Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wasis
Bandung: Alumni, 1986
330 WAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wasis
Bandung: Alumni, 1992
650 WAS p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wasis
Bandung: Alumni, 1986
330 WAS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Widjiono Wasis
Jakarta: Balai Pustaka, 2002
297.272 WID g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wasis Pramono
"Masalah yang dihadapi oleh bagian perencanaan dan pengendalian produksi pada Departemen Sepatu Canvas PT Sepatu X adalah membuat perencanaan produksi yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini dalam memenuhi permintaan pasar.
Dengan adanya masalah tersebut, maka tujuan dari studi ini adalah menyusun perencanaan produksi sebagai upaya memperbaiki sistem yang ada.
Setelah melakukan perhitungan dan analisa, maka diusulkan pendekatan Strategi Perencanaan Produksi Agregat (Aggregate Production Planning) sebagai alternatif pemecahan masalah. Pendekatan Strategi Agregate Planning antara lain:
1. Strategy Exact Production Vary Workforce
2. Strategy Constant Workforce, Vary Inventoryand Stockour
3. Strategy Constant Low Workforce, Subcontract
4. Strategy Constant Workforce, Overtime
Dari hasil perhitungan empat Strategi Perencanaan Agregat tersebut diatas, diharapkan akan diperoleh alternatif rencana biaya produksi yang paling ekonomis.

The problem faced by the Planning and Production Control Division at the Canvas Shoes Department of PT Sepatu X is to make an appropriate production planning program in accordance with the company's present condition to fulfill market demand. In view of the above problem, the purpose of this study is to make a production planning system in order to improve the existing system.
After carrying out some calculation and analyses, it is suggested that the Aggregate Production Planning is one of the alternatives to solve the problem. The approaches of Aggregate Planning Strategy are:
1) Strategy Exact Production Vary Workforce
2) Strategy Constant Workforce, Vary Inventory and Stockout
3) Strategy Constant Low Workforce, Subcontract
4) Strategy Constant Workforce, Overtime
From the above four strategies, the most economic and visible strategy will be chosen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wasis Sumartono
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan selang waktu antara penumpatan semen Zinc Oksid (Phapras)-Eugenol (Cavex) dan penumpatan Isopast (Vivadent) terhadap kekerasan Isopast. Percobaan dilakukan pada Isopast yang ditumpatkan diatas semen ZOE dengan selang waktu 1, 2 dan 5 hari, dan kemudian diukur kekerasannya. Selama selang waktu tersebut semen ZOE direndam dalam air. Sebagai pembanding diukur pula kekerasan Isopast tanpa semen ZOE. Kekerasan diukur dalam KHN pada suatu garis yang jaraknya + 400 um. dan + 1100 um dari garis batas semen ZOE dan Isopast. Ternyata ada peningkatan kekerasan sampai selang waktu 5 hari. Ada perbedaan kekerasan yang bermakna yang dihasilkan oleh selang waktu 1 dan 2 hari, sedangkan antara 2 dan 5 hari, walaupun ada kecenderungan peningkatan kekerasan, secara statistik tidak bermakna. Makin jauh dari semen ZOE kekerasan makin tinggi. Dibandingkan dengan sampel tanpa semen ZOE, terlihat bahwa pada selang waktu 1 hari, jarak ± 400 um., hambatan pengerasannya adalah ± 50 %. Sedangkan pada selang waktu 5 hari, jarak yang sama, tinggal ± 15 %."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Wasis Mulyono
"Tesis ini dibuat untuk memenuhi prasyarat dalam rangka mencapai gelar Magister Kenotariatan pada Program Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. Disamping itu untuk memperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang perlindungan terhadap harta kekayaan Yayasan dan dampak pembatasan besarnya nilai penyertaan Yayasan yaitu paling banyak sebesar 25% dari seluruh nilai kekayaan Yayasan ditinjau dari segi perlindungan terhadap kekayaan Yayasan.
Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian melalui kepustakaan dan lapangan. Yayasan merupakan badan non-profit yang mendapatkan kekayaan awal dari pendirinya yang memisahkan kekayaannya. Selain itu, Yayasan dapat memperoleh kekayaan dari sumbangan-sumbangan donatur, wakaf, hibah, hibah wasiat, bantuan pemerintah, bantuan dari luar negeri dan perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kekayaan Yayasan yang telah dimasukkan ke dalam Yayasan menjadi milik publik yang harus digunakan untuk kepentingan publik di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan yang tertuang dalam anggaran dasarnya dan tidak boleh dialihkan atau dibagikan baik(secara langsung maupun tidak langsung kepada Pembina, Pengurus, Pengawas, karyawan atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap Yayasan. Yayasan juga dapat mendirikan badan usaha dan/atau melakukan penyertaan di badan-badan usaha.
Yayasan harus berhati-hati memilih bentuk badan usaha dalam rangka melakukan penyertaannya karena tidak semua bentuk badan usaha memberikan jaminan perlindungan terhadap kekayaan Yayasan. Dengan adanya pembatasan penyertaan modal yaitu paling banyak 25% dari nilai seluruh kekayaan Yayasan yang maksudnya untuk melindungi harta kekayaan Yayasan maka Yayasan dalam penyertaannya harus memilih bentuk badan usaha yang dapat melindungi seluruh kekayaan Yayasan."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T16712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wasis Nurachman Hamzah
"Pasar Modal memang sangat diharapkan dapat menyalurkan dana segar sebagai alternatif pembiayaan bagi usaha-usaha menengah dan besar, hal ini dapat dicerminkan melalui peningkatan kapitalisasi pasar, berarti baik faktor internal (keadaan perekonomian dalam negeri) maupun faktor eksternal (keadaan perekonomian luar negeri termasuk persepsi investor terhadap permintaan saham) sangat menentukan sekali terhadap perekonomian Indonesia, agar dapat tumbuh sesuai dengan target dan sasaran yang telah ditetapkan. Menyadari hal-hal diatas pemerintah telah mengantisipasi dengan mengeluarkan kebijaksanaan di bidang perpajakan dengan menurunkan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri dari 5% berubah menjadi 0,5%, sesuai dengan PP Nomor 14 tahun 1997 tanggal 29-5-1997 tentang perubahan atas PP Nomor 41 tahun 1994 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek.
Permasalahan yang dikemukakan oleh peneliti dalam penelitian ini antara lain:
(a) Bagaimanakah persepsi Wajib Pajak terhadap PP Nomor 14 tahun 1997 dan dampaknya atas transaksi penjualan saham pendiri di BEJ ?
(b) Apakah Wajib Pajak mendukung terhadap kebijaksanaan pemerintah cq Direktorat Jenderal Pajak (DIP) dalam menurunkan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri di BEJ ?
Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian empiris deskriptif yang bersifat eksploratif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel mandiri yaitu persepsi, tanpa menghubungkan dengan variabel lainnya. Variabel persepsi bagi Wajib Pajak ini dijabarkan dalam 20 butir pertanyaan yang terbagi dalam 3 (tiga) faktor, yang diajukan kepada 30 responden yang semuanya layak untuk dianalisa dan diuji, Dalam hal ini pertimbangan yang dipakai untuk penarikan sampel adalah sampel dengan ciri-ciri tertentu, yaitu badan usaha (PT) yang telah eksis di bidang usaha masing-masing, telah Go Public dan terdaftar di KPP Perusahaan Masuk Bursa. Selanjutnya jawaban-jawaban dari responden diukur dengan menggunakan teknik skala Likert, yaitu responden diminta untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, yang dibagi 5 (lima) tingkatan dan diberi skor tertentu.
Hasil analisa dari data yang masuk diketahui bahwa persepsi Wajib Pajak terhadap penurunan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu faktor tarif pajak, faktor peraturan perpajakan dan faktor kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh PT, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Ternyata 100% responden menyatakan setuju dan dapat menerima serta mendorong kebijakan pemerintah cq Direktorat Jenderal Pajak untuk menurunkan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri di Bursa Efek dari 5 % menjadi 0,5%."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Wasis Sumartono
"A reimplantation case of maxillary second incisive with periapical (radicular) cyst is reported. A 37 years old female who suffered periapical cyst on her maxillary second incisive requested conventional endodontic treatment in order to avoid to avoid tooth extraction. The tooth was treated with a conventional root canal treatment at the first visit. After the first treatment, the patient suffered a post endodontic treatment pain but was afraid to be operated with apex resection. On the second visit, the maxillary second incisive was extracted. On the third visit the patient requested periapical cyst removal after she received advices from her older sister (who was a medical doctor) about the important of removing cyst capsule in order to avoid cyst recurrency. The patient also requested her tooth reimplantation. Following her request, on her extracted maxillary second incisive, root canal filling and apex resection were done out side her mouth, followed by periapical curettage in the maxillary second incisive region. Then reimplantation was finally performed. Seven months later, the patient told that since her maxillary second incisive apex resection and reimplantation, she never suffered from any pain or swelling. Pain on the tooth percussion and palpation were negative. Tooth mobility was on level 2. There was no sign that periapical radiolucency was growing wider, eventhough it was not getting smaller at that moment. We classified the result of our treatment as "not fail" since we still need a longer time ensure wether or not the result will be able to be classified as "successful". Eventhough radiographic healing was still "uncertain", there was a hope that the patient will gain a "complete healing" after 2 years."
[Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3   >>