Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabila Mayang Sari
"Mahasiswa tingkat akhir dihadapkan dengan tanggung jawab untuk melakukan pengambilan keputusan karier. Dalam proses pengambilan keputusan karier ini, mahasiswa seringkali menemui hambatan karier karena rendahnya efikasi diri dalam keputusan karier. Efikasi diri dalam keputusan karier ini berperan untuk mengarahkan langkah-langkah karier yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangsih peran dari faktor internal yaitu optimisme dan grit terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Career Decision Self-Efficacy Short-Form, Life Orientation Test-Revised, dan Grit Short Scale. Hasil menunjukkan bahwa optimisme dan grit memberikan sumbangsih peran secara bersama-sama terhadap peningkatan efikasi diri dalam keputusan karier.

Senior year students have to face the responsibility for making career decision. In making decision process, students sometimes face the career probem because of low career decision self-efficacy. Career decision self-efficacy can contribute to improve career planning effectively and efficiently. This research aim to investigated the role of internal factors, optimism and grit, on career decision self-efficacy among senior year undergraduate students. This research used Career Decision Self-Efficacy Short-Form, Life Orientation Test-Revised, and Grit Short Scale.This research revealed that optimism and grit contributed together to the improvement of career decision self-efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinsensia Arindita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi pengembangan karir dengan komitmen organisasi pada generasi Y. Sampel penelitian ini merupakan karyawan generasi Y sejumlah 106 orang. Persepsi pengembangan karir diukur dengan Career Development Scale yang dikembangkan oleh Mahamood, Omar, dan Zulkarnain (2010). Komitmen organisasi diukur dengan alat ukur Organizational Commitment Scale dari Meyer dan Allen (1997) yang telah diadaptasi oleh peneliti. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pengembangan karir memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap komitmen organisasi pada generasi Y.

This research aimed to examine the relationship of career development perception and organizational commitment on generation Y. Participants of this research were generation Y, with the amounts of 106 participants. Career Development were measured using Career Development Perception items developed by Zulkarnain, Mahamood, and Omar (2010). Organizational Commitment was measured using modified Organizational Commitment Scale items developed by Meyer and Allen (1997). The main result of this research showed that career development perception has significant positive relationship on organizational commitment on generation Y."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petra Jesika
"Dari banyaknya faktor yang memepengaruhi adaptabilitas karier, kepribadian proaktif memiliki peran yang cukup penting. Hal ini dikarenakan ciri kepribadian individu yang berkaitan khusus dengan karier adalah perilaku proaktif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kepribadian proaktif terhadap adaptabilitas karier mahasiswa tingkat akhir. Asumsi yang ditegakkan adalah ketika individu memiliki kepribadian proaktif yang tinggi, maka adaptabilitas kariernya baik. Kepribadian proaktif adalah perilaku yang mempunyai sifat secara langsung mempengaruhi lingkungan. Partisipan penelitian ini adalah 206 mahasiswa tingkat akhir, berusia 18-25 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimantal dengan desain penelitian korelasional. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini ialah incidental sampling menggunakan kuesioner yang disebarkan secara daring dengan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale untuk mengukur adaptabilitas karier dan Proactive Personality Scale untuk mengukur kepribadian proaktif. Penelitian ini menggunakan uji statistik regresi linier. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tedapat pengaruh kepribadian proaktif terhadap adaptabilitas karier (r2 = .078, p = .000). Hasil penelitian ini berguna untuk pengembangan ilmu psikologi pendidikan dan memberikan masukan kepada konselor karier maupun pembimbing akademik untuk mempertimbangkan aspek kepribadian proaktif dalam perkembangan karier mahasiswa.

Of the many factors that influence career adaptability, proactive personality has an important role. This is because individual personality traits that are specifically related to career are proactive behavior.This study aims to examine the effect of proactive personality on final-year student career adaptability. The assumption made is when an individual have high proactive personality, then their career adaptability is good. The proactive personality is behavior that directly affects the environment. The study participants were 206 final year students, aged 18-25 years. This research is non-experimental quantitative research with a correlational research design. The data collection technique in this study was incidental sampling distributed online using Career Adapt-Abilities Scale to measure career adaptability and Proactive Personality Scale to measure proactive personality. The results of the study showed that there was an effect of proactive personality on career adaptability (r2 = .078, p = .000). The results of this study are useful for educational psychology’s development and provide input for career counselors and academic counselors to consider proactive personality aspects in college students career development"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Putri Gusmara
"Mahasiswa tingkat akhir seringkali menghadapi tantangan dalam masa transisi menuju dunia kerja sehingga dibutuhkan adaptabilitas karier untuk mengatasi isu ini. Dalam budaya kolektivistik, orang tua merupakan figur yang berperan penting dalam perkembangan adaptabilitas karier. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran persepsi dukungan orang tua terhadap adaptabilitas karier mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan melibatkan 173 mahasiswa tingkat akhir dari perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, berusia 19 hingga 25 tahun (M = 21,08, SD = 1,15). Alat ukur yang digunakan adalah Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) untuk mengukur adaptabilitas karier dan Support, Interference, and Lack of Engagement (SIL) Scale untuk mengukur persepsi dukungan orang tua. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi dukungan orang tua secara umum tidak menunjukkan peran yang signifikan terhadap adaptabilitas karier (B = 0,12, p > 0,05, R² = 0,01). Sementara itu, hanya dimensi suportif dari persepsi dukungan orang tua yang menunjukkan peran signifikan (B = 0,13, p < 0,01, R² = 0,04).Temuan ini mengindikasikan bahwa bukan keseluruhan bentuk dukungan orang tua yang berdampak, melainkan aspek dukungan yang bersifat suportif, seperti keterlibatan aktif orang tua dalam menanyakan minat karier, mendorong eksplorasi karier, dan memberi arahan karier, yang berkontribusi positif terhadap kemampuan adaptabilitas karier mahasiswa tingkat akhir.

Final-year university students often face challenges during the school-to-work transition, thus requiring career adaptability to overcome these issues. In collectivist cultures, parents play a crucial role in the development of career adaptability. This study aims to examine the role of perceived parental support in the career adaptability of final-year students. Utilizing a correlational design, the study involved 173 final-year students from universities located in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi, aged between 19 and 25 years (M = 21.08, SD = 1.15). The instruments used were the Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) to measure career adaptability and the Support, Interference, and Lack of Engagement (SIL) Scale to measure perceived parental support. The results showed that the overall perception of parental support does not play a significant role in career adaptability (B = 0.12, p > 0.05, R² = 0.01). However, only the support dimension of perceived parental support shows a significant role (B = 0.13, p < 0.01, R² = 0.04). These findings suggest that it is not the entirety of parental support that has an impact, but rather the supportive aspect, such as parents’ active involvement in inquiring about career interests, encouraging career exploration, and providing career guidance, that contributes positively to the career adaptability of final-year university students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniar Gusna Fatimah
"Dalam proses pemilihan karier, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa efikasi-diri keputusan karier dapat diprediksi dari gaya berpikir. Namun, efikasi-diri keputusan karier dapat berbeda antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini ingin melihat peran gender sebagai moderator pada hubungan gaya berpikir dengan efikasi-diri keputusan karier siswa SMA. Jumlah responden penelitian ini adalah 353 siswa SMA. Selanjutnya variabel diukur dengan menggunakan kuesioner penelitianya itu skala Career Decision Self-Efficacy-Short Form dan Thinking Style Inventory-Revised II yang sudah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Data dianalisis menggunakan program macro PROCESS dari Hayes yang terdapat dalam SPSS. Hasil menunjukkan bahwa gender hanya dapat memoderasi hubungan gaya berpikir tipe I dengan efikasi-diri keputusan karier pada siswa SMA (b3 -0,24, t-2,51, p 0,05); sedangkan gender tidak menjadi moderator pada hubungan gaya berpikir tipe II dengan efikasi-diri keputusan karier siswa SMA (b3 -0,12, t-1,28, p 0,5). Limitasi dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.

In the career selection process of high school students, previous research has shown that career decision self-efficacy can be predicted from thinking styles. However, the self-efficacy of career decisions can differ between men and women. Therefore, the purpose of this study is to look at the role of gender as a moderator in the relationship of thinking styles with the self-efficacy of career decisions of high school students. The number of respondents in this study were 353 high school students. Furthermore the variables were measured using a research questionnaire namely the Career Decision Self-Efficacy-Short Form (CDSE-SF) scale and Thinking Style Inventory-Revised II (TSI-R2) which had been adapted into Indonesian. Data were analyzed using PROCESS macros program from Hayes that contained in SPSS. The results show that gender can only moderate the relationship of type I thinking styles with career decision self-efficacy in senior high school students (b3 -0,24, t-2,51, p 0,05); while gender doesnt become a moderator in the relationship of type II thinking styles with career decision self-efficacy of high school student (b3 -0,12, t -1,28, p 0,5). Limitation and suggestions for further research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T55167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cathlin Lita Michaelia Br. Manik
"Maraknya praktik job hopping pada generasi Z mencerminkan rendahnya komitmen afektif yang terbentuk pada generasi ini. Mengingat bahwa generasi Z akan segera mendominasi pasar tenaga kerja dan karakteristik mereka yang cenderung tidak ragu untuk berpindah kerja, menjadi penting untuk menguji faktor yang dapat meningkatkan komitmen afektif pada generasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran kemajuan tujuan karier sebagai moderator dalam hubungan antara pekerjaan layak dan komitmen afektif pada karyawan generasi Z. Penelitian dilakukan pada 346 karyawan berusia 20–29 tahun yang berstatus sebagai karyawan tetap, WNI, dan telah bekerja minimal 3 bulan. Hasil pengujian SPSS Process Hayes menunjukkan bahwa kemajuan tujuan karier terbukti memiliki efek moderasi signifikan pada hubungan antara pekerjaan layak dan komitmen afektif pada karyawan generasi Z di Indonesia (t = 2.123, p = 0.034 < 0.05). Temuan penelitian ini menekankan pentingnya kemajuan tujuan karier dalam meningkatkan komitmen afektif, meskipun pekerjaan layak juga memainkan peran penting bagi karyawan generasi Z. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan dalam mengembangkan strategi untuk meningkatkan komitmen afektif karyawan khususnya pada generasi Z, seperti melalui branding mengenai jenjang karier di media sosial, sehingga fenomena job hopping dapat diminimalisasi.

The prevalence of job hopping among Generation Z reflects their low affective commitment. As Generation Z is set to dominate the labor market and tends to frequently change jobs, it is crucial to explore factors that can enhance their affective commitment. This study examines the role of career goal progress as a moderator in the relationship between decent work and affective commitment among Generation Z employees. The study involved 346 employees aged 20–29 who are permanent employees, Indonesian citizens, and have worked for at least 3 months. SPSS Process Hayes moderation testing showed that career goal progress significantly moderates the relationship between decent work and affective commitment in generation Z employees in Indonesia (t = 2.123, p = 0.034 < 0.05). The findings of this study emphasize the importance of career goal progress in increasing affective commitment, although decent work also plays an important role for generation Z employees. This research can serve as a reference for companies in developing strategies to increase the affective commitment of employees, especially in generation Z, such as through branding about career paths on social media, so that the phenomenon of job hopping can be minimized."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Nissa
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara ciri-ciri kecerdasan emosional dengan kesulitan pengambilan keputusan karir. Mahasiswa tingkat akhir sebagai individu yang berada pada tahap dewasa muda memiliki kebutuhan untuk memutuskan karir. Pengambilan keputusan karir membutuhkan pertimbangan yang kompleks. Pertimbangan yang kompleks membuat proses pengambilan keputusan karir menjadi sulit bagi beberapa mahasiswa tingkat akhir. Pengukuran kesulitan pengambilan keputusan karir menggunakan Career Decision Making Failure Questionnaire (CDDQ) yang disusun oleh Gati et al (1996) dan untuk mengukur ciri-ciri kecerdasan emosional menggunakan alat ukur Trait Emotional Intelligence Questinnaire (TEIQue) yang disusun oleh Petrides & Furnham (2003) . Penelitian ini dilakukan terhadap 123 mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia. Data penelitian diolah menggunakan teknik product moment Pearson menggunakan software SPSS edisi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara ciri kecerdasan emosional dengan kesulitan pengambilan keputusan karir. Dengan demikian, semakin baik sifat kecerdasan emosional yang dimiliki mahasiswa tingkat akhir, maka semakin mudah atau rendah kesulitan yang dihadapi mahasiswa tingkat akhir, begitu pula sebaliknya.
This study aims to examine the relationship between emotional intelligence traits and career decision making difficulties. Final year students as individuals who are in the young adult stage have a need to decide on a career. Career decision making requires complex judgment. Complex considerations make the career decision-making process difficult for some final year students. Measurement of career decision making difficulties using the Career Decision Making Failure Questionnaire (CDDQ) compiled by Gati et al (1996) and to measure emotional intelligence characteristics using the Trait Emotional Intelligence Questinnaire (TEIQue) measuring instrument compiled by Petrides & Furnham (2003) . This research was conducted on 123 final year students of the University of Indonesia. The research data was processed using Pearson's product moment technique using SPSS software edition 22. The results showed that there was a significant and negative relationship between the characteristics of emotional intelligence and the difficulty of making career decisions. Thus, the better the nature of emotional intelligence possessed by final year students, the easier or lower the difficulties faced by final year students, and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Shafira Putri Nauli
"Adaptabilitas karier adalah kemampuan penting bagi mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja dan diketahui berhubungan positif dengan dukungan orang tua, mengingat peran orang tua masih relevan di tahap perkembangan ini. Hubungan tersebut diduga dimediasi oleh career decision self-efficacy (CDSE). Penelitian ini bertujuan menguji peran CDSE sebagai mediator antara dukungan orang tua dan adaptabilitas karier pada mahasiswa Indonesia. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa program Diploma dan Sarjana Perguruan Tinggi di Indonesia (N = 216). Ketiga variabel penelitian diukur menggunakan Career Adapt-Adapt Abilities Scale (CAAS), Career-related Parent Support Scale (CRPSS), dan Career Decision Self-Efficacy Scale Short Form (CDSE-SF). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa CDSE memediasi penuh hubungan antara dukungan orang tua dan adaptabilitas karier pada mahasiswa (ab = 0,1984, 95% CI [0,1294, 0,2815]). Temuan ini mendukung kerangka Social Cognitive Career Theory (SCCT) dan menekankan pentingnya penguatan CDSE dalam pengembangan karier mahasiswa dan masih relevannya dukungan orang tua terhadap perkembangan karier mahasiswa.

Career adaptability is an important competency for students entering the workforce and is known to be positively associated with parental support, as parents still play a relevant role at this stage of development. This relationship is hypothesized to be mediated by career decision self-efficacy (CDSE). This study aims to examine the mediating role of CDSE in the relationship between parental support and career adaptability among Indonesian university students. The participants were diploma and undergraduate students from universities in Indonesia (N = 216). The three research variables were measured using the Career Adapt-Abilities Scale (CAAS), the Career-related Parent Support Scale (CRPSS), and the Career Decision Self-Efficacy Scale Short Form (CDSE-SF). Statistical analysis showed that CDSE fully mediated the relationship between parental support and career adaptability (ab = 0.1984, 95% CI [0.1294, 0.2815]). These findings support the Social Cognitive Career Theory (SCCT) framework and emphasize the importance of strengthening CDSE in students’ career development, as well as the continuing relevance of parental support in their career growth."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Driesandia Aurelia
"Saat ini, mayoritas kelompok populasi terbesar di Indonesia adalah Gen Z. Karakteristik Gen Z yang cenderung lebih mandiri dan digital savvy menimbulkan perbedaan pendapat berbagai penelitian mengenai peran orang tua dalam penentuan arah karier Gen Z. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara arahan orang tua dan pengambilan keputusan karier mahasiswa Gen Z. Penelitian ini memakai metode penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Sebanyak 106 mahasiswa Gen Z menjadi partisipan. Alat ukur yang digunakan penelitian ini adalah CAAS (Career Adapt-Adaptability Scale) untuk mengukur pengambilan keputusan karier dan PCB (Parental Career-Related Behavior) untuk mengukur arahan orang tua. Ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara arahan orang tua dan pengambilan keputusan karier (r = 0.201, p < 0.05) dengan hubungan yang dinilai lemah. Artinya, semakin tinggi arahan orang tua yang didapatkan mahasiswa Gen Z, semakin matang pula pengambilan keputusan karier mereka. Namun, dapat diartikan juga bahwa terdapat faktor-faktor lain yang lebih berhubungan kuat dengan kematangan pengambilan keputusan karier mereka, seperti riset daring, pengaruh teman sebaya, dan lain sebagainya. Penelitian berikutnya diharapkan dapat mengukur juga faktor-faktor lain yang berhubungan, baik arahan orang tua maupun pengambilan keputusan karier.

Currently, the majority of Indonesia’s population consists of Generation Z. The characteristics of Gen Z, who tend to be more independent and digitally savvy, have led to differing views in various studies regarding the role of parents in shaping Gen Z’s career decision-making. The aim of this study is to examine whether there is a relationship between parental guidance and the career decision-making of Gen Z university students. This research employs a quantitative method with a correlational design. A total of 106 Gen Z university students participated in this study. The measurement instruments used were the Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) to assess career decision-making and the Parental Career-Related Behavior (PCB) scale to measure parental guidance. The results showed a significant positive correlation between parental guidance and career decision-making (r = 0.201, p < 0.05), indicating a weak relationship. This suggests that the higher the parental guidance received by Gen Z students, the more mature their career decision-making tends to be. However, this also implies that there are other factors that have a stronger association with their career decision-making maturity, such as online research, peer influence, and others. Future studies are expected to include these additional factors to further explore their relationship with both parental guidance and career decision-making."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wall, Bob
"For managers, coaching for performance and for emotional intelligence are two different things. But that doesn’t mean they exist in different worlds."
New York: American Management Association;;, 2007
e20441450
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>