Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johny Wahyuadi Mudaryoto
"Electrical Discharge Machining (EDM) adalah suatu proses pemesinan non-tradisional yang memanfaatkan energi panas untuk menghilangkan atau mengambil logam atau sebagian logam yang tidak diinginkan dalam desain. Energi panas didapatkan dari spark (bunga api) yang dihasilkan secara repetitif dalam jumlah sangat banyak oleh elektrode dan menumbuk permukaan benda kerja dengan kecepatan yang sangat tinggi. Panas yang dihasilkan dapat meleburkan dan menguapkan logam yang ingin dihilangkan.
Salah satu aplikasinya adalah EDM Wire-Cutting yang menggunakan kawat yang bergerak sebagai elektrode. Kecepatan umpan elektrode kawat mempengaruhi kondisi permukaan yang dihasilkan, aik kenampakan luar maupun sifat mekanisnya. Akibat dari permesinan ini antara lain perubahan permukaan benda kerja. Untuk mengurangi perubahan tersebut, antara lain dapat dilakukan penemperan dan pengolesan lektrolitik.
Kecepatan umpan kawat yang rendah (75 mm/det) menghasilkan permukaan potong yang relatif lebih halus dengan kekerasan permukaan yang relatif lebih rendah dibanding yang dihasilkan pada kecepatan umpan kawat tinggi (200 mm/det). Penemperan mampu menurunkan kekerasan permukaan yang meningkat akibat pemesinan. Sedangkan pemolesan elektrolitik dapat mengurangi lapisan putih panas yang terbentuk pada permukaan hasil potong dengan EDM Wire-Cutting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Rulita Sari
"Penelitian ini membahas optimasi nesting dalam proses pemotongan pelat yang digunakan dalam industri pembuatan kapal. Algoritma yang diterapkan adalah kombinasi metode Branch and Bound dan Cutting Plane, yang dikenal sebagai Branch and Cut. Metode ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah optimasi dengan efisiensi penggunaan material yang lebih baik dan mengurangi limbah dari proses pemotongan. Proses nesting sering kali melibatkan masalah pengepakan strip dan bin, yang membutuhkan solusi algoritmik yang efisien. Pengujian dilakukan menggunakan beberapa skema dengan berbagai bentuk pola pemotongan sederhana, seperti persegi, persegi panjang, dan lingkaran yang kemudian dapat dikembangkan ke dalam bentuk yang tidak beraturan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kombinasi algoritma Branch and Cut mampu mengoptimalkan pengaturan pola pemotongan dengan signifikan, menghasilkan sisa material (scrap) yang lebih tinggi untuk dimanfaatkan ulang dengan persentase sebesar 44.23%, 24.13%, 8.24%, dan 17.50% untuk layout nesting 1 hingga 4 dan waktu komputasi sebesar 111 detik, 6 detik, 2 detik, dan 3 detik dengan pengurangan jarak alur pemotongan sebesar 15,17% hingga 50%, dimana hal tersebut membuktikan bahwa optimasi yang dilakukan lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu, efisiensi ekonomis dari metode ini juga diuji untuk memastikan efektivitas algoritma dalam lingkungan produksi nyata. Dimana pada hasil optimasi yang dilakukan terbukti dapat memangkas biaya material pelat dengan persentase sebesar 1.67%, 12.93%, 3.51%, dan 0.22% untuk layout 1 hingga 4. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan pertimbangan lebih lanjut dalam meningkatkan efisiensi proses manufaktur di industri perkapalan, khususnya dalam mengurangi material sisa dan waktu produksi.

This research discusses the optimization of nesting in the plate-cutting process used in the shipbuilding industry. The algorithm applied is a combination of the Branch and Bound and Cutting Plane methods, known as Branch and Cut. This method aims to solve optimization problems with better material usage efficiency and reduce waste from the cutting process. Nesting processes often involve strip and bin packing problems, which require efficient algorithmic solutions. The tests were conducted using several schemes with various simple cutting pattern shapes, such as squares, rectangles, and circles, which could later be developed into irregular shapes. The test results showed that the combination of the Branch and Cut algorithm was able to significantly optimize the cutting pattern arrangement, resulting in higher material scrap for reuse with percentages of 44.23%, 24.13%, 8.24%, and 17.50% for nesting layouts 1 to 4, and computation times of 111 seconds, 6 seconds, 2 seconds, and 3 seconds with a reduction in cutting path distance from 15.17% to 50%. This proves that the optimization conducted was more efficient and faster compared to conventional methods. Additionally, the economic efficiency of this method was also tested to ensure the effectiveness of the algorithm in a real production environment. The optimization results showed that the method could reduce plate material costs by 1.67%, 12.93%, 3.51%, and 0.22% for layouts 1 to 4. Therefore, this research is expected to contribute and provide further considerations in improving manufacturing efficiency in the shipbuilding industry, particularly in reducing material waste and production time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Hariri
"ABSTRAK
Proses pemesinan mempunyai peranan penting dalam menentukan laju produksi. Jika proses pemotongan dilakukan pada kecepatan dibawah ketentuan waktu penyelesaian akan naik, sebaliknya jika proses dilakukan dengan kecepatan tinggi, maka umur pahat lebih pendek Operator sering mengganti pahat dan disetting mesin, karena itu perlu suatu sistem yang dapat membantu penentuan kondisi pemotongan optimum.
Metode pengerjaan yang dilakukan meliputi pengumpulan informasi penelusuran literatur dan pengamatan langsung untuk membandingkan teori dan kejadian dilapangan.
Dalam penentuan kondisi pemotongan optimum digunakan piranti lunak yang dikembangkan dimana pemakai akan dihadapkan pada sebuah tampilan sarana antar muka dan tampilan ini menjadi petunjuk bagi pemakai dalam menjalankan piranti lunak.
Adapun algoritma optimasi kondisi pemotongan optimum adalah memasukkan spesifikasi pemesinan dan pahat, perhitungan kondisi pemotongan optimum dan tampilan hash perhitungan kondisi pemotongan optimum.
Hasil pengujian kondisi pemotongan optimum antara perhitungan piranti lunak dan pengujian dilapangan terdapat perbedaan disebabkan terbatasnya kemampuan mesin yang ada sehingga pengujian dilakukan dengan pendekatan kondisi pemotongan. "
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Arifin
"Salah satu fungsi yang ada di PT Dirgantara Indonesia yaitu bagian pemotongan material (pre cutting) mempunyai tugas memotong raw material standar menjadi potongan-potongan yang sesuai dengan kebutuhan yang akan diproses menjadi komponen-komponen pesawat CN-235."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
620 JTEK 9 (1-2) 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pandey, P.C.
New Delhi: Tata McGraw-Hill, 1983
671.35 PAN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moscow : MIR Publishers, 1977
671.36 MET
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Sugeng Mulyono
"ABSTRAK
Dalam proses pengerjaan bubut, terdapat parameter-parameter pemotongan panting yang perlu diperhatikan karena diperkirakan dapat mempengaruhi kualitas benda kerjanya.
Parameter-parameter tersebut adalah : Asutan (f), Kedalaman Pdtong (a) serta Kecepatan Potong (vc). Sementara itu kualitas hasil yang diperkirakan dapat dipengaruhi antara lain kekasaran, kekerasan Serta tegangan maksimum bahan.
Secara signifikan dapat dilihat bahwa Asutan (f) berkorelasi positif terhadap kekasaran, sementara Kecepatan Potong (VC) berkorelasi negatif terhadap kekasaran.
Namun demikian pada pembubutan tanpa pendingin ; asutan, kedalaman dan kecepatan potong tidak berkore1asi_dengan kekerasan dan tegangan maksimum bahan. Pada proses bubut yang menggunakan pendingin, secara umum mampu menghasilkan kualitas benda yang lebih baik dari pada proses yang tanpa pendingin.

"
1996
S36736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Honggo Setyawan Linanto
"Proses permesinan merupakan pekerjaan pelepasan material dari permukaan benda kerja dengan alai potong. Untuk mempercepat pekerjaan pelepasan material dilakukan dengan cara meningkatkan kecepatan potong diatas 600 m/min. Penelitian ini menunjukkan kekasaran permukaannya interval 1500 pm sampai dengan 2000 pm pada kecepatan potong 600 m/min sampai 1300 m/min. Tebal geram rata-rata 0,35 mm, dengan beban sumbu rata-rata 18.5 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardandi Suryawan
"Banyak sistem kerja yang digunakan oleh sebagian besar pelaku usaha kecil dan menengah masih menggunakan permesinan dan peralatan yang tidak memenuhi permintaan banyak pelanggan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya keinginan pelaku usaha untuk lebih berkembang lagi, padahal di satu sisi tuntutan pelanggan sangat kompetitif. Sehingga semua pelaku usaha kecil dan menengah khususnya yang bergerak dibidang pemesinan dan perbengkelan harus lebih tajam lagi dalam melihat tuntutan tersebut. Salah satunya adalah apa yang dirasakan oleh pelaku usaha dibidang permesinan yang khusus menangani pemotongan pipa yang harus memiliki tingkat presisi yang tinggi. Dimana dalam setiap proses produksi selalu menghasilkan produk yang kurang presisi dalam hasil pemotongannya.
Padahal ini lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia yang sudah terlalu lelah dalam menangani proses pemotongan tersebut. Tetapi dibalik itu semua ada yang lebih dominan lagi yang menjadi faktor penyebabnya, yaitu faktor feeder yang selama ini digerakkan secara manual. Jika Feeder itu dilakukan modifikasi menjadi semi otomatis, maka proses produksi akan menjadi.lebih baik lagi dan tingkat kelelahan dan tingkat kualitas serta pengiriman ke semua pelanggan pasti akan lebih diterima oleh kondisi pasar yang menuntut produk yang memiliki kualitas yang baik, harga yang murah, dan waktu pengiriman yang tepat waktu.

A lot of system of job used by most of small and medium industry still use machinery and equipments which do not fulfill request of a lot of customers. This matter because of dovsmhill it desire in one side of demand of customer very competitives. So that all entreupreuneur of small and medium industry specially in machinery and workshop have to be more sharply again in seeing the demand. One of them is what felt by entrepreuneur is effort area of special machinery handle cutting of pipe which must own level of high precicion. Where is in each production process always yield product which less precision in result of its. amputation.
Though this more amount because of factor of tired too human being in handling process of the cutting. But on the otherhand all in once more dominant again becoming factor of cause from all that, that is factor of feeder which during the time movement in manual. If that Feeder conducted by a modification become semi automatically, hence the production process will become better again and storey level of fatigue and mount quality and also delively to all customer surely will more accepted by condition of market claiming good Quality, cheap Cost, and timely Delivery.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>