Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Burke, Shirley R.
St. louis: Mosby , 1980
612.015 22 BUR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Manzilla
Abstrak :
Dehidrasi merupakan kondisi yang terjadi apabila air yang keluar dari dalam tubuh melebihi air yang masuk ke dalam tubuh. Kejadian dehidrasi pada remaja lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa dan dapat berdampak pada penurunan performa fisik dan kognisi, serta meningkatkan risiko berbagai gangguan atau penyakit. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status dehidrasi pada murid di SLTA X Jakarta Timur tahun 2017. Data yang dikumpulkan berupa status dehidrasi, konsumsi air, kebiasaan minum, pengetahuan air dan dehidrasi, aktivitas fisik, status gizi dan jenis kelamin. Pengambilan data diukur melalui kuesioner, metode food recall 2x24 jam, pengukuran antropometri, serta pengukuran status dehidrasi melalui warna urin dengan menggunakan Kartu PURI Periksa Urin Sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 64.2 responden mengalami status dehidrasi dari 134 responden. Berdasarkan uji statistik Chi Square diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara status dehidrasi dengan konsumsi air dan status gizi. Proporsi kejadian dehidrasi lebih banyak terjadi pada remaja yang memiliki konsumsi air rendah dan status gizi lebih. ......Dehydration is a condition that happens when the output of water from the body exceeds the body rsquo s water intake. Dehydration happens to adolescents more often than to adults and can contribute in the lowering physical performance and cognition, and may also increase the risk of several disabilities or diseases. This study takes on a cross sectional design in order to know the factors related to dehydration status in SLTA X students, East Jakarta 2017. Data collected in this study includes dehydration status, water intake, drinking habit, knowledge towards water and dehydration, physical activity, nutritional status, and gender. Data was collected using a questionnaire, 2 x 24 hours food recall, anthropometry measures, and measuring dehydration status using PURI cards. Results of this study conclude that 64.2 of the 134 respondents were dehydrated. Furthermore, Chi Square analysis shows that there is a significant relation between water intake and nutritional status. Also, the proportion of dehydration occurs more on adolescents with low water intake and an over nutrition status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Kaltha
Abstrak :
Latar belakang: Luka bakar masih menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas pada pasien anak. Luka bakar dapat menyebabkan kehilangan cairan sehingga dapat terjadi syok akibat peningkatan permeabilitas vaskular dan hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia dapat berpengaruh pada hemodinamik karena albumin berperan dalam mempertahankan tekanan onkotik plasma, sehingga hipoalbuminemia dapat berpengaruh terhadap keberhasilan resusitasi cairan pasien dengan luka bakar. Belum diketahui apakah kadar albumin awal berhubungan dengan keberhasilan resusitasi cairan pada pasien anak dengan luka bakar. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar albumin awal dengan keberhasilan resusitasi pada pasien anak di Unit Luka Bakar RS Cipto Mangunkusumo. Metode: Desain penelitian kohort retrospektif berdasarkan data pasien anak yang dirawat di Unit Luka Bakar RSCM yang tercatat di rekam medis sejak Januari 2012-Maret 2018. Metode pengumpulan data dilakukan secara secara total sampling. Hasil: Subyek yang memenuhi kriteria penelitian yaitu 61 pasien. Sebagian besar subyek berusia <4 tahun, derajat II, luas luka bakar >20%, rentang waktu antara kejadian dan resusitasi cairan yaitu 8-24 jam, status gizi baik, rerata albumin awal 3,1 g/dL, dan rerata laktat awal 2,5 mmol/L. Jumlah pasien anak dengan luka bakar yang menjalani resusitasi cairan dalam 24 jam pertama sebanyak 71,7%, dimana hampir seluruhnya berhasil diresusitasi dalam 24 jam pertama (95,1%). Tidak ditemukan hubungan antara kadar albumin awal dengan keberhasilan resusitasi awal [RR 1,175(95%CI 0,3-4,4) p=0,812]. Pada analisa regresi cox, tidak terdapat juga hubungan antara ureum, creatinin, laktat, berat badan dan luas/derajat luka bakar dengan keberhasilan resusitasi awal. Simpulan: Angka keberhasilan resusitasi awal pasien anak di unit luka bakar RSCM masih tinggi. Tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar albumin awal dengan keberhasilan resusitasi cairan 24 jam pada pasien anak dengan luka bakar.
Background: Burn injury in children has great mortality and morbidity rate. Burn injury can cause lost of fluid quickly, leading to dehydration and shock. Hypoalbuminemia is an important factior in fluid haemostasis, maintaining the oncotic pressure gradient to favor intravascularly. Hypoalbuminemia in a burn injury is a common occurence, and have the potential to impede the fluid resuscitation process. It is still unclear whether serum albumin has a role in the success of fluid resuscitation in children with burn injury. Objective: To find out the association between serum albumin and the success of fluid resuscitation in children hospitalized in Cipto Mangunkusumo Hospital Burn Centre. Method: This is a retrospective cohort study based on medical record of children hospitalized with burn injury at Cipto Mangunkusumo Hospital Burn Centre from January 2012-March 2018. The subjects collected with the total sampling method. Result: Sixty one subjects were enrolled in this study. Burn injury mostly occured in the age group of <4 years old, grade II burn injury, >20% TBSA, normal nutritional status, mean albumin level 3,1 g/dL, mean lactate level 2,5 mmol/L. Almost all subjects was succesfully resuscitated in the first 24 hour (95,1%). No association was found between the success of fluid resuscitation with either serum albumin[RR 1,175(95%CI 0,3-4,4) p=0,812], or with ureum, creatinin, lactate level, weight and the degree/extent of the burn injury. Conclusion: The success rate of fluid resuscitation in pediatric burn injury was quite high in Cipto Mangunkusumo Hospital Burn Centre. No association was found between serum albumin and the success of fluid resuscitation during the first 24 hour period.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Strasinger, Susan King
Philadelphia : F.A. Davis Company, 2014
616.075 STR u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Arighi Suhandi
Abstrak :
ABSTRACT
Cairan di dalam tubuh memiliki fungsi yang sangat penting bagi manusia agar dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, mahasiswa perlu mengetahui status hidrasi untuk mengetahui kondisi keseimbangan cairan tubuh sehingga aktivitas dapat berjalan dengan lancar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana dengan 89 responden yang bertujuan untuk mengetahui gambaran status hidrasi mahasiswa program sarjana reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan pengukuran berat jenis urin, diketahui bahwa sebanyak 58,4% responden memiliki status hidrasi normal/euhidrasi, 37,1% mengalami overhidrasi, dan 4,5% mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan adanya asuhan keperawatan preventif untuk meningkatakan kesadaran mahasiswa akan status hidrasi mereka.
ABSTRACT
Body fluid has important functions for human to survive. Therefore, students need to know the hydration status to determine the condition of body fluid balance so their activities can be performed well. This study uses a simple descriptive design with 89 respondents to describe the hydration status on reguler students Nursing Faculty of Universitas Indonesia. Based on measurment of urine specific gravity, the results of the study showed that 58.4% of respondents had normal hydration status/euhydration, 37.1% of respondents had overhydration, and 4.5% of respondents had dehydration. Therefore, this study reccomend preventif nursing care to increase awareness of students concerning their hydration status
2016
S63217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunanda Maindra
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman terhadap degradasi scaffold HA/alginat 30/70 dan scaffold HA/alginat/kitosan 30/50/20 . Degradasi ditentukan melalui selisih berat sebelum dan setelah perendaman selama 3, 6, 9, 12, atau 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa degradasi scaffold HA/alginat selama 3, 6, 9, 12, atau 24 jam secara berurutan 17,6 1,33; 21,3 0,66; 24,2 1,01; 26,2 1,19 atau 27,6 0,31 dan degradasi scaffold HA/alginat/kitosan dengan lama perendaman yang sama secara berurutan 30,2 0,81; 39,4 0,67; 43,7 0,66; 48,1 0,94; atau 51,5 0,39. Degradasi scaffold HA/alginat dan HA/alginat/kitosan berbeda bermakna.
ABSTRACT
The aim of this study was to determine the effect of immersion time on degradation of HA alginate 30 70 and HA alginate chitosan 30 50 20 scaffolds. Degradation of the scaffold is determined by the difference of weight before and after immersion for 3, 6, 9, 12, or 24 hours. The result showed that degradation of HA alginate scaffold with 3, 6, 9, 12 or 24 hours of immersion time were 17,6 1,33 21,3 0,66 24,2 1,01 26,2 1,19 or 27,6 0,31 and degradation of HA alginate chitosan scaffold with the same immersion time were 30,2 0,81 39,4 0,67 43,7 0,66 48,1 0,94 or 51,5 0,39. HA alginate and HA alginate chitosan scaffolds has significantly different.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewinta Rahma Astika
Abstrak :
Larutan infus glukosa 5% digunakan dalam dunia medis sebagai larutan pengganti cairan tubuh atau terapi pada penderita hipoglikemia. Larutan infus glukosa 5% yang merupakan sediaan steril harus melalui proses sterilisasi untuk menghilangkan kontaminasi mikroorganisme agar tidak membahayakan pasien setelah proses administrasi ke dalam tubuh. Proses sterilisasi yang umum digunakan adalah dengan metode panas lembab menggunakan autoklaf pada suhu 121°C. Namun proses sterilisasi ini menyebabkan degradasi glukosa dalam infus glukosa 5% menjadi produk degradasi glukosa, salah satunya adalah 5-Hidroksimetilfurfural atau 5-HMF. 5-HMF adalah senyawa toksik yang dapat menyebabkan beberapa efek buruk pada tubuh sehingga pembentukannya dalam infus glukosa 5% harus diminimalisir. Artikel review ini ditulis untuk meninjau pengaruh suhu sterilisasi terhadap pembentukan 5-HMF dalam infus glukosa 5% dengan membandingkan konsentrasi 5-HMF yang terbentuk apabila disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dan suhu dibawah 121°C (>110°C). Sumber jurnal diperoleh dari pencarian melalui Science Direct dan Google Scholar terkait degradasi infus glukosa pada saat proses sterilisasi menjadi 5-HMF dalam rentang tahun antara 1960 hingga 2020. Hasil tinjauan yang didapatkan yaitu adanya hubungan antara suhu dengan waktu sterilisasi, dimana semakin tinggi suhu yang digunakan maka semakin singkat waktu sterilisasinya. Pengaruhnya dalam pembentukan 5-HMF pada infus glukosa 5% adalah suhu 121°C merupakan suhu sterilisasi yang lebih tinggi, namun proses yang berlangsung secara cepat dapat meminimalisir kadar 5-HMF yang terbentuk dibandingkan dengan suhu sterilisasi yang lebih rendah (>110°C) namun dilakukan dalam waktu yang lebih lama. ......5% glucose infusions are widely used to replace body fluids or therapy in patients with hypoglycemia. A 5% glucose infusion is a sterile product and the preparation of it must go through sterilization process to eliminate microorganism contaminations. This process is important because any microorganism contaminations can harm the patients after being administered to the patient’s body. The sterilization process which is commonly used for sterilizing 5% glucose infusions is the moist-heat method using an autoclave at 121°C. however, this sterilization process leads to degradation of glucose into its degradation products and 5-Hydroxymethylfurfural or 5-HMF is one of those degraded compounds. 5-HMF is a toxic compound that possibly causes negative effects on the human body, thus the formation in 5% glucose infusions must be reduced. This article was written to review the effect of sterilization temperature on the formation of 5-HMF in the 5% glucose infusion by comparing 5-HMF concentrations after being sterilized using an autoclave at 121°C and below 121°C (>110°C). Related journals and articles were obtained by searching glucose degradation into 5-HMF during sterilization process through Science Direct and Google Scholar between the year periods 1960 and 2020. The results explained the important correlation of sterilization temperature with sterilization time, which higher temperature used in sterilization process would minimize the sterilization time. Although 121°C was the highest temperature used among other temperatures in this review, but the sterilization method using this temperature needed the shortest sterilization time which minimized 5-HMF formation on 5% glucose infusions compared to the lower temperatures (> 110°C) with longer sterilization times.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyvia Mega
Abstrak :
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang memberikan dampak pada keseimbangan cairan dalam tubuh. Poliuria akibat diuresis osmotik menyebabkan pasien diabetes rentan kekurangan cairan sehingga kebutuhan cairannya pun bertambah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan kebutuhan cairan dan status hidrasi pada pasien diabetes melitus tipe II di Kota Depok. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan adalah pasien diabetes melitus tipe II usia dewasa di Kota Depok sebanyak 85 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan kebutuhan cairan dan grafik warna urin untuk menentukan status hidrasi. Hasil penelitian menunjukan 74.1% responden memiliki pengetahuan kebutuhan cairan yang baik dan 54.1% responden memiliki status hidrasi terhidrasi dengan baik. Hasil tersebut menunjukan pasien diabetes melitus tipe II di Kota Depok telah memiliki pengetahuan kebutuhan cairan dan status hidrasi yang baik, namun dengan kondisi diabetes yang fluktuatif maka diperlukan penelitian lanjutan untuk menilai pengetahuan pada tingkat yang lebih tinggi sehingga kebutuhan cairan pasien diabetes terjaga. ......Diabetes mellitus is a chronic disease that has an impact on fluid balance in the body. Polyuria due to osmotic diuresis leaves diabetic patients prone to lack of fluids so that their fluid needs also increase. The purpose of this study was to identify the level of knowledge of fluid needs and hydration status in patients with type II diabetes mellitus in Depok City. The study was conducted with a quantitative approach and descriptive research design. The sample used was adult type II diabetes mellitus patients in Depok as many as 85 people. The instrument used was a fluid needs knowledge questionnaire and urine color chart to determine hydration status. The results showed 74.1% of respondents had good knowledge of fluid needs and 54.1% of respondents had a well hydrated hydration status. These results show that patients with type II diabetes mellitus in Depok City already have good knowledge of fluid needs and good hydration status, but with fluctuating diabetes conditions, further research is needed to assess knowledge at a higher level so that the fluid needs of diabetic patients are maintained.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brunzel, Nancy A.
Philadelphia, PA : Elsevier Saunders, 2012
616.075 66 BRU f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Methemy, Norma Melligan
Philadelphia: Lippincott , 1987
616.39 MET f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>