Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Wasith Albar
Abstrak :
Munculnya industri rokok kretek di Kudus dapat dikatakan telah muncul pada pertengahan abad ke-19 (1870) yaitu ditandai dengan hasil penemuan ramuan dari H. Djamhari. Rainuan yang pada awalnya hanya dimaksudkan untuk mengobali penyakit dadanya yang sudah menahun, dengan cara mengolesi dadanya dengan minyak cengkeh yang berhasil dibuatnya. Kesehatan H Djamhari lebih membaik lagi ketika mencoba menyembuhkan penyakitnya dengan mengunyah cengkeh. Secara mengejutkan informasi tenting diketemukannya sebuah ramuan yang dapat mengobati penyakit dada menyebar ke tengahtengah masyarakat dan akhirnya diminati banyak kalangan dalam masyarakat atas saran para anggota keluarga dan para kenalannya, H Djamhari mulai memproduksi hasil ramuannya secara massal untuk komersialisasi. Bentuk produksi massal hasil ramuan obat H Djamhari yaitu dengan mempertimbangkan kepraktisan dan ketahanan agar hasil ramuannya dapat dinikmati sebagai obat dimanapun mereka parapemakai ingin menikmalinya. H. Djamhari berhasil menemukan sebuah cara dengan memproduksinya yaitu dengan merajang cengkeh secara halos dan mencampiunya dengan tembakau tmtuk dijadikan rokok Hasi`1 I oduksi semacam ini, akan Ieblh memudahkan dan memberikan keralanatan tersendiri bagi peminatnya dan asap rokok cengkeh (kretek) tersebut, juga akan lebih mudah dapat masuk ke dalam tenggorokan hingga ke paru-paru. Setelah hasil ramuan obat H. Djamhari diproduksi secara macsal wrtuk diperdagangkan dan mendatangkan keuntungan Berta kesuksesan, men buat sebagian anggota masyarakat lainnya baik dari kalangan pribumi dan non-pnbumi-ingin mengikuti jejak dan membuat produksi serupa. Misalnya, dari kalangan pribumi lain Nasilah-M Nitisemito (1908), Atnzowidjojo bin Tmenodiwongso (1913), H.M. Ashadie Atrno (1914), Moectadi-menantu Almo (1926), H. Ali Asikin (1926), HM Moeslich (1927), Nadliroen Alma (1927), Rusdi Atmo (1927), H Ma'roef Roesjdi (1937), Mc. Wartono (1949), dan lain-lainnya. Sedangkan dari kalangan non-pnbumi tercatat dari kelompok NV. Trio/Maeda (1918), Nojorono (1932), dan Djaroem (1951). Pertumbuhan dari perkembangan industri rokok kretek di Kudus didalam perjalanannya, kalangan pribumi mendapatkan pesaing dari kalangan. non pnbumi, baikl di Kudus sendiri maupun dari wilayah Timur Jawa yaitu Surabaya, Malang dan Kediri. Dimana wilayah tersebut pada awalnya, merupakan pasar terbesar bagi industri rokok kretek Kudus. Ekspansi industriawan rokok kretek Kudus ke wilayah Barat Jawa, mendapatkan saingan dari penisahaan rokok di Semarang, Cirebon , dan di Batavia. Pada akhirya mereka dan kalangan industriawan rokok kretek pribumi di Kudus, hanya mampu sebagai penemu (inventor), hum sebagai pengembang menjadi patens (continuation, sequel atau resumption) dari hasil jerih payah mereka sebagi penemu awal. Namun, sebaliknya dari kalangan non priburni (Cina) yang datang belakangan sekitar tahun 1932 (Nojorono), semakin dapat mendasari produksi dan industri rokok kretek di Kudus. Artinya, Pengusaha pribumi memang pada awalanya sebagai `promoters", selanjutnya menjadi "parasites". Sedangkan etnis Cina dari "pariah" menjadi "paragon".
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Haryanto; Eko Virgianto
Abstrak :
ABSTRAK
Semenjak dikeluarkannya peraturan pemerintah pada akhir tahun 1990 tentang pengadaan cengkeh melalui tataniaga yang diatur pelaksanaannya oleh BPPC (Badan Penyangga dan Pemasa ran Cengkeh), industri rokok mengalami masa?masa yang sangat sulit. Ditambah lagi dengan kebijaksanaan mengenai masalah cukai, harga eceran, isi dalam setiap kemasan, gencarnya himbauan untuk tidak merokok dan juga adanya kelesuan pasar pada tahun 1991 menambah kesulitan bagi industri ini.

Akibat adanya kondisi yang tidak menguntungkan ini, posisi dari PT Djarum Kudus tingkatannya menurun menjadi kelompok menengah - besar. Hal ini dikarenakan produksinya pada tahun 1991 menjadi 28,2 milyar batang atau dibawah 30 milyar batang (batas dan kelompok dan pabrik rokok besar). Untuk menghadapi masa?masa sulit tersebut, PT Djarum Kudus dituntut meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari pengelolaan sumber daya yang ada. Dalam memasarkan produknya, distribusi sebagai salah satu bagian dari pemasaran memegang peranan yang sangat penting karena menyangkut tingkatan service yang diberikan kepada konsumen dalam menyalurkan produknya. Selain itu juga karena distribusi mempunyai struktur biaya yang tidak kecil.

Dalam mencapai sistem distnibusi yang efisien diperlukan suatu metode yang dapat mengatur perencanaan distnibusi rokok secara baik. Dalam kaitan ini, salah satu alternatif yang dapat dipergunakan adalah penggunaan metode kuantitatif dalam menangani berbagai masalah. Integer Linear Programming dan Economic Order Quantity yang merupakan salah satu model management Science merupakan disiplin ilmu yang tujuannya mengalokasikan sumber daya yang ada secara optimal dengan memperhatikan kendala yang ada.

Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh Integer Linear programming dan Economic Order Quantity dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan efisiensi pada bidang distribusi khususnya pada Pusat Perwakilan Rokok (PPR) Djarum Jakarta. penerapan Integer Linear Programming terutama digunakan dalam bidang transportasi yaitu pemilihan jenis kendaraan truk dan Pusat Perwakilan Rokok Jakarta ke agen-agen tunggal maupun agen banyak. Sedangkan Economic Order Quantity digunakan dalam menentukan besarnya order dan kudus ke Pusat Perwakilan Rokok Jakarta.

Aplikasi Integer Linear Programming dan Economic Order Quantity pada Pusat Perwakilan Rokok Djarum Jakarta memberi kan solusi yang cukup besar bedanya dibandingkan dengan sebelumnya. Pada biaya transportasi terjadi peningkatan efisiensi hingga 24%. Sedangkan pada biaya pemesanan dan Periyimpanan terjadi peningkatan efisiensi hingga 9%.

Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa penerapan Integer Linear Programming dan Economic Order Quantity Sangat berguna dalam meningkatkan efisiensi biaya distnibusi. untuk itu diharapkan penerapan Integer Linear Programing dan Economic Order Quantity ini tidak hanya digunakan pada Pusat Perwakilan Rokok Jakarta tapi juga pada Pusat Perwakilan Rokok lainnya yang dimiliki PT Djarum Kudus.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Mukhamad Setyo Adhi
Abstrak :
Kriisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa dampak memburuknya kondisi keuangan hampir seluruh perusahaan di Indonesia, meskipun demikian tetap saja industri rokok mengalami kemajuan yang pesat karena kebutuhan mengkonsumsi rokok makin melonjak. Hingga saat ini tiga perusahaan di sektor rokok yang telah listing di pasar modal Indonesia adalah Gudang Garam, FLM Sampoerna, dan British American Tobacco (BAT). Salah satu dari ketiga perusahaan lersebut yang paling menonjol dan menguasai pangsa pasar rokok terbesar di Indonesia adalah Gudang Garam. Hal ini disebabkan PT. Gudang Garam menerapkan strategi konvensional dimana proporsi hutangnya tergolong rendah. Selain itu didukung pula dengan likuiditas perusahaan yang sangat besar, maka tak heran bila perusahaan ini masih mampu berjaya di kancah dunia usaha Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis industri rokok secara keseluruhan, melakukan analisa fundamental terhadap PT. Gudang Garam dengan mengidentifikasi nilai perusahaan dan return yang diperoleh para shareholdernya baik pembagian dividen ataupun capital gain serta mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap nilal pemegang saham dan menyarankan strategi yang akan ditempuh oleh perusahaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah valuation dengan metode economic profIt. Sebagai data pendukung diperlukan kondisi makroekonomi di Indonesia seperti laju inflasi, pertumbuhan PDB, nilai tukar rupiah, suku bunga SBI, serta proyeksi keuangan lima tahun kedepan berdasarkan data laporan keuangan tahun 1995-2000. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skenario mostlikety, dimana keadaan ekonomi masih buruk seperti sekarang ini maka pemerintah masih harus memerah cashcownya yaitu industri rokok sebagai penyumbang cukai terbesar. Dengan asumsi pemberlakuan cukai dan HJE dalam kurun lima tahun kedepan akan naik 100%, sedangkan PPn tetap maka Gudang Garam akan mengalami penurunan laba bersihnya akibat beban COGS yang cukup besar. Tetapi dengan merek yang kuat di pasar sehingga loyalitas konsumen telah terbentuk maka Gudang Garam masih mampu meningkatkan penjualannya agar labanya tetap tumbuh. Untuk itu perlu melakukan brandpositioning yang lebih baik lagi dengan gencar melakukan ikian di berbagai media. Economic value perusahaan lima tahun kedepan memiliki trend meningkat yang mencerminkan performa perusahaan makin membaik akibat kegiatan operasinya. Nilai wajar perusahaan menunjukkan diatas nilai pasar yang terjadi sehingga berposisi undervalue. Pada skenario optimistik, pemerintah tidak menaikkan cukai, HiE dan PPn karena kondisi ekonomi membaik sehingga melonggarkan budgetary pressure pemerintah. Laba perusahaan melonjak tinggi akibat beban COGS yang ditanggung Perusahaan kecil. Economic value perusahaan dalarn lima tahun kedepan membunbung tinggi yang menandaka? kinerja perusahaan dan aktifitas operasinya Sangat bait Nilai wajar perusahaan jauh diatas filai pasar yang berlaku sehingga saham perusahaan undervalue. Untuk itu Gudang Garam perlu melakukan ekspansi kapasitas produksinya dan menciptakan Variasi produk baru seperti rokok A-Mild. Pada skenario pesimistik, temyata budgetary pressure memaksa pemerintah untuk rnenaikkan cukai dan HJE yang sangat tinggi (>100%) dalam lima tahun kedepan, yang berdampak pada berkurangnya laba bersih perusahaan akibat beban COGS yang teramat besar dan bahkan menimbulkan kerugian. Dengan kondisi HJE yang demikian tinggi dikombinasi dengan rendahnya daya beli masyarakat maka tingkat penjualan dan pangsa pasamya akan rnenurun tajam. Economic value perusahaan lima tahun kedepan mengalami penurunan yang signifikan tiap tahunnya, yang berarti kinerja perusahaan dan kegiatan operasinya memburuk dan mengalami kerugian besar. Sedangkan nilai wajar perusahaan jauh dibawah nilai pasar yang terjadi sehingga posisi saham perusahaan overvalue. Untuk itu perusahaan perlu menekankan penguatan merek bagi produk kelas duanya yaitu SKT GG Merah karena harga yang Iebih terjangkau. Dengan hasil skenanio diatas maka investor dapat dengan peka membaca pola yang akan terjadi, apakah menguntungkan atau tidak. Sehingga pasa investor dapat mengambil keputusan dalam membeli saham Gudang Garam. Mengingat kondisi saat ini dimana likuiditas perusahaan yang overlilkuid, maka Gudang Garam sebaiknya menerapkan strategi yang tidak konvensional, sehingga lebih aktif memutarkan kelebihan cash yang ada untuk ditanamkan pada investasi yang menguntungkan. Selain itu dijadikan sebagai peluang untuk menciptakan inovasi produk baru (rokok A-Mild) untuk dapat menghadapi Persaingan di masa datang.
2002
T808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Priyo Cahyono
Abstrak :
ABSTRAK
Industri rokok sebagai sebuah industri yang sangat bergantung pada cengkeh dan tembakau sebagai bahan baku memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan negara. Disamping merupakan industri yang sangat menyerap tenaga kerja, industri rokok yang didominasi segelintir pemain inti menunjukan geliat yang meyakinkan di tengah badai krisìs yang tak kunjung usai.

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebagai salah satu pemain utama dalam pasar sekaligus merupakan salah satu perusahaan yang berkapitalisasi saham terbesar di lantai bursa seolah tegar ditengah problematika yang melingkupi industri rokok di tanah air. Mulai dari keputusan pemerintah yang semakin memperbesar pajak cukai, hingga masaiah kelangkaan bahan baku dan kampanye gerakan anti rokok, senantiasa dihadapi dengan tenang oleh perusahaan yang berbasis di Kediri, Jawa Timur ini.

GORM bukan nya tumbuh dan besar dengan tanpa masalah. Krisis ekonomi yang kemudian menciptakan fluktuasi nilai tukar dan penurunan daya beli masyarakat merupakan salah satu batu penghalang kesuksesan perusahaan yang didirikan pada tahun 1958 ini. Manajernen konservatif yang cenderung dipertahankan juga membuat perusahaan terkesan menjadi kurang aktif dalam memutar kas yang dimiliki selain pada bidang pengadaan / persediaan. sehingga perusahaan seringkaii menjadi kehilangan kesempatan berharga unuk memaksirnalkan keuaungan dan nilai perusahaan.

Kemampuan perusahaan dalarn memaksimalkan fungsi pengelolaan sumber daya juga merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen, Ketergantungan bahan baku rokok terhadap faktor alam membuat fluktuasi barga cengkeh dan tembakau dapat mendatangkan masalah serius bagi kelancaran proses produksi. Perencanaan dan pembelian bahan baku menjadi demikian penting, sekalipun harus menggunakan jalur pinjaman dari pihak bank yang kemudian dikombinasikan dengan modal sendiri.

Kompleksitas permasalahan inilah yang coba diangkat dan dianalisa dengan tujuan mengetahui keterkaitan antara efektivitas dan efisiensi pengelolaan aspek-aspek keuangan yang ada guna mempertahankan kondisi leverage perusahaan, dimana selanjutnya hubungan ini diarahkan untuk pedoman dan dasar pengambilan keputusan strategik yang bersifat lebih menyeluruh.
2002
T2045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library