Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elfira
Abstrak :
Bullying seringkali terlihat di lingkungan sekolah, namun perilaku ini kurang mendapat perhatian dari orang dewasa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bullying memiliki banyak dampak negatif pada korban dan pelaku, contohnya pada harga diri anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bullying dengan harga diri anak usia sekolah di sekolah dasar A, B, C, dan D. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan sampel anak usia sekolah di SD A, B, C, dan D sebesar 83 responden yang dipilih dengan teknik sampling stratifikasi acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 66,3% anak pernah mengalami kejadian bullying baik sebagai pelaku maupun korban. Hasil penelitian ini diharapkan akan merekomendasikan kepada pihak sekolah untuk memberlakukan program anti-bullying sehingga perilaku bullying di sekolah dapat dicegah atau ditanggulangi. ...... Bullying often occured in school, but this behavior is lack of attention from the adults. Some of researchers found that bullying have many negative effects to the bullies or the victims, as well as to the child’s self-esteem. This study aims to determine the correlation between school age’s children self-esteem and bullying incidence at school. The method that used in this study was descriptive correlative method with point time approach (cross sectional) and involved 83 students in fourth and fifth grade at SD A, B, C, and D. Sampling technique that used in this study was stratified random sampling. Results of this study showed that 66,3% students at SD A, B, C, and D was involved with bullying. Therefore, school insitution should have an anti-bullying program to prevent or reduce bullying in school.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuarita Yudhistira. author
Abstrak :
Bullying terjadi di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Langdon & Prable, 2008). Hasil-hasil studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan angka kejadian bullying di SMA.Kejadian bullying paling banyak memberikan pengaruh kepada siswa yang berperan sebagai bystander (Hazler, 1996 dalam Comitee for Children, 2005).Salah satu tipe dari bystander adalah outsider. Sementara itu, menurut Frisen dkk (2007) salah satu faktor menyebabkan seseorang melakukan tindakan bullying terhadap orang lain adalah kurangnya respek. Penelitian ini berusaha melihat hubungan respek dan peran outsider dalam perilaku bullying pada siswa SMA.Partisipan dari penelitian ini berjumlah 178 orang yang berasal dari dua sekolah yang berbeda (sekolah negeri dan swasta). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungna negatif yang signifikan antara respek dengan peran outsider. Selain itu, juga ditemukan perbedaan mean yang signifikan pada respek antara partisipan yang tergolong outsider dan bukan outsider. Hasil yang signifikan ini dapat dijelaskan melalui komponen karakter. ......Bullying happens at every level of education, from primary school to university (Langdon & Prable, 2008). The results of previous studies also shows that there is an increase of bullying incidence in high school level. The impact of bullying mostly happens to students who act as bystander (Hazler, 1996 in Comitee for Children, 2005). One of the types of bystander is outsider.Meanwhile, according to Frisen et al (2007) one of the factors causing a person to bully others is the lack of respect. This study is aimed to look at the correlation between respect and the role of outsider in bullying behavior among high school students. Participants of this research were 178 students who came from two different schools (public and private schools). Results of this study indicate that there is a significant negative correlation between the respect to the role of outsider. In addition, this study also found a significant difference of mean of respect between the participants who had role as outsider with participants who had role as non-outsider. This significant results can be explained by the character components.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Prabowo Limawan
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Perundungan merupakan masalah di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Kondisi ini memberikan dampak negatif dan sudah banyak dijelaskan dalam berbagai riset di dunia. Namun, riset tentang perundungan di Indonesia masih belum banyak dilakukan terutama pada remaja. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancang potong lintang. Remaja yang merupakan subjek penelitian adalah siswa/i dari lima sekolah menengah pertama yang berpartisipasi dalam riset ini untuk menjawab kuesioner perundungan traditional yang disusun oleh Nansel dan kolega pada 2001 serta kuesioner demografi yang khusus dibuat untuk penelitian ini. Data dianalisa menggunakan program SPSS versi 20 untuk Windows melalui uji korelasi Spearman?s dan uji Chi-Kuadrat. Hasil: Korban perundungan paling banyak terjadi pada murid berusia 13 tahun (50.0%) dan kelas delapan (41.1%). Sementara korban perundungan terbanyak berusia 13 tahun (55.6%) dan kelas tujuh dan delapan (44.4% masing-masing). Korban sekaligus pelaku terbanyak berusia 13 dan 14 tahun (38.5% masingmasing) dan berasal dari kelas delapan dan sembilan (46.2% masing-masing). Tidak dijumpai adanya perbedaan jenis kelamin dalam angka kejadian perundungan (50.9% perempuan vs. 49.1% laki-laki). Mengejek nama adalah jenis perundungan yang paling sering terjadi baik pada kelompok korban, pelaku maupun pada kelompok korban sekaligus pelaku (55.9% vs. 66.6% vs. 84.6%). Terdapat korelasi lemah antara usia dengan korban perundungan (r = 0.4). Kemudian, tidak ditemukan perbedaan signifikan antara jenis kelamin di antara remaja dengan dan tanpa perundungan. Kesimpulan: Sekolah menengah pertama adalah masa penting untuk terjadinya perundungan oleh karena itu perlu dirancang suatu program untuk mengendalikan kejadian perundungan di SMP terutama pada anak yang berusia 13 tahun.
ABSTRACT
Background: Bullying happens all over the world including Indonesia. This condition cause negative effects that has been mentioned in several studies all around the world. However, there are not sufficient researches on bullying in Indonesia, especially among adolescents. Methods: This research was a cross sectional study. The research subjects are students from five participating junior high schools in Jakarta, which they were given to answer the traditional bullying questionnaire by Nansel and colleagues in 2001 and demography questionnaire made for this study. Data is being analyzed using SPSS version 20 for Windows with Spearman?s correlation and Chi-Square. Result: Most victim of bullying were 13 years old (50%) and grade eight (41.1%). Majority of perpetrator of bullying were 13 years old (55.6%) and grade seven and eight (44.4% respectively). Furthermore, for both victim and perpetrator of bullying, majority came from age 13 and 14 years old (38.5% respectively) and grade eight and nine (46.2% respectively). There were no dominant gender involved in bullying (50.9% female and 49.1% male). Calling names was the major type of bullying among all bullying group (victim, perpetrator, both) (55.9% vs. 66.6% vs. 84.6%). There was weak correlation between age and victimization (r = 0.4). Moreover, there was no significant gender difference among adolescents with or without bullying. Conclusion: Junior high school is the critical age for bullying behavior to occur, so it is important to design a program to control bullying in junior high school, especially students aging 13 years old.;
2016
S70406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraeni Galuh Yuniar
Abstrak :
ABSTRAK
Satu dari tiga anak di dunia mengalami perundungan yang disebabkan oleh faktor individu, teman sebaya, lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perundungan pada anak usia sekolah di Kota Depok. Desain penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang melibatkan 425 anak usia sekolah di sebelas sekolah dasar negeri di Kota Depok dipilih secara acak sederhana. Instrumen penelitian yang digunakan merupakan modifikasi dari kuesioner penelitian sebelumnya. Analisis data menggunakan uji korelasi Eta, Spearman, dan Koefisien Kontingensi. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia Eta rsquo;s value=0,235 , kelas p=0,000 , jenis kelamin p=0,000 , kepemilikan geng p=0,000 , dan respon guru terhadap perundungan p=0,041 dengan kejadian perundungan. Penampilan fisik anak tidak berhubungan dengan kejadian perundungan p=0,544 . Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara usia, kelas, jenis kelamin, kepemilikan geng, dan respon guru terhadap perundungan dengan kejadian perundungan pada anak usia sekolah di Kota Depok. Penelitian ini merekomendasikan upaya promotif dan preventif yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan kesadaran anak terhadap perundungan sehingga dapat mencegah terjadinya perundungan.
ABSTRACT
Factors Related to Bullying in School aged Children in Depok. One in three children in the world experience bullying caused by individual, peer group, school, family, and society factors. The purpose of this research was to determine the factors associated with incidence of bullying in school aged children in Depok. This research used cross sectional study design which involved 425 school aged children in eleven public primary schools in Depok selected using simple random sampling technique. Factors related to bullying was measured using modified questionnaire from the previous research. The analysis using Eta, Spearman, and Contingency Coefficient has shown that there was a correlation between age Eta rsquo s value 0,235 , class p 0,000 , gender p 0,000 , peer group p 0,000 , and teacher rsquo s response p 0,041 with bullying. The physical appearance had no correlation with bullying p 0,544 . The conclusion of this research is there is a correlation between age, class, gender, peer group, and teacher rsquo s response to bullying with the occurrence of bullying in school aged children in Depok. This research recommends to do promotive and preventive efforts conducted by school to increase children rsquo s awareness against bullying so as to prevent the occurrence.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Latifah
Abstrak :
ABSTRAK
Bullying merupakan masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah di seluruh dunia. Karakteristik anak dapat mempengaruhi kerentanan anak untuk mengalami kejadian bullying di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan antara karakteristik anak seperti usia, kelas, jenis kelamin, dan kecenderungan berkelompok dengan kejadian bullying di sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 60 orang anak yang duduk di kelas empat dan lima di SD X. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik acak stratifikasi. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 65% anak pernah mengalami kejadian bullying. Kejadian bullying diketahui tidak berhubungan dengan usia maupun tingkatan kelas anak. Akan tetapi, kejadian bullying ini berhubungan dengan perbedaan jenis kelamin serta kecenderungan anak dalam berkelompok (geng). Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dalam penyusunan program-program anti-bullying di sekolah.
ABSTRACT
Bullying is now widely recognized as a major problem among elementary school childrens. Individual characteristics that present on school age children can be predisposition factors that contributes into bullying incidence.This study aims to determine the correlation between school age children?s characteristics and bullying incidence at school. The method that used in this study was descriptivecorrelative method with point time approach (cross sectional) and involved 60 students in fourth and fifth grade at SD X. Sampling technique that used in this study was stratified random sampling. Results of this study showed that that 65% students at SD X was involved with bullying and there is not relationship between child?s age and grades with bullying incidence. However, result of this study shows that gender differences and preference of being in groups (gang) related to bullying incidence at school. Therefore, school institution should have antibullying programmes in order to reduces bullying incidence at school.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43718
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Kurniawan
Abstrak :
Skripsi ini mencoba menjelaskan hubungan antara konsep pertahanan diri dengan perilaku bullying siswa Sekolah Menengah Atas ?X? di Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pertahanan diri dengan perilaku bullying siswa Sekolah Menengah Atas ?X? di Bandung dengan cara membuktikan teori pertahanan diri dari Reckless (1962) ke dalam data empiris di lapangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik survei. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden berukuran 91 orang. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cara non probabilitas sampling dengan metode pengambilan sampel secara quota sampling. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara pertahanan diri dengan perilaku bullying. Dengan kata lain, hasil temuan di lapangan mendukung hipotesis di dalam penelitian ini sekaligus bersesuaian dengan teori pertahanan diri yang dikemukakan oleh Walter Reckless. This undergraduate thesis attempts to explain the relationship between the concept of containment and bullying behaviors of Senior High School students "X" in Bandung. The purpose of this study was to know how the relationship of containment and bullying behavior of Senior High School students "X" in Bandung by way of proving containment theory of Reckless (1962) into the empirical data in the field. The methodology used in this study is a quantitative research method with survey techniques. The data was collected by giving questionnaire to the respondent size 91 people. The sampling technique is done by quota non-random sampling. The results of this study indicate that there is a significant relationship between containment and bullying behavior. In other words, the findings in the field support the hypothesis in this study correspond well with the theory of containment by Walter Reckless.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Nur Wigati
Abstrak :
Siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) masuk dalam fase usia remaja, dimana mereka mulai mengalami pencarian jati diri. Siswa SMP dapat melakukan segala hal untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain yang menyebabkan mereka beresiko menjadi target bullying agar dapat diterima kelompok. Bullying dapat menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan apabila siswa SMP tidak memiliki kemampuan resiliensi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Cluster Sampling dengan jumlah sampel 442 siswa. Penelitian ini menggunakan kuesioner The Revised Olweus Bully/Victim Questionnairedan Resilience Quotient Test. Penelitian ini menggunakan uji Chi-Squaredengan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan bullying dengan tingkat resiliensi (p = 0,049 < α 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan untuk merancang program intervensi sebagai upaya mencegah tindakan bullying serta mampu membantu siswa untuk meningkatkan resiliensi. ......Junior high school students are in the phase of adolescence, where they begin to experience self-discovery. Junior high school students can do anything to gain recognition from others which puts them at risk of becoming targets of bullying in order to be accepted by the group. Bullying can have a prolonged negative impact if junior high school students do not have resilience skills. This study used quantitative methods and cross-sectional design. Sampling was conducted using Cluster Sampling technique with a total sample of 440 students. This study used The Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire and Resilience Quotient Test. This study uses the Chi-Square test with the results there is a significant relationship between bullying actions and the level of resilience (p = 0.049 < α 0.05). Based on the results of the study, researchers recommend designing intervention programs as an effort to prevent bullying and help students to increase resilience.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifai Septia Nurdin
Abstrak :
Tesis ini berisi tentang representasi perundungan di sekolah dalam film Joe Bell. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pisau analisis semiotika Charles Sanders Peirce, di mana akan dicari sebuah makna dari sebuah tanda dan objek yang berasal dari potongan-potongan adegan yang ada dalam film Joe Bell. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi representasi bentuk-bentuk perundungan di sekolah dalam film Joe Bell yang diharapkan akan dapat membantu mensosialisasikan tentang bahaya perundungan di sekolah terhadap para korbannya dan memberikan andil dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang Permendikbud No 82 tahun 2015. Dari hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan jika bentuk-bentuk tindak perundungan yang terjadi dalam film Joe Bell, memiliki beberapa kemiripan dengan tindak perundungan yang tedapat dalam budaya pendidikan di Indonesia seperti: perundungan fisik seperti menabrak, menarik kerah baju, dan memegang anggota badan; perundungan verbal seperti berteriak, menghina, mengirim pesan tertulis; perundungan nonverbal seperti melotot; perundungan eksklusivitas seperti mengucilkan, menganggap seseorang berbeda; dan perundungan siber seperti mengirim komentar buruk pada halaman sosial media. ...... This thesis contains the representation of bullying in schools in Joe Bell's film. The research method used is a qualitative method with a semiotic analysis of Charles Sanders Peirce, in which the meaning of a sign and an object will be sought from the pieces of the scene in the Joe Bell film. The purpose of this study is to identify the representations of forms of bullying in schools in Joe Bell's film which is expected to be able to help socialize the dangers of bullying in schools to its victims and contribute to efforts to raise awareness about Permendikbud No 82 of 2015. The results of this study is concluding that the forms of bullying that occur in Joe Bell's film have some similarities with bullying in the education culture in Indonesia, such as: physical bullying such as hitting, pulling the collar, and holding limbs; verbal bullying such as yelling, insulting, sending text messages; nonverbal bullying such as glaring; bullying of exclusivity such as ostracizing, seeing someone as different; and cyberbullying such as posting bad comments on social media pages.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Alit Triyani
Abstrak :
ABSTRAK
Fenomena bullying di sekolah adalah salah satu yang kerap dihadapi oleh anak. Maka dari itu, program pelatihan guru TK untuk mencegah bullying penting dilakukan karena guru merupakan orang dewasa yang paling dekat dengan anak di sekolah dan perilaku bullying terjadi di sekolah maka guru lah yang perlu diintervensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas program pelatihan guru TK untuk meningkatkan pengetahuan tentang bullying sebagai upaya mencegah bullying pada anak usia 4-6 tahun di sekolah. Pelatihan dilakukan selama 3 hari dengan durasi 180 menit setiap harinya. Penelitian ini menggunakan desain before-and-after (one group before and after design) dengan guru sebagai partisipan. Alat ukur yang digunakan berupa lembar checlist bullying dan lembar kuesioner terbuka yang diberikan saat pre-test dan post-test. Pelatihan ini menggunakan beberapa metode, yaitu diskusi, role plays, ceramah, permainan (games), demonstrasi. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan wilcoxon test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan guru TK sebagai upaya untuk mencegah bullying (Z= -2,850, p=0,004<0,05)
ABSTRACT
The phenomenon of bullying in schools is one of things that is often faced by children. Therefore, the kindergarten teacher training program to prevent bullying is important because teachers are the adults closest to the child at school and bullying happens at school, the teachers who need intervention. The purpose of this study was to determine the effectiveness of kindergarten teacher training program to improve their knowledge about bullying as an effort to prevent bullying in children aged 4-6 years in school. The training was conducted for 3 days with a duration of 180 minutes each day. This study uses a design beforeand- after (one group before and after design) with teachers as participants. Measuring instruments used in the form of bullying checklist sheets and sheets of an open questionnaire given at the pre-test and post-test. The training uses several methods, namely discussions, role plays, lectures, games, demonstration. From the statistical test by using the Wilcoxon test showed that there is an increased knowledge of kindergarten teachers in an effort to prevent bullying (Z= -2,850, p=0,004<0,05).
2016
T45761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Rahayu
Abstrak :
Kejadian bullying pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri sebesar 42.8 sesuai dengan data Dinas Pendidikan Kota Sukabumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara terapi Gestalt dan pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying terhadap harga diri remaja korban bullying. Desain penelitian ini menggunakan Quasi-experimental pre post with kontrol group dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. Analisis menggunakan Dependen T Test dan Independen T Test. Terapi gestalt diberikan pada kelompok pertama dan pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying diberikan pada kelompok kedua. Harga diri remaja korban bullying yang mendapatkan terapi gestalt lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan harga diri remaja korban bullying yang mendapatkan pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying. Terapi gestalt direkomendasikan diberikan pada remaja korban bullying. ......The incidence of bullying in junior high school students amounted to 42.8 according to data from the Department of Education Sukabumi. The purpose of this study was to determine the effect of the difference between Gestalt therapy and health education about the dangers of bullying against young victims of bullying dignity. This study design using Quasi experimental pre post with control group with the number of respondents as many as 40 people. Analysis using T Test Dependent and Independent T Test. Gestalt therapy is given to the first group and the health education about the dangers of bullying given to the second group. Esteem young victims of bullying are getting gestalt therapy is significantly higher than the price of adolescent victims of bullying who received health education about the dangers of bullying. Gestalt therapy is recommended given to young victims of bullying
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>