Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sensusiati
"Sumber daya manusia merupakan bagian yang sangat berperan terutama yang langsung menghasilkan produk atau jasa yang berupa pelayanan di rumah sakit. Peranan perawat sangat penting karena merupakan tenaga kerja yang dominan jumlahnya dan merupakan kelompok profesi yang memberikan pelayanan kepada pasien selama 24 jam sehari secara terus menerus bersifat komprehensif/holistik meliputi aspek biopsikososial spiritual. Dengan demikian perawat adalah jenis tenaga yang paling lama dan paling sering kontak langsung dengan pasien atau keluarga, sehingga peranannya sangat menentukan mutu citra rumah sakit. Dan data yang masuk masih ada komplain baik tertulis maupun lisan di ruang rawat inap.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja dan faktor-faktor yang berhubungan dan yang paling berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Mekar Sari Bekasi tahun 2003.
Penelitian dilakukan kepada perawat dengan pendekatan kuantitatif dalam rancangan studi potong lintang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi dengan pengisian kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur, penghargaan, kesempatan pengembangan diri dan kebijakan organisasi dengan kinerja perawat. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja perawat berturut-turut adalah kesempatan pengembangan diri, penghargaan dan umur.
Dengan hasil penelitian tersebut diatas, kegiatan yang disarankan adalah untuk memperbaiki kinerja dengan memberikan kesempatan pengembangan diri dan penghargaan.
Daftar bacaan 42 (1955 - 2001)

Factors related to the performance of the nurses inpatient room, Mekar Sari Hospital, Bekasi in 2003Human resources play very important the especially in giving service in a hospital. The role of nurses is very important because they form a major group in the hospital and as a professional group, they provide a comprehensive/holistic service to the patients, covering biopysicho - social and spiritual aspects. Thus the nurses is those that have the most frequent and longest direct contact with the patients and their families and therefore their role is vital in building the image of the hospital : On the basis of the data collected in this research, there are still a number of complains in writing and orally inpatient room.
The aim of the study is to get a reliable picture of the performance and the most dominant factors related to the performance of the nurses inpatient room, Mekar Sari Hospital, Bekasi in 2003.
This research investigated nurses using quantitative approach with cross sectional design. Data were gathered by interviewing, observing, and distributing questionnaire. The findings of this research show that there is a significant correlation between age, rewards, opportunity for self development and organizational policy on one side and performance of nurses on the other side. The most dominant factor relating to the performance of the nurses are the opportunity for self development, rewards and age respectively.
Based on the findings of the this research, the writer suggests, in order to improve the performance of the nurses, they be given an opportunity for self development and rewards.
References : 42 ( 1965 - 2001 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna S. Sudarsono
"Model Praktek Keperawatan Profesional (PKP) diartikan sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang diperlukan. Melalui pengembangan model ini terdapat otonomi & akuntabilitas perawat, pengembangan profesional dan penekanan pada mutu asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut pada model PKP yang dikembangkan di RSCM diperlukan penataan 3 (tiga) komponen utama dalam pemberian asuhan keperawatan yaitu ketenagaan; metoda pemberian asuhan dan dokumentasi keperawatan. Pada model ini metoda pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah tim primer (kombinasi metoda keperawatan primer dan metoda tim).
Model ini dikembangkan di ruang rawat penyakit dalam dengan kapasitas 30 tempat tidur. Setelah model diimplementasikan ± 8 bulan, hasilyang dicapai menunjukkan, secara kualitatif perawat primer merasakan kebanggaan profesional, perawat asosiet mengatakan pekerjaan lebih terencana dan dokter menilai, bahwa mereka merasakan kerjasama dengan perawat lebih baik dibandingkan dengan ruang rawat lainnya
"
1998
JJKI-II-5-Okt1998-157
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rugaya M. Pandawa
"Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan (deterrninan) kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Populasi penelitian ini adalah 102 perawat pelaksana dan jumlah sampel adalah total populasi. Penelitian ini juga dilengkapi dengan pengumpulan data kualitatif melalui in depth interview kepada empat kepala ruangan sebagai key informan dan observasi hasil dokumentasi asuhan keperawatan kepada klien yang dilakukan responden. Untuk mengetahui hubungan antara variabel dependent dan independent dilakukan dengan uji Chi-square dan uji T, sedangkan untuk mengetahui faktor penentu kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian dilakukan dengan uji regress logirtik Banda. Hasil analisis bivariat dengan alpha 5% menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lima variabel yaitu tingkat pendidikan, sikap, motivasi, imbalan, dan supervisi dengan kinerja perawat pelaksana. Faktor lama kerja dan prasarana tidak berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan dan sikap merupakan deterrninan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat map RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
Hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas perawat pelaksana mempunyai kinerja kurang baik dalam pendokumentasian yaitu 81,4%. Terkait hal ini maka disarankan untuk meninjau kembali hal-hal yang dapat dilakukan berhubungan dengan faktor 'individu maupun organisasi rumah sakit guna meningkatkan kinerja perawat. Bidang keperawatan terutama melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian secara berkala sehingga dapat meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan.

This study was corellationaI descriptive method with cross sectional design. The aim of the study was to explore factors that decide (determinant) nurse's performance in nursing care documentation in patient ward at Ternate Dr. H. Chasan Boesoirie Local Government Hospital. Population were 102 nurses and it was whole nurses. The study we equipped with qualitative collecting data by in depth interview to 4 head nurses as key informant and observation of result nursing care documentation. Chi square and T-independent test were used to explore the relation between independent variables toward dependent variables. Dominant variables thet decided performance, double regression logistic was used.
The result of bivariate with alpha 5 % show that there were significant relation between education, attitude, motivation, reward and supervision with nurse's performance. The conclusion of this study showed that educational and attitude were determinant of performance in documentation of nursing care at Ternaate Dr. H. Chasan Boesoirie Local Government Hospital. The result of nurse within applied nursing care documentation was 81,4 % and it included bad performance. Recommendation based on the result was reviewing factors that influenced individual as well as organizational to improve nurse's performance. Nursing department ?especially perform continual evaluation toward nurse's performance that documentation of nursing care could be improved qualitically.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: North Holland, 1976
301.243 TEC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Dwiyoga Tahitoe
"Pengelolaan sistem dan teknologi informasi di PT Astra International Tbk (Astra) merupakan tanggung jawab dari Divisi Corporate Information System and Technology (CIST). Dari hasil pengamatan terhadap dokumentasi yang dimiliki oleh Divisi CIST terkait dengan pengerjaan proyek-proyek Teknologi Informasi (TI) dari tahun 2015 hingga 2019 diketahui terdapat berbagai macam kendala yang dihadapi dalam proses pengerjaan proyek-proyek TI di Astra yang menyebabkan proses pengerjaan beberapa proyek mengalami keterlambatan dari waktu yang sudah dijadwalkan. Rata-rata persentase jumlah proyek-proyek TI di Astra mulai dari tahun 2015 hingga 2019 yang mengalami keterlambatan berada pada angka 19%.
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data faktor risiko yang berasal dari referensi berbagai artikel jurnal menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) ditemukan 14 faktor risiko yang terkait dengan pengerjaan proyek Teknologi Informasi (TI) yang dikelompokkan ke dalam empat kategori yaitu kategori orang, proses, teknologi dan kondisi lingkungan di luar proyek. Penyebaran kuesioner kepada responden yang bekerja di tempat studi kasus digunakan untuk menentukan nilai signifikansi risiko dari hasil perkalian dari nilai probabilitas dan dampak dari tiap-tiap faktor risiko untuk selanjutnya digunakan untuk menentukan urutan peringkat faktor risiko.
Dari hasil penyebaran kuesioner pada 39 orang responden terdapat tiga faktor risiko dengan nilai signifikansi risiko sangat tinggi, sepuluh faktor risiko dengan tingkat signifikansi tinggi dan satu faktor risiko dengan tingkat signifikansi sedang. Urutan dari tiap kategori risiko berdasarkan rata-rata nilai signifikansi dari hasil penyebaran kuesioner adalah proses, orang, teknologi dan kondisi lingkungan di luar proyek.

Management of information systems and technology at PT Astra International Tbk (Astra) is the responsibility of the Corporate Information System and Technology (CIST) Division. From the observations of the documentation held by the CIST Division related to the work of Information Technology (IT) projects from 2015 to 2019, it is known that there are various kinds of obstacles faced in the process of working on IT projects at Astra which have caused the process of working on several projects to experience delays from the scheduled time. The average percentage of IT projects at Astra from 2015 to 2019 that experienced delays is 19%.
From the results of data collection and processing of risk factors derived from references to various journal articles using the Systematic Literature Review (SLR) method, it was found that 14 risk factors associated with working on Information Technology (IT) projects were grouped into four categories, namely categories of people, processes, technology and environmental conditions outside the project. The distribution of questionnaires to respondents who work in the case study sites is used to determine the significance value of the risk from the multiplication of the probability value and the impact of each risk factor and then it was used to obtain the ranking order of the risk factors.
From the questionnaire distribution results to 39 respondents, there are three risk factors with a very high-risk significance value, ten risk factors with a high significance level, and one risk factor with a moderate significance level. The order of each risk category based on the average significance value of risk factors from the results of the questionnaire distribution are process, people, technology, and environmental conditions outside the project.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Griffith, Alan
Harlow: Longman, 2000
658.408 GRI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Trombo-emboli vena (TEV) umum dijumpai pada pasien rawat inap dan dipertimbangkan sebagai suatu komplikasi tidak hanya bagi pasien post bedah tetapi juga pada pasien dengan kondisi medis lainnya. Kebanyakan pasien rawat inap yang mengalami TEV ataupun emboli paru tidak menjalani prosedur bedah sebelumnya. Beberapa studi besar acak, tersamar ganda dan dengan plasebo seperti MEDENOX, PREVENT dan ARTEMIS telah memastikan manfaat dan keamanan dari tromboprofilaksis terhadap TEV terhadap pasien rawat inap dengan kondisi medis akut. Panduan tahun 2008 dari The American College of Chest Physicians (ACCP) merekomendasikan penilaian risiko bagi setiap pasien dengan kondisi medis tertentu pada saat masuk rumah sakit dan profilaksis VTE, baik dengan regimen antikoagulan ataupun pencegahan secara mekanik, sebaiknya diterapkan bagi mereka yang tergolong berisiko tinggi. Studi-studi lainnya menunjukkan bahwa banyak kasus VTE pada pasien medis terjadi setelah keluar dari perawatan rumah sakit, namun hingga kini belum ada publikasi perihal uji klinis maupun rekomendasi untuk mengevaluasi profilaksis VTE bagi pasien medis rawat jalan. Pada artikel ini, kami mencoba mengulas beberapa literatur untuk kepentingan penilaian risiko dan profilaksis VTE bagi pasien medis rawat inap.

Abstract
Venous thromboembolism (VTE) is commonly found in hospitalized patients, considered as complication not only in surgical patients but also in medical patients. The vast majority of hospitalized patients with VTE or pulmonary embolism have not undergone any recent surgery. Several large randomized, double-blind, placebo controlled trials including MEDENOX, PREVENT and ARTEMIS have confirmed the efficacy and safety of VTE thromboprophylaxis for acutely ill medical inpatients. The American College of Chest Physicians (ACCP) Guidelines 2008 recommend a risk assessment at the time hospital admission for every medical patients and VTE prophylaxis using either anticoagulant medications or mechanical prevention should be applied for those who have high risk condition. Other studies showed that many cases of VTE in medical patients occur after hospital discharge, but still no clinical trials and current recommendation evaluating VTE prophylaxis for medical outpatients have been published yet. In this article, we attempt to review the literatures on importance of risk assessment and VTE prophylaxis for hospitalized medical patients."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Siloam, Jakarta, Indonesia. ], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Agradhyasto
"Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang mempunyai jejak emisi yang besar. Deforestasi, penggunaan pupuk yang berlebihan, hingga limbah yang kurang baik dimanfaatkan menjadi masalah yang mengganggu. Limbah kelapa sawit berupa POME atau palm oil mill effluent merupakan limbah cair yang hnaya dimanfaatkan menjadi pupuk. Sementara, terdapat potensi yang besar untuk mengubah POME menjadi sebuah produk yang lebih berharga yaitu biogas. Hal ini dapat didukung dengan analisis siklus hidup atau LCA sebagai pengukur emisi yang hadir dalam setiap tahapan perkebunan kelapa sawit. Analisis LCA yang dilakukan meliputi seluruh tahapan proses dimulai dari pembukaan lahan hingga pembuatan biogas dengan berbagai parameter seperti pemanasan global, ekotoksisitas lingkungan, eutrofikasi hingga penggunaan air. Berdasarkan analisis yang dilakukan, emisi tertinggi dihasilkan oleh perkebunan. Salah satu dampak dari perkebunan sawit adalah lepasnya emisi yang setara dengan 20 ton CO2 per tahun. Emisi yang dihasilkan dapat dikurangi dengan beberapa cara yang diantaranya adalah penggunaan kembali limbah kelapa sawit, termasuk biogas. Pembuatan biogas dapat mengurangi dampak emisi gas rumah kaca hingga 85% lebih rendah daripada membiarkan POME di dalam bak terbuka. Penggantian Biogas menjadi bahan bakar untuk menghasilkan listrik dapat menurunkan emisi hingga menjadi 9,9% dibandingkan diesel. Pengurangan penggunaan pupuk kimia dapat mengurangi dampak hingga emisi 6% dari jumlah penggunaan awal.

Oil palm is one of the crops that has a significant emission footprint. Deforestation, excessive fertilizer use, and poor waste management are among the troubling issues. Palm oil mill effluent (POME), which is the liquid waste from palm oil mills, is typically only utilized as fertilizer. However, there is great potential to convert POME into a more valuable product, namely biogas. This can be supported by conducting a life cycle analysis (LCA) as a measure of emissions throughout every stage of the oil palm plantation. The LCA analysis encompasses the entire process from land clearing to biogas production, considering various parameters such as global warming potential, environmental ecotoxicity, eutrophication, and water usage. Based on the analysis, the highest emissions are generated by the plantations themselves. One of the impacts of oil palm plantations is the release of emissions equivalent to 20 tons of CO2 per year. These emissions can be reduced through various means, including the reuse of oil palm waste, including biogas. Biogas production can reduce greenhouse gas emissions by up to 85% compared to letting POME remain in open ponds. Substituting biogas as a fuel source for electricity generation can reduce emissions by up to 9.9% compared to diesel. Reducing the use of chemical fertilizers can also mitigate impacts, resulting in a 6% reduction in emissions compared to the initial usage level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinia Permata Kusuma
"Selama lebih dari 10 tahun, setiap tahun selalu terjadi berbagai kecelakaan kapal di Indonesia. Berdasarkan data KNKT, setiap tahunnya terdapat kapal yang mengalami peristiwa kebakaran, tenggelam, dll. Beberapa dari peristiwa tersebut bahkan menimbulkan dampak seperti korban jiwa dan material. Salah satu yang dapat menjadi contoh kasus pada kejadian kebakaran KM Zahro yang merupakan kapal tradisional yang berlayar di area Kepulauan Seribu dari Pelabuhan Kali Adem Muara Angke. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai keselamatan kapal penumpang tradisional di kawasan tersebut dengan menggunakan metode Formal Safety Assessment. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko dan mencegah agar peristiwa kebakaran kapal tidak terjadi di kapal tradisional yang berada di kawasan Kepulauan Seribu.

For more than 10 years, every year there are always various ship accidents in Indonesia. Based on KNKT data, every year there are ships that experience fires, sinks, etc. Some of these events even caused impacts such as loss of life and material. One of the examples of the fire incident was KM Zahro, which is a traditional ship sailing in Kepulauan Seribu area from Kali Adem Muara Angke Port. Therefore, it is necessary to carry out further analysis regarding the safety of traditional passenger ships in the area using the Formal Safety Assessment method. This is done to reduce risk and prevent ship fires from occurring on traditional ships in Kepulauan Seribu area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>