Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fia Silfia Luthfiani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualitas attachment dengan ibu dan motivasi berprestasi. Hetherington dan Parke (1993) mengemukakan bahwa attachment akan berdampak pada sense of self, yang salah satu aspeknya adalah self-efficacy (Nelson dan DeBacker, 2008). Kuatnya self-efiicacy pada individu dalam melaksanakan tugas berpengaruh pada besarnya harapan individu tersebut akan kesuksesan (Tracy, 1993, dalam Zenzen, 2002). Sigelman (1999) menyatakan bahwa harapan akan kesuksesan merupakan salah satu faktor yang dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap motivasi berprestasi. Untuk menjawab permasalahan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner sebagai alat ukur penelitian. Selain itu pendekatan kualitatif melalui wawancara terhadap lima orang partisipan juga dilakukan untuk memperkaya hasil penelitian. Partisipan dalam penelitian ini adalah santri tingkat pertama dari Pondok Pesantren Al-Furqon dan Pondok Pesantren Amanah yang terletak di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara kualitas attachment dengan ibu dan motivasi berprestasi. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa hampir seluruh partisipan memiliki hubungan attachment yang secure dengan ibu, dan secara umum santri Pondok Modern tingkat pertama memiliki skor motivasi berprestasi yang cukup tinggi. Hasil wawancara terhadap lima orang partispan menunjukan bahwa hal yang paling mendorong mereka untuk berprestasi adalah keinginan untuk dapat membahagiakan orang tua.

ABSTRACT
The aim of this research is to find either there is a relationship between quality of attachment with mother and achievement motivation or not. Hetherington and Parke (1993) state that attachment influence one?s sense of self, which one of its aspect is self-efficacy (Nelson and DeBacker, 2008). The degree of one?s self-efficacy in doing a task effects one?s perception about the probability of success (Tracy, 1993, in Zenzen, 2002). Sigelman (1999), states that probability of success is one of significant factors which influence achievement motivation. To answer question of this research, researcher use quantitative method with questionnaire as an instrument. Qualitative method also used by interviewing 5 participants to enrich the result of this research. The participants of this research are first grade students of Al-Furqon and Amanah Islamic Boarding School in Tasikmalaya. Result of this research showed that there is a significant positive correlation between quality of attachment with mother and achievement motivation. Beside of that, this research also found that generally, the first grade students of Islamic Modern Boarding School have a secure attachment with mother and a fairly achievement motivation. Result of the interview with 5 participants showed that the main reason for their achievement behavior is to make their parents happy."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Utami
"Pola kelekatan memiliki peranan penting dalam hubungan cinta orang dewasa (Hazan & Shaver dalam Bird & Melville, 1994). Pola kelekatan yang dimiliki seseorang di masa dewasanya dianggap memiliki hubungan yang erat dengan pola kelekatan yang ia bangun dengan orangtua di masa kecilnya. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara pola kelekatan dengan orangtua di masa kecil dan pola kelekatan dengan pasangan hidup pada dewasa muda. Pola kelekatan dengan orangtua di masa kecil akan dipisahkan antara pola kelekatan dengan Ayah dan pola kelekatan dengan Ibu untuk mendapatkan jawaban yang spesifik mengenai pola kelekatan yang dibangun responden pada kedua orangtuanya. Responden dalam penelitian ini adalah 122 dewasa muda berusia 25 ? 40 tahun yang telah menikah selama 5 ? 10 tahun. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola kelekatan dengan Ayah dan Ibu di masa kecil dan pola kelekatan dengan pasangan hidup pada dewasa muda. Beberapa faktor dalam teori dan metodologi yang menyebabkan tidak signifikannya hasil penelitian akan dibahas lebih lanjut.

Abstract
Attachment style has an important role in romatic relationship in adult (Hazan & Shaver in Bird & Melville, 1994). Attachment style in adulthood can be considered to be strongly correlated with attachment style that he/she has with their parents in childhood. This research intend to explore the relationship between attachment style with parents in childhood and attachment style with spouse in young adult. Attachment style with parents in childhood is distinguished between attachment style with Father and attachment style with Mother to get specific answer about attachment style that respondents have with both of their parents. There are 122 young adults respondents involved in this research which is between 25 ? 40 in age and have been married for 5 ? 10 years. This research found out that the relationship between attachment style with Father and Mother in childhood and attachment style with spouse in young adult is not significant. Some factors in the theory and methodologist which might be the cost of this insignificant result is discussed."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Pratisthita
"Laki-laki yang menyukai laki-laki dikenal dengan sebutan gay (pria homoseksual) (Emka, 2004). Walaupun keberadaan gay masih menjadi hal kontroversial di masyarakat, seperti manusia pada umumnya mereka juga memiliki figur attachment / significant others yang terus mengalami perubahan dari sejak kecil hingga masa dewasa. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai gambaran attachment styles yang dialami oleh gay dalam rentang usia dewasa muda. Bowlby dan Ainsworth (dalam Colin, 1996) mendefinisikan attachment yakni kecenderungan makhluk hidup dalam membentuk ikatan afeksi yang kuat dengan orang lain yang dianggap istimewa dan bertahan dalam waktu yang lama terhadap figur tertentu yang ditandai oleh adanya keinginan untuk mencari dan memelihara kedekatan dengan figur tersebut, terutama pada saat-saat yang menekan, agar mendapatkan perasaan nyaman dan aman. Adult attachment style terbagi menjadi empat prototipe yakni secure, preoccupied, dissmising-avoidant dan fearful-avoidant (Colin & Feeney, 2004). Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan wawancara dan observasi sebagai metode pengumpulan data utama untuk menggali gambaran gay dan attachment stylesnya. Subjek dalam penelitian ini adalah gay dewasa muda dan memiliki figur attachment. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dua diantara tiga subjek gay tersebut termasuk dalam secure attachment style.

Man who loves man or also known as gay (homosexual) (Emka, 2004). Although the existance of the gay community still become a controvesial matter in our people, like the people in general they had a figure attachment / significant others too which is experienced a continuously alteration from childhood to mature age. This research will examine about the description of attachment styles which is experienced by young adulthood gay. Bowbly and Ainsworth (in Colin, 1996) make a definition of attachment that is the tendency of living creature in making a strong bound affection with the other people who is special and last longer to a certain figure which is marked by the will to search and rise that propinquity with that figure, especially when in underpressure momment, so he/she got a good and secure feeling. Adult attachment style consists of four prototypes that is secure, preoccupied, dissmissing and fearful-avoidant (Colin & Feeney, 2004). The researcher uses a qualitative method as the main method to collect data then interview and observation as part of collecting data method for digging up the figure of the gay and attachment styles. Subject in this research is a young adulthood gay and have a figure attachment. From this research?s result shows that two of three gay subjects considered as secure attachment style."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.418 PRA a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Fanny Eileen
"Studi ini bertujuan untuk meneliti gambaran attachment style pada mantan pengguna narkoba yang sedang berada dalam pusat rehabilitasi. Attachment style merupakan bentuk kelekatan hubungan orang tua dengan anak. Attachment style dibagi kedalam dua jenis, yaitu secure attachment dan insecure attachment, kemudian insecure attachment dibagi lagi menjadi dua, yaitu ambivalent-insecure attachment, dan avoidant-insecure attachment. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner attachment style. Responden dari penelitan ini berjumlah 95 responden dengan rentang usia 15-45 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Studi ini dilakukan pada pusat rehabilitasi narkoba yang berada di Sukabumi. Hasil dari studi ini terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai jenis secure attachment yaitu sebanyak 73 responden. Selain itu responden yang mempunyai jenis ambivalent-insecure berjumlah 4 responden, dan avoidant-insecure berjumlah 7 responden. Dalam penelitian ini juga dilihat hubungan attachment style dengan kebahagiaan pada masa kecil, status pernikahan orang tua, dan tempat tinggal pada waktu kecil. Variabel-variabel diatas diperoleh dari data kontrol dalam kuesioner yang kemudian perhitungannya menggunakan chi-square. Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif juga. Pengumpulan data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan wawancara. Responden yang mempunyai jenis secure dan avoidant attachment yang peneliti ambil untuk penelitian kualitatif.

This study is to research the picture of attachment style to ex-drugs user that stay at the rehabilitation centre. Attachment syle is form of how close a relationship between parents and children. Attachment style divided by two types, secure attachment and insecure attachment, and then insecure attachment divided again by two, ambivalentinsecure attachment and avoidant-insecure attachment. The method research that I use is quantitative and qualitative. The data that I get is from questionnaire and interviews. Questionnaire that I use is questionnaire attachment style. The respondent from this research is about 95 respondent around the age 15-45 years old and they all males. This study take place in drugs rehabilitation centre at Sukabumi. The result of this study makes us see that most of the respondent having a secure attachment its about 73 respondent, the rest is ambivalent insecure 4 respondent and ambivalent insecure is 7 respondent. In this research we see that the relationship attachment style and the happiness for the childhood, parents marriage, and place where they live when they were kids. Although variables there I got from the data control from the questionnaire and than counted using chi-square. The method of this research use qualitative too. The qualitative data that I got using interviews. Respondent that has the type of secure and avoidant attachment that the researcher took is for qualitative research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.418 SAM a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hamanda Kesumaratih Moeljosoedjono
"Studi ini bertujuan untuk melihat gambaran attachment style pada wanita yang mengalami shopping addiction. Attachment style merupakan bentuk kelekatan hubungan orangtua dengan anak. Attachment style terbagi menjadi dua yaitu secure attachment dan insecure attachment. Dampak dari individu dengan insecure attachment adalah adanya strategi coping yang maladaptif dalam menghadapi permasalahan, salah satunya adalah dengan perilaku adaptif. Shopping addiction merupakan suatu perilaku adaptif, yaitu perilaku berbelanja yang kronis, berlebihan, repetitif dan dapat merusak kehidupan seseorang. Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Subjek yang didapatkan sebanyak 54 responden berjenis kelamin wanita.
Hasil dari penelitian ini didapatkan 10 responden yang tergolong high compulsive buying dimana 6 responden memiliki secure attachment dan 4 responden dengan avoidant attachment. Kemudian 36 responden yang tergolong medium compulsive buying dimana 26 responden memiliki secure attachment, 9 responden memiliki avoidant attachment dan 1 responden memiliki anxious attachment. Terdapat 8 responden tergolong low compulsive buying dimana 7 responden memiliki secure attachment, dan 1 orang memiliki avoidant attachment.
Dalam penelitian ini juga dilihat hubungan attachment style dengan shopping addiction, dan juga ingin melihat hubungan shopping addiction dengan variabel dari data kontrol yaitu limit kartu kredit, hubungan dengan tempat tinggal masa kecil, dengan kebahagiaan masa kecil dan status pernikahan orangtua. Perhitungan hubungan ini dengan menggunakan chi - square. Untuk penelitian kualitiatif, dilakukan wawancara dengan dua subjek yaitu subjek pertama tergolong high compulsive buying yang memiliki secure attachment dan subjek keda tergolong high compulsive buying yang memiliki avoidant attachment.

The purpose of this study is to see the attachment style on women whose experiencing shopping addiction. Attachment style is a form of parents and children closeness relationship. Attachment style is divided into two kinds of attachments, which are secure attachment and insecure attachment. The impact of an individual with an insecure attachment is a maladaptive coping strategy in solving problems, which is addictive behavior. Shopping addiction is one of the addictive behaviors, which is a chronic, binge, repetitive that can cause a disruptions in someone?s life. The research methods are using quantitative and qualitative approach. 54 women respondents were gathered.
The research results shows 10 respondents who are classifieds as high compulsive buying, six respondents have secure attachment and four respondents have avoidant attachment. 36 respondents are classified as a medium compulsive buying, where 26 respondents have secure attachment, nine respondents have avoidant attachment and one respondent have anxious attachment. There are eight respondents classified as low compulsive buying where seven of them have secure attachment and one of them have avoidant attachment.
This research also studies the relations between attachment style and shopping addiction, and also studying about the relations between shopping addiction and the variables of the data control which are credit card limit, childhood place of stay, childhood happiness, and parent marital status. The counting process of these relations is using chisquare. The qualitative approach is by doing interviews with two subjects, the first subject is classified as high compulsive buying who has secure attachment and the second subject is classified as high compulsive buying who has avoidant attachment."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jennifer Vianna
"Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pengalaman masa kecil yang buruk dapat berdampak terhadap penggunaan strategi resolusi konflik destruktif dalam hubungan romantis seseorang. Akan tetapi, belum banyak literatur yang menjelaskan mekanisme antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini menguji peran disorganized attachment sebagai mediator antara kedua variabel. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 172 orang yang memiliki rentang usia 18-25 tahun yang pernah mengalami pengalaman masa kecil yang buruk dan sedang menjalin hubungan romantis selama minimal 6 bulan. Penelitian ini menggunakan Conflict Resolution Strategy Inventory untuk mengukur strategi resolusi konflik destruktif yang terdiri dari 2 dimensi yaitu conflict engagement dan withdrawal, Childhood Trauma Questionnaire Short Form untuk mengukur pengalaman masa kecil yang buruk, dan Adult Disorganized Attachment untuk mengukur disorganized attachment. Melalui analisis mediasi ditemukan bahwa disorganized attachment secara signifikan memediasi hubungan antara pengalaman masa kecil yang buruk dan resolusi konflik destruktif, baik conflict engagement ab1 = 0,009, SE = 0,005, 95% CI [0,0014, 0,0223] dan withdrawal ab2 = 0,0095, SE = 0,0051, 95% CI 0,002, 0,022. Semakin buruk pengalaman masa kecil yang dialami oleh partisipan, maka semakin tinggi tingkat disorganized attachment, yang kemudian mempengaruhi penggunaan resolusi konflik destruktif, baik conflict engagement maupun withdrawal. Diskusi dan saran penelitian dibahas di bagian akhir.

Previous research has found that adverse childhood experiences ACEs are related to destructive conflict resolution style in emerging adult romantic relationships. However, the pathway between the two variables has not been widely studied. This study aimed to examine the role of disorganized attachment as mediator between the two variables. Participants of this study consisted of 172 individuals with experiences of childhood maltreatment, whose ages ranged between 18-25 years and were currently in a relationship for at least 6 months. The Conflict Resolution Strategy Inventory was used to measure destructive conflict resolution which consisted of two dimensions: conflict engagement and withdrawal, the Childhood Trauma Questionnaire Short Form was used to measure ACEs, and Adult Disorganized Attachment was used to measure disorganized attachment. Mediation analysis results showed that disorganized attachment significantly mediated the relationship between ACEs and destructive conflict resolution, for both conflict engagement ab1 = 0,009, SE = 0,005, 95% CI [0,0014, 0,0223 and withdrawal ab2 = 0,0095, SE = 0,0051, 95% CI 0,002, 0,022]. Higher levels ACEs were related to higher disorganized attachment, which in turn was associated with usage of destructive conflict resolution, both conflict engagement and withdrawal. Discussion and suggestion are discussed at the end of the paper.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestu Prahara
"ABSTRAK
Tesis ini mengulas keterikatan tempat (place attachment) pada orang-orang
Bojong, Kelurahan Pondokcina, Kota Depok atas lingkungan tempat tinggal
mereka dalam konteks transformasi socio-ekonomi dan perubahan lanskap fisik
akibat pembangunan kota. Dalam deskripsi etnografis yang saya gambarkan,
perubahan tersebut dilihat oleh orang Bojong dalam oposisi rural-urban yang
dikontraskan tak hanya dalam bayangan spasial namun juga temporal.
Pertumbuhan kota lantas dievaluasi secara moral melalui oposisi tersebut dimana
kota dibayangkan dalam situasi degradasi moral yang bersitegang dengan
idealisasi rural sebagai lokus kohesi sosial. Dengan menggunakan perspektif
lanskap, tempat dilihat dalam konstruksi sosialnya dimana persitegangan antara
setting yang diidealisasikan dalam imaji (background) dan aktualisasi yang
tertuang dalam kehidupan nyata (foreground) terjadi dalam mengondisikan
pengalaman keterikatan orang pada tempat. Dalam penelitian ini space of place
tetap hadir sebagai sebuah potensialitas dalam menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi dalam pertumbuhan kota. Lebih lanjut, lanskap merupakan mnemonic
device dari relasi sosial dimana dalam materialitasnya terkandung akumulasi dari
tindakan resiprositas yang secara kontinyu direkognisi dan direkonstitusi melalui
narasi dan praxis.

ABSTRACT
This thesis elaborate the anthropological discussion of place attachment among
the Bojong peoples, Pondokcina District, Depok City, within their locales they
occupy in the context of socio-economic transformation and physical landscape
changes as a consequences of city’s growth. Within the ethnographic description I
explore how those changes perceived by Bojong peoples with the opposition of
rural-urban which contrasted spatially and temporally. Hence, the city’s growth
was being evaluated morally by using that opposition. Using ‘landscape’
perspective, I am trying to explain how places are perceived as social construction
in which involving a tension between idealized or imagined (background) against
the actuality of everyday, real, ordinary life is cast (foreground). In this research,
space of place apparently still exists as a potentiality against the changes in the
city’s growth. Furthermore, in the elaborations, landscapes play a role as
mnemonic device of social relation in which within its materiality contains the
accumulation of the act of reciprocity that has to be recognized and reconstituted
continually through narrations and praxis."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levy, Terry M.,
Washington, D.C.: CWLA Press, 1998
618.928 LEV a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Kusumowidagdo
"This research aims to find the push factors that create relationships between youth and shopping centers and examines how different mall environments also help create different emotional bonds towards the malls. This topic is further observed with an explorative study that obtained its primary data from interviews and secondary data from various supporting literatures as well as from a number of observations. The informants were 15 visitors of each of the following shopping centers: Tunjungan Plaza and Ciputra World in Surabaya; and Mal Ciputra and Gandaria City in Jakarta. The total informant number is 60. The research found several affective factors that support the formation of place attachment: physical factors that lead to indirect place attachment, social factors or social interactions that happen in the shopping center, cultural factors, personal factors (including gender, race and ethnicity), memories and experience, place satisfaction, interaction and activity features, and time factor. The different age of shopping centers also had an effect to the factors present.

Riset ini bertujuan untuk menemukan pendorong-pendorong relasi antara generasi muda dan pusat belanja. Studi ini merupakan studi eksplorasi dengan sumber data yang berasal dari wawancara, data-data literatur, serta observasi. Informan yang terlibat adalah masing-masing lima belas orang pengunjung dari empat pusat belanja di Tunjungan Plaza dan Ciputra World Surabaya serta Mall Ciputra dan Gandaria City Jakarta, dengan jumlah total informan sebanyak enam puluh orang. Penelitian ini menemukan beberapa faktor afektif yang membentuk keterikatan tempat, antara lain faktor-faktor fisik, faktor sosial, memori dan pengalaman, faktor kultural, faktor personal (termasuk di dalamnya gender, ras dan etnik), kepuasan terhadap tempat, interaksi dan aktivitas, dan faktor waktu. Dari pengamatan ternyata perbedaan usia pusat belanja juga berpengaruh dalam membentuk faktor-faktor pendorong tersebut."
Institut Teknologi Bandung. Faculty of Art and Design ; Universitas Ciputra. Faculty of Psychology, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Manopo, Christine
"ABSTRAK
Attachment (kelekatan) yang teijadi antara pengasuh utama dan anak mempengaruhi kehidupan seseorang, terutama kehidupan individu saat berhubungan dengan orang lain (Bowlby, 1982). Perilaku attachment yang berkembang pada masa kanak-kanak akan direfleksikan dalam berbagai bentuk hubungan, termasuk persahabatan (Kerns, Klepac & Cole, 1996). Dalam hal ini, setiap individu akan mengembangkan kategori adult attachment yang berbeda berdasarkan kombinasi tertentu yang terpola dari dimensi avoidance dan dimensi anxiety.
Persahabatan sebagai salah satu bentuk hubungan interpersonal yang kualitasnya dipengaruhi pola tersebut di atas tidak luput dari penelitian-penelitian yang berkembang saat ini. Berkualitas atau tidaknya sebuah hubungan persahabatan tergantung bagaimana indikator-indikator dalam hubungan tersebut berfiingsi dengan baik (Mendelson, 2000). Indikator-indikator tersebut terdiri atas 6 dimensi, yaitu stimulating companionship, help, intimacy, reliable alliance, self validation, dan emotional security. Topik ini layak untuk diteliti karena berpengaruh pada aspek kehidupan manusia. Namun, penelitian mengenai topik ini belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk menyelidiki pengaruh perbedaan karakteristik dimensi-dimensi adult attachment terhadap kualitas persahabatan remaja akhir.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan yang teijadi antara variabel-variabel penelitian. Tehnik utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi berganda dan korelasi produk momen-Pearson. Disamping itu, penelitian ini juga melakukan uji beda means dengan t test. Adult attachment dimensi avoidance dan dimensi anxiety diukur dengan menggunakan skala ECL yang disusun Brennan et al (1998). Skala ini terdiri atas 18 pemyataan yang berbentuk skala Likert 1-7 yang berfungsi mengukur masing-masing dimensi. Sedangkan untuk kualitas persahabatan, peneliti menggunakan McGill Friendship Questionairre yang disusun Mendelson (2000). Skala ini terdiri atas 6 sub skala berbentuk skala Likert. Skala ini terdiri atas 6 pemyataan untuk masing-masing dimensi yang bertujuan mengukur apakah indikator yang mempengaruhi kualitas persahabatan berfungsi dengan baik.
Subyek penelitian ini adalah 162 mahasiswa yang terdapat di Universitas Indonesia dan memasuki tahap remaja akhir (18-22). Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa individu yang berada pada tahap ini lebih tenang dan stabil serta lebih berkualitas dibanding sebelumnya (Kems, Klepac & Cole, 1993). Sedangkan tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah incidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara dimensi adult attachment avoidance terhadap kualitas persahabatan dimensi stimulating companionship, help, reliable alliance, self validation dan emotional security. Pada hasil tambahan, tidak ditemukan adanya perbedaan antara responden pria dan wanita pada dimensi adult attachment dan kualitas persahabatan. Selain itu, lama hubungan persahabatan mempunyai hubungan yang negatif terhadap kualitas persahabatan. Saran praktis dari penelitian ini adalah seseorang perlu memperhatikan selfmodel sebagai sesuatu yang positif pada saat memandang diri sendiri dalam rangka membentuk hubungan interpersonal dengan orang lain.
Saran metodologis dari penelitian ini adalah melakukan variasi karakteristik subyek sehingga basil yang diperoleh lebih beragam. Disamping itu, perlu ditambahkan alat ukur, seperti observasi dan wawancara, sehingga dapat dilakukan validasi silang yang berguna untuk meningkatkan keakuratan suatu pengukuran dan konstruk yang diukur."
2002
S2871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>