Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zein
Abstrak :
Permasalahan pendinginan komponen elektronik semakin meningkat seiring peningkatan fluks panas yang dihasilkan oleh peralatan elektronik khususnya CPU komputer. Penggunaan pipa kalor dalam pendinginan komponen elektronik tersebut menjadi salah satu solusi alternatif guna menyerap kalor yang dihasilkan. pipa kalor melingkar (LHP) merupakan tanggapan terhadap tantangan yang berkaitandengan permintaan teknologi untuk perangkat yang sangat panas dengan kemampuan transmisi panas yang efisien. Sementara itu pipa kalor melingkar masih jarang dijumpai, eksperimen pipa kalor melingkar menggunakan salah satu sisi full wick sintered powder. Lalu eksperimen ini dilakukan dengan penggunaan sintered-Cu dan biomaerial sebagai sumbu kapiler.Hasil menunjukan biomaterial mampu mereduksi panas pada bagian evaporator lebih baik dari sumbu sintered-Cu. hal ini dikarenakan Biomaterial memiliki porositas yang lebih baik sehingga menghasilkan permeabilitas yang baik.kinerja pipa kalor melingkar masih sangat berpengaruh pada gravitasi, maka dilakukanlah beberapa eksperiman terhadap posisi yang baik pada peletakan pipa kalor melingkar dan didapatkan bahwa posisi kondensor yang berada diatas evaporatorsecara Vertikal atau pada sudut paling baik. Hal ini dikarenakan pada evaporatorterdapat banyak fluida yang berfungsi sebagai penghantar dan pereduksi kalor. Kondisi vacuum juga merupakan kondisi dimana hambatan thermal menurun sehingga menghasilkan transfer panas yang lebih efisien dari evaporator ke kondenser.
Problems of cooling the electronic components are increasing with increasing heat flux generated by electronic equipment, especially the CPU computers. The use of heat pipes in the cooling of electronic components has become one of the alternative solutions in order to absorb the heat generated. circular heat pipe (LHP) is a response to the challenges of technology berkaitandengan demand for devices that are very hot with efficient heat transmission capability. Meanwhile, a circular heat pipes are still rare, circular heat pipe experiments using one side of the sintered powder wick full. Then the experiment was conducted with the use of sintered-Cu and biomaerial the capillary axis. The results show the biomaterial is able to reduce the heat to the evaporator section is better than sintered-Cu axis. this is because of Biomaterials have better porosity resulting in a good permeability. circular heat pipe performance is still very influential in gravity, we conducted several experiments to be well positioned in a circular heat pipe laying and found that the position of the condenser is located above the evaporator in vertical or at an angle best. This is because the evaporatorterdapat lot of fluid that serves as a conductor of heat and reducing agents. Vacuum conditions is also a condition in which the thermal resistance decreases resulting in a more efficient heat transfer from the evaporator to the condense.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42079
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Renaldi Zein
Abstrak :
Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk melakukan pembangunan di dalam negeri, khususnya di sektor sosial dan ekonomi. Untuk itu pemerintah Indonesia melakukan kebijakan mendorong masuknya investasi asing kedalam negeri. Guna memberikan pelayanan yang lebih dan memberikan komunikasi, koordinasi dan informasi bagi kepentingan investasi, maka Presiden Republik Indonesia membentuk Badan Koordinasi Penanaman Modal pada tahun 1985, dan hingga saat ini organisasi ini masih eksis. Terjadinya era reformasi yang menggantikan era Orde Baru kepemimpinan Soeharto, dilalui dengan berbagai gejolak-gejolak anatara lain demonstrasi masa dan kegaduhan yang berimbas pada krisis sosial dan ekonomi. Adanya data tentang turunnya investasi asing yang masuk ke Indonesia diduga akibat langsung atau tak langsung timbulnya persepsi buruk terhadap citra Indonesia, khususnya mengenai iklim investasi dimata investor asing. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat persepsi-persepsi para investor asing secara kualitas dan terurai jelas mengenai iklim investasi di Indonesia. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian lapangan adalah menggunakan survey kuestioner terhadap 100 responder yang terdiri dan investor asing. Kuesioner ini meliputi pertanyaan terhadap 8 parameter iklim investasi berdasarkan hasil studi awal dan pengalaman peneliti, yaitu: keamanan, penegakan hukum, baiknya jalan pemerintahan, infrastruktur, prosedur investasi, insentif, biaya operasional, dan imej BKPM. Hasil survey ini ditindak lanjuti dengan "in depth interview" terhadap 10 responden investor asing yang dipilih berdasarkan "incidental and voluntary". Interview juga dilakukan terhadap 5 orang pejabat tinggi dan senior BKPM untuk mengetahui kegiatan mereka. Temuan yang ada dalam penelitian adalah adanya gambaran jelas mengenai persepsi investor asing terhadap iklim investasi di Indonesia. Persepsi yang negatif tersebut terdapat karena adanya dim Indonesia yang buruk sebagai negara yang mempunyai "country risk" tinggi, dan reputasi negatif sebagai negara yang banyak tindak korupsinya. Satu hal yang masih membuat positif pandangan terhadap iklim usaha disini, yaitu adanya persepsi positifik mengenai rendahnya biaya investasi, khususnya tenaga kerja dan sumber daya energi. Hai ini yangmembuat investasi masih menarik di Indonesia. Hal yang menarik dalam penelitian ini adalah, temuan betapa pentingnya peran media massa dalam menyebarluaskan informasi secara cepat, dan dapat mernbentuk opini-opini yang selanjutnya menjadikan persepsi masyarakat luas. Turunnya nilai investasi asing dapat diakibatkan pengaruh dari persepsi-persepsi yang negatif terhadap iklim investasi di Indonesia. Kesimpulan dan rekomendasi dibuat berdasarkan konsep-konsep ilmu komunikasi. Perlunya komunikasi yang instruktif dari presiden kepada jajarannya untuk membenahi pemerintahan ini dengan baik. BKPM harus melakukan komunikasi yang persuasif kepada presiden dalam memberikan masukan informasi yang berpengaruh dalam mengambil kebijakan, serta komunikasi yang informatif BKPM kepada investor asing untuk memberikan jawaban dan kepastian atas perbaikan yang dilakukan. Untuk itu BKPM diusulkan untuk lebih berperan sebagai sentra komunikasi dan koordinasi terhadap aspek-aspek lingkungan organisasi, antara lain "stakeholders and audience". ......Indonesia as a developing country needs a lot of capital sources to build its country, especially in social and economic sectors. The Indonesian government has issued policies to encourage incoming of foreign investors to the country. In order to serve more foreign investor in the way of communicating, coordinating, and providing information the President of Indonesia had established the Indonesian Investment Coordinating Board in 1985, which is still exist until today. The transaction period of changing the power in this country from Soeharto era to reformation era had made through a very crucial things, such as uncontrolled mass demonstrations and riots. Those things had made impact to crisis of social and economy of Indonesia. The declining of foreign investment on statistics recently was assumed related to the bad perceptions about the investment climate of Indonesia. Image and reputation of Indonesia has contributed the building of the perception. This research was conducted to see in "descriptive and qualitative" aspects of those foreign investors perceptions about the investment climate. This research study used a questionnaire survey to 100 respondents, who are foreign investors. The questioner covers B parameters of the investment dimate which are based on study and experiences of the researcher, such as security, law enforcement, good governance, infrastructures, procedures, incentives, cost of investment, and image of BKPM. The survey was followed up by in depth interviews to ten respondents representing foreign investors through incidental and voluntary selections. Interviews were also made to five senior and high level officials of the Indonesian Investment Coordinating Board (BKPM) to see the organization activity. The result of interviews has provided clear pictures of perceptions. Foreign investors' perceptions are bad to the Indonesia's investment climate. The negative perceptions were caused by the bad image of Indonesia, which occupies high score in the country risk list and it has a long in the negative reputation among the most corrupt countries. There is one positive perception about to the Indonesian investment climate. It is low cost of investment, such as low labor cost and cheap fuel and energy costs. These factors make Indonesia attractive for investment. The interesting part of this research discovered that mass media had an important role in disseminating information fastly and it could influence public opinion. The declining foreign investment might be related to those negative perceptions about the investment climate in Indonesia. Conclusions and recommendations were made based on communication concepts. It needs instructive communication from the country's president to manage better government. BKPM has to make persuasive communications to the president with information used for policy making, and informative communications to foreign investors with certainty saying that the government is improving the condition. It is proposed that BKPM should becomes a centre of communication and coordination to all aspects of the organization stakeholders and audiences.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherman Zein
Abstrak :
Penelitian ini merupakan ponelitian evaluasi bersifat deskriptif yang bersifat memaparkan keadaan (apa dan bagaimana) program siaran televisi pendidikan sokolah ditinjau dari segi kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, teknik penyajian pesan, musik ilustrasi dan pemain pendukung.

Latar belakang masalah yang melandasi penelitian ini adalah banyaknya masalah dan kendala yang ditemui dalam usaha memeratakan kesempatan dan meningkatkan mutu pendidikan, perlu dicarikan pemecahannya yang lebih inovatif Satu diantaranya melalui pemanfaatan media massa televisi untuk program siaran televisi pendidikan sekolah.

Dalam pelaksanaanya yang diselenggarakan bersama antara PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan berdasarkan laporan penyelenggaraannya, ditemui masalah utama dimana program yang bersangkutan secara umum tidak menarik untuk ditonton siswa, khususnya dalam pola sajian.

Karena itu, perlu untuk melakukan kajian dan evaluasi yang mendalam terhadap isi program televisi pendidikan sekolah tersebut yang berkaitan dengan kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, teknik penyajian pesan, musik ilustrasi, dan para pemainnya.

Masalah pokok penelitian adalah, bagaimanakah kesesuaian materi program dengan tujuan instrukaional, teknik penyajian pesan, musik ilustrasi dan para pemain pendukung program baik secara umum maupun secara khusus untuk masing-masing bidang studi. Mencoba merancang sebuah model teknik penyajian pesan yang meliputi kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, kerangka kontek, pola sajian, struktur pesan (sisi pesan, urutan penyajian dan penarikan kesimpulan) dan daya tarik pesan pada program siaran televisi pendidikan sekolah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, teknik penyajian pesan, musik ilustrasi dan pemain baik secara umum maupun secara khusus untuk masing-masing bidang studi. Dan mencoba membuat sebuah model dalam teknik penyajian pesan yang meliputi kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, kerangka kontek, pola sajian, struktur pesan (sisi pesan, urutan penyajian dan penarikan kesimpulan) dan daya tarik pesan pada program siaran televisi pendidikan sekolah.

Kerangka pemikiran yang dijadikan landasan untuk mengkaji program tersebut adalah konsep tentang Teknologi Pendidikan, Media Pendidikan, Televisi Pendidikan, Formula Lasswell, Penerimaan Pesan, Information Integration Theory dan Program Siaran Televisi Pendidikan Sekolah.

Metodologi utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi program dan naskah (skenario) serta wawsncara dengan para. pengembang program. Sedangkan populasi dan sampelnya adalah program-program tersebut berikut naskahnya (skenario) dari delapan bidang studi (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggeris, Biologi, Fisika, Elconomi Koperasi, Geografi dan Kependudukan, Matematika dan Pendidikan Keterampilan), periode 1 Januari - 31 Desember 1996, yang ditayangkan di Stasiun Televisi Pendidikan Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional tidak tercapai secara mutlak. Beberapa dari program tersebut, materinya sebagian kecil tidak sesuai dengan tujuan instruksional, khususnya pada bidang studi Matematika, Ekonomi Koperasi dan Pendidikan Keterampilan.

Dalam hal teknik penyajian pesan pada aspek kerangka kontek, program masih kurang kaya menghubungkan materi program dengan isu-isu etau referensi lain. Dari tujuh belas pola sajian, hanya sembilan pola sajian yang sering digunakan yaitu, Dialog dan Visualisasi Gerak; Presenter, Dialog dan Viaualisasi; Visualisasi dan Narasi; Presenter dalam Diskusi dan Visualisasi; Presenter dan Visualisasi Gerak Presenter dan Dialog; Presenter dan Peragaan; Fragmen dan Presenter dan Perpaduan. Sedangkan aspek sruktur pesan, balik sisi pesan, maupun penyajian dan penarikan kesimpulan belum dirancang sesuai ketentuan untuk kepentingan khalayak sasaran. Dan aspek daya tarik pesan, program miskin dengan unsur-unsur daya tarik pesan seperti fear appeals, emotional appeals, rational appeals, dan humor appeals.

Pada musik ilustrasi program, hampir sebagain besar program musiknya bernuansa musik khusus, yaitu musik yang dirancang khusus untuk program. Sedangkan dalam hal pemain pendukung program dilihat dari gender/jenis kelamin, komposisinya cukup berimbang antara pria dan wanita. Dan rata -rata pemain per program 4 orang. Pemain dilihat dari segi usia, yang paling menonjol adalah usia remaja, sedangkan pesan yang paling menonjol adalah peran siswa. Dari segi popularitas, hampir seluruh pemain terdiri dari kalangan bukan artis.

Karena itu disarankan agar melakukan kajian lagi mencari penyebab tetjadinya sebagian kecil materi program tidak sesuai dengan tujuan instruksional. Menerapkan model teknik penyajian pesan yang meliputi kesesuaian materi program dengan tujuan instruksional, kerangka kontek, pola. sajian, struktur pesan (sisi pesan, urutan penyajian dan penarikan kesimpulan) serta daya tarik pesan. Selain itu mencoba memberi program dengan musik ilustrasi yang menggabungkan nuansa musik khusus dengan nuansa musik populer. Dan dari segi tokoh/peran, perlu untuk mempertimbangkan tokoh-tokoh dan peran-peran baru untuk ditampilkan dalam program.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zein
Abstrak :
Konflik Israel-Lebanon 2006 adalah serangkaian tindakan militer dan bentrokan terus-menerus di Israel utara dan Lebanon yang melibatkan sayap bersenjata Hizbullah dan Angkatan Pertahanan Israel (Israeli Defence Force atau IDF). Konflik ini berawal ketika Hizbullah menyerang pasukan Israel yang menyusup ke daerah sekitar Alta al Chaab, Lebanon Selatan pada tanggal 12 Juli 2006, dan menawan dua tentara Israel. Namun mereka tetap dapat terus berhubungan dalam keadaan perang dan damai tanpa didasari hubungan diplomatik yang resmi, yang fungsinya sebagai perwakilan suatu negara untuk mengemukakan pendapat, negosiasi, kerjasama bilateral dan lainnya. Perang Israel-Lebanon 2006 merupakan suatu kejadian perang yang membutuhkan proses perdamaian dan diplomasi politik yang sah, serta dapat diselesaikan dengan menggunakan metode dan cara-cara yang terbaik untuk yang resmi seperti Persatuan Bangsa-Bangsa dan organisasi Konferensi Islam mampu mencegah dan menawan agresi militer Israel yang berlangsung selama 34 hari tersebut. Terjadinya perbedaan pendapat tentang perdamian yang dilakukan PBB, dengan dikeluarkannya Resolusi PBB 1701. Tetapi jika tidak ada peran organisasi internasional selaku aktor keamanan bersama tentu perang tidak akan pemah usai. Dimana salah satu tujuan PBB adalah untuk menciptakan perdamaian internasional
Israel-Lebanon conflict in 2006 was the series of military action and continues clash in north Israel and Lebanon which involved armed wing Hizbullah and Israeli Defence Force or IDF. This conflict began when Hizbullah attacked the intruder from Israeli corps who intruded into the area nearby Aita al Chaab, south Lebanon in July 12 2006 and captured two Israeli armies. Nevertheless, they still held relation each other in war and peace condition without having any legal diplomatic relation, which had function as the representative of a country to show its ideas, negotiations, bilateral cooperation and etc. the Israeli-Lebanon War in 2006 was the war which required legally political diplomacy and reconciliation process, and it could be accomplished by using method and the best ways to create the peaceful condition. The process and the present of the international legal institution such as United Nations and Islamic Conference Organization could prevent and held out military aggression from Israel which took a place for 34 days. There were different arguments about the reconciliation by United Nations because of its resolution in 1701, but if there was no role of International Organization as the collective security maker, the war must be never the end. Thus the purpose of United Nation is to create international reconciliation.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Lokot Zein
Abstrak :
Indonesia sebagai emerging market telah berkembang sistem perbankan syariah dan eksis berkontribusi untuk medorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan terutama di sektor riil. Penelitian pada PT. BPRS Puduarta Insyani selanjutkan disebut BPRS PI ini mencakup (1) penelitian hukum normatif, yang meneliti sinkroninasi antara hukum dengan pelaksanaannya; dan (2) membahas penghimpunan dana, penyaluran pembiayaan melalui mekanisme pembiayaan murabahah terbatas berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan untuk selanjutkan disebut DSN. Hasil penelitian ini pada BPRS PI menunjukkan (1) penyaluran pembiayaan berprinsip murabahah pada perbankan syariah lebih jelas dan pasti, sehingga prinsip ini mendominasi pembiayaan apabila dibandingkan dengan pembiayaan mudharabah dan/atau lainnya; dan (2) terdapat penyimpangan pembiayaan berprinsip murabahah antara praktek dengan fatwa DSN, yaitu melakukan akad jual beli dengan prinsip murabahah sebelum barang dimiliki atau dengan kata lain tidak memiliki stok barang. Untuk meningkatkan operasional perbankan syariah BPRS PI seyogianya: (1) harus memberikan kepuasan jasa pelayanan yang sesuai dengan fatwa DSN kepada nasabah; (2) untuk menjamin terlaksananya jual beli dengan akad murabah, maka BPRS PI bekerjasama dengan suplier, sehingga BPRS PI dapat mengadakan barang dalam waktu secepatnya; (3) semua pihak yang terlibat pada BPRS PI memerlukan kesamaan visi dan misi, sehingga diharapkan mendorong sinergi guna tercapainya kinerja sesuai dengan perkembangan industri perbankan syariah; dan (4) mengadakan pelatihan bagi seluruh jajaran internal BPRS PI, shingga optimasilasi penerapan aturan perbankan syariah. ......As an emerging market Indonesia has developed Islamic banking system to contribute in sustainable economic growth. Study case in PT. BPRS Puduarta Insyani (BPRS PI) consist of (1) normative laws research, conducting synchronization between laws and the applications; and (2) discussing funds rising and financial channeling through limited murabahah financial mechanism based on Dewan Syariah Nasional (DSN) fatwa. The research concludes that (1) murabahah financial channeling in Islamic banking is more clear and definitely, as this channeling more dominates rather than mudharabah financial channeling; and (2) there is a difference between practices and DSN fatwa in murabahah principle, namely there is no goods stock in practices. The research suggets that to improve Islamic banking operations in BPRS PI: (1) the banking must give customer services satisfaction that suits to DSN fatwa; (2) the banking must guarantee that transactions in murabah should cooperate with suppliers, in order to provide goods stock immediately; (3) all parties that involve in BPRS PI should have the same vision and mission to pursue performances that suit to development of Islamic banking industries; and (4) the banking should conduct trainings to all employees in BPRS PI, to optimize the application of Islamic banking regulations.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Adrian Zein
Abstrak :
Fatigue is essential in the aviation field because it affects many passenger`s safety. Garuda Indonesia is National Airline which operates as a Flag Carrier, and most importantly as the state owned air transportation provider of the largest archipelago national, which cover three different time zones. The purpose of this study is to analyze factors that affect airline pilot fatigue at Boeing 737 fleet of Garuda Indonesia, which fly domestic and regional flights. While most of the research related to human fatigue in the aviation industry has focused on long-haul pilots since the exposure of their duties towards jet lag, short-haul pilots also experience elevated levels of fatigue caused by their flight operation. As the nature of the Boeing B737 aircraft operation, this study concentrates on short to medium haul, less than 8 hours flight time per flight sector, or multiple flight sectors a day, with the set of two pilots for each rotation pattern. Fatigue is classified into physical decline, mental decline, and rest defects; and pilot fatigue in Boeing 737 pilot of Garuda Indonesia is affected by seven variables Duty Assignment, Personal Lifestyle, Working Environment, Rest Environment, Crew Pairing, Unresolved Stress, Illness. Finding the variables and the phenomenon of factors which contributes to pilot fatigue in Garuda Indonesias Boeing B737 pilot can also contribute to pilot fatigue management.
Kelelahan sangat penting dibidang penerbangan karena mempengaruhi keselamatan banyak orang. Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional yang beroperasi sebagai Flag Carrier, dan juga sebagai BUMN penyedia transportasi udara dari negara kepulauan terbesar di dunia, yang mencakup tiga zona waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan penerbang armada Boeing 737 di Garuda Indonesia, yang menerbangkan penerbangan domestik serta regional. Sementara sebagian besar penelitian yang terkait dengan kelelahan manusia pada industri penerbangan lebih berkonsentrasi terhadap penerbang rute jarak jauh, dikarenakan tugas mereka rentan terpapar jet-lag, penerbang rute jarak pendek juga mengalami peningkatan tingkat kelelahan yang disebabkan oleh karakter operasional dari penerbangan mereka. Sesuai dengan kemampuan operasional dari pesawat Boeing B737, studi ini berkonsentrasi pada penerbang jarak pendek hingga menengah, dengan waktu penerbangan kurang dari 8 jam per sektor penerbangan, atau beberapa sektor penerbangan per hari, dengan komposisi dua penerbang pada setiap rotasi penerbangan. Kelelahan diklasifikasikan menjadi penurunan kemampuan fisik, penurunan kemampuan mental, dan kurang istirahat; dan kelelahan pilot pada pilot Boeing 737 Garuda Indonesia dipengaruhi oleh tujuh variabel-Tugas, Gaya Hidup, Lingkungan Kerja, Lingkungan Istirahat, Rekan Kerja, Stres yang Tidak Terselesaikan, serta Penyakit Medis. Identifikasi dari variabel serta fenomena faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan pilot di pilot Boeing B737 Garuda Indonesia akan dapat berkontribusi untuk manajemen kelelahan penerbang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latuconsina, Muahammad Zein
Abstrak :
Tesis ini menganalisa tentang ?Permasalahan Arus Migrasi Ilegal sebagai Ancaman Keamanan Amerika Serikat pada masa Pemerintahan George Walker Bush jr? Runtuhnya tembok Berlin menandai sebuah perubahan besar-besaran dalam studi keamanan yang selama perang dingin didominasi oleh studi keamanan konvensional yang melihat ancaman hanya datang dari sektor militer dan politik. Berakhirnya perang dingin menandai kemunculan isu-isu baru seperti migrasi illegal dan terorisme yang akhirnya bagi beberapa negara menjadi permasalahan kemanan baru. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis dengan menggunakan teori sekuritisasi yang dikembangkan oleh Barry Buzan, Ole Waever dan Jaap De Wilde dari Copenhagen School.
This thesis analyzes the "problem of illegal migration flows as a Security Threat to the reign of George Walker Bush Jr in the United States? The fall of the Berlin Wall marked a massive change in security studies during the Cold War that was dominated by conventional security studies which looked at threats only come from the military and political sector. The end of Cold War marked the emergence of new issues such as illegal migration and terrorism which become new security problems for some countries. This thesis uses qualitative research methods with analytical descriptive design. This thesis uses the theory of securitization which is developed by Barry Buzan, Ole Waever and Jaap De Wilde from the Copenhagen School.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27983
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadli Zein
Abstrak :
Spray combustion pada bahan bakar cair serta spray drying pada pengering makanan merupakan aplikasi fenomena perpindahan panas dan massa. Prinsip dasar yang digunakan untuk kedua aplikasi tersebut menggunakan droplet sebagai elemen dasar dari semprotan. Model analogi Ranz-Marshall dan model film stagnan adalah model yang umum digunakan untuk menghitung perpindahan panas dan massa suatu zat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perpindahan panas dan massa tetesan dengan nilai bilangan Lewis (Le) lebih dari 1 untuk melihat kesesuaian model analogi Ranz-Marshall dengan meninjau nilai bilangan Nusselt (Nu) pada perhitungan perpindahan panas dan juga meninjau nilai bilangan Sherwood (Sh) pada perhitungan perpindahan massa. Serta dengan menganalisa model film stagnan dengan meninjau nilai C1 pada perhitungan perpindahan massa dan juga meninjau nilai C2 pada perhitungan perpindahan panas. Hasil dari penelitian ini menunjukan perubahan pada kalor peguapan yang meningkat seiring dengan perubahan pada volume yang cenderung menurun. Perhitungan perpindahan panas dan massa untuk cairan masih menunjukkan kurangnya korelasi antara model Ranz-Marshall serta model Film Stagnan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu persamaan baru yang lebih umum yang mampu untuk menghitung perpindahan panas dan massa dari semua zat yang diujikan dengan kecepatan yang berbeda-beda. ...... Spray combustion on liquid fuels and also spray drying on food drying is one of the phenomenons of  heat and mass transfer applications. Basic principles that used for both applications are using droplet as the basic element of spraying. Ranz-Marshall analogy model and Stagnant Film model are one of the most common models to calculate heat and mass transfer of an element. The purpose of this experiment is to analyze heat and mass transfer of droplet which has the lewis number (Le) of more than 1 to conclude the compatibility of Ranz-Marshall analogy which observe the value of Nusselt number for heat transfer calculation and observe Sherwood number for mass transfer calculation. Also analyzing stagnant film model which observes the value of C1 for mass transfer and the value of C2 for heat transfer calculation. The results of this study show a change in heat of evaporation that increases with changes in volume that tend to decrease. Heat and mass calculation of the liquids shows the lack of correlation between Ranz-Marshall model and Stagnant Film model as well. Therefore, a new, more general equation which is capable of calculating the heat and mass transfer of all the substances being tested at different speeds is required.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhwan Zein
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas dan penerimaan latihan FIFA 11+ pada pemain futsal berusia muda sebagai program untuk meningkatkan komponen kebugaran fisik. Sembilan pemain futsal (usia 15-17 tahun) pada kelompok eksperimen dan sebelas pemain (16-18 tahun) pada kelompok kontrol berpartisipasi dalam penelitian ini. Kelompok eksperimen melakukan latihan FIFA 11+ 2x /minggu selama 4 minggu dan kelompok kontrol melakukan latihan rutin biasa. Pengukuran kebugaran fisik dilakukan sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok. Perubahan hasil pengukuran dalam setiap kelompok (pre dan post test) diolah menggunakan uji-t berpasangan (p < 0,05). Perubahan hasil pengukuran pada kedua grup akan dibandingkan menggunakan uji-t tidak berpasangan (p < 0,05). Diskusi kelompok terarah dilakukan kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui persepsi latihan FIFA 11+ yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan kelompok eksperimen mengalami peningkatan pada kekuatan batang tubuh (p = 0,007) dan kelincahan (p = 0,01). Tidak terdapat perubahan komponen kebugaran fisik yang bermakna pada kelompok kontrol. Peningkatan kelincahan yang dialami kelompok eksperimen berbeda bermakna dibanding kelompok kontrol (p = 0,039). Hasil diskusi kelompok terarah menunjukkan bahwa mayoritas pemain dan pelatih merasa latihan FIFA 11+ mudah dilakukan, bermanfaat dan dapat diterapkan pada setiap sesi pemanasan latihan futsal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa FIFA 11+ adalah sebuah program latihan yang efektif dalam meningkatkan komponen kebugaran fisik yang berkontribusi dalam pencegahan cedera. ...... The aim of this study is to determine the effectiveness and acceptance of FIFA 11+ training in youth futsal players as means of improving physical fitness components. Nine experiment subjects (age 15-17 years old) and 11 control subjects (age 16-18 years old) participated in this study. The experiment (EXP) group underwent FIFA 11+ training twice per week for four weeks while the control (CON) group underwent routine futsal training. Both EXP and CON groups performed a physical fitness test prior to and after the intervention. Change in performance (pre-post test) for each group were analyzed using dependent t-test (p < 0,05). Change in performance within EXP and CON group were compared using independent t-test (p < 0,05). Focus group discussion was conducted for the experiment group to evaluate subject’s perception on FIFA 11+ training. The results showed that core strength ((p = 0,007) and agility (p = 0,01) of the EXP group increased, while no change were observed in the CON group. The agility in EXP group increased significantly compared to the CON group (p = 0,039). The results of focus group discussion showed that most players and coach considered FIFA 11+ training easy to perform, beneficial, and can be used as a routine warm up in futsal training. These results suggest that FIFA 11+ is an effective program to improve certain physical fitness components that contribute in preventing injury.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Nadia Zein
Abstrak :
Perkembangan yang pesat dalam bisnis perhotelan pada saat ini merupakan konsekuensi dari semakin berkembangnya dunia pariwisata di Indonesia. Dengan semakin banyaknya jumlah hotel di Indonesia, persaingan yang harus dihadapi oleh seluruh hotel, khususnya hotel berbintang, semakin bertambah berat dan ketat. Persaingan ini mendorong pihak manajemen hotel untuk terus menerus memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya agar dapat mencapai mutu perusahaan yang excellent serta memiliki competitive advantage. Karena hanya dengan enterprise excellence, hotel yang bersangkutan dapat mempertahankan eksistensinya dalam bisnis perhotelan serta sukses dalam kancah persaingan yang semakin ketat. Agar dapat mencapai enterprise excellence, melalui peranan akuntansi manajemen, sebuah hotel membutuhkan anus informasi aktual yang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, serta dapat memperkirakan keadaan di masa yang akan datang. Dalam hal ini, suatu alternatif baru dibutuhkan, karena ternyata sistem yang tradisional tidak dapat memberikan informasi seperti yang diinginkan. Alternatif sistem baru tersebut adalah sistem akuntansi manajemen yang didasarkan pada pengelolaan aktivitas, yang disebut sebagai Activity-Based Management (ABM). ABM merupakan analisa lebih lanjut dari sistem Activity-Based Costing (ABC) yang dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas pelayanan serta meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh konsumen dari pelayanan yang diberikan tersebut. ABM dapat pula membantu perusahaan dalam menetapkan biaya dengan lebih akurat, menekan biaya dengan cara menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak dapat memberikan nilai tambah pada perusahaan, serta membantu perusahaan dalam meningkatkan profit yang dihasilkannya. Adapun analisa yang tercakup dalam sistem ABM ini adalah mencakup: analisa aktivitas (activity analysis), analisa pemicu biaya (cost driver analysis), dan pengukuran kinerja (performance measurement). Ketiga analisa ini digunakan melalui lima tahap implementasi jika perusahaan ingin menerapkan ABM dalam sistem akuntansi manajemennya. Kelima tahap tersebut adalah : (1) Activity Analysis, (2) Market Targeting, (3) Business Process Improvement, (4) Activity Improvement, dan (5) Process Control. Dengan diterapkannya analisa ABM melalui tahap-tahap tersebut, diharapkan sebuah hotel dapat memperoleh pemahaman mengenai proses/aktivitas yang dilakukan dalam hotel tersebut, serta dapat pula menghasilkan informasi penting (financial maupun nonfinancial), guna membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Sehingga pada akhirnya, hotel tersebut akan dapat meningkatkan kepuasan konsumen (customer satisfaction), akurasi dalam penetapan biaya, serta menghasilkan peningkatan yang berkelanjutan (continuous improvement), yang kesemuanya itu sangat menunjang dalam mencapai enterprise excellence.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>