off value found in this study is 2,04. The frequency of insulin resistance is 26,67% among siblings of subjects with type 2 DM within variation range of 0-75%. All of subjects with insulin resistance have central obesity. About 75% subjects with insulin resistance have BMI ? 25. The metabolic components which are frequently found in this study can be ranked as follows; central obesity (56,7%), hypertension (46,7%), hypocholesterol HDL (26,6%), hypertriglyceridemia (26,6%) and hyperglycemia (20%). Conclusion. The frequency of insulin resistance is 26,67% among siblings of subjects with type 2 DM within variation range of 0-75%. Among the metabolic components found in this study, central obesity is the most frequent.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Dyah Purnamasari Sulistianingsih
Abstrak :
Latar belakang. Pada penyakit graves (GD), konsentrasi vitamin D berbanding terbalik dengan titer antibodi dan berbanding lurus dengan status remisi. Pembentukan autoantibodi diawali dari pajanan self antigen oleh sel dendritik (DC), sebagai antigen presenting cell (APC), ke sel T naif. Kemampuan DC sebagai APC ditentukan oleh tingkat kematangannya. Sel dendritik, APC utama pada GD, bersifat lebih aktif dalam respons imun dibandingkan dengan subjek sehat. Studi pada SLE, MS, dan penyakit crohn menunjukkan efek imunoregulator vitamin D terutama melalui hambatan pematangan DC sehingga fungsi imunogenitasnya berkurang. Tujuan. Mengetahui efek 1,25-D3 in vitro dan 1α-D3 in vivo terhadap pematangan DC pasien GD Metode. Pada periode Mei 2014 sampai dengan Maret 2015 dilakukan studi eksperimental dan klinis, masing-masing pada 12 dan 25 pasien GD fase hipertiroid. Pada studi eksperimental, dilakukan kultur monocyte derived dendritic cell (MDDC) pasien GD dengan atau tanpa intervensi 1,25-D3 in vitro pada tahap monosit dan maturasi distimulasi dengan lipopolysaccharide (LPS). Pada studi klinis, sebanyak 12 dan 13 pasien GD, masing-masing mendapatkan 1α-D3 dan plasebo selama 8 minggu, di samping mendapatkan terapi standar PTU 100 mg 3 kali sehari. Kultur MDDC dilakukan sebelum dan sesudah suplementasi dan dilakukan perbandingan pematangan DC sebelum dan sesudah suplementasi pada kedua kelompok. Pematangan DC dilihat dari ekspresi penanda DC (HLA-DR, CD80, CD40, CD83, CD14, dan CD206) dan rasio sitokin IL-12/IL-10 pada supernatan kultur. Hasil. Pada studi in vitro, pascastimulasi LPS, DC yang dikultur dengan 1,25-D3 menunjukkan ekspresi HLA-DR, CD80, CD40, dan CD83 lebih rendah serta ekspresi CD14 dan CD206 yang lebih tinggi dibandingkan dengan DC yang dikultur dengan LPS saja. Pada DC yang dikultur dengan 1,25-D3, didapatkan rasio IL-12/IL-10 lebih rendah daripada DC tanpa 1,25-D3. Pada studi klinis, apabila dibandingkan antara ekspresi penanda DC serta rasio IL-12/IL-10 sebelum dan sesudah suplementasi 1α-D3 selama 8 minggu, belum didapatkan perbedaan yang bermakna pada ekspresi penanda DC dan rasio sitokin IL-12/IL-10. Simpulan. Pemberian 1,25-D3 in vitro menghambat pematangan DC pasien GD, sedangkan efek pemberian 1α-D3 in vivo terhadap pematangan DC belum dapat ditunjukkan pada penelitian ini. ...... Background. In graves? disease (GD), vitamin D levels is inversely proportional to antibody titer and proportionally associated with remission status. The development of autoantibody is initiated by self-antigen exposure by dendritic cells (DC) as the antigen presenting cells (APC) to the naïve T cells. The ability of DC as APC is determined by its maturity level. Dendritic cells, the major APC in GD, have more active immune responses than those in healthy subjects. Studies on systemic lupus erythematosus (SLE), multiple sclerosis (MS) and crohn?s disease have demonstrated immunoregulator effects of vitamin D, mainly through inhibition of DC maturation, which may lead to lower immunogenic function. Aim. To identify the effect of 1,25-D3 in vitro and 1α-D3 in vivo on DC maturation in patients with GD. Method. Our study consisted of an experimental and a clinical study started from May 2014 until March 2015, which was conducted in 12 and 25 GD patients with thyrotoxicosis, respectively. In the experimental study, cultures of monocyte derived dendritic cell (MDDC) of GD patients were performed, with or without intervention of 1,25-D3 in vitro at monocytic phase and the maturation was stimulated by lipopolysaccharide (LPS). In the clinical study, there were 12 GD patients who received 1α-D3 supplementation and 13 GD patients who received placebo for 8 weeks, in addition to the standard treatment of PTU 100 mg three times a day. MDDC cultures and comparison of DC maturation were performed before and after the supplementation for both groups. DC maturation was evaluated based on the expression of DC markers (HLA-DR, CD80, CD40, CD83, CD14 and CD206) and the ratio of cytokines IL-12/IL-10 levels in the culture supernatants. Results. In the in vitro study and following the LPS stimulation, DC cells cultured with 1,25-D3 showed lower expression of HLA-DR, CD80, CD40 and CD83 and higher expression of CD14 and CD206 compared to DC cultured with LPS alone. DC, which were cultured with 1,25-D3 had lower ratio of IL-12/IL-10 levels than those cultured without 1,25-D3. In the clinical study, when the expression of DC marker as well as the ratio of IL-12/IL-10 levels between before and after the 8-week supplementation of 1α-D3 were compared, we found no significant difference on the expression of DC markers and the ratio of IL-12/IL10. Conclusion. In vitro 1,25-D3 supplementation inhibits DC maturation in patients with GD; while the effects of in vivo 1α-D3 treatment on DC maturation have not been clearly demonstrated in the present study yet.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Dyah Purnamasari Sulistianingsih
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja modal intelektual dan performa klub terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual. Selain itu, penelitian ini juga menguji pengaruh kinerja modal intelektual tahun berjalan terhadap performa klub di tahun depan. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah klub-klub sepakbola yang terdaftar pada Divisi Utama Liga Eropa untuk periode musim 2007/2008 hingga 2012/2013 dan terpilih 26 klub yang menjadi sampel. Hasil regresi menyimpulkan bahwa kinerja modal intelektual dan performa klub berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual, sedangkan kinerja modal intelektual tahun berjalan berpengaruh negatif terhadap performa klub di tahun depan.
ABSTRACT
The objective of this research is to investigate the effect of intellectual capital performance and club’s performance on intellectual capital disclosure level. Moreover, this research also aims to investigate the effect of current intellectual capital performance on future club’s performance. This research examines intellectual capital disclosure of First Division European football clubs for season 2007/2008 until 2012/2013. The result shows that there is positive relationship between intellectual capital performance and club’s performance on intellectual capital disclosure level, while current intellectual capital performance has negative relationship on future club’s performance.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Dyah Purnamasari Sulistianingsih
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>