Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldeo Arifin
Abstrak :
Hak atas pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan termasuk sebagai salah satu komponen kesejahteraan sebagaimana diamanatkan dalam UUD Tahun 1945. Salah satu wujud perlindungan terhadap hak asasi manusia terhadap kesehatan diiwujudkan dengan menetapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Konsumsi rokok yang terus meningkat dari tahun ke tahun menjadi permasalahan yang mengancam kesehatan, terlebih Indonesia telah menduduki peringkat ketiga dengan jumlah perokok tertinggi setelah Tiongkok dan India. Sebagai bentuk pengendalian dampak konsumsi rokok, penetapan KTR oleh pemerintah daerah di wilayah masing-masing, baik tingkat provinsi maupun tingkat kota/kabupaten, dilakukan untuk tetap melindungi hak asasi terhadap kesehatan bagi masyarakat umum. Berangkat dari latar belakang berikut, skripsi ini berfokus pada pembahasan dari konsep KTR sebagai kebijakan pelayanan publik di bidang kesehatan dan pada pelaksanaan peraturan daerah di Kota Depok yang mengatur mengenai KTR. Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah yuridis-normatif yang menekankan pada norma hukum tertulis dan hasil penelitian yang disajikan secara deskriptif. Berangkat dari tujuan ini, didapatkan suatu simpulan komprehensif bahwa Pemerintah Kota Depok telah menjalankan kewajibannya dalam melindungi hak asasi atas kesehatan di Kota Depok dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok. Lalu, terhadap pelaksanaan KTR di Kota Depok sendiri, Pemerintah Kota Depok telah menetapkan Tim Pembinaan dan Pengawasan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Depok. Namun, pada pelaksanaannya, Pemerintah Kota Depok masih membutuhkan anggaran yang lebih besar karena pengawasan yang dilakukan dalam mengimplementasikan KTR di Kota Depok masih terbilang kurang. Selain itu, tingkat kepatuhan KTR di Kota Depok masih tergolong rendah atau belum memenuhi target sehingga membutuhkan pengembangan aturan yang lebih tegas dan terukur dari segi kebijakan pelayanan publik. ......Right to Health is a human right and is included as one of the components of welfare as mandated in the 1945 Constitution. One of the forms of protection of human rights to health is realized by establishing a Non-Smoking Area (KTR). Cigarette consumption, which continues to increase from year to year, is a problem that threatens health. Indonesia has been ranked third with the highest number of smokers after China and India. As a form of controlling the impact of cigarette consumption, the determination of KTR by local governments in their respective regions, both at the provincial and city/district levels, is carried out to continue to protect human rights to health for the general public. KTR as a public service policy in the health sector and in the implementation of regional regulations in Depok City which regulates KTR. The research method used in this thesis is juridical-normative which emphasizes written legal norms and the research results are presented descriptively. Departing from this goal, a comprehensive conclusion was obtained that the Depok City Government has carried out its obligations in protecting human rights to health in Depok City by stipulating Regional Regulation Number 3 of 2014 concerning Non-Smoking Areas as amended by Depok City Regional Regulation Number 2 of 2020 concerning Amendments to Regional Regulation Number 3 of 2014 concerning Non-Smoking Areas. Then, regarding the implementation of KTR in Depok City itself, the Depok City Government has established a Development and Supervision Team for Non-Smoking Areas in Depok City. However, in practice, the Depok City Government still requires a larger budget because the supervision carried out in implementing KTR in Depok City is still relatively lacking. In addition, the level of KTR compliance in Depok City is still relatively low or has not met the target so that it requires the development of regulations that are more firm and measurable in terms of public service policies.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhalia Tyas Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Secara umum, ada tiga pendekatan yang dapat kita gunakan dalam melakukan penilaian dari suatu saham (valuation). Yang pertama adalah discounted cash flow valuation, yang menghubungkan nilai suatu asset dengan nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan dari asset tersebut. Yang kedua adalah relative valuation, yang mengestimasi nilai asset dengan menilai pada penentuan harga pada asset-asset yang sebanding secara relatif terhadap variabel-variabel yang umum seperti earnings, cash flow, book value atau sales. Yang ketiga adalah contingent claim valuation, yang menggunakan option pricing model untuk mengukur nilai suatu asset yang memiliki karakteristik option.

Terlepas dari model yang akan digunakan, asumsi-asumsi yang mendasari pembuatan analisa yang sebenarnya lebih penting dalam meramalkan earning yang dapat dihasilkan perusahaan di masa depan. Karena itu penting untuk dilakukan analisa sebelum membuat asumsi untuk meramalkan prospek perusahaan yang meliputi analisa makro dan analisa industri untuk melihat posisi perusahaan relatif terhadap perusahaan-perusahaan lain dalam industri tersebut. Setelah itu dilakukan peramalan earning perusahaan dan dilakukan penilaian perusahaan atau saham. Analisa fundamental adalah kunci dari proses penilaian fair value perusahaan.

Dalam karya akhir ini digunakan Metode Discounted Cash Flow Valuation - Economic Profit Model, dimana nilai dari suatu perusahaan sama dengan jumlah modal ditambah dengan premium dari present value nilai yang dihasilkan (amount of invested capital premium equal to the present of the value created each year). Tahap proyeksi Economic Profit dibagi dalam dua periode yaitu selama periode explicit (proyeksi detail) dan setelah periode explicit untuk lima sampai sepuluh tahun yang diwakilkan dengan suatu nilai tertentu (continuing value).

Valuation terhadap saham PT. HM Sampoerna Tbk. dalam kasus ini menggunakan tiga scenario berdasarkan fakta bahwa pemerintah bias merubah struktur pajak dengan merubah satu a tau sekaligus dari 3 faktor, yaitu cukai, harga banderol atau harga jual eceran minimum dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Berdasarkan skenario Most Likely diperoleh nilai saham seluruhnya sebsar Rp.17,613 trilyun yang jika dibagi dengan jumlah saham perusahaan beredar (4.391.869.500 lembar saham) maka diperoleh harga saham per lembar sebesar Rp. 4.011. Jika dibandingkan dengan current market price I share (Desember 2002) sebesar Rp. 3.700, maka dapat dikatakan bahwa PT HM Sampoerna Tbk berada dalam posisi undervalued sebesar Rp. 3.11 per lembar sahamnya.

Dengan skenario Optimistic diperoleh nilai saham seluruhnya sebesar Rp. 27,513 triliun atau nilai saham per lembar sebesar Rp. 6.264. jika dibandingkan dengan current market price maka dapat rlikatakan bahwa saham PT. HM Sampoerna Tbk berada dalam posisi undervalued sebesar Rp. 2.564 per lembar sahamnya. Dengan skenario Pesimistic diperoleh nilai saham sebsar Rp. 2.579. jika dibandingkan dengan current market price, maka dapat dikatakan bahwa saham PT HM Sampoerna Tbk berada dalam posisi overvalued sebesar RP. 1.179 per lembar sahamnya.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvi Widjaja
Abstrak :
ABSTRAK
Sejak krisis ekonomi, volume penjualan untuk industri rokok terns mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena harga rokok bergerak naik semakin jauh dari tingkat daya beli konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kinerja PT. Gudang Garam Tbk. selama 3 tahun sejak 2000-2002. Dengan mengkaji kekuatan keuangan pada PT. Gudang Garam Tbk. dapat diketahui bagaimana kemampuan fundamental keuangan perusahaan untuk bertahan di masa depan maupun dalam mengembangkan usahanya dilihat secara historis.

Peranan Laporan Keuangan menjadi sangat penting sebagai salah satu alat dan tolak ukur di dalam mengukur kinerja perusahaan. Di dalam penelitian ini diambil salah satu perusahaan yang memproduksi rokok, yaitu PT. Gudang Garam Tbk.

PT. Gudang Garam Tbk. adalah salah satu produsen rokok kretek terkemuka yang telah beroperasi lebih dari 40 tahun dan merupakan pelaku dominan di bidang sigaret kretek mesin di Indonesia.

Dalam penelitian ini teori yang dipakai adalah penilaian kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan dengan menggunakan metode analisis time series (anal isis horisontal), analisis common size (analisis vertikal), analisis rasio dan analisis cross section (perbandingan dengan perusahaan sejenis). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan berupa neraca dan laporan lab a rugi. Laporan keuangan PT. Gudang Garam Tbk. diperoleh dari laporan tahunan perusahaan selama periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2002.

Dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Gudang Garam Tbk. maka dapat disimpulkan bahwa solvabilitas dan profitabilitas PT. Gudang Garam Tbk. cukup baik dan berada diatas rata-rata industrinya sedangkan likuiditas dan aktivitasnya berada dibawah ratarata industri namun hal ini disebabkan oleh adanya usaha-usaha PT. Gudang Garam Tbk.untuk meningkatkan serta mengembangkan usahanya di industri rokok. Dengan demikian, secara umum kinerja keuangan PT. Gudang Garam Tbk cukup baik dan mampu menjaga konsistensi peningkatan kinerja keuangannya.

Berdasarkan kesimpulan diatas, untuk meningkatkan kinerj a PT. Gudang Garam Tbk maka penulis menyarankan agar perusahaan meninjau kembali kebijakannya untuk persediaannya yang besar selain itu penagihan piutang perlu lebih ditingkatkan lagi sehingga likuiditas dan aktivitasnya akan menjadi lebih baik. PT. Gudang Garam Tbk. juga perlu mengintensifkan usahanya dalam membantu petani cengkeh dan tembakau guna mengamankan persediaan bahan baku. Untuk penelitian berikutnya, akan lebih baik apabila dilakukan studi lapangan sehingga bisa diperoleh informasi yang lebih detail.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Harmensyah
Abstrak :
Karya akhir ini mempunyai tiga tujuan utama, pertama yaitu mengetahui awareness konsumen terhadap merek-merek produk rokok mild, kedua mengetahui atribut penting rokok mild yang disukai dan berpengaruh dalam proses konsumsi, dan yang ketiga adalah untuk mengetahui performa merek Sampoerna A Mild berdasarkan pernyataan atribut dalam pemetaan perseptual biplot sebagai bahan masukan dan dasar pertimbangan konsep positioning. Hal ini dilandasi dengan pertimbangan tingginya tingkat persaingan pasar rokok mild saat ini dengan pertumbuhan yang mencapai 15-17 % dari total produksi rokok nasional. Pertimbangan secara khusus adalah perlunya upaya manajemen merek Sampoerna A Mild sang pionir agar tetap mampu bertahan sebagai market leader melalui salah satu tools dalam strategi pemasaran yaitu komunikasi pemasaran. Hal ini timbul dalam pemikiran karena secara tidak disadari, konsumen membeli sebuah merek bukan produk, sehingga dapat dikatakan "Perceptions is more important than reality" dengan pengartian persepsi lebih penting daripada kenyataan. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk melihat bagaimana positioning berdasarkan citra merek antar merek produk rokok mild di benak konsumen, khususnya merek Sampoerna A Mild dengan merek close competitor-nya Star Mild dan LA Lights, yang sekarang sedang bersaing keras dalam merebut bukan hanya market share teapi juga mind share and heart share melalui persepsi terhadap image atribut rokok mild. Ukuran sampel yang disebar dalam penelitian ini adalah sebanyak 115 responden. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan non-probability sampling, dengan convenience sampling yang digunakan berdasarkan pertimbangan waktu dan biaya. Responden diambil dari berbagai macam kriteria, diantaranya pria atau wanita yang tergolong perokok, yaitu perokok rokok mild yang berusia tidak di bawah 18 tahun dengan lokasi pengambilan sampel dilakukan di Jakarta. Beberapa analisa yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain analisa deskriptif, analisa asosiatif, analisa faktor, analisa frekwensi tingkat kepentingan atribut, analisa performance terhadap pemyataan atribut, dan analisa positioning berdasarkan pemetaan biplot. Hasil penelitian berdasarkan perilaku responden, dapat disimpulkan beberapa temuan yaitu Sampoema A Mild merupakan merek top of mind awareness ( 66%) untuk kategori rokok kretek mild dimana media-media seperti televisi (61,74%), billboard (43,48%) dan event (32,46%). merupakan sumber informasi utama responden sedangkan warung pinggir jalan (86,96%) merupakan tempat atau lokasi pembelian yang paling Iazim ketika responden ingin membeli rokok. Hasil klasifikasi responden berdasarkan tingkat konsumsi dalam satu hari adalah perokok merek Sampoema A Mild dan merek Star Mild secara signifikan merupakan kelompok light users, sedangkan untuk merek LA Light respondennya termasuk dalam kelompok heavy users. Atribut utama yang menjadi dasar pertimbangan konsumen mengkonsumsi rokok mild adalah atribut rasa merupakan atribut utama yang menjadi dasar pertimbangan responden mengkonsumsi rokok mild (5,55), diikuti oleh kandungan tar dan nikotin (5,23) dan kualitas tembakau (5,17). Hasil temuan lainnya adalah merek Sampoema A Mild cenderung mendominasi performa pernyataan atribut berdasarkan tingkat kesetujuan responden. Perfonna tertinggi untuk pernyataan atribut (image) merek Sampoema A Mild adalah "dimana saja ada" (5,37), diikuti "rendah kandungan tar dan nikotinnya" (5,02) dan "merek yang disegani" (4,92). Performa mean score pemyataan atribut untuk merek Sampoema A Mild lainnya yang lebih tinggi dibandingkan merek Star Mild dan LA Light yaitu pada pemyataan "Rasa yang memuaskan" (4,82) , "Tembakau kualitas tinggi" (4,8) , "Rokok untuk kalangan atas" (4,48) , "Aroma yang enak" (4,33) , "Terkesan atraktif saat merokok" (4,2) , dan yang terahir adalah pernyataan "Harga mahal" (3,58). Dengan pemetaan biplot, image yang dapat digunakan untuk melakukan fonnulasi positioning manajemen Sampoema A Mild adalah dengan fokus terhadap atribut faktor fisik dan non fisik basil temuan, dengan prioritas atribut fisik yaitu atribut rasa, kandungan tar dan nikotin, kualitas tembakau dan aroma. Sedangkan untuk prioritas atribut non fisik adalah "rokok kalangan atas" dan "merek yang disegani", dan "terkesan atraktif saat merokok" yang dapat dipertimbangkan sebagai dasar positioning. Adapun positioning berdasarkan basil temuan tersebut pada akhimya dapat dijadikan alternatif tema komunikasi sebagai nilai tambah, khususnya bagi merek Sampoerna A Mild. Implementasi strategis jangka pendek dari positioning berdasarkan penelitian ini adalah dengan melakukan serangkaian kegiatan komunikasi pasar yang terintegrasi (IMC) melalui media TV, billboard, dan media cetak, serta kegiatan relationship marketing dengan mengadakan serangkaian event. Hal tersebut ditakukan selain untuk lebih meningkatkan brand awareness, menambah pangsa pasar, juga untuk lebih menjalin hubungan pada konsumen, dengan harapan mampu meningkatkan citra/ image merek Sampoerna A Mild di benak konsumen. Untuk ke depannya, agar lebih mendapatkan basil yang maksimal, maka perlu dilakukan berbagai riset lanjutan untuk lebih mendalami berbagai hal yang berhubungan dengan strategi positioning rokok mild yaitu dengan melakukan riset brand personality dan efektifitas iklan sebagai bagian dari kerangka positioning secara menyeluruh terhadap produk rokok mild, khususnya merek Sampoema A Mild dalam upaya rnempenahankan kepemirnpinannya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library