Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Vera Ersi
Abstrak :
Penggunaan tes psikologi dalam seleksi tenaga kerja sangat signifikan oleh karena tes psikologi dapat mengevaluasi KSAOs seseorang untuk disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan sehingga pada akhirnya didapat orang yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan (person job fit). Namun penggunaan tes psikologi dalam seleksi tidak mudah mengingat jumlah orang yang diseleksi tidak sedikit, dapat berjumlah puluhan hingga ribuan orang. Ditambah lagi dengan prinsip penggunaan tes psikologi yaitu harus diberikan oleh qualffied examiner (Anastasi & Urbina, 1997) atau psikolog (HIMPSI, 2003). Hal ini menyebabkan perusahaan yang tidak memiliki tenaga psikolog menggunakan jasa Lembaga Konsultasi Psikologi untuk menyelenggarakan tes psikologi dalam seleksi karyawannya. Namun dalam penyelenggaraannya, masih memiliki kekurangan yang dapat membahayakan validitas dan realibilitas hasil tes. Hal ini terjadi karena tidak adanya persiapan dalam administrasi tes sehingga tes tidak terstandardisir. Padahal administrasi tes merupakan prinsip dasar dalam pemberian tes psikologi (Kaplan & Saccuzzo, 1989; Aiken, 2000). Setelah dilakukan wawancara, hal tersebut terjadi karena tidak adanya prosedur kerja koordinator seleksi tes masal untuk tenaga kerja. Sehingga dalam penulisan Tugas Akhir ini diusulkan rancangan prosedur kerja koordinator seleksi tes masal untuk tenaga kerja.
Prosedur kerja koordinator seleksi tes masal untuk tenaga kerja meliputi empat tahap, yaitu membuat rencana kerja, menyusun bahan briefing para tester, pengawas tes, dan korektor, melakukan briefing, dan merancang pengumpulan data dan laporan hasil pelaksanaan.
Agar mendapatkan hasil tes yang valid dan reliabel maka koordinator harus mematuhi prinsip dasar tes psikologis dan hal ini dapat ditolong dengan adanya prosedur kerja baginya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16816
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Vera Ersi
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah konsumen dipengaruhi oleh
banyak hal dalam membeli barang seperti self-esteem, yaitu suatu
penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri yang menggambarkan sikap
suka atau tidak suka akan keberadaan dirinya, dan The Love of Money
yaitu sikap seseorang terhadap uang yang menilai uang sebagai simbol
rich, success, motivator, dan important.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan seberapa kuat
pengaruh self-esteem dan The Love of Money terhadap perilaku membeli
barang berdasarkan merek.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan sampel penelitian
sebanyak 57 orang yang terbagi dalam kelompok konsumen yang
membeli berdasarkan merek (23 orang) dan kelompok konsumen yang
membeli tidak berdasarkan merek (34 orang). Penelitian ini menggunakan
alat ukur Money Ethics Scale (Tang, 2001), Rosenberg Self-Esteem Scale
(Rosenberg, 1965), dan alat ukur membeli barang yang dibuat peneliti
untuk penelitian ini. Multiple regression digunakan untuk melihat besar
pengaruh self-esteem dan the love of money terhadap perilaku membeli
barang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Self-esteem dan the Love of
Money tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
membeli barang baik berdasarkan merek maupun tidak berdasarkan
merek.
Peneliti menyarankan untuk memperbanyak jumlah sample,
mempertimbangkan variabel lain yang mempengaruhi perilaku membeli
barang, dan meneliti kelompok konsumen lain seperti konsumen remaja,
artis dan lain-lain. Juga disarankan untuk melakukan penelitian pada
variabel se/f yang lain seperti self-monitoring dan lain-lain.
2004
S3334
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library