Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryaningsih
"Dalam banyak praktek di industri, masalah kebakaran umumnya ditangani dengan pendekatan reaktif yaitu penanggulangan kebakaran setelah terjadinya nyala api, misalnya penyediaan alat pemadam api ringan (Apar), pembentukan tim penanggulanagn kebakaran dll. Namun demikian, hal tersebut belum cukup memadai. Penelitian ini merupakan upaya untuk melakukan pendekatan preventif dengan cara menganalisa faktor-faktor yang menimbulkan nyala api di fasilitas pengecatan. Penelitian ini adalah suatu studi kasus untuk obyek yang diteliti yaitu fasilitas pengecatan PT. X.
Metoda analisa yang digunakan adalah analisa pohon kegagalan (Fault Tree Analysis) dan dievakuasi secara semi kuantitatif dengan penentuan probabilitas kegagalan/failure. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara, data primer dan data sekunder/referensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga elemen nyala api (sumber panas, bahan bakar dan oksigen), maka sumber panas-lah yang menjadi elemen/faktor yang signifikan untuk menimbulkan nyala api. Bahan bakar disini berasal dari pelarut/solvent yang terkandung dalam cat dan thinner, dan sudah berupa uap pelarut yang berada dalam keadaan siap terbakar seperti Xylene, Dinrethylhetizene, 2-methyl-2 propanol, dan Methanol. Sedangkan oksigen tersedia cukup untuk mendukung terjadinya kebakaran.
Sumber panas yang signifikan dalam sistem yang diteliti adalah akumulasi listrik statis yang diakibatkan oleh gerakan cairan dan partikel dalam campuran cat, baik yang terjadi dalam pengecatan manual maupun otomatis.
Dari analisa Fault Tree dihasilkan bahwa akumulasi listrik statis dapat disebabkan oleh kegagalan sistem ventilasi, dan selanjutnya kegagalan ini dapat disebabkan oleh kegagalan pemeliharaan. Rangkaian kejadian ini menjadi rangkaian kegagalan yang penting untuk diperhatikan. Sementara itu, kegagalan manusia ditemukan tidak menjadi faktor penting penyebab terjadinya nyala api, namun merupakan faktor yang secara tidak langsung/indirect dapat menyebabkan eskalasi kejadian kebakaran.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka saran yang dibuat mengarah pada perbaikan yang ditujukan kepada manajemen, yang meliputi engineering control dan administrative control. Dalam hal ini, saran yang disampaikan adalah perbaikan sistem ventilasi dan bidang manajemen pemeliharaan/maintenance. Hal ini mencakup perbaikan sistem dan prosedur, tanggung jawab, jadwal pemeliharaan rutin dan tahunan, terutama untuk peralatan penting seperti fan, filter dan bak air penyerap. Di samping itu juga perlu disediakan tempat penyimpan pelarut khusus untuk menghindari kegagalan manusia/operator yang dapat meningkatkan keberlangsungan nyala api/kebakaran.
Daftar bacaan: 22 (1973-2000)

Case Study: Analysis of Elements for the Initiation of a Fire in the Painting FacilityIn most of industrial practices, fire has been managed by reactive approach, for examples manage fire impact by using fire extinguishers, establish the Fire Fighters Team, etc. However, those efforts have not been appropriate to manage fire, as the fire ignition is happened. This research uses a preventive approach to manage fire by analyzing elements for the initiation of a fire in the painting facility. This is a study case in the specific issue of paint spray facility of PT. X.
This research uses the method of Fault Tree Analysis, and semi quantitative evaluation by determining the probability of failures. Data are collected by observation, interviews, primary and secondary sources.
Result of the research shows that the heat source is an essential element to initiate a fire. In this case, fuel is produced from the solvent/flammable liquid contained in the mixed of paint and thinner, In painting booth, the flammable vapor is on the flammability area/limits. The following solvents are vaporized under the operation temperature: Xylene, Dimethylbenzene, 2-methyl-2 propanol, and Methanol. While, Oxygen is supplied by the air sufficiently.
In this system, a significant heat source is accumulation of static electricity which produced by a stream of mixed of particle-liquid/vapor caused by the manual and automatic paint spraying.
The Fault Tree Analysis results that static electricity can be accumulated by the failure of ventilation system. Furthermore, this can be resulted by the failure of maintenance program. A set of events from static electricity accumulation, ventilation failure and maintenance failure, is an essential event that should be considered. Meanwhile, the human failure is not an essential/significant factor to ignite a fire. This failure is considered as an indirect event which could escalate a fire.
Based on those above results, the following recommendations are created for management improvement, which include engineering control and administrative control. The recommendations are focused on the improvement of ventilation system and maintenance management. This includes improvement on system and procedures, roles and responsibilities, preventive maintenance schedule (both of routine and yearly programs). Particular attention should be given to the essential equipment such as fan, filter and water curtain/recirculation tanks. It is also urging to provide temporary solvent storage area beside the painting booth, in order to prevent the human failure which could improve sustainability of fire.
References: 22 (1973-2000)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T8927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryaningsih
"ABSTRAK
Senyawa farmakologi yang memiliki atom C asimetris, aktivitas penyembuhannya seringkali dihubungkan dengan kiralitas senyawa tersebut. OIeh karena itu, kini telah berkembang berbagai upaya untuk menghasilkan obat-obat kiral dalam bentuk enansiomer murni. Penggunaan enzim sebagai katalis sintesa senyawa kiral memiliki beberapa keunggulan dibandmgkan dengan reaksi kimia biasa, yaitu : biaya yang tidak mahal karena tidak diperlukan senyawa optis aktif murni, bersifat enansiospesifik sehingga akan dihasilkan suatu produk dengan kemurnian enansiomer yang tinggi, kondisi reaksi lunak, dan dapat dioptirnasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi. Penelitian mi bertujuan untuk mengetahui kemampuan enzim lipase Candida rugosa melakukan reaksi hidrolisis enansioselektif pada substrat (R,S)-Metil-2(6- metoksi-2-nafiul)propanoat. Untuk mendapatkan kondisi resolusi optimum, dilakukan percobaan dengan memvariasikan waktu inkubasi, pH media, dan konsentrasi substrat. Analisa kuantitatif produk hasil resolusi ditentukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim lipase Candida rugosa dapat melakukan reaksi hidrolisis enansioseiektif pada substrat (R,S)-metil-2-(6-metoksi-2- naftil)propanoat mengliasilkan asam 246-metoksi-2-naftil)propanoat atau naproksen yang memberikan sudut putar optis positif Proses resolusi (R., S)-Metil-2(6-metoksi-2- nafiul)propanoat mencapai optimum pada kondisi waktu inkubasi 120 jam, pH media 6,8 dan konsentrasi substrat 5 mM. Persen produk hasil resotusi (naproksen) yang dilakukan pada kondisi optimum adalah 42,273 % [a] 25 = 62,5 ° (c.0,04, CHCI3)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryaningsih
"Penelitian yang dilakukan adalah penelitian untuk menghasil sebuah penyetelan mesin pengemasan yang output dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan kekuatan seal yang kuat. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode Taguchi dan untuk mendapatkan kombinasinya, peneliti juga menggunakan Artificial Neural Network.
Metode Taguchi digunakan untuk mendapatkan kombinasi yang optimal, sedangkan Neural Network digunakan untuk memprediksi hasil dari kombinasi yang diinginkan. Setelah mendapatkan kombinasi yang tepat, selanjutnya peneliti melakukan eksperimen konfirmasi. Eksperimen konfirmasi ini digunakan sebagai uji coba dari kombinasi yang telah dihasilkan.

The research is research to produce an output adjustment packaging machine of this research is to produce a strong seal strength. In this study, researchers used the Taguchi method and to get the combination, researchers are also using Artificial Neural Network.
Taguchi method is used to obtain the optimal combination, while the neural network is used to predict the outcome of the desired combination. After getting the right combination, then the researchers conducted experiments to confirm. Confirmation experiment was used as a test of the combination that has been generated.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51751
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suryaningsih
"ABSTRAK
Tesis ini membahas dosis neutron ekuivalen pada linear accelerator (Linac) yang diukur pada beberapa posisi dari isocenter dan kedalaman pada fantom. Pengukuran dilakukan pada in-field dan out-of-field dengan arah cross-plane dan diagonal axis. Pengukuran menggunakan dosimeter thermoluminescent dosimeter (TLD)-600 dan TLD-100, Linac iX dengan sinar-X 15 MV, dan fantom slab water-equivalent white polystyrene (RW3) dengan ukuran 30 × 30 × 30 cm3. TLD dikalibrasi dengan sumber gamma dan neutron secara terpisah. Kalibrasi respon gamma dilakukan dengan menggunakan 137Cs sedangkan kalibrasi respon neutron menggunakan 252Cf. Dosis neutron ekuivalen diukur pada isocenter dan 14 posisi dari isocenter di permukaan, kedalaman 2, 3 dan 15 cm pada fantom pada lapangan 10 × 10 cm2. Dosis neutron ekuivalen yang signifikan dan cenderung fluktuatif diperoleh di in-field pada hingga jarak 4 cm dan 6 cm dari isocenter pada cross-plane dan diagonal axis. Persentase distribusi dosis neutron ekuivalen maksimum diperoleh pada kedalaman 3 cm pada cross-plane dan diagonal axis. Dosis neutron pada out-of-field tidak memiliki respon yang signifikan dibandingkan pada in- field. Dosis neutron relatif di out-of-field pada cross-plane dan diagonal axis adalah 27% dan 24% yang dinormalisasikan pada dosis neutron maksimum pada setiap kedalaman.

ABSTRACT
This study focused on neutron dose equivalents by the high energy medical linear accelerator (Linac) that was measured for different positions from isocenter and depths in the phantom. The measurement was done in-field and out-of-field on cross-plane and diagonal axis. Measurements were using thermoluminescent dosimeter (TLD)-600 and TLD-100, Linac iX with 15 MV x-ray beam, and water-equivalent white polystyrene (RW3) with dimensions of 30 × 30 × 30 cm3. TLDs were calibrated separately by gamma and neutron sources. Gamma calibration was carried out using 137Cs source whereas neutron calibration was done using 252Cf source. Neutron dose equivalents were measured on the isocenter and 14 points of the isocenter on the surface, 2, 3 and 15 cm depths in 10 × 10 cm2 fields. Neutron dose equivalents had high and fluctuating responses that were obtained in-field at the distance up to 4 cm and 6 cm from the isocenter for cross-plane and diagonal axis. The percentage maximum neutron dose equivalent distributions were obtained around 3 cm depth for cross-plane and diagonal axis. Neutron dose in out-of- field had no significant response compared in-field. The relative neutron dose in out-of- field is 27% dan 24% normalized to the maximum neutron dose at each depth on cross- plane and diagonal axis."
2019
T52704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damaryanti Suryaningsih
"Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah masih kurangnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Indonesia. Di beberapa propinsi, termasuk propinsi Jawa Barat, angka persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, masih tinggi. Untuk itu diperlukan adanya pendampingan bidan di desa pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, dengan adanya pendampingan tersebut bidan dapat memonitor dukun bayi dan mengambil tindakan bila diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, tepatnya di puskesmas induk yang ada di kecamatan tersebut, yaitu puskesmas Cicurug dan puskesmas Cipari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan, sikap, dan praktek dukun bayi dan bidan di desa dalam kegiatan pendampingan bidan di desa pada persalinan yang .ditolong oleh dukun bayi.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai kerjasama dalam pendampingan bidan di desa pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam dan FGD.
Informan utama pada penelitian ini adalah bidan di desa, dukun bayi terlatih, dan dukun bayi tidak terlatih sebagai obyek penelitian, sedangkan informan pendukung lainnya yaitu kepala puskesmas, bidan, koordinator, kepala seksi KIA Dinas Kabupaten Sukabumi, kepala desa, dan ibu bersalin dengan dukun bayi untuk mendukung dan melengkapi informasi mengenai kerjasama tersebut.
Hasil penelitian adalah:
1. Pengetahuan dukun bayi terlatih dan bidan di desa tentang kerjasama/pendampingan persalinan cukup baik, namun demikian bidan di desa tidak mendampingi setiap persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, kecuali bila dukun bayi mengalami kesulitan. Sementara itu dukun bayi tidak terlatih tidak mengetahui adanya bentuk kerjasama dengan bidan di desa.
2. Sikap dukun bayi terlatih di puskesmas Cicurug terhadap hubungan kerjasama dengan bidan di desa umumnya baik, sebaliknya, di puskesmas Cipari kurang baik. Perbedaan ini disebabkan karena di puskesmas Cicurug pernah ada pelatihan dukun dan pertemuan rutin antara bidan di desa dan dukun bayi terlatih yang tetap berlangsung sampai sekarang, tidak demikian halnya dengan puskesmas Cipari selain itu juga disebabkan oleh perbedaan karakteristik antara bidan di desa dan dukun bayi dari segi usia, pendidikan, dan asal daerah.
3. Bentuk praktek kerjasama dukun bayi terlatih dan bidan di desa di puskesmas Cicurug; bidan di desa dipanggil oleh dukun bayi bila yang bersangkutan mengalami kesulitan, sedangkan di puskesmas Cipari, dukun bayi terlatih jarang memanggil bidan di desa, biasanya bila mereka mengalami kesulitan pihak keluarga yang memanggil bidan di desa. Beberapa dukun bayi terlatih baik di puskesmas Cicurug dan Cipari masih merasa kurang puas dalam hal pembagian peran kerjasama dan sistim pembayaran.
Dari fakta di atas dapat disimpulkan bahwa umumnya dukun terlatih sudah mengetahui adanya kerjasama pendamping dalam pertolongan persalinan, namun demikian dalam prakteknya kerjasama tersebut baru terjadi bila dukun bayi terlatih mengalami kesulitan dalam menangani persalinan. Sementara itu dukun bayi tidak terlatih belum mengetahui adanya bentuk kerjasama tersebut.
Saran: Untuk meningkatkan kerjasama antara bidan di desa dan dukun bayi, hendaknya pihak Dinkes menerbitkan kebijakan lokal spesifik yang sesuai dengan budaya setempat, dan hal ini dikoordinasikan di tingkat puskesmas untuk selanjutnya disosialisasikan ke seluruh pihak.

Qualitative Analysis of Assistance from Village midwife in Deliveries Attended by Traditional Birth Attendant at Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa BaratOne of the main causes of the high maternal mortality rate in Indonesia is the inadequate coverage of childbirths attended by health care providers. In some provinces including West Java, numbers of deliveries attended by traditional birth attendants (TBA) is still rated as high. For this reasons, a companion of village midwife is needed by a TBA when attending deliveries to monitor the performance of the TBAs and to take necessary actions when needed. This research was conducted at Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, specifically at the major community health centers, puskesmas Cicurug and puskesmas Cipari.
The purpose of this research is to obtain a clear picture of the level of knowledge, attitude, and practical skills of the TBAs in the subject area in relation to the program of accompanying TBA during birth attendance.
This research uses qualitative approach to collect complete information regarding cooperation between the village midwife and the TBA in deliveries attended by TBA. The data collection methods used in this research is interviews and FGD.
The main targets of information collection in this research are the Village midwife, trained TBAs, and untrained TBAs as object of the research, while the supporting source of information are the midwife coordinator, the Head of KIA at the Health Service Office in Kabupaten Sukabumi, Chief of village, and the women in labor in 2000-2001 attended by TBAs to support the cooperation in information collection project.
The results of the research are:
1. The knowledge of the trained TBAs and village midwife regarding the form of cooperation/labor accompaniment are quite well, however the village midwife is not always present at the childbirths attended by TBA, and are present only when the problems occur. While the untrained TBAs haven't had knowledge regarding the form of cooperation/labor accompaniment by village midwife.
2. The attitude of the trained TBAs and the village midwifes regarding the form of cooperation at puskesmas Cicurug is generally good, while at puskesmas Cipari is seen as not encouraging. The differences of their cooperation are due to some reasons, one of which is the puskesmas Cicurug was once organizing a training for TBAs in, addition to routine meetings, but at puskesmas Cipari such routine meetings have never been held. Aside from this fact, the difference in characteristic of TBA and village midwife such as the differences of age, education, and point of origin also become an issue.
3. The usual practice conducted by the trained TBAs and village midwifes at puskesmas Cicurug in terms of cooperation/labor accompaniment is the TBAs will call the village midwife if she faces difficulties. Whereas at puskesmas Cipari, the trained TBAs seldom ask the village midwife to help. When they have problems with labors, the family of the laboring women will call the village midwife. In terms of work role division and pay system between the village midwife and the TBAs, some trained TBAs both at Puskesmas Cicurug and Puskesmas Cipari are not quite satisfied.
Conclusion: The trained TBAs and the village midwifes have known about the form of cooperation/labor accompaniment, however on usual practice the TBAs will call the village midwife only if she faces difficulties. On the other hand, the untrained TBAs haven't known about the form of accompaniment by village midwifes.
Suggestions: to develop work relationship between the TBAs and the village midwifes, Dinkes should make a local policy which appropriate to their culture and should be coordinate in puskesmas level and will socialize in all level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Suryaningsih
"Skripsi ini membahas sikap murid sekolah dasar terhadap layanan Perpustakaan Keliling PemKot Depok, di Kecamatan Cimanggis apakah positif atau negatif. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Sampel yang diambil sebanyak 130 murid. Teknik pengampilan sampel, yaitu cluster atau wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya sikap murid yang cenderung positif terhadap layanan perpustakaan. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap yang cenderung positif terhadap waktu dan tempat layanan, koleksi dan jenis layanan, sedangkan sikap murid terhadap petugas adalah positif.

The Purpose of thesis is discussing about student attitudes toward mobile library services for elementary schools in Depok, Cimanggis district whethere positive or negative. The research is based on quantitative research with description design. Sample has been taken for 130 students. Technique of withdrawing sample for this research is cluster/ region.The result of research has indicated that there is more likely to positive attitudes toward library services. The matters can be seen from attitudes toward time and place schedule, books collection and type of mobile library service. Meanwhile positive attitudes attitudes from students toward library staffs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15180
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Damaryanti Suryaningsih
"Dalam penelitian di atas, penulis mempergunakan pendekatan ekstrinsik dan intrinsik. Pendekatan ekstrinsik digunakan penulis dalam membahas latar sosial dan budaya dalam PP dengan mengacu pada latar sosial dan budaya daerah Jawa. Pendekatan intrinsik dipakai penulis dalam membahas tokoh-tokoh penunjang dan takoh dan penokohan Pariyem. Jadi, pendekatan ini dikhususkan pada unsur yang terdapat pada karya sastra itu sendiri. Hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh Pariyem diciptakan Linus sebagai media untuk mengutarakan sindiran-sindiran dan kritikan-kritikannya terhadap kaum bangsawan khususnya dan masalah-masalah sosial dan politik pada umumnya. Linos memi1ih Pariyem karena dia butuh media yang lugu dan rendah agar dapat merendahkan kaum bangsawan serendah-rendahnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Suryaningsih
"Keterbatasan sumber energi akibat meningkatnya kebutuhan energi dari tahun ke tahun membuat keinginan besar mewujudkan teknologi alternatif untuk sumber energi terbarukan. Salah satunya adalah perangkat sel surya berbasis fotoelektrokimia seperti Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Sistem DSSC ini terdiri atas semikonduktor TiO2, dyes N719, elektrolit I-/I3-, serta elektroda Pt/FTO. Sejauh ini, DSSC cukup menjanjikan sebagai perangkat alternatif sumber energi terbarukan. Namun, masih ada hal penting yang perlu diperhatikan pada DSSC adalah adanya arus listrik pendek yang menyebabkan elektron hole terganggu, yakni hole menjadi kosong dan dalam jangka waktu panjang menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha mengatasinya. Salah satunya adalah perlakuan dengan menambahkan koadsorben asam 3-fenil propanoat pada fotoanoda TiO2 tersensitisasi zat warna N719. Dalam penelitian ini, diuji pengaruh penambahan koadsorben dengan variasi konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 mmol/L dan variasi waktu perendaman selama 6, 12, 18, dan 24 jam. Hasil preparasi TiO2 nanotube dikarakterisasi menggunakan SEM-EDX, XRD, FTIR, UV-Vis DRS, dan potensiostat. Sementara preparasi TiO2/N719/PPA dikarakterisasi menggunakan UV-Vis DRS dan diuji efisiensinya dalam rakitan DSSC. Hasil uji efisiensi DSSC terbaik adalah 7,30% pada konsentrasi optimum koadsorben asam 3-fenil propanoat 0,5mM dan waktu optimum perendaman 18 jam.


 

Limited energy sources due to increasing energy needs from year to year makes a great desire to realize alternative technologies for renewable energy sources. One of them is photoelectrochemical based solar cell devices such as Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). The DSSC system consists of TiO2 semiconductors, N719 dyes, I-/ I3- electrolytes, and Pt/FTO electrodes. So far, DSSC is quite promising as an alternative device for renewable energy sources. However, there is still an important thing to note in DSSC is the existence of short photocurrents that cause hole electrons to be disrupted; hole become empty and in the long term cause damage. Therefore, efforts should be made to overcome them. One of them is the treatment by adding 3-phenyl propanoic acid loading to the TiO2 photoanode sensitized N719. In this study, tested the effect of adding co-absorbent with variation concentration of 0.1; 0.2; 0.3; 0.4 and 0.5 mmol/L and variation of immersion time for 6, 12, 18 and 24 hours. The results of TiO2 nanotube preparation were characterized using SEM-EDX, XRD, FTIR, UV-Vis DRS, and potentiostat. While the TiO2/N719/PPA preparation was characterized using UV-Vis DRS and tested for efficiency in the DSSC assembly. The best DSSC efficiency test results were 7.30% at the optimum concentration of 3-phenyl propanoic acid co-absorbent 0.5 mM and the optimum immersion time at 18hours.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Suryaningsih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T40796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Suryaningsih
"Demonstrasi dan pendampingan menyusui merupakan pendidikan kesehatan, untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan ibu dalam pemberian ASI. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh demonstrasi dan pendampingan menyusui terhadap motivasi dan kemampuan ibu dalam pemberian ASI. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan pre and post test nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling yang terdiri dari 38 responden.
Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh demonstrasi dan pendampingan menyusui terhadap motivasi dan kemampuan ibu dalam pemberian ASI pada kelompok intervensi (p < 0,05). Disarankan agar metode demonstrasi dan pendampingan menyusui dapat dijadikan sebagai intervensi keperawatan untuk meningkatkan program pemberian ASI pada bayi.

The demonstration and guidance in breast feeding is a health education that aims at increasing the motivation and the ability of nursing mothers to provide milk. The research aims at identifying the effects of the demonstration and the guidance as aforementioned. The design of the research is quasi-experiment which employed the preand post-test nonequivalent control group design. Consecutive sampling was used to gather data from 38 respondents.
The results indicated that there were effects of such demonstration and guidance towards the mothers' motivation and ability to nurse their children in the intervention group (p < 0,05). The study recommended that the same demonstration and guidance method be implemented as a nursing intervention to improve breast feeding programs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30689
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>