Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khusnul Khatimah
"ABSTRAK
Penelitian ini berusaha mengetahui peran faktor keluarga, melalui tingkat family functioning dan family hardiness terhadap keterkaitan antara paparan kejadian traumatik (traumatic exposure) dengan posttraumatic growth melalui analisis moderated-mediation pada penyintas bencana alam gempa bumi dan likuifaksi di PASIGALA. Partisipan yang didapatkan adalah 122 orang penyintas berusia 17-35 tahun (M = 21.541, SD = 4.936) yang merupakan penyintas likuifaksi PASIGALA secara primer atau langsung. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa tingkat family hardiness sedang hingga tinggi memberikan efek positif terhadap keberfungsian keluarga sehingga menjadi fungsional meskipun mengalami beberapa paparan kejadian traumatik. Namun, keberfungsian keluarga yang diperkuat oleh family hardiness tidak menjadikan individu dapat mencapai posttraumatic growth yang lebih tinggi meskipun family hardiness berperan penting dalam menjadikan keluarga berfungsi dengan baik. Secara praktis, hasil mengarahkan agar program trauma healing yang mendukung tercapainya posttraumatic growth sebaiknya berfokus pada aspek personal penyintas, seperti perbedaan paparan kejadian yang dialami. Tetapi, program untuk membantu keluarga dapat berfungsi dengan baik kembali (healthy) setelah melalui krisis kebencanaan dapat dilakukan dengan berfokus pada membantu keluarga membentuk karakter yang hardy.

ABSTRACT
This study discusses the role of the family, through family functioning and family hardiness on the relationship between the reporting of traumatic events (traumatic exposure) with posttraumatic growth through moderated-mediation analysis in survivors of Earthquake and Liquefaction disaster in PASIGALA. Participants obtained were 122 individuals (17-35 years old, M = 21.541, SD = 4.936) who were primary survivors of PASIGALA liquefaction. The results obtained indicate that the mean and higher level of family hardiness have a positive effect on moderating the negative effect of traumatic exposure to the family functioning. However, family functioning supported by family hardiness does not make individuals able to achieve higher post-traumatic growth indirectly although it is an important factor for helping family to function well. These lead to encouraging social workers in helping survivors, to focus on their personal aspect, such as degree of traumatic exposures. However, helping family as a whole to be well-functioning after disaster also could be conducted, by focusing on building characteristics of hardy family."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Levina Xaveria
"Kejadian sejarah “Kerusuhan 1998” di Jakarta, memberikan dampak kepada kehidupan etnis minoritas Tionghoa-Indonesia. Akibat dari kerusuhan ini, sebagian dari etnis ini mengalami trauma, dan menghindari kontak dengan etnis mayoritas; yang menyebabkan rendahnya tingkat toleransi etnis ini terhadap etnis mayoritas. Karena itu, sangat penting untuk mengetahui faktor apa saja yang berkontribusi terhadap toleransi etnis minoritas ini, yang ke depannya dapat mendukung untuk membangun interaksi etnis yang lebih baik dengan etnis mayoritas. Penelitian terdahulu telah menemukan faktor personal (empati, kepribadian, dan usia dewasa muda) yang paling kuat memengaruhi perkembangan toleransi. Namun, toleransi juga diduga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal; karena dapat dipelajari, terutama jika individu didukung oleh situasi tertentu, seperti sosialisasi dari orang tua. Karena itu, tesis ini ingin melihat bagaimana pengaruh ethnocultural empathy (empati khusus untuk orang yang berbeda etnis), kepribadian, dan ethnic-racial socialization (transmisi informasi, nilai, dan perspektif mengenai ras dan etnis dari orang tua kepada anak) terhadap perkembangan toleransi, khususnya pada dewasa muda Tionghoa-Indonesia (N = 208). Uji hipotesis menggunakan structural equation model (SEM) menemukan hubungan yang signifikan antara ethnocultural empathy dan toleransi. Namun demikian, tidak ditemukan hubungan signifikan antara kepribadian dan toleransi. Selain itu, ditemukan juga hubungan yang signifikan tetapi negatif antara ethnic-racial socialization dengan toleransi. Dua penemuan ini tidak sesuai dengan hipotesis, menimbulkan kemungkinan adanya faktor lain yang memengaruhi perkembangan toleransi pada dewasa muda etnis Tionghoa-Indonesia. Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk memahami lebih jauh bagaimana toleransi terhadap keberagaman pada etnis minoritas ini terbentuk.

Historical event of “Kerusuhan 1998” (1998’s riot) in Jakarta gave a massive effects to the life of ethnic minority Chinese-Indonesians. Because of this riot, most of the Chinese-Indonesians experienced trauma, and avoid any encounter with the ethnic majority; causing lower tolerance level of Chinese-Indonesians against the ethnic majority. Therefore, it is important to know about what factors contribute to tolerance of ethnic minority, in order to build a better ethnic interaction with the ethnic majority. Previous research had found some personal factors that influence development of tolerance (i.e. empathy, personality, and the young adults age). Nevertheless, it is also suspected that tolerance can be also predicted by external factors; because it can be learnt, especially if someone is supported by certain circumstances, such as socialization from parents. Therefore, this study is expanding another possibility on how ethnocultural empathy (empathy to people with different ethnicities), personality, and ethnic-racial socialization (transmission of information, values, and perspectives of race and ethnicity from parents to children) might also contribute to the development of tolerance to diversity in Chinese-Indonesians young adults (N = 208). The hypothesis testing using structural equation model (SEM), found a significant relationship between tolerance and ethnocultural empathy. However, no significant relationship found between personality and tolerance. Meanwhile, ethnic-racial socialization has a significant relationship with tolerance, but in a negative way. These last two findings are not as hypothesized, suggests another possibilities of other factors that influence of tolerance development in Chinese-Indonesian young adults. Future studies are needed to find deeper understanding on how this ethnic minority develops their tolerance to diversity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Yuyun Rahayu Fitri
"Manusia tidak terlepas dari emosi, karena emosi merupakan reaksi yang paling cepat muncul pada individu dalam berbagai situasi. Munculnya masalah psikologis dari emosi tidak terlepas dari regulasi emosi. Apakah emosi yang muncul pada seseorang akan menjadi masalah fisiologis atau psikologis yang berat atau mencapai well being, merupakan peran dari regulasi emosi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran emosi dan regulasi emosi pada anak dengan Leukemia dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Regulasi emosi meliputi situation selection, situation modification, attentional deployment, cognitive change, dan response modulation.
Simpulan menunjukkan bahwa anak dengan Leukemia mempunyai emosi negatif terutama saat awal diagnosis seperti sedih, takut, marah, malu, bosan, yang dirasakan pada berbagai situasi, yaitu masa penegakkan diagnosa, persiapan kemoterapi dan kemoterapi. Dalam menghadapi emosi tersebut, mereka melakukan regulasi emosi baik secara intrapersonal maupun interpersonal. Regulasi emosi response focus lebih banyak digunakan pada awal anak didiagnosis Leukemia, dan regulasi emosi antecedent focus dilakukan oleh pihak eksternal. Setelah menjalani kemoterapi sekitar 1 - 3 bulan, anak mampu melakukan regulasi emosi antecedent focus secara intrapersonal, dan regulasi emosi response focus menjadi menurun. Anak dengan kapasitas perkembangannya dan didukung stimulus eksternal mampu memilih respon tertentu dalam melakukan regulasi emosi yang bersifat adaptif, (adaptive response alternatives) dan bisa digunakan pada berbagai kondisi."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T37648
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lufiana Harnany Utami
"Kepercayaan pribadi adalah salah satu komponen yang harus ada pada individu seorang guru yang oleh Bandura diterjemahkan sebagai self efficacy guru. Self efficacy guru merupakan keyakinan guru akan kemampuannya untuk mengelola tugasnya secara profesional dalam proses pembelajaran, menjalankan peran-perannya sebagai seorang guru serta menghadapi tuntutan lugas lainnya dalam berbagai situasi yang terjadi Penelitian ini adalah mengenai self-efficacy guru di Sekolah Madania.
Tujuan penelitian ini ialah
(1) membuktikan apakah trait kepribadian sebagai faktor pribadi berhubungan dengan self-efficacy guru dan memberikan kontribusi pada pembentukan self-efficacy guru di Madania
(2) membuktikan apakah iklim psikologis sekolah sebagai faktor
lingkungan berhubungan dengan self-efficacy guru di Madania dan
(3) membuktikan bahwa apakah trait kepribadian dan iklim psikologis sekolah secara bersama-sama berhubungan dengan self-efficacy guru serta melihat mana yang lebih besar kontribusinya pada pembentukan self-efficacy guru di Madania.
Sampel penelitian ini adalah 120 orang guru yang ada dalam tahun ajaran 2003/2004 di Sekolah Madania. Alat ukur yang digunakan adalah skala NEO big five yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae, skala self efficacy guru yang dikembangkan oleh Bandura serta angket iklim psikologis sekolah yang disusun bcrdasarkan dimensi iklim psikologis organisasi dari James dan Sells. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lrair kepribadian dengan self-efficacy menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan. Dari kelima trait kepribadian yang ada, ternyata trail kepribadian extraversion consctentionsnes dan openness yang memberikan kontribusi sccara signifikan dalam pembentukan self-qiicacy sedangkan trair kepribadian neuriticsm dan agreeableness terlihat tidak signifikan kontribusinya. Iklim psikologis sekolah dengan self-efficacy juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan Demikian pula dengan variabel trait kepribadian dan iklim psikologis sekolah yang secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap self-efficacy secara signifikan.
Saran utama yang diajukan kepada Madania adalah memberikan perhatian pada penciptaan iklim psikologis sekolah yang positif guna mendorong meningkatnya self-efficacy guru. Berdasarkan hasil penelitian yan didapat, disarankan untuk melakukan penelitian yang melibatkan subyek dari beberapa sekolah agar hasilnya dapat digeneralisir untuk populasi yang lebih luas. Sebaiknya dibedakan pula self-efficacy guru secara umum seperti yang dilakukan pada penelitian ini dengan self-efficacy yang terfokus pada pengajaran di kelas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library