Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna P. Roswiem
"Secara etnofarmakologi, B. javanica (L.) Merr. dikenal sebagai salah satu tanaman obat yang berhasiat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Pada penelitian ini dilakukan pengujian efek antihipertensi ekstrak buah B. javanica menggunakan tikus yang mengalami hipertensi akibat pemberian adrenalin. Tikus hipertensi dibagi menjadi 4 kelompok, diberikan fraksi air B. javanica, fraksi heksana B. javanica, bisoprolol, serta kontrol yang tidak diberikan apapun kecuali adrenalin. Tekanan darah sistolik diukur menggunakan prosedur tail-cuff. Setelah mengalami hipertensi, tikus yang diberikan fraksi air, fraksi heksana dan bisoprolol menunjukkan penurunan tekanan darah berturut-turut sebesar 72.75 mmHg (-34%), 58.5 mmHg (-28%) and 23.25 mmHg (-12%), sementara ada peningkatan sebesar 15.00 mmHg (+9%) pada kelompok kontrol. Fraksi air diketahui mengandung flavonoid dan alkaloid, sementara fraksi heksana mengandung alkaloid. Berdasarkan hasil penelitian ini, kami menduga bahwa flavonoid dan alkaloid yang terkandung dalam buah B. javanica berkerja secara sinergis menurunkan tekanan darah, kemungkinan melalui jalur terkait reseptor β 1-adrenergik.

Abstract
Ethnopharmacologically, the fruit of Brucea javanica (L.) Merr. is acknowledged in the Indonesian community to lower blood pressure. This study assessed the antihypertensive effect of B. javanica fruit extract using adrenaline-induced hypertensive Sprague Dawley rats. Hypertensive rats were divided into 4 groups: group A was given B. javanica water fraction and adrenaline, group B was given B. javanica hexane fraction and adrenaline, group C was given bisoprolol and adrenaline and group D was given adrenaline solely. Systolic blood pressure was regularly measured using the tail-cuff method. Treatment of adrenaline-induced hypertensive rats independently given B. javanica water fraction, the hexane fraction, and the bisoprolol group proved to significantly reduce blood pressure by 72.75 mmHg (-34%), 58.5 mmHg (-28%) and 23.25 mmHg (-12%) respectively, while there was an increase of 15.00 mmHg (+9%) SBP in the negative control group given solely adrenaline. The water fraction contains flavonoid and alkaloid. The hexane fraction of this fruit contains alkaloid. Our study suggest that the flavanoid and alkaloid content in B. javanica fruit work synergistically to alleviate hypertension, possibly through β1-adrenergic receptor-related mechanism."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam], 2012
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Masyarakat di Jawa Barat, Indonesia sudah lama
menggunakan Selaginella untuk menyembuhkan secara tradisional beberapa penyakit seperti panas, luka ringan, patah tulang, masalah kewanitaan, dan pendarahan setelah melahirkan. Namun, informasi tentang senyawa aktif dari Selaginella
yang berasal dari Pulau Jawa belum sepenuhnya diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan keanekaragaman senyawa bioaktif dan kandungan amentoflavon dari Selaginella
yang berasal dari Pulau Jawa dengan maksud untuk memaksimalkan pemanfaatan tumbuhan ini sebagai tumbuhan obat. Bahan
Selaginella yang dikoleksi dari 29 lokasi di Pulau Jawa di
ekstraksi dan digunakan sebagai bahan dalam uji
colorimetric ndan thin layer chromatography
untuk menganalisis secara kualitatif senyawa bioaktif alkaloid, phenol, dan steroid. Selain itu, high performance liquid chromatography
dilakukan untuk menganalisis kandungan amentofalvone dari
ekstrak Selaginella. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua spesies
Selaginella yang diuji mengandung alkaloid,
flavonoid, saponin, tannin, and steroid, tetapi tidak mengandung hydroquinon. Tujuh spesies Selaginella berisi
biflavonoid tipe amentoflavon. Kandungan amentoflavon tertinggi yaitu konsentrasi 6.87 ppm dihasilkan oleh S.subalpina
yang berasal dari Gedung Songo, Jawa Tengah. Hasil ini mengindikasikan bahwa lebih dari satu spesies Selaginella
yang berasal dari Pulau Jawa sangat potensial untuk digunakan sebagai tumbuhan obat.

Abstract
For a long time, people in West Java, Indonesia have used Selaginella
as a traditional cure for several ailments including fever, minor wounds, broken bones, women?s health disorders or postnatal bleeding. However, information on the active compounds of the plant from Java Island has not been fully expounded. The objective of the research was
to reveal the diversity of bioactive compounds and amentoflavone content of
Selaginella from Java Island in order to optimize the use of this plant as a medicinal plant. Selaginella plants collected from 29 locations in Java were extracted and subjected to colorimetric and thin layer chromatography test to qualitatively analyze the bioactive compounds of alkaloid, phenol, and steroid. In addition, high performance liquid chromatography was performed to analyze the
amentofalvone content of Selaginella
extract. The research result showed that all the examined Selaginella species contained alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, and steroid, but they did not contain hydroquinone. Seven of them
contained the biflavonoid type of amentoflavone. The high
est amentoflavone concentration, 6.87 ppm, was found in S.subalpina that originated from Gedung Songo, Central Java. Those results indicated that more than one
Selaginella species originating from Java Island had marked potential for use as medicinal plants."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Tri Wahyudi
"ABSTRAK
Xanthomonas oryzaepv. oryzae (Xoo) menyebabkan hawar daun bakteri (HDB) pada padi (Oryza sativaL.), yang
merupakan penyakit utama dan menjadi pembatas bagi produksi tanaman pokok di banyak negara di dunia. IsolasiXoo
dilakukan dari daun padi yang terserang hawar daun bakteri. Identifikasi X. oryzae pv. oryzae dilakukan berdasarkan
pada gejala yang ditimbulkannya, patogenisitas, karakter
morfologi, fisiologi, dan genetik biakan bakteri yang diisolasi
dari tanaman padi yang terinfeksi Xoo. Sebanyak 50 isolat yang diduga
Xoo telah berhasil diisolasi. Bakteri tersebut
bersifat aerobik, berbentuk batang, dan tergolong Gram negatif. Isolat-isolat tersebut diuji hipersensitivitasnya pada
tanaman tembakau dan patogenisitasnya pada padi. Kelima puluh isolat bakteri tersebut mampu menginduksi reaksi
hipersensitif pada tanaman tembakau dan menyebabkan gejala sakit pada tanaman padi dengan perkembangan gejala
yang berbeda. Hasil uji fisiologi, reaksi hipersensitivitas
dan patogenisitas, tiga isolat bakteri yang diduga kuat Xoo
yaitu STG21, STG42, dan STG46 menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak membentuk indol, tidak menghasilkan
pigmen flouresens, menghidrolisis kasein, memiliki aktivitas enzim katalase, tetapi tidak memiliki aktivitas enzim
oksidase. Hasil parsial sekuensing gen penyandi 16S rRNA dari STG21 dan STG42 menunjukkan homologi dengan X.
oryzae pv oryzae masing-masing sebesar 80% dan 82%,
sedangkan STG46 menunjukkan homologi dengan X.
campestris sebesar 84%. Mutagenesis dengan transposon Mini-Tn5 pada STG21 menghasilkan salah mutan (M5) yang
tidak dapat menginduksi reaksi hipersensitif pada tanaman tembakau dan berkurang patogenisitasnya pada padi.
Panjang gejala HDB pada padi yang ditimbulkan mutan M5 berkurang sebesar 80%.

Abstract
X. oryzae pv. oryzae (Xoo) causes bacterial leaf blight (BLB) of rice (
Oryza sativa L.), a major disease that constrains production of the staple crop in many countries of the world. Identification of X.
oryzae pv. oryzae (Xoo) was conducted based on the disease symptoms, pathogenicity, morphological, physiological,
and genetic characteristics of bacterial cultures isolated from the in
fected plants. Fifty bacterial isolates predicted as Xoo
have been successfully isolated. They are aerobic, rod shaped, and Gram negative bacteria. The isolates were evaluated
for their hypersensitivity in tobacco and
pathogenicity in rice plant. Fifty isolates induced hypersensitive reaction in
tobacco and showed pathogenicity symptom in rice in different length. Based on physiological test, hypersensitivity and
pathogenicity reactions, three bacterial isolates strongly predicted as
Xoo, i.e. STG21, STG42, and STG46, were non
indole formation, non pigment fluorescent, hydrolyzed casein, catalase activity positive, but negative oxidase. Partial
sequencing of 16S rRNA genes of STG21 and STG42 showed 80% and 82% homology with X. oryzae, respectively,
while STG46 showed 84% homology withX. campestris. Mini-Tn5 transposon mutagenesis of STG21 generated one of
the mutants (M5) lossed it?s ability to induce hypersensitive reaction in tobacco plant and deficient in pathogenicity on
rice. The lesion length of rice leaf caused
by the mutant M5 decreased up to 80%. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam], 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Purwantiningsih
"ABSTRAK
Telah dilakukan enkapsulasi ketoprofen dengan kitosan-alginat berdasarkan jenis surfaktan dan ragam konsentrasinya.
Ragam konsentrasi baik Tween 80 (polietilena sorbitanmonooleat) maupun Span 80 (sorbitanmonooleat) yang
digunakan berada pada kisaran 1-3% dengan lamanya pengadukan berkisar antara 15-60 menit. Penggunaan Tween 80
menghasilkan efisiensi enkapsulasi dan ukuran partikel
berukuran nano dalam kisaran 100-1000 nm lebih tinggi
dibandingkan dengan Span 80.

Abstract
Ketoprofen has been encapsulated by chitosan-alginate based on types of surfactant and it?s
concentration. The variations of concentration either
Tween 80 (polietilena sorbitanmonooleat) or Span 80
(sorbitanmonooleat) that used were around (1- 3)% concentrations with stirring around (15-60) minutes. The using of
Tween 80 resulted efficiency of encapsulated ketoprofen and nano particle size (100-1000) nm are higher than Span 80. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam], 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pola pertumbuhan tinggi dan berat badan merefleksikan status nutrisi dan kondisi kesehatan suatu populasi. Penilaian pola pertumbuhan dan status nutrisi pada anak dan remaja sangat diperlukan karena selama periode pertumbuhan ini, terdapat periode transisi dari masa bayi hingga dewasa yang ditandai oleh lonjakan pertumbuhan, kematangan ciri kelamin sekunder, dan perubahan proporsi tubuh yang dramatis. Studi cross-sectional status pertumbuhan fisik dilakukan terhadap 514 anak Arfak, terdiri atas 231 anak perempuan usia 6-19 tahun dan 283 anak laki-laki usia 6-23 tahun, di daerah Manokwari Provinsi Papua Barat. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pola pertumbuhan besar tubuh anak Arfak. Pengukuran antropometri meliputi tinggi badan dalam satuan (cm) dan berat badan dalam satuan (kg). Kurva pertumbuhan dari variabel tersebut menunjukkan peningkatan menurut umur baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan. Laju pertumbuhan berat badan anak Arfak pada fase yuwana lebih tinggi dari populasi lain, yaitu India, Purwakarta dan Karawang, kecuali populasi Amerika.

Growth Pattern of Body Dimension of Arfak Children. Growth pattern of body height and weight reflect the nutritional status and health condition of a population. Assessment of growth pattern and nutritional status of children and adolescence is urgently needed because during this growth period there is a transition period from infant to adult with fast growth spurt, secondary sexual character maturation, and dramatic body proportion change. A cross-sectional study of the physical growth status was done to 514 Arfak children consisted of 231 girls aged 6-19 years and 283 boys aged 6-23 years, in Manokwari, West Papua Province. The study was conducted to find out the growth pattern of the body size of Arfak children. Anthropometry measurement consists of body height (cm) and body weight (kg). Growth charts of these variables showed increase with age in both sexes. Growth rate of body weight of Arfak children at juvenile phase was higher than those of other populations, such as India, Purwakarta, and Karawang, except American population."
Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library