Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Sutjipto
Abstrak :
Krisis ekonomi yang telah melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah menimbulkan dampak yang sangat berat dan bahkan sampai merusak sendi-sendi perekonomian nasional. Berbagai usaha pemerintah telah dilakukan untuk pemulihan ekonomi, khususnya untuk menggerakkan sektor rill yang secara langsung menyangkut kehidupan orang banyak. Diantara berbagai sektor, Sektor Konstruksi merupakan sektor yang paling dinamis, selain merupakan industri yang padat karya, Industri Jasa Konstruksi melibatkan berbagai kegiatan usaha baik dalam industrinya sendiri maupun industri lainnya, yaitu Industri Bahan Bangunan, Industri Peralatan bangunan, Industri Peralatan Konstruksi, Lembaga-lembaga Keuangan, Perbankan dan Asuransi. Banyaknya industri yang terlibat dalam kegiatan Industri Konstruksi telah menjadikan sektor Konstruksi sebagai penggerak perekonomian karena sektor Konstruksi dapat menimbulkan dampak pengganda atau "multiplier effect" yang sangat berguna dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui simulasi dalam penelitian ini, dampak pengganda tersebut dapat dibuktikan bahwa pada simulasi I (SI) dengan peningkatan investasi sebesar Rp 125 triliun telah menciptakan output dalam perekonomian nasional sebesar Rp 197 triliun (11,1%) dan Nilai Tambah Bruto Rp 89 triliun (8,6%) serta Peningkatan Tenaga Kerja sebanyak 6,213 juta orang. Sedangkan pada simulasi II (S2) dengan peningkatan investasi sebesar Rp 214 triliun telah menciptakan output sebesar Rp 337 triliun (19%) dan Nilai Tambah Bruto sebesar Rp 152 triliun (14,8%) serta Peningkatan Tenaga Kerja sebanyak 10,650 juta orang. Dengan kemampuan seperti tersebut diatas dan pertumbuhan kontribusi Industri Konstruksi dalam Produk Domestik Bruto yang tinggi (12%) sebelum terjadinya krisis ekonomi, telah menjadi bukti bahwa industri memang telah berperan menjadi penggerak ekonomi atau "engine of growth" dalam perekonomian nasional. Hasil temuan dalam penelitian akan dapat menjadi masukan yang sangat berguna bagi penentu kebijakan investasi pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Sutjipto
Abstrak :
ABSTRAK Pada dasarnya Industri Jasa Konstruksi adalah industri jasa dengan proses produksi yang memerlukan teknologi untuk mewujudkan perencanaan dalam bentuk gambar menjadi bangunan sesuai dengan spesifikasi teknis dan dalam waktu yang telah ditentukan. Lokasi dan proses produksi yang selalu berganti, mengharuskan pemikiran teknologi produksi yang berubah-ubah sesuai dengan jenis produk pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa semakin besar dan tinggi teknologi pekerjaan akan menuntut tingkat teknologi produksi yang tinggi pula. Disinilah letak permasalahan bagi Industri Jasa Konstruksi Nasional yang selalu ketinggalan dalam hal penguasaan teknologi dan kemampuan pelaksanaan proyek-proyek besar dan berskala internasional. Situasi ini dapat dimengerti karena memang industri nasional masih dalam usia yang relatif muda dan kecil dalam skala usaha, dibandingkan dengan pesaing-pesaing yang datang dari luar negeri. Sementara itu laju pertumbuhan industri dipengaruhi langsung oleh laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri maupun ekonomi dunia, sehingga dengan membaiknya perekonomian Indonesia sejak tahun 1987 telah meningkatkan laju pertumbuhan industri konstruksi khususnya. Proses globalisasi perekonomian dunia telah ikut memberikan dampak yang positif bagi industri Jasa Konstruksi Nasional dengan meningkatnya arus investasi asing didalam negeri. Namun demikian dilain pihak proses globalisasi tidak hanya terjadi pada industri manufacturing akan tetapi juga dalam industri jasa termasuk industri jasa konstruksi, sehingga perusahaan-perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya dan menikmati laju pertumbuhan harus berani hersaing dengan pendatang-pendatang baru yang berskala internasional. Hal ini berarti industri Jasa Konstruksi Nasional harus mau dan berani meningkatkan daya saing dan keunggulan secara komparatif agar menjadi keunggulan daya saing yang kompetitif melalui peningkatan produktivitas, kualitas dan kecepatan pelayanan. Kondisi diatas tidak terlepas dari permasalahan yang diakibatkan oleh lingkungan operasional industri maupun lingkungan makro yang langsung mempengaruhi kemampuan dan keunggulan daya saing industri dalam negeri. Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah membahas permasalahan, menganalisa dan memberikan alternatif pemecahan yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah dalam pembinaan Industri Jasa Konstruksi Nasional. Metoda yang digunakan adalah pendekatan Manajemen Strateji dengan membuat studi kasus pada Perusahaan Jasa Konstruksi PT WIDYA PRATAMA. Berdasarkan analisa tersebut penulis mencoba menetapkan alternatif pemecahan masalah pembinaan Industri Jasa Konstruksi Nasional dengan merekomendasikan strateji untuk perusahaan Jasa Konstruksi dan saran strateji pembinaan industri beserta tahap-tahap implementasinya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutjipto
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutjipto
Djakarta: Gunung Agung, 1969
899.221 SUT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sutjipto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara komprehensif pandangan guru sekolah luar biasa dalam pengembangan kurikulum pendidikan khusus pada dimensi perancangan dan asasnya. Penelitian melibatkan empat puluh tiga guru sekolah luar biasa dari delapan sekolah. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik diskusi kelompokterpumpun dan teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sudut pandang guru dalam perancangan kurikulum pendidikan khusus untuk peserta didik berkebutuhan khusus harus mengandung muatan-muatan pengetahuan praktis, kualitas karakter moral dan kinerja, keterampilan penting, kompetensi,seni, dan praksis literasi. Selain itu, keluwesan, fungsional, kemandirian, literasi, dan kejuruan merupakan asas-asas pengembangan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkebutuhan khusus
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2018
370 JPK 3:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sutjipto
Abstrak :
Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk mengungkapkan pentingnya pelatihan suatu kurikulum bagi guru sebelum kurikulum itu diimplementasikan. Hasil kajian menunjukkan, pertama, dari sisi pengambil kebijakan memberi penegasan bahwa penamaan kurikulum Kurikulum 2013; ide kurikulum yang mencakup standar kompetensi lulusan dan kompetensi inti, kerangka dasar dan struktur kurikulum hakikatnya tidak mengalami perubahan. Kedua, perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013 mencakup koherensi KI-KD dan penyelarasan dokumen; penataan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial pada semua mata pelajaran; penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi proses berpikir; penyelarasan pembelajaran dan penilaian; menyelaraskan isi buku terhadap perubahan KI-KD dan pembelajaran; dan pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementasikan kurikulum. Ketiga, perubahan dan pemutakhiran Kurikulum 2013 yang mencirikan keselarasan, mudah dipelajari, mudah diajarkan, terukur, dan bermakna untuk dipelajari ditanggapi positif oleh pelaksana kurikulum. Keempat, program pelatihan pengimplementasian Kurikulum 2013 merupakan wahana yang strategis untuk memaknai konsep perubahan dan pemutakhiran kurikulum secara menyeluruh. Kelima, pelatihan pengimplementasian Kurikulum 2013 bagi guru merupakan perhelatan seni mengolah berbagai tujuan untuk menyelaraskan kebijakan yang diprogramkan melalui ajang berbagi guna mewujudkan pemahaman bersama yang ideal terhadap ide, rancangan, dan pengimplementasiannya.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Penelitian dan Pengembangan, 2016
370 JPK 1:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sutjipto
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji fakta empiris implementasi kurikulum multikultural di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data utama dikumpulkan dengan diskusi kelompok terpumpun dan observasi sekolah. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif, yaitu penggambaran data dengan pola deskripsi atau telaah. Penelitian dilakukan pada bulan juli 2016 sampai dengan november 2016. Populasi penelitian ini adalah guru dan siswa sekolah dasar di Kota Tangerang Selatan. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokumen kurikulum yang ada secara signifikan telah mengintegrasikan nilai-nilai multikulturalisme dan pemahaman guru serta kepala sekolah terhadap pengetahuan multikurtural berada pada kategori cukup siginifikan. Berkaitan dengan implementasi kurikulum, terdapat tiga temuan, yakni belum dikendalikan secara signifikan dengan baik di sekolah; belum mendorong secara signifikan penguatan nilai-nilai multikurtural; dan belum menyuarakan keharmonisan secara signifikan budaya pendidikan, kultur sekolah, dan multikulturalisme melalui pemberdayaan. Dengan demikian, pengimplemetasian kurikulum multikultural di sekolah dasar di Kota Tangerang Selatan umumnya belum berubah kearah yang lebih baik.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
370 JPK 2:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sutjipto
Abstrak :
The purpose of this research is to comprehensively examine the views of special school teachers in the development of special educational curricula on the design and principles. The research involved fourty three teachers froms eight different special schools.Data was collected through forum group discussion dan analyzed by descriptive qualitative method. The results show, first, from the teacher’s point of view, that in designing a special educational curriculum for learners with special needs it should contain practical knowledge, moral character qualities and performance, essential skills, competence, art,and literacy praxis. Secondly, flexibility, functionality, independence, literacy, and vocational are the principles of developing a special education curriculum for learners with special needs.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2018
370 JPK 3:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sutjipto
Abstrak :
Tujuan artikel ini untuk mengkaji khasanah pengembangan diversifikasi kurikulum ditinjau dari domain desentralisasi pendidikan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pertama, dari sisi peraturan perundang-undangan yang berlaku terdapat ketentuan yang mengikat semua pihak bahwa daerah dimungkinkan dapat berperan dalam pengembangan diversifikasi kurikulum yang disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan dan potensinya. Kedua, konten diversifikasi kurikulum dapat dimulai dari ide, perancangan, implementasi dan evaluasi kurikulum yang cakupannya mulai dari penataan struktur, pemilihan bahan kajian yang esensial baik secara utuh maupun merupakan penjabaran dari standar yang ada. Ketiga, dengan memandang bidang pekerjaan pengembangan diversifikasi kurikulum sebagai wilayah garapan yang tidak sederhana diperlukan tenaga pengembang yang profesional, yang berarti tim tidak mungkin bekerja sendiri agar tugas-tugas tim menjadi lebih memadai, efisien, dan efektif. Keempat, dari kesiapan sumber daya manusia daerah dianggap cukup berpengalaman dalam mengembangkan diversifikasi kurikulum. Kelima, bahwa diversifikasi kurikulum masih memerlukan beragam regulasi sebagai dasar bagi tim pengembang untuk melaksanakan tugasnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diversifikasi kurikulum merupakan kebijakan yang telah diberlakukan untuk mendorong keberagaman berkembang secara terus menerus tanpa menafikan tujuan pendidikan nasional.
Depok: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2015
370 JPK 21:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adiati Sutjipto
Abstrak :
ABSTRAK
Putusan Mahkamah Agung nomor 3148 K/PDT/1988 tanggal 21 Juni 1989 menyatakan batal demi hukum akta notaris tanggal 29 Desember 1983 nomor 422 dan 423, akta notaris nomor 173 tanggal 15 Maret 1985, akta notaris nomor 151 tanggal 15 Agustus 1984. Putusan tersebut menimbulkan konsekuens-ikonsekuensi hukum bagi notaris, para pihak yang berkepentingan dalam perbuatan hukum tersebut termasuk pihak ketiga. Melalui penelitian yang bersifat yuridis normative dapat diidentifikasi bahwa pada prinsipnya suatu akta notaris yang memenuhi persyaratan ketentuan formil untuk menjadi akta otentik sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN) tidak dapat dibatalkan. Dalam kasus ini dianalisa kriteria suatu akta otentik yang dapat dinyatakan batal demi hukum dan akibat hukum terhadap pihak ketiga dengan adanya putusan Mahkamah Agung RI nomor 3148 K/PDT/1988 ini. Akta otentik,dibuat oleh dan dihadapan Notaris sebagai Pejabat Umum. Sehingga kekuatan pembuktian akta otentik adalah sempurna, dan mengikat hakim apabila akta otentik dipergunakan dalam pembuktian dimuka pengadilan. oleh karenanya notaris dalam menjalankan jabatannya wajib untuk memenuhi ketentuan UUJN, dan ketentuan perundang-undangan lain yang berlaku. Isi/materi dalam Akta Notaris harus mematuhi ketentuan perundang--undangan yang berlaku. Akta notaris tanggal 29 Desember 1983 nomor 422 dan 423 wajib mematuhi ketentuan KUHPerdata mengenai syarat sahnya perjanjian, pemberian kuasa, jual beli dan Undang-Undang Perseroan Terbatas nomor 1 tahun 1995. Penyimpangan dan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan tersebut mengakibatkan akta notaris tanggal 29 Desember 1983 nomor 422 dan 423 sepanjang mengenai materiil akta, dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengikutinya adalah batal demi hukum. Bagi pihak ketiga perbuatan hukum dalam akta-akta tersebut tidak menimbulkan akibat hukum apapun. Sebagai perlindungan bagi pihak ketiga maka hakim menguatkan hat tersebut dengan manyatakan akta notaris tersebut batal demi hukum.
2007
T17028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>