Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winantuning Tyastiti Swasanany
Abstrak :
Keberhasilan DPR RI dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga legislatif, pengemban aspirasi rakyat, dan sekaligus pengembangan demokrasi tergantung pada kualitas sumber daya manusia Sekretariat Jenderal sebagai sistem pendukung. Dalam kaitan ini, permasalahan yang muncul adalah adanya ketidakmerataan kemampuan dan motivasi pegawai dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai akibat dari perencanaan SDM di Sekretariat Jenderal DPR yang belum dilakukan secara efektif, sehingga konstribusi yang diberikan guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPR masih kurang. Pemahaman terhadap permasalahan tersebut menjadi panting, mengingat, sebagai sebuah Sistem pendukung, Sekretariat Jenderal selain perlu memahami tugas dan fungsi DPR RI, juga harus mampu mengiringi gerak langkah dan irama pelaksanaan tugas-tugas kedewanan. Pelayanan yang dapat diberikan tergantung pada kualitas dan profesionalisme SDM yang tersedia. Kualitas sumber daya manusia tersebut tergantung pada efektifitas perencanaan SDM, yang akan memungkinkan diperolehnya pegawai yang tidak saja tepat dalam jumlah dan jenis kualifikasinya untuk tercapainya tujuan organisasi, tetapi juga akan selalu slap dan dapat mengerjakan apa saja yang dibutuhkan oleh Anggota DPR RI, pada setiap kesempatan. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah penelitian kualitatif, dengan melakukan studi pustaka terhadap teori-teori yang relevan, melakukan pengamatan atau observasi, dan melakukan wawancara terhadap pejabat-pejabat di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Anggota DPR sebagai pengguna jasa. Pemilihan responden dilakukan secara stratifikasi, yaitu dari pejabat struktural setingkat eselon IV sampai dengan esselon I. Jumlah responden ditentukan berjumlah 196 (seratus sembilan puluh enam), dari jumlah tersebut, anggota DPR yang ditentukan sebagai responden adalah yang tergabung Anggota Badan Urusan Rumah Tangga DPR yang berjumlah 60 (enam puluh orang). Wawancara dilakukan secara langsung menggunakan pedoman wawancara terhadap pejabat esselon I a dan I b, dan pengiriman daftar pertanyaan ke responden lainnya. Dari Hasil penelitian diketahui bahwa perencanaan SDM di Setjen DPR RI belum dilaksanakan secara efektif, sehingga dalam implementasinya masih mengalami banyak hambatan. Akibatnya, pelayanan yang diberikan masih belum memadai dan belum seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan tersebut, merekomendasikan beberapa hal pokok, yaitu: (1) mengingat tantangan tugas yang dihadapi menuntut fleksibilitas organisasi untuk menyesuaikan secara cepat dengan perubahan Iingkungan, maka perlu perubahan dalam format organisasi, agar lebih flat/datar, sehingga memungkinkan mekanisme pelaksanaan pekerjaan lebih luwes dan berjalan lancar, alur informasi saling bertukar dengan mudlah; (2) menyusun perencanaan SDM secara efektif dan dapat dilaksanakan, serta dalam kegiatan rekruitmen dan seleksi diserahkan kepada institusi lain yang mempunyai kompetensi dalam bidang tersebut (out sourcing). Hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari subyektifitas dan untuk dapat menjaring tenaga yang potensial; (3) dalam rangka mengurangi kesenjangan antara pelayanan yang diharapkan Anggota DPR RI dengan pelayanan yang diberikan, maka sebagai pelanggan seyogyanya Anggota diikutsertakan dalam penyusunan perencanaan SDM di Sekretariat Jenderal.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T8735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Jandri
Abstrak :
Pengukuran kinerja perguruan tinggi selama ini lebih banyak dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, maupun dengan penilaian kinerja yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) ataupun metode pengukuran yang lain, dimana kesemuanya hanya mengukur bidang tertentu bukan secara komprehensip. Tujuan dari pengukuran-pengukuran tersebut adalah sebagai bahan evaluasi diri oleh masing-masing perguruan tinggi khususnya STIE Tamansiswa Jakarta. Guna memberikan dasar pengukuran kinerja yang lebih komprehensip, penulis merasa terpanggil untuk melakukan pengukuran kinerja STIE Tamansiswa Jakarta dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard. Pendekatan ini tidak hanya mengukur kinerja dari aspek keuangannya saja melainkan juga dari aspek non keuangan, Adapun aspek non keuangan ini terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu : aspek pertumbuhan dan pembelajaran, aspek proses bisnis internal dan aspek pelanggan. Dalam rangka memberikan hasil pengukuran yang dapat mempresentasikan kondisi dari perkembangan kinerja STIE Tamansiswa Jakarta, maka penulis melakukan penelitian untuk mengukur kinerja dalam 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 1995/1996 sampai dengan 1999/2000 dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian mengenai pengukuran kinerja STIE Tamansiswa Jakarta dilakukan secara deskriptif analitis, untuk mendeskripsikan bagaimana mengukur kinerja organisasi dengan balanced scorecard. Selanjutnya penulis menetapkan sampel penelitian sejumlah 13 responden tenaga non edukatif, 17 responden tenaga edukatif (dosen tetap), dan 100 responden mahasiswa dari 190 orang mahasiswa yang dipilih secara acak. Dari hasil pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard tersebut diketahui bahwa secara keseluruhan STIE Tamansiswa Jakarta berada dalam kondisi baik dengan total skor 43, dengan rincian : variabel pertumbuhan dan pembelajaran pada saat ini berada dalam kondisi baik dengan total skor 20, sedangkan variabel kinerja proses bisnis internal memperoleh skor 14 dengan kondisi baik sekali, variabel kinerja pelanggan berada dalam kondisi baik dengan skor 4, serta variabel kinerja keuangan berada dalam kondisi kurang baik dengan total skor 5. Untuk lebih meningkatkan kinerja di masa mendatang STIE Tamansiswa Jakarta harus lebih meningkatkan kemampuan sistem informasi, tingkat kepuasan pelanggan, serta kinerja keuangan melalui efisiensi penggunaan biaya pemeliharaan.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subianto
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui peran Kepala Balai terhadap disiplin kerja instruktur. Selain itu jugs untuk mengetahui perbedaan peran Kepala Balai dan disiplin kerja instruktur pada beberapa BLKI di Jawa Tengah. Latar belakang dari penulisan tesis ini karena masih adanya gejalagejala ketidakdisiplinan Instruktur dan peran kepala balai yang tidak mendukung produktivitas kerja dan profesionalisme dalam penanganan pelatihan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis korelasi terhadap 90 sampel instruktur dari tiga BLK industri di Jawa Tengah. Kerangka teori dalam penelitian ini adalah : 1). Bahwa kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama dalam membangun disiplin sumber daya manusia, 2). Berdasarkan teori X dinyatakan bahwa manusia X menuntut keterlibatan peran kepala/pemimpin organisasi untuk mengarahkan, mengontrol, membina dan memaksa bawahan agar mau bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, kelompok manusia Y yang menuntut peran kepala/pimpinan untuk mendorong, mendukung, melibatkan dan memberi motivasi bawahan kearah tujuan organisasi, 3). Keterlibatan peran dari kepala/pemimpin adalah dalam wujud kepala sebagai administrator, supervisor dan motivator dalam mengarahkan disiplin bawahannya kearah yang menunjang tujuan organisasi. Hasil dari penelitian ini adalah Peran Kepala Balai sebagi administrator, supervisor dan motivator berkoretasi dengan disiplin kerja instruktur. Sementara itu dalam komparasi kedua variabel itu di tiga BLKI di Jawa Tengah terdapat hasil analisis ANOVA sebagai berikut : 1). Tidak ada perbedaan peran kepala Balai sebagai pada beberapa BLKI dengan nilai F hitung = 0,83 dan 2) Tidak ada perbedaan disiplin beberapa BLKI dengan nilai F hitung = 0, 06. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1 }. Terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara peran kepala balai sebagi administrator, supervisor, dan motivator dengan disiplin kerja instruktur. 2). Tidak terdapat perbedaan peran Kepala Balai dan disiplin kerja instruktur pada ketiga BLKI di Jawa Tengah. Berdasarkan penelitian tersebut perlunya peran Kepala Balai pada Balai Latihan Kerja Industri ditingkatkan dengan jalan memberikan otonomi dan Kepala Balai diberi pendidikan dan pelatihan, mengikuti seminarlpenataran serta memberi buku referensi mengenai peran yang diembannya. Dan juga disarankan bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti disiplin kerja instruktur agar alat ukur disempurnakan dan untuk menambah variabel lain agar disiplin kerja instruktur dapat lebih banyak lagi dijelaskan oleh variabel yang mempengaruhinya.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Sari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen komunikasi dan karakteristik individu baik secara tunggal maupun bersama-sama terhadap variabel dependen kepuasan kerja. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari perbedaan sikap keterbukaan, empati dan dukungan pada downward communication dan upward communication dalam hubungan komunikasi vertikal (manajemen-karyawan). Dalam penelitian ini, variabel komunikasi dibagi dalam dua sub variabel, yaitu komunikasi vertikal dan kemunikasi lateral. Sedangkan variabel karakteristik individu terbagi dalam lima sub variabel yang terdiri dari usia, status perkawinan, jumlah anak, level jabatan dan lama bekerja. Penelitian dilakukan terhadap 159 orang responden yang merupakan sampel dari populasi para mekanik PT Hexindo Adiperkasa Tbk. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster sampling. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah regresi linier. Pertama-tama teknik regresi linier sederhana dipakai untuk menguji hubungan tiap-tiap sub variabel independen terhadap variabel kepuasan kerja. Kemudian teknik regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan kedua variabel independen terhadap kepuasan kerja Selanjutnya uji stepwise juga dilakukan untuk mengetahui unitan kontributor pengaruh terbesar dan sub-sub variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu, uji tanda juga diterapkan untuk mengatahui perbedaan sikap keterbukaan, empati dan dukungan antara downward communication dan upward communication dalam komunikasi vertikal. Dari berbagai analisis yang dilakukan ditemukan hasil bahwa komunikasi, baik secara tunggal maupun bersama-sama dengan karakteristik individu, berhubuiigan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Sedangkan pada variabel karakteristik individu, sub variabel level jabatan dan lama bekerja juga berhubungan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Namun pada sub variabel usia, status perkawinan dan jumlah anak tidak ditemukan hubungan yang signifikan terhadap kepuasan kerja, sehingga pada teknik analisis regresi berganda ketiga sub variabel ini tidak dimasukkan. Selanjutnya dari hasil analisis uji stepwise ditemukan bahwa komunikasi vertikal merupakan kontributor terbesar terhadap kepuasan kerja, diikuti komunikasi lateral dan lama bekerja sebagai kontributor kedua dan ketiga. Hasil uji tanda menunjukkan terdapat perbedaan sikap keterbukaan dan dukungan antara downward communication dan upward communication. Disamping itu, dapat pula ditarik kesimpulan bahwa upward communication ternyata lebih terbuka, lebih berempati dan lebih memberikan dukungan dibanding downward communication.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Sobo
Abstrak :
Perpajakan sangat erat kaitannya dengan akuntansi. Pembukuan merupakan sarana informasi bagi Wajib Pajak untuk mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan secara lengkap dan benar serta merupakan alat pembuktian apabila administrasi perpajakan melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan .Penghasilan yang dihitung menurut pembukuan Wajib Pajak yang didasarkan kepada standar akuntansi keuangan berbeda dengan penghasilan kena pajak yang dihitung berdasarkan ketentuan pajak. Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk memperjelas pendekatan akuntansi keuangan dan akuntansi pajak yang di anut Indonesia, dan apakah perbedaan antara ketentuan pajak dan standar akuntansi keuangan dapat dihilangkan atau setidak-tidaknya dapat dikurangi atau diperkecil. Tipe penelitian yang digunakan pada penulisan tesis ini adalah tipe deskriptif analitis sedangkan teknik pengumpulan data adalah studi kepustakaan yang diperoleh melalui buku, laporan penelitian, informasi ilmiah, peraturan dan media ilmiah lainnya serta mengumpulkan data secara langsung dari otoritas pajak, konsultan pajak, pakar perpajakan, dan akuntan publik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan akuntansi keuangan dan akuntansi pajak yang dianut di Indonesia adalah ketentuan pajak dan ketentuan akuntansi berjalan secara independen dan pada prinsipnya tidak saling mempengaruhi. Akuntansi pajak tidak berdiri sendiri dan terlepas dari akuntansi keuangan tetapi merupakan suatu kesatuan. Apabila ketentuan pajak berbeda dengan standar akuntansi maka Wajib Pajak melakukan pencatatan dalam pembukuannya atas perbedaan tersebut dan membuat rekonsiliasi antara penghasilan kena pajak menurut akuntansi pajak dan penghasilan akuntansi menurut akuntansi keuangan meskipun hal tersebut tidak diwajibkan dalam ketentuan perpajakan. Berdasarkan pengalaman Amerika Serikat, maka usaha untuk meningkatkan kesesuaian antara akuntansi pajak dan akuntansi keuangan tidak membawa hasil, karena terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara tujuan pajak dan tujuan akuntansi. Untuk tercapainya konsistensi ketentuan maka ketentuan yang diatur oleh peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang diatur oleh pcraturan perundang-undang yang tingkatannya lebih tinggi.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nano Soeartono
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kualitas Internal Audit melalui. pendekatan quality assurance sehingga dapat menentukan tingkat pemenuhannya atau ketaatannya terhadap standar profesi dan standar lainnya yang berlaku. Dalam penelitian termasuk menentukan tingkat ketaatan Internal Audit terhadap Anggaran Dasar Internal Audit, dan menampung harapan serta saran dari responden (Manajemen Senior, Pelanggan Audit, Direktur Internal Audit dan Auditor) guna meningkatkan kualitas Internal Audit. Standar profesi yang digunakan dalam evaluasi ini adalah "Standard for the Professional Practice of Internal Auditing" yang disusun oleh the Institute of Internal Auditor, Amerika, dimana organisasi Internal Audit Indonesia berafiliasi. Standar memiliki 5 dimensi umum kualitas yaitu: Kemandirian (Independent), Keahlian Profesional (Professional Proficiency), Ruang Lingkup Pekerjaan (Scope of Work), Pelaksanaan Pekerjaan Audit (Performance of Audit Work), dan Manajemen Departemen Internal Audit (Management of the internal Auditing Department). Dalam aplikasinya standar dirinci lebih lanjut dalam 25 standar khusus (sub dimensi kualitas) yang menjadi ukuran kualitas Internal Audit yang diteliti. Populasi dalam penelitian inl sebanyak 147 orang karyawan dengan sampel sebanyak 81 karyawan yang dipilih berdasarkan pertimbangan (judment sampling) dan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui metode gabungan antara metode survey (dilakukan dengan memberikan pertanyaan penelitian kepada responden) dan analisis isi dokumen. Persepsi responden yang diperoleh melalui kuisioner dianalisis kedalam label frekwensi untuk menentukan apakah kualitas Internal Audit yang dievaluasi berdasarkan dimensi umum dan khusus tersebut "telah memenuhi" atau "tidak memenuhi" standar. Hasil evaluasi menunjukan bahwa: - Kualitas Internal Audit "telah memenuhi" standar dengan peringkat sepenuhnya memenuhi (fully complies)" - Internal audit telah dijalankan sesuai dengan Anggaran Dasar Internal Audit. - Responden memberikan masukan harapannya seperti: agar internal Audit bekerja sebagai konsultan, menjadi mitra manajemen, dan terus meningkatkan profesionalismenya guna meningkatkan kualitas Internal Audit dan Auditor.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
Abstrak :
Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah kemampuan dan motivasi kerja yang dimilikinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemampuan dan motivasi kerja dengan kinerja karyawan secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Penelitian ini menggunakan metodologi survey dengan mengambil seluruh populasi sebagai sampel yaitu sebanyak 74 orang karyawan operator dan administrasi di Departemen Produksi CP-2. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kinerja dengan menilai langsung kinerja karyawan tersebut yang dilakukan oleh leader karyawan dan Kasie yang menjadi atasannya, dan pengumpulan data kemampuan dengan menggunakan kuesioner berbentuk essay yang berjumlah 14 pertanyaan, sedangkan pengumpulan data motivasi karyawan menggunakan kuesioner dengan skala likert yang berjumlah 19 pertanyaan. Teknik analisis data meliputi antara lain : (a) Analisis korelasi parsial, (b) Analisis regresi linear sederhana, (c) Analisis regresi berganda. Dari analisis data mengungkapkan bahwa : Pertama : Terdapat hubungan positif antara variabel kemampuan dengan kinerja sebesar 0,563 dan hubungan ini bermakna bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan seorang karyawan maka semakin tinggi kinerjanya, sedangkan harga korelasi determinasi (R2) sebesar 0,317 artinya variabel kemampuan menjelaskan variabel kinerja sebesar 31,7% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Kedua : Terdapat hubungan positif antara variabel motivasi kerja dengan variabel kinerja sebesar 0,316 dan hubungan ini bermakna bahwa semakin tinggi motivasi kerja seorang karyawan maka semakin tinggi tingkat kinerjanya, sedangkan harga koefisien determinasi (R2) sebesar 0,100 artinya variabel motivasi kerja menjelaskan variabel kinerja sebesar 10 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Ketiga : Terdapat hubungan positif antara variabel kemampuan dan variabel motivasi kerja dengan variabel kinerja secara bersama-sama sebesar 0,596, hubungan ini bermakna bahwa semakin tinggi kemampuan dan motivasi kerja yang dimiliki seorang karyawan maka semakin tinggi tingkat kinerjanya. Sedangkan harga korelasi determinasi (R2) sebesar 0,356 artinya variabel kemampuan dan variabel motivasi kerja secara bersama-sama menjelaskan variabel kinerja sebesar 35,6 % dan sisanya 64,4 % dijelaskan oleh variabel lain. Dalam rangka menghadapi perdagangan bebas dunia yang sangat kompetitif maka perlu adanya peningkatan kinerja karyawan, yang nantinya dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Peningkatan kinerja lebih baik mengutamakan peningkatan kemampuan karyawan dari pada motivasi kerja, karena peningkatan kemampuan karyawan memberikan manfaat yang lebih besar pengaruhnya terhadap perusahaan.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fayyat Shelby
Abstrak :
LAPAN sebagai organisasi tidak berada dalam ruang yang hampa. Banyak faktor yang berada di luar dan di dalam oraganisasi LAPAN yang berpengaruh. Faktor-faktor lingkungan selalu mengalami perubahan yang cepat, sehingga perlu dipertimbangkan dalam penyusunan strategi bisnis LAPAN dalam produk inderaja . Penelitian ini terpusat pada analisis startegi LAPAN dengan menganalisis berbagai faktor lingkungan untuk penyusunan alternatif strategi yang dianut LAPAN di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini ditelaah teori strategi dan strategi manajemen untuk membangun kerangka pemikiran penelitian. Penelitian dilakukan dengan metode diskriptif dan analisis kualitatif. Namun penelitian ini menghadapi keterbatasan dan kelemahan. baik yang berakar pada metodologi maupun bertumpu pada kualitas peneliti. Hasil analisis strategi dengan fokus pada faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal LAPAN, menunjukkan organisasi sumber daya manusia dan sumber keuangan LAPAN kurang kondusif untuk mengembangakan resourced based strategy. Namun di luar faktor pesaing yang posisinya kuat, sejumlah faktor ekternal lain sangat mendukung untuk pengernbangan bisnis inderaja LAPAN di masa depan. Berdasarkan analisis strategi tersebut disarankan untuk memformulasikan strategi dalam berbagai aspek. Dalam aspek organisasi, organisasi Deputi Inderaja Lapan menjadi BUMN atau persero Sumber daya manusia perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan kemampuan keprofesionalannya. Disamping itu perlu diintensifkan komunikasi pemasaran dan networking dengan instansi-instansi terkait.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library