Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Virginia Rusli
"ABSTRAK
Dalam dunia olahraga, bahaya cedera selalu mengintai ketika seorang atlet melakukan aktivitasnya, disaat bertanding maupun latihan. Cedera pastinya mengganggu performa seorang atlet, terlebih jika menyangkut atlet profesional. Hal ini dikarenakan penghasilan yang biasa diperoleh ketika melakukan fungsinya sebagai attlet, tidal( dapat dilakukan. Untuk kembali tampil pascacedera tentunya dibutuhkan bukan hanya tekad yang kuat, tapi juga persiapan yang matang. Penetapan sasaran (goal setting) adalah salah satu cara yang membuat seorang atlet menjadi slap untuk kembali berkecimpung di arena olahraga. Bukan hanya berpengaruh terhadap kesiapan fisik dan teknik, penetapan sasaran juga mempengaruhi kesiapan mental seorang atlet. Ini dikarenakan penetapan sasaran dipercayai membawa perubahan-perubahan positif dalam beberapa kondisi psikologis atlet, seperti: kecemasan, kepercayaan diri, dan motivasi (Gould, 1993). Sasaran yang efektif dapat membantu atlet pulih dari cederanya (Wiese & Weiss, 1987). Penelitian ini menjadi perlu clan penting untuk dilakukan karena disadari begitu tingginya kemungkinan cedera yang dialami oleh seorang atlet. Sedangkan di lain pihak, kebanyakan atlet-atlet yang mengalami cedera justru mereka yang masih bails prestasinya, bahkan yang terbaik di Indonesia. Oleh karenanya suatu mekanisme penanggulangan cedera yang efektif sangat diperlukan. Penelitian ini merupakan studi kasus yang dalain pengumpulan datanya menggunakan tehnik observasi dan wawancara (primer) serta studi pustaka (sekunder). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penetapan sasaran memiliki peranan dalam usaha pengembalian performa seorang atlet tenis profesional pascacedera. Wawancara dilakukan terhadap seorang atlet tenis putri profesional dan pelatihpelatihnya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penetapan sasaran ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap performa atlet ini secara fisik, teknik, dan mental pascacedera yang dialaminya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Amran Effendi
"Imagery dan film instruksional dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi atlet dalam cabang olahraga yang digelutinya. Bagi atlet Special Olympics yang terbatas inteligensinya pengaruh imagery dan film instruksional tidak signifikan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dalam proses pengambilan datanya dilakukan eksperimen. Penelitian dilakukan terhadap atlet lari 100 meter Special Olympics Indonesia DKI Jakarta sebanyak 12 orang pada kelompok usia 20 hingga 29 tahun. Kelompok eksperimen dibagi menjadi 3 kelompok yakni; (1) kelompok imagery, (2) kelompok film instruksional dan (3) kelompok kontrol. Hasil olah statistik t-test kelompok kontrol (P = 0,957), kelompok film (P = 0,661) dan imagery (P = 0,192). Sedangkan olah statistik anova satu arah (P = 0,744). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa imagery dan film instruksional tidak memberikan pengaruh berarti terhadap prestasi lad 100 meter atlet Special Olympics Indonesia DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Ferry Novary
"Sepakbola adalah olahraga yang paling populer di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. Pada awalnya sepakbola mulai berkembang di Inggris dengan peraturan yang sederhana, sejak tanggal 26 Oktober 1863 dengan dibentuknya Football Ascotiation (FA) dibuatlah peraturan-peraturan permainan yang selalu diperbaiki dari tahun ke tahun agar permainan ini lebih menarik dan mengasyikan untuk pare pemain maupun penontonnya. Peraturan-peraturan yang dibuat semakin ditambah tahun demi tahun seperti tentang jumlah pemain yang dibatasi untuk setiap tim yang berada di lapangan hanya sebelas orang. Pakaian pada saat bermain harus memakai celana pendek, tidak diperkenankan menghentikan bola dengan tangan kecuali penjaga gawang. Wasit dibantu oleh dua orang penjaga garis, bentuk dan ukuran gawang yang telah ditentukan secara baku.
Kemudian pada tahun 1904 dibentuklah organisasi sepakbola Federation International Football Amateur ( FIFA ) yang tetap dipertahankan sampai sekarang, dimana organisasi ini juga melakukan perbaikan-perbaikan peraturan-peraturan permainan seperti perpanjangan waktu, peraturan offside, dibuat aturan ukuran daerah penalti, beserta aturan-aturan saat pelaksaan tendangan penalti seperti seorang penjaga gawang tidak boleh bergerak sebelum bola ditendang oleh eksekutor, diijinkan adanya pergantian untuk pemain yang cedera (Bauer.G 1993).
Perkembangan sepakbola di Indonesia ditandai dengan lahirnya perkumpulan-perkumpulan sepakbola seperti: Indonesia Muda di Solo, PSIM Mataram di Jogja, VIJ di Jakarta, Persis Solo dll, yang awalnya diutamakan sebagai alat perjuangan. Setelah itu diadakan konggres yang bermaksud membentuk wadah persatuan sepakbola nasional pada 30 April 1930 yang dinamakan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia ( PSS1).
Sepakbola merupakan cabang olahraga yang dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional I (PON) di Surakarta, Selanjutnya PSSI banyak menyelenggarakan kompetisi-kompetisi bersifat nasional maupun yang berskala Internasional. Perkembangan sebakbola di Indonesia begitu pesatnya dan begitu diminati, sehingga olahraga ini menjadi olahranga rnasyarakat baik di desa maupun di kota, baik tua maupun muda.
Sepakbola menjadi begitu populer dan menjadi olahraga masyarakat Indonesia namun demikian untuk urusan prestasi Indonesia belum pemah menjadi juara untuk tingkat Asia. Apalagi bila dibandingkan dengan Korea, Jepang, Kuwait, Arab Saudi , Iran maupun RRC prestasi Tim sepakbola Indonesia masih tertinggal. Bahkan di tingkat regional Asia Tenggarapun prestasi tim sepakbola Indonesia belum begitu membanggakan. Kurang berhasilnya tim sepakbola Indonesia kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurang optimalnya pembinaan fisik dan teknis terhadap para pemain, kurangnya pembibitan dari sekolah formal, minimnya pembinaan psikis dan spiritual pemain, dan masih banyak penyebab yang lain.
Sepakbola merupakan permainan tim, setiap tim berjumlah sebelas pemain, sehingga tim sepakbola disebut jugs dengan kesebelasan. Dalam setiap kesebelasan pemain dibagi dalam beberapa lini, setiap lini lapangan pemain mendapat tugas yang berbeda seperti penjaga gawang, pemain belakang, pemain tengah, dan pemain depan atau penyerang. (Coerver, 1985).
Sebagai permainan tim, kehebatan suatu tim sepakbola sangat ditentukan oleh kemampuan individual anggota tim, apabila kemampuan individual pemain bagus maka permainan tim akan bagus pula. Kemampuan individual pemain akan dikatakan bagus bila masing-masing pemain mempunyai stamina yang prima, kemampuan teknis bermain bola yang bagus, dan kemampunan pemain dalam mengelola emosi serta mentalitasnya.
Untuk membentuk pemain sepakbola yang mempunyai stamina prima, langkah yang paling tepat adalah dengan melatih fisik pemain dengan sistem pembinaan fisik yang baik dan pemberian gizi yang cukup. Sedang untuk membentuk pemain yang mempunyai kemampuan teknis yang baik dalam bermain sepak bola, perlu adanya latihan teknis bermain bola yang terarah dengan mendatangkan pelatih yang berkualitas.
Pelatih yang berkualitas diharapkan mampu melatih kemampuan pemain dalam menendang bola sehingga pemain dapat menendang bola dengan akurasi passing yang tepat. Karena akurasi passing dalam permainan sepakbola memegang peran utama dalam pertandingan sepakbola. Coever (1985) berpendapat bahwa ketepatan menendang bola pada sasaran, baik dekat maupun jauh digunakan dalam mengoper bola pada teman dalam satu regu, mengumpan maupun menendang ke gawang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18728
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tirto Apriyanto
"Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat non-eksperimental. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antara dua variabel yaitu variabel aktualisasi diri tim PELATNAS bola voli SEA Games ke XXII putra dan putri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inferential. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah survei. Populasi dan sampel penelitian adalah atlet bola voli yang terdaftar sebagai tim PELATNAS bola voli SEA Games yang berjumlah 24 orang, terdiri dari 12 atlet putra dan 12 atlet putri. Karena jumlah populasi yang sedikit, untuk sampel penelitian digunakan seluruh populasi. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Valid atau tidaknya setiap item pernyataan ditentukan oleh pendapat dan penilaian dari para pakar. Reliabilitas alat ukur harga menghasilkan koefisien alpha sebesar 0.8137. Setelah dilakukan analisis butir dengan membuang butir yang memiliki korelasi negatif dan korelasi di bawah 0.200 maka diperoleh koefisien Alpha sebesar 0.8785. Dari 24 responden penelitian didapatkan nilai rata-rata untuk aktualisasi diri responden putra sebesar 146.8333 dengan standar deviasi sebesar 9.87037 dan rata-rata aktualisasi diri responden putri 158.8333 dengan standar deviasi sebesar 11.82543. Dalam pengambilan keputusan ditentukan bahwa probabilitas kurang dari (<) 0.05, maka Ho ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, atau tingkat aktualisasi pada atlet putri lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat aktualisasi diri atlet putra PELATNAS bolavoli SEA Games XXII."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Indriarsa
"Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Permainan sepakbola menuntut kerjasama regu melalui umpan, operan serta tendangan bola yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap efektivitas/peran pelatihan imagery pada ketepatan sasaran menendang bola sepak. Adapun pelaksanaan latihan Imagery yang diberikan kepada para atlet adalah merupakan bentuk proses berpikir yang dikondisikam dengan harapan agar terjadi perubahan tingkah laku atlet dalam usahanya menunjukkan penampilan terbaik. Penelitian ini dilakukan pada klub sepakbola Indonesia Muda Surabaya dengan sampel kelompok remaja (usia 15-20 tahun). Metode penelitian ialah Field Experiment dengan pola randomizes control group pretest-posttest, dan matched subject design, sehingga terdapat kelompok Experiment (K.E) yang memperoleh perlakuan tambahan pelatihan Imagery dan kelompok kontrol (KK) yang tidak mendapatkan tambahan pelatihan tetapi tetap memperoleh pelatihan sesuai program pelatihan sehari-hari dengan kekuatan yang sama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library