Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 333 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyuni
Abstrak :
Masuknya fosfor sebagai senyawa fosfat ke dalam sistem akuatik mengakibatkan eutrofikasi yang berujung pada terjadinya algae blooming. Masuknya fosfat ke dalam sistem akuatif umumnya disebabkan oleh tingginya limbah domestik, aktifitas pertanian, pertambangan dan penggundulan hutan, oleh karena itu diperlukan pemantauan terhadap kandungan fosfat di perairan. Teknik diffusive gradient in thin film (DGT) merupakan salah satu metode pengukuran in-situ yang dikembangkan untuk pengukuran fosfat, logam, sulfida, anorganik labil. Dalam pengukuran fosfat dengan teknik DGT digunakan ferihidrit sebagai binding gel, namun dalam penggunaannya memiliki keterbatasan diantaranya range pH yang sempit dan dosis penggunaan yang tinggi. Untuk itu perlu dilakukan modifikasi adsorben guna meningkatkan kemampuan binding gel dalam pengukuran fosfat dengan teknik DGT. Dalam penelitian ini penulis mengaplikasikan komposit ferihidrit-kalsium sulfat sebagai adsorben dalam binding gel. Dari hasil pengujian diketahui bahwa optimasi komposit ferihidrit-kalsium sulfat terjadi pada rasio volume 3 : 1 dan berat slurry 2 gram, waktu kontak optimum untuk pegelaran komposit ferihidrit adalah selama 24 jam dengan kapasitas penyerapan maksimal 6 ppm. Binding gel komposit ferihidrit-kalsium sulfat mampu bekerja pada wilayah pH 2-10.
The inclusion of phosphorus as a phosphate compound into the aquatic system results in eutrophication resulting in the occurrence of algae blooming. The entry of phosphate into the aquatic system is generally caused by the high domestic waste, agricultural activities, mining and deforestation, therefore it is necessary to monitor the phosphate content in the waters. The diffusive gradient in thin film (DGT) technique is one of the in-situ measurement methods developed for the measurement of phosphate, metals, sulphides, inorganic labels. In phosphate measurements with DGT techniques ferihidrit is used as a binding gel, but in its use has limitations among the narrow pH range and high dosage of use. For that reason, it is necessary to modify the adsorbent to increase the ability of gel binding in phosphate measurement by DGT technique. In this study the authors apply composite ferrihifrit-calcium Sulfate as an adsorbent in binding gel. From the test results it is known that the optimization of ferrihydrite composite-calcium sulphate occurs at 3 : 1 volume ratio and 2 gram slurry weight, the optimum contact time for ferihidrite composite peg is for 24 hours with maximum absorption capacity of 6 ppm. Ferihidrit composite gel binding-calcium sulphate capable of working in the pH region 2-10.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T52096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni
Abstrak :
ABSTRAK
Masuknya fosfor sebagai senyawa fosfat ke dalam sistem akuatik mengakibatkan eutrofikasi yang berujung pada terjadinya algae blooming. Masuknya fosfat ke dalam sistem akuatif umumnya disebabkan oleh tingginya limbah domestik, aktifitas pertanian, pertambangan dan penggundulan hutan, oleh karena itu diperlukan pemantauan terhadap kandungan fosfat di perairan. Teknik diffusive gradient in thin film DGT merupakan salah satu metode pengukuran in-situ yang dikembangkan untuk pengukuran fosfat, logam, sulfida, anorganik labil. Dalam pengukuran fosfat dengan teknik DGT digunakan ferihidrit sebagai binding gel, namun dalam penggunaannya memiliki keterbatasan diantaranya range pH yang sempit dan dosis penggunaan yang tinggi. Untuk itu perlu dilakukan modifikasi adsorben guna meningkatkan kemampuan binding gel dalam pengukuran fosfat dengan teknik DGT. Dalam penelitian ini penulis mengaplikasikan komposit ferihidrit ndash; kalsium sulfat sebagai adsorben dalam binding gel. Dari hasil pengujian diketahui bahwa optimasi komposit ferihidrit ndash; kalsium sulfat terjadi pada rasio volume 3 : 1 dan berat slurry 2 gram, waktu kontak optimum untuk pegelaran komposit ferihidrit adalah selama 24 jam dengan kapasitas penyerapan maksimal 6 ppm. Binding gel komposit ferihidrit ndash; kalsium sulfat mampu bekerja pada wilayah pH 2 ndash; 10.
ABSTRACT
The inclusion of phosphorus as a phosphate compound into the aquatic system results in eutrophication resulting in the occurrence of algae blooming. The entry of phosphate into the aquatic system is generally caused by the high domestic waste, agricultural activities, mining and deforestation, therefore it is necessary to monitor the phosphate content in the waters. The diffusive gradient in thin film DGT technique is one of the in situ measurement methods developed for the measurement of phosphate, metals, sulphides, inorganic labels. In phosphate measurements with DGT techniques ferihidrit is used as a binding gel, but in its use has limitations among the narrow pH range and high dosage of use. For that reason, it is necessary to modify the adsorbent to increase the ability of gel binding in phosphate measurement by DGT technique. In this study the authors apply composite ferrihifrit calcium Sulfate as an adsorbent in binding gel. From the test results it is known that the optimization of ferrihydrite composite calcium sulphate occurs at 3 1 volume ratio and 2 gram slurry weight, the optimum contact time for ferihidrite composite peg is for 24 hours with maximum absorption capacity of 6 ppm. Ferihidrit composite gel binding calcium sulphate capable of working in the pH region 2 10
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni
Abstrak :
Diare merupakan penyebab utama kematian balita usia di bawah 5 tahun di Indonesia. Mikroorganisrne penyebab utama sebagian besar penderita diare akut adalah rotavirus. Diare akut dapat menyebabkan kematian dikarenakan keparahan gejala klinis yang dialami penderita seperti dehidrasi, muntah dan demam. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi gejala klinis terhadap penyebab diare akut rotavirus di Kota Mataram tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan disain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukan faktor gejala klinis yang paling dominan dalam memprediksi penyebab diare akut rotavirus adalah dehidrasi, muntah dan demam. Umur merupakan faktor resiko yang rnempengaruhi kejadian diare akut rotavirus. Uji diagnostik gejala klinis diare akut rotavirus terhadap gold standar PCR rotavirus menunjukan bahwa pada balita yang mengalami diare dengan penyebab rotavirus dan berumur 1-5 bulan 81 % dapat diprediksi melalui gejala klinis demam (sensitivitas 81%). Sedangkan untuk balita yang mengalami diare akut dengan penyebab rotavirus dan berumur 6 -11 bulan 83% (sensitivitas 83%) dapat diprediksi melalui gejala klinis muntah. Sedangkan kombinasi gejala klinis balita yang mengalami diare akut dengan penyebab rotavirus dan berumur 6 - 11 bulan 79 % (sensitivitas 79%) dapat dideteksi melalui kombinasi gejala klinis dehidrasi dan muntah. Kesimpulan: gejala klinis dehidrasi, muntah dan demam dapat memprediksi diare akut rotavirus. ...... Diarrhea is a major cause of death of children under 5 years in Indonesia. The main microorganisms that cause acute diarrhea is rotavirus. The death of patients with acute diarrhea is due to the severity of clinical symptoms such as dehydration, vomiting and fever. This aim of this studyis to predict the clinical symptoms related with acute diarrhea which rotavirus as a single causative agent. Population of this study were acute diarrheal patients from Mataram in 2009. The research method used was quantitative with a cross sectional study design. The results showed that clinical factors which can be used to predict that rotavirus as a causative agent are dehydration, vomiting and fever. Age is a risk factor affecting the incidence of acute rotavirus diarrhea. Diagnostic test of clinical symptoms and the gold standard PCR showed that 81% cases of rotavirus diarrhea on infant aged 1-5 months can be predicted by clinical symptoms of fever. As for the toddler who suffered from acute diarrhea by rotavirus (age 6 -11 months), 83% cases can be predicted by clinical symptoms of vomiting. Moreover, the combination of clinical symptoms (dehydration and vomiting) could detect 79% infants (6-11 months) who had acute rotavirus diarrhea. Conclusion: The clinical symptoms of dehydration, vomiting and fever can be used to predict acute rotavirus diarrhea.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni
Abstrak :
Protein rekombinan yang difusikan ke suatu peptida tag dapat dimobilisasi pada matriks yang telah dilapisi substrat berafinitas dengan tag tersebut. Dalam proses purifikasi, protein tag kadang kala dipisahkan dari protein rekombinan. Pemisahan tag dapat dilakukan dengar menyisipkan sekuens pengenalan protease di antara tag dan protein rekombinan yang memungkinkan pemisahan tag dari protein rekombinan oleh restriksi enzim protease. Pada beberapa sistem purifikasi, protease yang telah difusikan dengan tag telah digunakan untuk memotong peptida tag, sehingga baik tag maupun protease yang memotong tag dari protein dapat dipisahkan dari protein rekombinan. Sistem tersebut sangat menguntungkan namun hanya protease PreScission (protease Human Rhinovirus) yang telah dikembangkan untuk sistem tersebut. Oleh karena itu, untuk memperoleh alternalif lain dari sistem tersebut. dilakukan konstruksi vektor pengekspresi protease MLV di dalam sistem ekspresi protein fusi tag GST. Gen protease MLV disisipkan di antara situs restriksi BamHI dan EcoRl pGEX-6P-1, di hilir ORF GST dan situs pengenalan protease PreScission. Penyisipan gen protease MLV di dalam plasmid rekombinan (pG6PI.Pro) dikonfirmasi dengan analisis perbandingan pola migrasi pG6P1.Pro yang dibandingkan dengan plasmid wild type (pGEX-6P-1) dan identifikasi insert pada jel agarose setelah restriksi dengan BamHI-EcoRI. Konfirmasi orientasi gen protease dalam pG6P1.Pro dengan analisis restriksi enzim Apal, dan Bs:Ell. Konfirmasi akhir yang bersifat definitif dilakukan dengan sekuensing pG6PI.Pro. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pG6P 1.Pro telah berhasil dikonstruksi dengan benar. namun dari hasil ekspresi protein fusi GST-Protease MLV tidak mendapatkan protein fusi utuh (43,8 kDa). Mutasi pada N terminal protease tidak mempengaruhi ekspresi protein fusi GST-Protease MLV dan tetap tidak menghasilkan protein fusi yang utuh (44,8 kDa dan 43,97 1:Da). Kegagalan ekspresi protein fusi tersebut mungkin disebabkan adanya peristiwa autokatalisis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni
Abstrak :
Protein rekombinan yang difusikan ke suatu peptida tag dapat diimobilisasi pada matriks yang telah dilapisi substrat berafinitas dengan tag tersebut. Dalam proses purifikasi, protein tag kadang kala dipisahkan dari protein rekombinan. Pemisahan tag dapat dilakukan dengan menyisipkan sekuens pengenalan protease di antara tag dan protein rekombinan yang memungkinkan pemisahan tag dari protein rekombinan oleh restriksi enzim protease. Pads beberapa sistem purifikasi, protease yang telah difusikan dengan tag telah digunakan untuk memotong peptida tag, sehingga baik tag maupun protease yang memotong tag dan protein dapat dipisahkan dari protein rekombinan. Sistem tersebut sangat menguntungkan namun hanya protease PreScission (protease Human Rhinovirus) yang telah dikembangkan untuk sistem tersebut. Oleh karena itu, untuk memperoleh alternatif lain dari sistern tersebut. dilakukan konstruksi vektor pengekspresi protease MLV di dalam sistem ekspresi protein fus; tag GST. Gen protease MLV disisipkan di antara situs restriksi BamHI dan EcoRl pGEX-6P-l, di hilir ORF GST dan situs pengenalan protease PreScission. Penyisipan gen protease MLV di dalam plusmid rekombinan (pG6P I .Pro) dikonfirmasi dengan analisis perbaiidingan pola migrasi. pG6P 1.Pro yang dibandingkan dengan plasniid wild type (pGEX-6P-I) dal. identifikasi insert pada jel agarose setelah restriksi dengan BamHI-EcoRI. Kombinasi orientasi gen protease dalam pG6PI. Pro dengan analisis restriksi enzim Apal, dan BstEII. Konfirmasi akhir yang bersifat definitif dilakukan dengan sekuensing pO6Pl.Pro. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pG6P 1.Pro telah berhasil dikonstruksi dengan benar. namun dari basil ekspresi protein fusi GST-Protease MLV tidak mendapatkan protein fusi utuh (43,8 kDa). Mutasi 'pada N terminal protease tidak mempengaruhi ekspresi protein fusi GST-Protease MLV dan tetap tidak menghasilkan protein fusi yang utuh (44,8 kDa dan 43,97 kDa), Kegagalan ekspresi protein fusi tersebut mungkin disebabkan adanya peristiwa autokatalisis.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni
Abstrak :
Tesis ini membahas kajian ekshibisi dan program edukasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kajian penelitian ini memperlihatkan bagaimana Museum Perumusan Naskah Proklamasi menyelenggarakan ekshibisi dan program edukasinya melalui kegiatan bimbingan dan edukasi serta teknik pembelajaran di museum. Hasil penelitian menyarankan perlu adanya tindakan perbaikan berdasarkan penelitian dengan subject matter discipline serta kerjasama dengan pihak lain agar Museum Perumusan Naskah Proklamasi dapat menjadi new museum ditinjau dari sisi ekshibisi dan program edukasinya. ......This thesis describes the study of exhibitions and education programs at the Formulation of Manuscript Proclamation Museum. This research is a descriptive study with a qualitative approach. Research of this study shows how the formulation of Manuscript Proclamation Museum organizes its exhibitions and education programs through guidance and educational activities as well as learning techniques in the museum. The results of the study suggest the need for remedial action based on research with the subject matter of discipline and cooperation with other parties in order that Formulate Manuscript Proclamation Museum can be a new museum in terms of its exhibitions and education programs.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T33744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni
Abstrak :
Perilaku cuci tangan tenaga kesehatan secara signifikan dapat menurunkan infeksi terkait perawatan kesehatan (heaIthcare-acquired infections/HAIs) termasuk COVID-19, merupakan Iangkah yang efektif, Iebih mudah dan Iebih murah, namun banyak faktor yang mempengaruhinya sehingga kepatuhan cuci tangan tenaga kesehatan terutama perawat pada masa pandemi COVID-19 masih cukup rendah. Tujuan penelitian ini adaIah untuk menganaIisis faktor determinan apa saja yang mempengaruhi kepatuhan perilaku cuci tangan perawat pada masa pandemi COVID-19 di RSUD dr Agoesdjam Ketapang. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan kualitatif. Tehnik sampling berupa total sampling dengan jumlah responden sebanyak 103 orang. Instrumen pengumpulan data primer berupa kuesioner yang disebarkan dengan aplikasi google-form, dan data sekunder berupa hasil observasi IPCLN. Analisis data menggunakan Chi-square test. Hasil analisis mendapatkan perawat yang patuh cuci tangan sebanyak 71,8%, sedangkan hasil observasi IPCLN 83,1% (kepatuhan sedang). Terdapat hubungan antara fasilitas kebersihan tangan (faktor pemungkin), kebijakan RS, dukungan kepala ruang, supervisor dan rekan kerja (faktor penguat), dan kepatuhan perilaku cuci tangan perawat (p<0,000). Tidak ada hubungan antara karakteristik perawat, pengetahuan serta akses informasi (faktor predisposisi) dan kepatuhan perilaku cuci tangan perawat di RSUD dr Agoesdjam Ketapang. Strategi promosi kesehatan yang tepat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan perilaku cuci tangan perawat. ......Health care handwashing behavior can significantly reduce health care-related infections (HAIs) incIuding Covid-19. It is an effective, easier and cheaper step, but many factors affect it so that the compIiance of hand washing heaIth workers during the Covid-19 pandemic is stiII quite low. The purpose of this study is to analyse what determinants factor that affect hand washing behavior compliance of nurses during the COVID-19 pandemic at dr Agoesdjam Ketapang Hospital. The study uses cross sectional design with a qualitative approach. The sampling technique used is total sampling with the number of respondents 103 people. The research instrument used is a questionnaire using google-form and IPCLN observation results. Data analysis using Chi-square test. The results of the analysis were obtained that nurses who obediently washed their hands are 71.8%, with IPCLN observation results of 83.1% (moderate compliance). There is a relationship between hand hygiene facility (the enabling factor) and hospital policy, room head support, supervisors and co-workers (the reinforcing factors) and nurse’s handwashing behavior compliance (p<0,000). There is no relationship between nurse characteristics, knowledge and access to information (the predisposing factors) and nurse’s handwashing behavior compliance at dr Agoesdjam Ketapang Hospital. Proper health promotion strategies are needed to improve compliance with nurses' handwashing behaviors.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S31224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wahyuni
Abstrak :
Kota Depok menghadapi permasalahan terkait penyediaan lahan permukiman bagi penduduknya yang mengakibatkan terbentuk dan berkembangnya permukiman kumuh. Skripsi ini membahas tentang pola keruangan permukiman kumuh Kota Depok berdasarkan tingkat kekumuhannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan dengan tema analisis pola keruangan dan unit analisis berupa tingkat kekumuhan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kekumuhan permukiman kumuh di Kota Depok erat hubungannya dengan jarak terhadap badan air, rel kereta api dan lokasi aktifitas ekonomi; serta tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kependudukan mempengaruhi tingkat kekumuhan dari aspek sosial ekonomi. ......Depok City experiencing problems related to housing land supply for its residents which resulted in forming and growing of slum areas. This Undergraduate thesis discusses about the spatial pattern of Depok's slum areas based on its slums level. In this research, spatial approach, especially spatial pattern analysis is used to analyse the spatial pattern of slum area in Depok City. The result of this research indicate that level of slum areas in Depok City closely related to the distance from the water bodies, the distance from the railway, and the distance from the economic aktivities; as well as the educational levels, employment, and residential status influence the slum level of Depok's slum areas from the socio-economic aspect.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43019
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>