Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meithya Rose Prasetya Puteri Muljadi
"Teori justifikasi sistem mengklaim bahwa anggota kelompok tak beruntung cenderung lebih menjustifikasi status quo dibandingkan kelompok beruntung terutama pada situasi yang kesenjangannya sosial ekonominya sangat ekstrem. lni terjadi karena anggota kelompok tak bernntung mengalami disonansi ldeologis. Melalui metode eksperimen, penelitian ini melihat apakah klaim tersebut berlaku di Indonesia. Berefleksi terhadap situasi yang terjadi dl Indonesia, peneliti menempatkan perempuan sebagai kelompok tak-beruntung dalam domain agama dan mereka yang memiliki tingkat ekonomi rendah sebagai kelompok tak­ beruntung dalam domain ekonomi. Hipotesis yang diajukan adalah pada domain agama, perempuan cenderung lebih menjustifllcasi aturan berpoligami dibandingkan laki-laki sebagai upaya untuk mereduksi disonansi ideologis mereka. Sementara hipotesis kedua, dalam domain ekonomi. kelompak dengan lingkat ekonomi rendah cenderung lebih tidak menjustifikasi kebijakan pemerintah dlbandingkan kelompok dengan tingkat ekonoml tinggi sebagai upaya mereduksi disonami ideologis mereka. Hasilnya, hipotesa pertama dan hipotesa kedua terbukti. Khusus domain agama, penelitian ini menemukan hubungan negative yangcukup kuat antara disonansi ideologis dengan justifikasi terhadap status quo. Saran untuk penelitian selanjutnya, manipulasi disonansi pada kelompok eksperimen harus lebih diperkuat agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T33646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"Tesis ini tentang protes politik kolektif (PPK) dengan rumusan: gerakan dari sekumpulan indiyidu yang mempunyai tujuan dan identitas koleklif sarna untuk mengajukan suatu tuntutan terhadap sebuah kelompok tertentu. Penelitian dilakukan karena mahasiswa di Indonesia sering menggunakan PPK untuk merespon kebijakan yang tidak memuaskan rejim yang berkuasa. Variabel independen dalam tesis ini adalah deprivasi relatif, mobilisasi, collective efficacy, identitas sosial serta collective interest, karena dari pendalarnan literatur, variabel-vanabel tersebut dapat menjelaskan mengapa seseorang berpartisipasi dalam PPK. Data diperoleh dari 10 fakultas di Universitas Indonesia, dengan 387 mahasiswa, gambaran 48.1% perempuan, 51.9% laki-laki, serta 54.3% aktif di organisasi kemahasiswaan. Hasil menunjukkan seluruh independen variabel secara langsung menjelaskan mengapa mahasiswa berpartisipasi dalam PPK. Urutan berdasarkan variabel yang paling menjelaskan adalah identitas sosial, collective eficacy, colleclive interest mobilisasi, dan terakhir deprivasi relatif. Sedangkan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen adalah positif. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah, perlu dilakukan penelitian yang bersifat kualitatif agar data kuantitatif yang ada dapat diperjelas lebih mendalam. Selain itu gabungan beberapa bidang ilmu, akan melengkapi hasil penelitian tentang partisipasi mahasiswa Indonesia dalam PPK, karena PPK selalu dilakukan dalam konteks sosial dan politik tertentu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Ardiningtiyas Pitaloka
"Studi ini menguji model hubungan psikologis antara individu atau
masyarakat dengan bangsa dan negara dan disebut sebagai kelekatan
nasional Studi ini juga menguji variabel keterlibatan politik yang terdiri dari empat indikator (keyakinan politik, pengetahuan politik, pencarian dan aktivitas politik, serta minat politik), orientasi nilai pro-sosial, RWA, dan
nasionalisme sebagai prediktor tipe kelekatan nasional yaitu patriotisme konstruktif dan patriotisme buta. Sebanyak 401 mahasiswa Universitas Indonesia yang berusia 18 - 30 tahun mengisi kuesioner untuk mengukur variabel-variabel di atas. Hasil menunjukkan bahwa oricntasi nilai pro-sosial, RWA, dan nasionalisme merupakan prediktor patriotisme buta,sedangkan orientasi nilai pro-sosial dan tiga dad indikator keterlibatan
politik (keyakinan politik, pcngetahuan politik, pencarian dan aktivitas politik) merupakan prediktor patriotisme konstnlktif Satu variabel dari keterlibatan politik (minat politik) bukan merupakan prediktor patriotisme
konstruktiii Saran bagi penelitian selanjutnya adalah, menguji kembali
variabel minat politik, studi korelasi tiga tipe patriotisme (konstruktif konvensional, buta), studi kualitatif (analisis wacana) dan kuantitatif
(slrucrural eqzcalion modeling) pada masyarakat non mahasiswa dan
mahasiswa di luar UI juga antar generasi di Indonesia.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyaningsih
"Penelitian ini berangkat dari fenomena yang banyak dialami oleh mahasiswa. Banyak mahasiswa yang mengalami stres, selain karena tugas-tugas sebagai mahasiswa, kurangnya keuangan, konflik dengan teman, lingkungan yang tidak nyaman, juga karena "budaya” yang berbeda. Hal tersebut mengakibatkan perubahan-perubahan dalam diri mahasiswa. Setiap perubahan memerlukan usaha-usaha penyesuaian diri, Penyesuaian diri dapat berupa penyesuaian mental (Palliative Coping). Keefektifan coping lebih banyak dipengaruhi oleh persepsi seseorang. Sebab coping sendiri merupakan proses yang dipengaruhi oleh penilaian kognitif seseorang, Maksudnya, setelah seorang mempersepsikan lingkungan, ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi : pertama, rangsang yang dipersepsikan berada dalam batas-batas optimal sehingga timbullah kondisi "Homeostasis". Kemungkinan kedua, bila rangsang itu berada diatas batas optimal mengakibatkan seseorang menjadi stres.
Subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah 120 mahasiswa yang berlatar belakang etnis Madura Latar belakang etnis Madura sengaja diambil karena selain jumlah mereka yang paling besar dibandingkan etnis lain yang ada di Surabaya juga karakteristik etnis Madura yang unik Karakteristik etnis Madura yang unik yaitu ekspresi spontan dan terbuka. Karena karakteristik seperti inilah masyarakat Madura sering mendapat stigma “kasar”.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Berawal dari pengalaman langsung yang dialami subyek berkaitan dengan perasaan stres. Hal-hal yang membuat subyek stres diperoleh melalui angket Setelah dipa oleh hal-hal yang membuat subyek merasa stres kemudian dilakukan wawancara terbuka Tujuan wawancara adalah memperoleh gambaran mengenai cara-cara obyek mengatasi masalah atau stres. Setelah diperoleh informasi bagaimana subyek mengatasi masalah kemudian diidentifikasi berdasarkan teori dari Taylor.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: pertama, penerapan strategi perilaku coping yang dijelaskan oleh Taylor, juga berlaku pada mahasiswa dengan latar belakang etnis Madura. Gaya koping yang dilakukan oleh mahasiswa yang berlatar belakang etnis Madura tak terpisahkan dari 8 (delapan) strategi ; 3 (tiga) strategi yang terpusat pada masalah dalam bentuk, konformasi, mencari dukungan sosial, dan dalam merencanakan pemecahan masalah, sedangkau 5 (lima) stratégi lainnya yang berpusat pada emosi dalam bentuk kontrol diri, membuat jarak,penilaian kembali secara positif menerima tanggung jawab dan dalam bentuk lari atau menghindar. Kedua mahasiswa Madura yang masih tinggal di Madura maupun yang tinggal di Surabaya mempunyai kecenderungan menggunakan gaya koping yang berpusat pada emosi yaitu dengan cara lari atau menghindar.
Sehubungan dengan coping yang dilakukan individu untuk mengatasi atau menangani berbagai problema kehidupan, coping bertujuan untuk mengembalikan fungsi psikologis (menstabilkan atau menetralisir kembali keadaan individu) seperti biasa. Apapun gaya coping yang diambil atau digunakan, tugas coping adalah tetap untuk mengurangi atau mengatasi situasi dan kondisi lingkungan yang membahayakan individu, bahkan juga untuk penyesuain diri individu dengan realitas sosial yang ada sehingga individu dapat mempertahankan diri dalam kondisi apapun."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasti Yulianti
"Kartu kredit merupakan alat pembayaran yang menawarkan banyak manfaat, termasuk kepraktisan, penundaan pembayaran, dan hadiah dari pengumpulan poin. Namun, penggunaan kartu kredit juga dapat menyebabkan pemegangnya terlibat dalam hutang atau menyesal karena pembelian yang tidak direncanakan atau konsumtif. Penelitian ini bertujuan mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kartu kredit berlebihan.
Penelitian ini adalah studi kasus kualitatif dengan empat subyek penelitian. Peneliti melakukan wawancara dan mengumpulkan laporan tagihan kartu kredit selama tiga bulan terakhir. Analisis yang dilakukan adalah analisis inter-subyek, yang menunjukkan keunikan tiap kasus serta perbedaan dalam respons terhadap stimulus kartu kredit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kartu kredit berlebihan ditemukan dari sisi:
1. Stimulus Kartu Kredit:
- Total limit kredit yang diberikan.
- Penundaan pembayaran.
- Fasilitas praktis dari kartu kredit.
2. Perbedaan Individu:
- Motivasi untuk memuaskan keinginan barang-barang konsumtif dan tindakan pembelian impulsif.
- Ilusi daya beli dari kepemilikan kartu kredit tanpa kontrol diri yang kuat.
- Sikap terhadap biaya bunga atau tahunan sebagai konsekuensi dari kepemilikan kartu kredit.
- Sifat impulsif yang terlihat dari kurangnya kontrol diri, mudah tergoda, dan tidak adanya rencana belanja.
- Gaya hidup hedonik yang sangat mempengaruhi penggunaan kartu kredit.
3. Faktor Lain:
- Budaya hutang.
- Lingkungan sosial yang juga mempengaruhi penggunaan kartu kredit berlebihan.
Karena penelitian ini adalah studi kasus, hasil yang diperoleh tidak bisa digeneralisasi. Setiap individu memiliki interaksi unik antara karakteristik pribadinya dan stimulus kartu kredit sebagai alat pembelian, yang menyebabkan variasi dalam penggunaan kartu kredit yang berlebihan."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina S. Handayani
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T38334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Darmawan
"ABSTRAK
Perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari keberadaannya. Di mana
pun dan kapan pun manusia selalu dihadapkan dengan perubahan. Oleh karena itu, yang
harus dilakukan adalah bukan menghindarinya, melainkan bagaimana menghadapinya.
Untuk dapat survive dalam menghadapi perubahan yang teijadi, diperlukan sikap terhadap
perubahan yang positif.
Studi ini dilakukan untuk menelaah kontribusi kepemimpinan dan motivasi
berprestasi pada sikap terhadap perubahan organisasi. Responden berasal dari dua
populasi. Kelompok responden pertama adalah staf pengajar dan staf administrasi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kelompok responden
kedua adalah staf pengajar dan staf administrasi pada Program Pascasarjana Ilmu
Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penelitian ini melibatkan sampel
sebanyak 187 orang. Sampel penelitian, diambil dengan teknik accidental sampling. Data
variabel kepemimpinan atasa, motivasi berprestasi, dan sikap terhadap perubahan
diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh staf pengajar dan karyawan non sta f pengajar.
Setelah terkumpul, data tersebut dianalisis secara statistik dengan teknik analisis regresi
multipel (multiple regression analysis) dengan menggunakan software SPSS 11.0.
Variabel-variabel kepemimpinan terdiri atas perilaku kepemimpinan
transaksional, perilaku kepemimpinan transformasional, dan perilaku kepemimpinan
laissez faire. Variabel-variabel motivasi berprestasi terdiri atas inconsistent
responding, self-enhancing, s e lf critical (sub profil response style), achiever, motivation^
competitiveness, goal orientation (sub profil motivation fo r achievement), relaxed style,
happiness, patience, self-confidence (sub profil inner resources), assertiveness, personal
diplomacy, extroversion, cooperativeness (sub profil interpersonal strengths), planning
and organization, initiative, team player (sub profil work habits). Variabel-variabel
sikap terh ad ap perubahan organisasi terdiri atas menerima aktif, menerima pasif,
menolak pasif, dan menolak aktif
Hasil yang diperoleh dari analisis regresi multipel pada kelompok responden
Program Pascasarjana Ilmu Manajemen FE UI sebagai berikut:
• Salah satu aspek motivasi berprestasi, yaitu Team Player, berkontribusi negatif
terhadap sikap menolak pasif terhadap perubahan, sedangkan aspek motivasi
berprestasi lainnya, yaitu S e lf Enhancing and S e lf Critical, serta aspek
kepemimpinan, yaitu Perilaku Kepemimpinan Transformasional, berkontribusi positif
pada sikap menolak pasif terhadap perubahan organisasi.
• Jika orang memiliki S e lf Enhancing and Self-Critical yang rendah, serta
mempersepsikan perilaku kepemimpinan atasan sebagai transformasional, berarti
bahwa sikap menolak pasif terhadap perubahan organisasi pada orang tersebut juga
rendah (kemungkinan untuk menolak aktif). Demikian pula sebaliknya.
• Self-Enhancing and Self-Critical berkontribusi positif terhadap sikap menolak aktif
terhadap perubahan organisasi, sedangkan Initiatif berkontribusi negatif terhadap
sikap menolak aktif terhadap perubahan organisasi. Ini berarti bahwa orang yang
profil motivasi berprestasi Self-Enhancing and Self-Critical rendah (tidak tinggi
kadarnya pada nervoiis, tidak takut ditolak, tidak menyembunyikan perasaaannya,
perasaan yang tidak berubah-ubah, tidak mudah marah, dsb.), akan memiliki skor
Menolak Aktif yang tinggi (cenderung untuk memiliki sikap menolak secara aktif atas
perubahan). Begitu pula sebaliknya.
Sedangkan, jika orang memiliki Initiative yang rendah), berarti bahwa sikap menolak
aktif atas perubahan pada orang tersebut akan tinggi (kemungkinan bersikap menolak
aktif atas perubahan). Begitu pula sebaliknya.
• Aspek profil motivasi berprestasi SELF-ENHANCING AND SELF-CRITICAL lebih
berperan daripada INISIATIVE dalam menimbulkan SIKAP MENOLAK AKTIF
ATAS PERUBAHAN. Hal ini terlihat dari angka intercept X2 bernilai positif
sedangkan angka intercept X3 bernilai negatif. Selain itu, angka koefisien 15,788 ini
juga menunjukkan bahwa jika kedua variabel X tidak ada, sikap menolak aktif akan
tetap ada.
Pada kelompok responden Departemen Manajemen FE UI, hanya ditemukan
kotribusi yang kecil dari perilaku kepemimpinan atasan (transaksional, transformasional,
maupun laizzes faire) dan profil motivasi berprestasi (response style, self-enhancing and
self-critical, motivation fo r achievement, inner resources, dan interpersonal strengths)
terhadap sikap atas perubahan organisasi. Berdasarkan analisis peneliti, hal ini
dikarenakan beberapa kemungkinan:
- Berkenaan dengan karakterik kelompok responden perguruan tinggi, khususnya di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, terdapat sejumlah staf pengajar yang sedikit
sekali melakukan contact dengan pimpinan Departemen maupun pimpinan Fakultas.
Contact belum tentu teijadi satu kali dalam satu bulan. Karena pengambilan data pada
Departemen Manajemen FE UI dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan disertai
pengantar resmi dari pimpinan Departemen Manajemen FE UI dan karena status
peneliti yang juga sebagai staf pengajar pada Departemen Manajemen FE UI, dapat
membuat responden memiliki rasa segan kalau tidak mengisi kuesioner yang
diberikan. Diperkirakan ada beberapa, responden yang memaksakan diri memilih
jawaban pada kuesioner, meskipun tidak paham benar perilaku kepemimpinan Kepala
Departemen Manajemen, sehingga hasil penelitian menjadi bias.
- Karakteristik yang khas dari perilaku kepemimpinan Ketua Departemen Manajemen
FE UI sebagai atasan yang dinilai.
- Sikap terhadap perubahan organisasi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, lebih ditentukan oleh faktor-faktor lain di luar dua prediktor
yang diteliti: Kepemimpinan Atasan dan Motivasi Berprestasi.
- Faktor-faktor lain yang perlu diteliti dengan penelitian selanjutnya."
2006
T38004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover