Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yurike Cahyani
Abstrak :
Gejala depresi dapat dijumpai pada individu dengan skizofrenia. Namun demikian, gejala depresi tersebut seringkali tidak terdeteksi sehingga bisa membahayakan jiwa bagi individu dengan skizofrenia. Tujuan: mendapatkan Calgary Depression Scale for Schizophrenia (CDSS) versi Bahasa Indoensia yang sahih dan andal untuk mendeteksi gejala depresi pada individu dengan skizofrenia. Metode: uji diagnostik CDSS dengan menggunakan baku emas Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) pada 102 subyek di poli rawat inap RSJ. Soeharto Heerdjan. Cara pengambilan sample dengan acak sederhana. Analisis data dilakukan dengan program SPSS versi 17. Untuk menguji kesahihan dilakukan pengukuran validitas isi, validitas kriteria dengan baku emas HDRS, dan validitas konstruksi untuk nilai korelasi. Pada uji reliabilitas dilakukan penentuan Cronbach's α, uji rater-interrater dan reliabilitas test-retest yang dilakukan dengan jarak waktu 3 hari kemudian. Hasil: usia rerata subjek penelitian adalah 36,2(SD 9,7) dan rasio proporsi jenis kelamin laki-laki : perempuan sebesar 3:1. Sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan SLTP dan SLTA (78%). Subjek penelitian sebagian besar tidak menikah (68%) serta bekerja pada sektor informal seperti tukang koran dan buruh harian. CDSS berbahasa Indonesia memiliki sensitivitas 0,71 dan spesifisitas 0.69 dengan nilai cut-off sebesar 5. Nilai Cronbach's α dari CDSS versi Bahasa Indonesia sebesar 0,74. Kesimpulan: Uji diagnostik CDSS versi Bahasa Indonesia didapatkan hasil yang cukup baik terhadap validitas isi, face validity, validitas kriteria dan validitas konstruksi dengan konsistensi internal yang dapat diandalkan.
Depression symptoms can be found in people with schizophrenia. But however, the symptoms are often not detected and puts their lives at risk. Goal: to get a valid and reliable Indonesian version of Calgary Depression Scale for Schizophrenia (CDSS) to detect depression symptoms in people with schizophrenia. Method: diagnostic test of CDSS with Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) as gold standard in 102 inpatient subjects in Soeharto Heerdjan hospital. Participants were recruited using simple random sampling and data analysis was done using SPSS program version 17. Validity is measured by measuring content validity, criterion validity with HDRS as gold standard, and construction validity for correlation score. Reliability test was done with measuring Cronbach's α, interratertest, and test-retest reliability within 3 days period. Result: mean age for study subjects is 36,2 (SD 9,7) and gender proportion between male : female is 3:1. The majority of subjects have finished middle highschool and senior highschool (78%) and not married (68%) and work in informal fields such as newspaper deliveryman and daily labor. The Indonesian version of CDSS has sensitivity of 0,71 and specificity of 0,69 and cut-off score 5. Cronbach’s α score is 0,74. Conclusion: there is a good result in content validity, face validity, criterion validity, construction validity, and reliable internal consistency.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retha Arjadi
Abstrak :
Depresi merupakan gangguan perasaan yang dapat dialami individu dari berbagai golongan usia, termasuk lanjut usia atau lansia. Pada lansia, depresi dapat disebabkan oleh perubahan yang terjadi dalam diri mereka saat memasuki usia lanjut, misalnya berhenti bekerja, penurunan kondisi kesehatan, dan lain-lain. Depresi pada lansia ini perlu ditangani karena dapat menyebabkan mereka tidak mampu melakukan aktivitas harian, memunculkan masalah kesehatan, menurunkan kualitas hidup, hingga mempercepat kematian. Fenomena mengenai lansia yang mengalami depresi ditemukan di Depok.Para lansia di Depok dinaungi oleh lembaga Perhimpunan Gerontologi Indonesia cabang kota Depok yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan lansia di Depok. PERGERI Depok seringkali mendapati anggotanya mengalami depresi, tetapi tidak memiliki tenaga pendukung untuk menangani masalah ini, karena selama ini perhatian hanya difokuskan pada penanganan masalah fisik. Untuk itu, peneliti mencoba menjawab kebutuhan tersebut dengan memberikan Terapi Kognitif- Perilaku kepada 3 (tiga) orang lansia di Depok yang mengalami depresi. Penelitian dijalankan dengan menggunakan desain single-subject repeated measures. Pengukuran dilakukan saat pra-intervensi, pertengahan intervensi, dan pasca-intervensi untuk mendapatkan gambaran perubahan tingkat depresi yang jelas pada masing-masing partisipan. Ketiga partisipan yang menjalani Terapi Kognitif-Perilaku mengalami penurunan tingkat depresi yang dilihat melalui hasil wawancara dan observasi, status mental, serta pengukuran menggunakan alat ukur Beck Depression Inventory (BDI), Geriatric Depression Scale (GDS), dan BDRS (Brief Depression Rating Scale). Salah satu partisipan mengalami penurunan yang tidak terlalu besar dibandingan dua partisipan lain, diperkirakan karena kurangnya ketaatan (adherence) dalam menjalani terapi dan adanya riwayat depresi cukup berat yang pernah ia alami sebelumnya. Selain itu, para partisipan sudah mampu mempraktekkan teknik-teknik yang diberikan dalam rangkaian terapi, mulai dari mengenali ciri depresi, memonitor perasaan, mempraktekkan rencana kegiatan harian, berlatih relaksasi, memecahkan masalah, mengenali pikiran negatif dan melakukan restrukturisasi pikiran. Para partisipan pun memahami bahwa keberhasilan terapi ditentukan oleh kemandirian dan niat mereka untuk menjalankan teknik-teknik tersebut dalam kehidupan sehari-hari. ......Depression is a mood disturbance that can be experienced by all ages, including the elderly. Depression in older adults can be caused by changes due to the aging process, such as: being in pension, declining health conditions, etc. Its imperative to treat depression in older adults as it disable them from their daily activities, raise health problems, impede quality of life, and increase mortality. The depression phenomenon occurs to the elderly residents in Depok. The Association of Gerontology Indonesia (Perhimpunan Gerontologi Indonesia/ PERGERI) in Depok is an organization that aimed to improve the welfare of older adults in Depok. Older adults in Depok often have depression, but PERGERI does not have the personnel to deal with this problem, because so far it is only focused on treating physical health problems. In this research, I provide Cognitive- Behavior Therapy for 3 (three) older adults with depression in Depok. This study use single-subject design, repeated measures. There are pre-test, mid-test, and post-test assessment to show clear changes in depression level for each participant. All participants experienced decreased levels of depression, that are assessed from interviews and observations, mental status, and psychological measures. The measurements are Beck Depression Inventory (BDI), Geriatric Depression Scale (GDS), and BDRS (Brief Depression Rating Scale). One of the participants experienced lower therapy effect compared to the other two participants, presumably due to lack of adherence and a history of depression. Furthermore, all participants can successfully practice the techniques presented in the therapy, such as recognizing depression features, mood monitoring, daily activity scheduling, relaxation training, problem solving, recognizing negative thoughts, and cognitive restructuring. The participants understand that therapeutic success is determined by their independence in doing all techniques in their daily lives.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30095
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyar Annerangi
Abstrak :
Ansietas dan depresi antenatal merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sering kali luput dari perhatian. Penelitan ini dilakukan karena mengingat dampak yang ditimbulkan oleh ansietas dan depresi antenatal baik bagi ibu maupun janinnya dan belum adanya penelitian mengenai prevalensi dan determinan ansietas dan depresi antenatal di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan determinan ansietas dan depresi antenatal di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional yang dilakukan pada bulan Maret-April 2013. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi ansietas antenatal sebesar 56,5% dan prevalensi depresi antenatal sebesar 14,8%. Yang menjadi faktor risiko terhadap ansietas antenatal yaitu memilki ≥2 keluhan selama masa kehamilannya. Sedangkan yang menjadi faktor risiko terhadap depresi antenatal adalah primigravida dan ansietas antenatal. Yang merupakan faktor protektif terhadap depresi antenatal adalah jumlah anak ≥1 dan dukungan sosial rendah namun hanya berlaku dalam studi ini. Kesimpulannya, prevalensi ansietas dan depresi antenatal adalah tinggi dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan menganai dampak, faktor risiko dan upaya pencegahannya. ......Antenatal anxiety and depression is one of public health problems that we do not often realize. That has impact on fetus and maternal. Research on prevalence and determine of antenatal anxiety and depression has not been done in Pasar Minggu Primary Health Care in 2013. The purpose of this research is to know prevalence and determine of antenatal anxiety and depression in Pasar Minggu Primary Health Care in 2013. The research design used was cross-sectional from March-April 2013. The research shows prevalence of antenatal anxiety is 56,5% whereas prevalence of antenatal depression is 14,8%. Risk factor of antenatal anxiety is ≥2 complain in pregnancy period. Whereas risk factor of antenatal depression is primigravid and antenatal anxiety. Protector factor of antenatal depression is number of children live ≥1 child and lower social support but it just for this study. In conclusion, prevalence antenatal anxiety and depression is higher and have several risk factor. Because of that so given education about impact, risk factor and prevention of antenatal anxiety and depression.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian
Abstrak :
Bunuh diri merupakan kegawatdaruratan psikiatri yang lazim ditemukan pada pasien HIV/AIDS dan dihubungkan dengan berbagai faktor. Namun, studi ini belum pernah dilakukan di Indonesia, padahal studi ini penting untuk diteliti untuk menentukan faktor-faktor yang harus diintervensi sehingga terbentuk pelayanan yang optimal terhadap pasien HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ide bunuh diri dengan faktor-faktor yang memengaruhinya pada pasien HIV/AIDS. Metode penelitian adalah dengan cross-sectional. Subjek dikumpulkan sebagai sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Kriteria inklusi adalah orang dewasa berusia 18-65 tahun dengan diagnosis HIV/AIDS yang sedang menjalani pengobatan ARV di Poliklinik Khusus HIV/AIDS RSCM. Analisis data bivariat menggunakan uji Chi-square dan Fisher exact test, serta analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Dari total 86 subjek, 20 23,3 diantaranya memiliki ide bunuh diri. Melalui uji Chi-square, hubungan terbukti bermakna pada 5 variabel, yaitu depresi p=0,000, ansietas p=0,001, tidak menikah p=0,007, jumlah CD4. ...... Suicide is a psychiatric emergency commonly found in HIV AIDS patients and is associated with various factors. However, this study has not been conducted in Indonesia. Besides, this study is important to determine the factors which must be intervened to establish optimum service for HIV AIDS patients. The aim of this study is to find the association between suicidal ideation and its determinant factors in HIV AIDS patients. Observational study with cross sectional method was conducted. Samples were collected using consecutive sampling technique. The inclusion criteria were adults aged 18 65 with HIV AIDS diagnosis and currently undergoing ARV treatment at Poliklinik Khusus HIV AIDS RSCM. Univariate analysis was performed using Chi square and Fisher exact test, while multivariate analysis was performed using logistic regression test. Of the total 86 subjects, 20 23.3 had suicidal ideation. Chi square test proved significant association on 5 variables depression p 0,000, anxiety p 0,001, being unmarried p 0,007, CD4 count.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luna Rahmawati
Abstrak :
Rijsttafel merupakan warisan budaya kolonial yang muncul di Hindia Belanda pada abad ke-16 dan memuncak pada abad ke-19. Rijsttafel hadir di beberapa hotel besar di Jawa, salah satunya di di Hotel Homann, Bandung. Setelah rijsttafel mengalami perkembangan pesat pada tahun 1920-an, terjadi peristiwa depresi ekonomi pada tahun 1930-an yang kemudian berdampak kepada kesulitan dalam memenuhi ketersediaan bahan baku rijsttafel. Penelitian ini ditulis menggunakan metode sejarah melalui analisis sumber primer dari surat kabar sezaman seperti Bataviaasch Nieuwsblaad, De Koerir, De Preanger Bode yang mencantumkan informasi tentang jaarverslag (laporan tahunan keuangan) dan kebijakan yang diterapkan di Hotel Homann selama periode depresi ekonomi berlangsung. Hasil yang didapat dalam kajian ini menunjukkan peran rijsttafel di Hotel Homann dalam menghidupkan sektor pariwisata. Direktur Hotel Homann secara aktif melakukan penawaran menarik tentang rijsttafel dan pelayanan Hotel Homann dengan memasifkan publikasi melalui media massa, seperti surat kabar, buku panduan wisata, dan majalah. Dari upaya-upaya yang telah dijalankan, pemasukan kas pada Hotel Homann turut membaik. Hal ini dilihat dari promosi Hotel Homann yang semakin dikenal dengan nuansa mewah dan rijsttafel yang memikat para wisatawan. Rijsttafel akhirnya berperan dalam memperbaiki kondisi ekonomi dan mempertahankan keberlangsungan pencapaian Hotel Homann serta menguntungkan Kota Bandung. ......Rijsttafel is a colonial cultural heritage that emerged in the Dutch East Indies in the 16th century and peaked in the 19th century. Rijsttafel is present in several big hotels in Java, one of ehich is at the Homann Hotel, Bandung. After rijsttafel experienced rapid development in the 1920s, and economic depression occurred in the 1930s which then resulted in difficulties in meeting the availbility of raw materials for rijsttafel. This research was written using historical methods through analysis of primary sources drom contemporary newspaper such as Bataviaasch Nieuwsblaad, De Koerir, De Preanger Bode which included information about jaarverslag (financial annual reports) and policies implemented at Hotel Homann during the period of the economic depression. The results obtained in this study show the role of rijsttafel at the Homann Hotel in revitalizing the tourism sector. The Director of the Hotel Homann actively makes attractive offers about rijsttafel and the services of the Homann Hotel by increasing publications through mass media, such a newspapers, travel guide books and magazines. From the efforts that have been carried out, the cas inflow at the Homann Hotel has also improved. This can be seen from the promotion of Hotel Homann which is increasingly known for its luxurious feel and rijsttafel which attracts tourists. Rijsttafel ultimately played a role in improving economic conditions and maintaning the continuity of the achievement of the Homann Hotel and benefeting the city of Bandung.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The Asian monetary crisis in July 1997 has badly deteriorated Indonesian economic up to present. In four years of crisis, the poverty has rapidly multiplied from 11,34 % in 1976 became 24,2 % in 1997 and then 60 % in 2001. This critical social economic phenomena have raised the challenging question on how to eradicate the poverty. The scientist and technocrat have tried to formulate the concepts and systems and the every government had tried to implement the concepts and preparing the programs but still unsuccessfully. During the past three decades the Indonesian government had successfully diminished the rate of poverty from 40, 0% in 1976 became 21,64 % in 1984 and 11,34% in 1976. The paper encourages all parties to rethinking on how to resolve the current high rate of poverty effectively.
JIUPH 4:8 (2001)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ristiana Istiqomah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pemberian teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dalammengurangi gejala gangguan depresipada mahasiswa rantau. Penelitian ini menggunakan pretest-posttest design, dimana peneliti melihat perubahan skor partisipan saat pre-tes dan post-test menggunakan Beck Depression Inventory dan Coping Attitude Scale (CAS). Proses screening dilakukan dengan memberikan kedua kuesioner tersebut dan wawancara serta observasi pada calon partisipan. Dua orang partisipan mengikuti program intervensi ini dari awal sampai akhir sesi, sebanyak 7 sesi pertemuan. Setelah intervensi diberikan, terdapat penurunan skor BDI dan hasil kualitatif menunjukkan terdapat perubahan positif yang dirasakan oleh kedua partisipan.Temuan lain dari penelitian ini adalah masalah utama yang menyeabkan munculnya gejala depresi pada partisipan bukan disebabkan oleh pengalamannya sebagai mahasiswa perantau. ......The objective of this study is to evaluate the efficacy of Cognitive Behavioral Therapy in reducing depressive symptoms for migrate college students. This study used pretest-posttest design by Beck Depression Inventory dan Coping Attitude Scale (CAS) to measure the change of depression symptoms before and after intervenstion process. Initial screening process is conducted using BDI and CAS as well as interview to migrate college students. There are two participants who followed the intervention in seven sessions. After intervention process, the participants showed positive changes. Another findings from this research is the core problems which cause depression symptoms is not about their experience as migrate college student.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parmitasari
Abstrak :
ABSTRAK
Latar BelakangGangguan depresi sering kali muncul di usia muda, menurunkan fungsi, berulang, dan menurunkan produktivitas. Faktor risiko terjadinya depresi telah teridentifikasi pada pekerja industri formal. Pekerja di industri kerajinan tas Desa Kadu Genep selalu melakukan lembur sejak awal bekerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor okupasi dan faktor lainnya terhadap kejadian depresi pada pekerja lembur di industri kecil sektor informal ini.MetodeDesain penelitian adalah Cross Sectional komparatif. Faktor okupasi yang diteliti adalah jumlah jam kerja, masa kerja dan jenis tugas. Analisis komparatif dilakukan terhadap 42 responden tidak depresi dan 31 responden depresi. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus- September 2016 di Desa Kadu Genep, Kabupaten Serang, Banten. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner, wawancara dengan pemilik usaha, dan pengamatan proses kerja.HasilHasil uji multivariat didapatkan bahwa Jenis Tugas OR adjusted = 6,975; CI =1,170 - 41,577 , Status Pernikahan OR adjusted = 15,465; CI=2,085 - 114,706 , Usia OR adjusted = 0,076;CI =0,005 - 1,273 , dan Stres Kerja OR adjusted = 62,453; CI = 8,826 - 441,906 memiliki hubungan dengan kejadian depresi pada pekerja lembur di industri ini,. Prevalensi depresi pada pekerja lembur di Desa Kadu Genep adalah 29,8 .Kesimpulan dan SaranFaktor yang memiliki hubungan dengan kejadian depresi pada pekerja lembur di industri kecil sektor informal di pedesaan adalah jenis tugas, stres kerja, usia dan status pernikahan. Prevalensi depresi pada pekerja lembur di Desa Kadu Genep 6 kali lebih tinggi dibandingkan prevalensi gangguan mental emosional Provinsi Banten. Instansi pemerintah terkait perlu mengembangkan program kesehatan kerja bagi pekerja industri informal.Kata kunci : Depresi, pekerja lembur, faktor okupasi, industri informal pedesaan.
ABSTRACT
BackgroundDepression disorder often appear in young age, deteriorate function, recurrent, and decrease productivity. Several risk factors of depression have been identified among workers in the formal sector. Workers in Kadu Genep Village Bag Craft Center have undergone overtime since they start working. This study aim to know the association of occupational and other factors with depression among overtime workers in this rural industries informal sector.MethodThe study design is comparative cross sectional. Occupational factors studied are working hours, years of services, and types of duty. Comparative analysis is done to 42 respondents without depression, and 31 respondents with depression. The study conducted in August September 2016 at Desa Kadu Genep, Kabupaten Serang, Banten. Data were obtained by structured interview with questionnaire, interview with the employers, and observation.ResultsMultivariate analysis found that types of duty OR adjusted 6,975 CI 1,170 41,577 , marital status OR adjusted 15,465 CI 2,085 114,706 , age OR adjusted 0,076 CI 0,005 1,273 , and work stress OR adjusted 62,453 CI 8,826 441,906 show associatiob with depression among overtime workers in this industry. Depression prevalence among overtime workers in Desa Kadu Genep is 29.8 .ConclusionFactors which have association with depression among overtime workers in rural industries informal sector are types of duty, work stress, age, and marital status. Depression prevalence among overtime workers in Kadu Genep village is 6 times higher than the prevalence of mental emotional disorder in Banten Province. Relevant government agencies need to develop suitable occupational health programs for informal workers.Key words depression, overtime workers, occupational factors, rural industries informal sector.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Fadillah
Abstrak :
Depresi adalah masalah atau penyakit mental yang seringkali terjadi pada lansia namun tidak terdeteksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat depresi yang dialami lansia di Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Jawa Barat. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan teknik consecutive sampling pada 100 responden. Instrument penelitian yang digunakan adalah Geriatric Depression Scale (GDS). Hasil penilitian menunjukkan bahwa 77,0 % lansia yang mengalami depresi ringan, 4,0 % lansia mengalami depresi berat dan yang tidak mengalami depresi ada 19,0 %. Penelitian ini menyatakan bahwa lansia yang tinggal bersama keluarga pun rentan mengalami depresi. Hasil penelitian menyarankan agar pihak keluarga dan lingkungan meningkatkan dukungan terhadap lansia. ...... Depression is a problem or mental disorder that always happens in elderly however it can’t be detected. This study purposed to know elderly depression level in elderly at Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Jawa Barat. This is a descriptive research designed using consecutive sampling technique in 100 elderly respondents living with family. Research instrument used Geriatrics Depression Scale (GDS). The results showed that 77,0 % elderly with minor depression, 4,0% elderly with mayor depression, and 19,0 % elderly without depression. This research means that the elderly who live with family also have risk for getting depression. The results suggest that the family and environment should increase the supports for elderly.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Pradhana
Abstrak :
Prevalensi gejala depresi pada orang dengan demensia ODD berkisar 30-50 . Hal ini menandakan bahwa pada sebagian besar ODD gejala depresi timbul beriringan dengan penurunan kognitif. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa gejala depresi pada demensia timbul karena ODD kehilangan kemandirian dalam beraktivitas sehari-hari serta melupakan banyak hal esensial dalam hidup, seperti nama keluarga dan kerabat, terutama pada ODD dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Penelitian ini ingin melihat apakah terdapat korelasi antara skor gejala depresi dan skor kognitif global dengan memeriksa 42 ODD menggunakan Montgomery-Asberg Depression Rating Scale MADRS untuk menilai skor gejala depresi dan Mini Mental State Examination MMSE untuk menilai skor kognitif global. Pada penelitian ini ODD yang digunakan sebagai subjek penelitian dibatasi, yaitu hanya ODD dengan rentang skor MMSE 17-23 gangguan kognitif ringan dan MADRS.
T is estimated that 30 50 of people with dementia PWD suffer from significant depression. This fact marks that in most PWD, depression occurs at the same time with cognitive decline. Several researches explain that this happens because PWD cannot run their daily activities independently and forgot many essential things, such as family. It is also known that depression occurs more in highly educated people. Therefore, this research is made with the intention to find the correlation between the depression score and global cognitive score in 42 PWD using Montgomery Asberg Depression Rating Scale MADRS to assess the symptoms of depression and Mini Mental State Examination MMSE to assess te global cognitive score. PWD that are included in this research restricted only they who had MMSE score between 17 and 23 mild cognitive impairment , and MADRS score below 34 no depression, mild depression, and moderate depression . Of 42 subjects, depression occurred in 41 97,6 of 42 subjects and the global cognitive score mean is 19,53. Depression score has a strong correlation with global cognitive score r 0,647, p
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>