Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Velysia Sanjaya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan langsung dan tidak langsung antara motivasi dan kepuasan wisatawan terhadap destinasi wisata melalui peran experiental-related factors dan destination image yang dipersepsikan oleh para wisatawan selama berwisata di situs warisan. Sampel penelitian ini merupakan Warga Negara Indonesia yang pernah berwisata ke Candi Borobudur dalam waktu satu tahun terakhir. Pengolahan data penelitian ini menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan 442 sampel responden. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara motivasi dan kepuasan wisatawan melalui peran destination image dan salah satu experiental-related factors. Temuan ini membantu dalam memahami faktor penentu perilaku dan kepuasan dari wisatawan terhadap situs wisata warisan.

ABSTRACT
This study aims to determine the direct and indirect effects between motivation satisfaction of tourists towards the heritage destination through the role of experience related factors and destination images perceived by tourists during a visit to a heritage destination. The sample are Indonesian citizens who had traveled to Borobudur Temple last year. The research is using Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) for processing data from 442 respondents. The result indicate that there is a significant effect between motivation-satisfaction through the role of destination image and one of the experiental related factors. These findings contribute to understanding the determinants of tourists behavior and satisfaction towards a heritage destination."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yanthi Andhita
"Penelitian ini dilakukan untuk memahami area penelitian khususnya bidang leisure dan tourism. Dikatakan dalam studi ini bahwa suatu fandom selebriti merupakan bentuk baru dari kegiatan leisure. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling dengan program LISREL 8.8. Hasil menguatkan hubungan beberapa hipotesis dalam model yang diajukan. Tingkat keterlibatan selebriti positif berpengaruh pada keakraban dengan destinasi dan keinginan untuk mengunjungi destinasi. Citra dan keakraban dari destinasi juga positif terkait dengan keinginan untuk berkunjung. Hubungan positif antara citra afektif dan kognitif secara empiris mendukung. Namun, bertentangan dengan harapan, hubungan antara keterlibatan selebriti dan citra dari destinasi tidak didukung secara empiris.

This research was conducted to help understand this under-researched area particularly in the field of leisure and tourism. It is argued in this study that the celebrity fandom is a novel form of leisure/tourism activity, which should be understood in relation to other leisure and tourism constructs. Structural Equation Modeling with LISREL 8.8 program has been used to process the data. The results corroborated several hypothesized relationships within the proposed model. The level of celebrity involvement positively affected destination familiarity and visitation intention. Destination images and familiarity were also positively related to visitation intentions. The positive association between affective images and cognitive images was empirically supported as well. However, contrary to the expectation, the posited relationship between celebrity involvement and destination images was not empirically supported.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S44830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akwila Romauli
"ABSTRAK
Tesis ini membahas destination personality Kepulauan Seribu yang dipersepsikan oleh wisatawan lokal dan menganalisis hubungan antara destination personality, self-congruity dan behavioral intentions wisatawan lokal Kepulauan Seribu. Dimensi destination personality yang dimiliki oleh Kepulauan Seribu adalah Experience, Skeptical, Impression, Unique dan Marginalized. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa strategi personifikasi efektif untuk menjadi diferensiasi dan untuk melakukan positioning sebuah destinasi wisata.

ABSTRACT
This thesis examines the destination personality of Seribu Islands perceived by local tourists and to analyze the relationship between destination personality, self congruity and behavioral intentions amongst local tourists Seribu Islands. The destination personality of Seribu Islands consists of 5 dimensions Experience, Skeptical, Impression, Unique and Marginalized. This thesis is a quantitative research with descriptive design. The researcher suggests that personification is an effective strategy for differentiation and positioning tourist destinations.Ke"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanti Prima Restu
"Penelitian ini menganalisis mengenai program tata kelola destinasi pariwisata atau lebih dikenal dengan sebutan Destination Management Organization yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata. Apakah program tersebut berhasil dalam perannya dalam meningkatkan perekonomian daerah dan memeratakan manfaat ekonomi dari pariwisata kepada masyarakat lokal. Dengan menggunakan analisis kovarians untuk membandingkan koefisien Gini antara kabupaten/kota dengan program DMO dengan kabupaten/kota tanpa program DMO pada saat sebelum dan setelah pelaksanaan program didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut. Namun secara deskriptif terdapat indikasi bahwa program DMO akan mengurangi ketimpangan pendapatan di kabupaten/kota yang mendapatkan program tersebut.

This study aim to analyze whether the Destination Management Organization program conducted by the Ministry of Tourism is successful in its role increasing the local economy and distributing the economic benefits of tourism equally to the local communities. Using analysis covariance to compare the Gini coefficient between districts cities with DMO program with the district city without DMO program before and after the implementation of the program, this study showed that there was no significant difference between the two groups. However descriptively there are indications that the DMO program will reduce inequality in districts cities with the program."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahayu
"Ekspor harus dibuktikan dengan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Nota Pelayanan Ekspor (NPE), sedangkan Faktur Pajak merupakan bukti adanya penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) di Dalam Daerah Pabean. Tidak dimilikinya PEB dan NPE karena ekspor dilakukan secara tidak langsung, mengakibatkan penjualan ke luar negeri tidak dapat diakui sebagai ekspor, melainkan harus diperlakukan sebagai penyerahan BKP/JKP di Dalam Paerah Pabean sehingga harus diterbitkan Faktur Pajak, dapat dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan dilaporkan pada Formulir 1111 A2 SPT Masa PPN. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sehubungan dengan implementasi destination principle baik pada Undang-Undang PPN (UU PPN), peraturan pelaksanaannya maupun penerapan administrasi perpajakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mencari tahu akar permasalahan sehubungan dengan kesulitan di dalam melaporkan ekspor yang dilakukan secara tidak langsung di dalam SPT Masa PPN. Temuan dari penelitian ini adalah Faktur Pajak harus diterbitkan baik oleh karena permintaan petugas bea dan cukai sehubungan dengan ijin pemasukan atau pengeluaran barang di Kawasan Berikat ataupun karena permintaan dari otoritas pajak. Di sisi lain, interpretasi yang beragam sehubungan dengan perlakuan PPN untuk ekspor yang dilakukan secara tidak langsung mengakibatkan beragamnya pengisian Faktur Pajak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah UU PPN telah secara konsisten menganut destination principle. Namun, ketiadaan definisi “penyerahan” di dalam UU PPN mengakibatkan interpretasi dan pelaksanaan UU PPN seringkali tidak dikaitkan dengan kelaziman usaha dan sifat transaksional PPN. Akibatnya, aturan pelaksanaan UU PPN dan administrasi perpajakan tidak memfasilitasi pelaporan ekspor yang dilakukan secara tidak langsung di dalam SPT Masa PPN.

Export must be proven by Notification for Export of Goods (PEB) and Note for Export Service (NPE), while the Tax Invoice is evidence for supply of Taxable Goods (BKP) or Taxable Services (JKP) within the Customs Area. The absence of PEB and NPE for indirect exports, resulting in overseas sales cannot be recognized as exports, but must be treated as supply of BKP/JKP in the Customs Area so that a Tax Invoice must be issued, can be subject to Value Added Tax (VAT) of 10% and reported on Form 1111 A2 of the monthly VAT Return. This study aims to analyse the implementation of the destination principle in the VAT Law, its implementing regulations and the application of tax administration. This study uses a qualitative approach to find out the root causes of difficulties in reporting indirect exports in the monthly VAT Return. The findings of this study are that the Tax Invoice must be issued either because of the request of the customs and excise officer in connection with the permit for entering or releasing of goods in the Bonded Zone or because of the request of the taxation authority. On the other hand, various interpretations regarding the treatment of VAT for indirect exports result in various fillings of Tax Invoices. The conclusion of this research is that the VAT Law has consistently adhered to the destination principle. However, the absence of a definition of “supply” in the VAT Law has resulted in the interpretation and implementation of the VAT Law often not being related to the business practices and the transactional nature of VAT. As a result, the implementing regulations of the VAT Law and tax administration do not facilitate reporting indirect export in the monthly VAT Return."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nimeesha Sanya Atika
"Pulau Bintan merupakan sebuah destinasi wisata yang menghadirkan wisata dengan kekayaan wisata alam bahari. Untuk mendatangkan wisatawan, maka strategi pemasaran loyalitas tercipta akibat adanya kepuasan wisatawan akibat pengalaman perjalanan di sebuah destinasi pulau. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh travel experience terhadap destination loyalty melalui tourist satisfaction dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara travel experience terhadap destination loyalty, melalui mediasi tourist satisfaction. Hasil lain menunjukan bahwa tourist satisfaction menjadi faktor yang memiliki pengaruh langsung yang signifikan dalam menciptakan destination loyalty. Terdapat saran dari penelitian ini yaitu perlunya peningkatan untuk pembangunan daerah dalam menyediakan pelayanan dan fasilitas Pulau Bintan untuk meningkatkan pengalaman perjalanan wisata.

intan Island is destination that presents with natural landscape of marine tourism. To increase tourist visit, destination loyalty is marketing strategy to created tourist satisfaction with the travel experience in an island destination. This research was conducted to analyze the effect of travel experience on destination loyalty with mediation tourist satisfaction with a quantitative approach. The results showed that there was an effect between travel experience on destination loyalty, through the mediation of tourist satisfaction. Other results show that tourist satisfaction is a factor that has a significant direct effect in creating destination loyalty. There are suggestions from this research, namely need for improvement in regional development in providing services and facilities for Bintan Island to improve travel experience in destination."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heribertus Ompusunggu
"Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan destinasi wisata yang direncanakan
oleh Pemerintah didaftarkan pada UNESCO di tahun 2015, sebagai heritage atau
warisan budaya. Namun permasalahan kemacetan lalu lintas, gangguan keamanan
dan tidak tertibnya pedagang kaki lima akan menjadi hambatan dalam rencana
tersebut. Sehingga diperlukan fungsi kepolisian dengan mengedepankan
kemitraan dengan masyarakat di Kawasan Kota Tua dalam penanggulangan
terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi. Pertanyaan tesis ini
adalah: bagaimana Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di Kawasan Kota Tua
Jakarta, kendala-kendala yang dihadapi dan Pemolisian yang ideal yang dapat
diterapkan di Kawasan Kota Tua Jakarta.
Teori dan Konsep yang digunakan pada tesis ini adalah, polisi, pemolisian,
masyarakat atau komuniti, pariwisata, perkotaan, manajemen, Polsek dan
Polsubsektor dan Analisis SWOT.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berfokus pada
etnografi, sementara metode penulisannya penulis cenderung ke deskriptif
analisis.
Temuan penelitian menyebutkan Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di
Kawasan Kota Tua Fatahilah dilaksanakan dengan melalui beberapa proses
manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan.
Kegiatan yang dilakukan adalah pengaturan, penjagaan, dan patroli. Kendalakendala
yang dihadapi dari segi internal, adalah kemampuan Polsubsektor
Pinangsia masih terbatas hal ini dilihat dari segi sumberdaya manusia secara
kuantitas baik kualitas (khususnya tidak ada polisi pariwisata), sarana dan
prasarana serta anggaran. Sementara kendala dari segi Eksternal adalah kurang
maksimalnya kerjasama dengan pihak Sat Pol PP, Satpam Museum, PKL,
Parkiran dan Linmas dalam hal keterpaduan, kurang maksimalnya alat pendukung
pengamanan di wilayah kawasan Kota Tua, misalnya pagar dan CCTV. Model
Pemolisian yang ideal dengan melihat keterbatasan organisasi, bagi Polsubsektor
Pinangsia adalah pemolisian modern yang proaktif dalam menyelesaikan masalah
dengan memfokuskan pelayanan dan pengayoman terhadap pariwisata perkotaan.
Kesimpulan, Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di Kawasan Kota Tua
Jakarta sudah dilaksanakan melalui peran petugas Polsubsektor Pinangsia yang
memiliki kecenderungan menekankan peran para petugas kepolisiannya pada
tindakan-tindakan kepolisian secara persuasif, preemtif dan preventif dengan
melaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat individu..
Saran, seharusnya Polsubsektor Pinangsia memiliki kemampuan secara
kualitas dan kuantitas untuk menjamin kenyamanan wisatawan dalam melakukan
kunjungannya, dan ditunjang oleh pendukung dalam rangka penanggulangan
permasalahan sosial yang membutuhkan dukungan dari Pemerintah.
Kata Kunci: Pemolisian, Perkotaan dan Pariwisata.

The Kota Tua Jakarta area is a tourist destination which was planned by
the Government registered on the UNESCO in 2015, as a heritage city. But the
problems of traffic congestion, security threats and not martinet vendors will be
obstacles in the plan. So that the necessary police functions by promoting
partnerships with the community in the Kota Tua Jakarta area in in response to the
social problems that occur. The thesis question is: how policing Polsubsektor
Pinangsia in the Kota Tua Jakarta area, obstacles faced and policing an ideal that
can be applied in the Kota Tua Jakarta area.
Theories and concepts used in this thesis is, police, policing, community or
local community, tourism, urban management, police and Polsubsektor and
SWOT Analysis.
Methods This study used a qualitative approach focuses on ethnography,
while the methods of literary writers tend to the descriptive analysis.
Polsubsektor Pinangsia policing research findings mentioned in the Kota
Tua Jakarta area implemented through a management process ie planning,
organizing, leadership and supervision. Activities undertaken is the setting,
maintenance, and patrol. Constraints faced in terms of internal, is still limited
ability Polsubsektor Pinangsia this in terms of human resources in terms of
quantity of good quality (in particular there is no tourism police), infrastructure
and budget. While the terms of the External constraints are less maximum
cooperation with the Sat Pol PP, museum guard, street vendors, parking and
Linmas in terms of integrity, lack of support tools maximum security in the Kota
Tua Jakarta area, such as fencing and CCTV. The ideal model of policing to see
the limitations of the organization, for Polsubsektor Pinangsia modern policing is
proactive in resolving problems with the service and protection focusing on urban
tourism.
Conclusion, policing Polsubsektor Pinangsia in the Kota Tua Jakarta area
has been carried out through role Pinangsia Polsubsektor officer who has a
tendency emphasizes the role of its police officers on police actions persuasively,
preemptive and preventive to implement various activities are individual.
Advice, should have the ability Polsubsektor Pinangsia in quality and quantity to
ensure the comfort of the traveler's visit, and supported by the support in order to
control social problems that require the support of the Government.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyifa Fadhilla
"Penelitian terdahulu (Oishi et al., 2015) menunjukkan bahwa preferensi tempat wisata memiliki hubungan dengan trait extraversion dan dapat berbeda berdasarkan functional value pada tempat wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trait extraversion dan kesesuaian memilih tempat wisata dengan functional value. Penelitian ini dilakukan pada 840 partisipan yang merupakan WNI yang berusia minimal 18 tahun dan menetap di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur BFI-44 (John, Donahue, & Kentle, 1991) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Fitri (2015) untuk mengukur trait kepribadian dan pertanyaan survei pada penelitian Oishi et al. (2015) untuk menggambarkan preferensi tempat wisata dan kesesuaian memilih tempat wisata dengan functional value. Hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik korelasi Point Biserial dan teknik uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trait extraversion (r=-0,084, n=840, p < 0,05) dan conscientiousness (r=-0,077, n=840, p < 0,05) memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kesesuaian memilih tempat wisata dengan functional value yang berarti semakin tinggi skor trait extraversion dan conscientiousness maka semakin besar kecenderungan individu untuk memilih tempat tujuan wisata sesuai dengan functional value (memilih pantai ketika ingin bersosialisasi serta memilih gunung ketika ingin menyendiri atau menenangkan diri).

Previous research (Oishi et al., 2015) showed that the preference of tourist destination has a correlation with extraversion trait and can be different based on the functional value of its tourist destination. This study aims to determine the correlation between extraversion trait and the congruity in choosing tourism destination functional values. This study was conducted on 840 participants who are Indonesian citizens who are at least 18 years old and living in Indonesia. The study was conducted using the BFI-44 measuring instrument (John, Donahue, & Kentle, 1991) which was adapted into Indonesian by Fitri (2015) to measure personality traits and survey questions in the research of Oishi et al. (2015) to see an overview of the preferences of tourism destination and the congruity in choosing tourism destination with functional value. The results were analyzed using The Biserial Point Correlation technique and Chi-Square test. The results showed that extraversion (r=-0,084, n=840, p < 0,05) and conscientiousness traits (r=-0,077, n=840, p < 0,05) were significantly associated with congruity in choosing tourism destination with functional values, which means that the higher the extraversion and conscientiousness trait scores, the greater the individual's tendency to choose preferences for tourist destination according to their functional values (prefer going to the beach when they want to socialize and prefer going to the mountain when they want to be alone or calm down).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Kharisma Yudha
"Bali merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, rata-rata pertumbuhan jumlah Wisman sepanjang 2015-2018 mencapai 13,66%. Penelitian mengenai tipologi objek wisata dan tipologi wisatawan yang berkunjung ke Bali menjadi hal yang penting untuk diketahui dikarenakan kajian tipologi sangat penting untuk pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran wisatawan berdasarkan persebaran jenis objek wisata dan kelas penginapan di Bali, dimana sebaran pengunjung wisata pada berbagai destinasi wisata di bali dapat dikaji secara spasial dengan melihat sebaran jumlah akomodasi pada tiap kabupaten, dan penelitian ini menggunakan data jumlah pengunjung wisata pada tiap destinasi wisata di Bali dan mengasosiasikannya dengan jumlah akomodasi pada tiap kabupaten. Hasilnya pola sebaran objek wisata dan wisatawan terdapat di setiap Kabupaten/Kota di Bali dengan aktivitas pariwisata paling besar terdapat Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli yang mana terdapat hubungan yang signifikan antara pola persebaran wisatawan dengan jenis objek wisata dan kelas penginapannya dimana semakin baik dan banyak fasilitas akomodasi dan objek/atraksi wisata yang ada maka semakin banyak pula pengunjung dan kegiatan kepariwisataan yang ada.

Bali is one of the leading tourist destinations in Indonesia, the average growth of the number of foreign tourist throughout 2015-2018 reached 13.66%.This research is important to know because the study of typology is very important for tourism development. The purpose of this study is to find out the pattern of tourist distribution based on the distribution of tourist attractions and lodging classes in Bali, where the distribution of tourist visitors in various tourist destinations in Bali can be studied spatially by looking at the distribution of the number of accommodation and the number of tourism object in each district. As a result, the pattern of distribution of tourist attractions and tourists is found in every Regency / City in Bali with the largest tourism activities there are Gianyar Regency, Tabanan Regency, Karangasem Regency, Badung Regency, Denpasar City, Jembrana Regency, Klungkung Regency, and Bangli Regency where there is a significant relationship between the pattern of tourist distribution with the type of tourist attractions and lodging classes where the better and more accommodation facilities and attractions /object that exist, the more visitors and tourism activities there are."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>