Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Humayoon Gardiwal
Abstrak :
Drug users in Indonesia are threatened by many health and social challenges of which HIV, HBV and HCV are dominant and hence the utilization of health services is vital for them. This study was aimed to determine the individual factors that influence the health service utilization among drug users in west Java (Bandung), Indonesia. We used secondary data from the National Drug Survey Indonesia 2008, with a sample size of 130 drug users. The individual determinant of health service utilization were studied in three categories, predisposing, enabling and need factors we found that living with parents, drug overdose, respiratory and miscellaneous symptoms were significantly associated with health service utilization. Those living with parents were more likely to use health services than those living with others. Those who had Digestive and Miscellaneous symptoms and did not experience drug overdose were also more likely to use health service utilization. We did not find any association among the predisposing factors and health service utilization among drug users.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T30834
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Susanto
Abstrak :
Jumlah Pengguna Narkoba di Propinsi Lampung pada Tahun 2017 berdasarkan survey BNN adalah 116.845 orang atau kurang lebih 1,94 % dari total jumlah penduduk di Propinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan psikoedukasi keluarga terhadap ketangguhan dan dukungan keluarga Orang Dengan Gangguan Penggunaan Zat di Lapas Narkotika. Desain penelitian ini quasi eksperimental pre-post test with control group. Sampel masing-masing kelompok berjumlah 31 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling dan metode random sampling. Kelompok intervensi 1 hanya diberikan pendidikan kesehatan serta kelompok intervensi 2 diberikan pendidikan kesehatan dan psikoedukasi keluarga. Pengukuran dilakukan 3 kali yaitu pertama dan kedua sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dan pengukuran ketiga setelah diberikan psikoedukasi keluarga. Uji analisis yang digunakan adalah uji repeated ANOVA dan independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan ketangguhan dan dukungan keluarga meningkat secara bermakna (p value < 0,05) setelah mendapatkan pendidikan kesehatan. Ketangguhan dan dukungan keluarga meningkat lebih besar pada kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan dan psikoedukasi keluarga daripada kelompok yang hanya diberikan pendidikan kesehatan. Tindakan keperawatan pendidikan kesehatan dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan sebagai terapi yang dapat digunakan pada kegiatan rehabilitasi Narkoba di Lapas Narkotika. ......The number of Drug Users in Lampung Province in 2017 based on the BNN survey was 116,845 people or approximately 1.94% of the total population in Lampung Province. This study aims to determine the effect of health education and family psychoeducation on the resilience and family support of people with impaired substance use in narcotics prisons. The design of this study was quasi experimental pre-post test with control group. The sample of each group amounted to 31 people using purposive sampling techniques and random sampling methods. The intervention group 1 was only given health education and the intervention group 2 was given health education and family psychoeducation. Measurements were taken 3 times, first and second before and after health education was given and the third measurement after family psychoeducation was given. The analytical test used was repeated ANOVA test and independent t-test. The results showed resilience and family support significantly increased (p value <0.05) after getting health education. Resilience and family support increased more in groups who were given health education and family psychoeducation than groups that were only given health education. Nursing action on health education and family psychoeducation is recommended as a therapy that can be used in drug rehabilitation activities in narcotics prison.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prashti Mutia Wulan
Abstrak :
Gangguan jiwa merupakan kontributor terbesar beban penyakit dan penyebab kematian saat ini dilihat tahun hilang akibat kesakitan atau kecacatan (Pusdatin Kemkes RI, 2019), dan dapat dipengaruhi oleh penggunaan narkoba. Dari hasil Riset Kesehatan Dampak Penyalahgunaan Narkoba tahun 2019, 13,1% penggunanya mengalami gangguan kejiwaan yang merupakan dampak jangka panjang yang paling banyak dialami pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi narkoba dari jumlah zat, kombinasi zat, dan usia pertama kali menggunakan narkoba dengan gangguan kejiwaan pengguna narkoba di Balai Rehabilitasi BNN. Desain studi dalam penelitian adalah desain cross sectional berupa studi kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna narkoba yang pernah mengkonsumsi/menggunakan narkotika selama 2 tahun terakhir, pernah/sedang mengikuti program rehabilitasi BNN tahun 2017-2019, berusia 15-64 tahun, dan tidak sedang mengalami gangguan jiwa yang berat. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polydrug (OR: 3,39; CI 95%: 1,2 - 9,6), kombinasi zat sesama depresan (OR: 3,15; CI 95%: 1,5 – 6,77), kombinasi zat sesama halusinogen (OR: 2,09; CI 95%: 1,05 – 4,13), dan kombinasi zat stimulan dan depresan (OR: 2,42; CI 95%: 1,21 – 4,84) berhubungan signifikan secara statistik dengan gangguan kejiwaan pada pengguna narkoba. Sedangkan kombinasi zat lainnya, usia pertama kali menggunakan narkoba, dan karakteristik pengguna tidak berhubungan signifikan secara statistik dengan gangguan kejiwaan. Penyalahgunaan narkoba berdampak buruk pada kesehatan, oleh karena itu peneliti menyarankan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba baik secara monodrug maupun polydrug terlebih lagi pada usia dini. Diperlukan analisis lanjutan untuk melihat secara komprehensif hubungan karakteristik pengguna dan perilaku konsumsi narkoba dengan gangguan kejiwaan. ......Mental disorders are the one of largest contributor to the burden of disease and the cause of death at this time seen as lost years due to illness or disability (Pusdatin Kemkes RI, 2019), and it can be affected by drug use. The results of the Health Research on the Impact of Drug Abuse in 2019 said it was found that 13.1% of drug users experienced mental disorders, which is the long-term impact experienced by drug users. This study aims to determine the relationship between drug consumption from the number of substance, substances combination, and age at first time using drugs towards mental disorders of drugs user at the BNN Rehabilitation Center. The study design was a cross-sectional design in the form of a quantitative study. The sample in this study is drug users who have consumed/used narcotics in the past 2 years, have been/are currently participating in the BNN rehabilitation program for 2017-2019, aged 15-64 years, and are not experiencing serious mental disorders. The analysis in this research was univariate and bivariate analysis. The results showed that polydrug (OR: 3.39; CI 95%: 1.2 – 9.6), combination of depressants depresan (OR: 3.15; CI 95%: 1.5 – 6.77), and combination of hallucinogens (OR: 2.09; CI 95%: 1.05 – 4.13), combination of stimulants and depressants (OR: 2.42; CI 95%: 1.21 – 4.84) had a statistically significant relationship with mental disorders. Meanwhile, the others combination, onset age of drug used, and drugs user characteristics were not statistically significant with mental disorders. Drugs abuse had negative effects towards health, so that the researcher suggested to stop drugs abuse both monodrug and polydrug used especially at the young age. Further analysis needed to see comprehensive association between drugs user characteristics and drugs consumption towards mental disorders.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Uli Artha Br
Abstrak :
Penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat di fasilitas distribusi harus mematuhi peraturan perundang-undangan. Kondisi penyimpanan untuk obat dan/atau bahan obat harus sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi atau non-farmasi yang memproduksi bahan obat standar mutu farmasi. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) merupakan masalah yang sangat kompleks. Produk Rantai Dingin atau Cold chain product (CCP) merupakan obat-obatan yang peka terhadap suhu adalah produk yang bersifat mudah rusak dan memerlukan pengawasan dan distribusi di lingkungan yang terkendali. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi penyimpanan terhadap napza dan CCP. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penyimpanan terhadap napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya) di KFTD Bogor dan evaluasi penyimpanan terhadap Produk Rantai Dingin/ Cold Chain Product (CCP) di KFTD Bogor. Hasil menunjukan penyimpanan napza dan CCP di KFTD Bogor dianggap telah memenuhi persyaratan yang terdapat di dalam CDOB. ......Penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat di fasilitas distribusi harus mematuhi peraturan perundang-undangan. Kondisi penyimpanan untuk obat dan/atau bahan obat harus sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi atau non-farmasi yang memproduksi bahan obat standar mutu farmasi. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) merupakan masalah yang sangat kompleks. Produk Rantai Dingin atau Cold chain product (CCP) merupakan obat-obatan yang peka terhadap suhu adalah produk yang bersifat mudah rusak dan memerlukan pengawasan dan distribusi di lingkungan yang terkendali. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi penyimpanan terhadap napza dan CCP. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penyimpanan terhadap napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya) di KFTD Bogor dan evaluasi penyimpanan terhadap Produk Rantai Dingin/ Cold Chain Product (CCP) di KFTD Bogor. Hasil menunjukan penyimpanan napza dan CCP di KFTD Bogor dianggap telah memenuhi persyaratan yang terdapat di dalam CDOB
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Fikri Fansyuri
Abstrak :
Hak atas kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk semua manusia, termasuk narapidana. Salah satu kelompok narapidana yang rentan terhadap permasalahan hak atas kesehatan adalah narapidana pengguna narkoba. Pada tulisan ini penulis membahas tentang hak atas kesehatan untuk pengguna narkoba dalam lembaga pemasyarakatan di Indonesia pada kondisi pandemi Covid-19. Untuk melihat permasalahan hak atas kesehatan narapidana pengguna narkoba penulis menggunakan teori keadilan sosial yang dicetuskan oleh Jhon Rawls dan humanitarian theory of punishment yang dicetuskan oleh Lewis. Penulis menganalisis permasalahan hak atas kesehatan pada narapidana pengguna narkoba di Indonesia dengan  melihat standar yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga Internasional. Kemudian, penulis mencoba melihat respons pemerintah Indonesia dalam melihat situasi pengguna narkoba yang ada di dalam lapas pada masa Covid-19 dan membandingkannya dengan respons ideal yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga Internasional termasuk urgensi vaksinasi bagi narapidana di dalam lapas, terkhusus pengguna narkoba. Setelah itu, penulis menganalisis relevansi dari penggunaan pemenjaraan dalam merespons pengguna narkoba pada saat pandemi Covid-19. ......The right to health is very important for all human beings, including prisoner. One of the groups that are vulnerable to the issue of the right to health are drug users. In this paper, the author discusses the right to health for drug users in prisons in Indonesia during the Covid-19 pandemic. To look at the problem of the right to health of drug users, the author uses the social justice theory initiated by John Rawls and the humanitarian theory of punishment proposed by Lewis. The author analyzes the issue of the right to health in the relationship of drug users in Indonesia by comparing it with the standards issued by international institutions. Then, the author tries to see the response of the Indonesian government is looking at the situation of drug users in prisons during the Covid-19 period and compares it with the ideal response issued by international institutions, including the urgency of vaccination for prisoners in prison, especially drug users. After that, the authors analyzed the relevance of the use of imprisonment in responding to drug users during the Covid-19 pandemic.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yurina Alhayu
Abstrak :
Latar belakang: Meningkatnya jumlah pengguna narkoba di Indonesia, dapat meningkatkan jumlah kasus HIV/AIDS melalui tindakan berisiko. Pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS dapat menurunkan risiko transmisi penyakit tersebut. Terdapat MOinfeksi HIV/AIDS yang dapat menurunkan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Pengetahuan tentang MO HIV/AIDS dapat meningkatkan kewaspadaan individu terkait infeksi tersebut. Belum diketahui data pengetahuan pencegahan dan MO HIV/AIDS pada klien Badan Narkotika Nasional (BNN), Lido, Jawa Barat. Tujuan: Mengetahui pengetahuan, sikap, tindakan pencegahan HIV/AIDS dan manifestasi oralnya, pada klien yang berada di BNN, Lido, Jawa Barat serta kaitannya dengan sosiodemografi, lama pakai narkoba dan lama di rehabilitasi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik potong lintang menggunakan kuesioner yang telah diadaptasi lintas budaya pada klien BNN, Lido, Jawa Barat. Hasil: Terdapat 133 responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan masuk dalam kriteria inklusi. Hampir seluruh responden mengetahui HIV/AIDS dan penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan HIV/AIDS, termasuk pengguna jarum suntik, namun beberapa faktor risiko lain belum dapat dijawab dengan benar. Hanya 50% responden beranggapan tidak berisiko menularkan HIV/AIDS karena setia pada pasangan. Sebesar 63,2% responden tahu jika jamur di mulut merupakan MO HIV/AIDS dan 48% menilai bau mulut merupakan gangguan yang dapat dialami oleh ODHA. Hanya sedikit responden yang mengetahui MO EC-Clearinghouse dan yang paling sering dijawab adalah kandidiasis dan keilitis angularis. Selanjutnya pendidikan memiliki hubungan dengan pengetahuan pencegahan HIV/AIDS, lama direhabilitasi memiliki hubungan dengan sikap risiko HIV/AIDS, pekerjaan memiliki hubungan dengan pengetahuan MO HIV/AIDS, serta pengetahuan HIV/AIDS memiliki hubungan dengan sikap tentang HIV/AIDS dan MO HIV/AIDS. Kesimpulan: Telah didapatkannya data mengenai karakteristik umum, pengetahuan, sikap, tindakan pencegahan HIV/AIDS serta manifestasi oralnya pada pengguna narkoba. Masih diperlukan edukasi mengenai pencegahan HIV/AIDS serta pengetahuan mengenai MO HIV/AIDS pada klien BNN, Lido, Jawa Barat. ......Background: The increasing number of drug users in Indonesia, can also increase the number of HIV/AIDS cases through risky behaviors. Good knowledge about the prevention of HIV/AIDS can reduce the risk of transmission. The presence of oral manifestations (OM) of HIV/AIDS infection can reduce the quality of life of people living with HIV/AIDS (PLWHA). Knowledge of MO HIV/AIDS can increase awareness regarding the transmission. There was no known data regarding HIV/AIDS and its OM on clients at National Narcotics Agency Rehabilitation Centre (BNN), Lido, West Java. Objective: To know the knowledge, attitudes, and practices for HIV/AIDS and its OM, among drug users at BNN, Lido, West Java and its relation with sociodemography, duration of drug use and length of rehabilitation. Methods: This study was a cross￾sectional analytic descriptive using a cross-culturally adapted questionnaire that consist of 31 questions. The questionnaire was distributed to the clients at Lido, BNN, West Java. Results: One hundred thirty-three respondents who were willing to participate in the study and matched with the inclusion criteria. Almost all respondents had heard about HIV/AIDS and knew that the use of condoms could reduce the risk of HIV/AIDS transmission, including injecting needle users, but they could not answer several other risk factors. Only 50% of the respondents think they were not at risk of transmitting HIV/AIDS because they were loyal to their partners. As many as 63.2% of respondents knew that yeast in the mouth was one of the OM of HIV/AIDS and 48% rate that bad breath was a disorder that could be experienced by PLWHA. Only a few respondents knew about OM EC-Clearinghouse and the most frequently answered OM were candidiasis and angular cheilitis. Furthermore, level of education had an association with knowledge of HIV/AIDS prevention, length of rehabilitation had an association with HIV/AIDS risk attitudes, work status had an association with knowledge of OM of HIV/AIDS, and knowledge of HIV/AIDS had an association with OM of HIV/AIDS and HIV/AIDS’s attitudes. Conclusion: This study provided data about general characteristics, knowledge, attitudes, and practices prevention of HIV/AIDS and its OM among drug users. Education about HIV/AIDS prevention and knowledge about OM HIV/AIDS is still needed at clients of BNN, Lido, West Java.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The aim of this study was to examine methadone maintenance program pilot project in Indonesia. With prospective cohort study design, one hundred one participants were recruited. Study was condected in two sites , the Drug Dependence Hospital (RSKO) Jakarta and Sanglah Hospital , Bali....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriana Lupitaningrum
Abstrak :
Penggunaan antibiotik harus digunakan secara bijak dan rasional sehingga diperlukan evaluasi penggunaan antibiotik agar menurunkan kejadian resistensi. WHO merekomendasikan metode ATC/DDD yang mengukur secara kuantitatif besarnya nilai DDD penggunaan antibiotik. Tujuan dari metode ATC/DDD adalah sebagai alat pemantauan dan evaluasi penggunaan obat dalam rangka meningkatkan kualitas penggunaan obat, yang hasilnya dapat dibandingkan di berbagai tingkat fasilitas kesehatan, nasional maupun internasional. Data daftar realisisasi obat yang diperoleh dari Puskesmas Cipinang Besar Utara dikelompokkan ke kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian kelompok kriteria inklusi dianalisis datanya menggunakan Microsoft Excel. Data yang dianalisis diantaranya adalah nilai DDD/1000 pasien/hari, DU 90%, dan presentasi kesesuaian penggunaan obat.Obat antibiotik yang mencakup 90% penggunaan dari seluruh obat antibiotik di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara adalah Amoxicillin, Ciprofloxacin, dan Isoniazid dengan penggunaan terbanyak adalah Amoxicillin, yang mencakup 75,02% dari seluruh antibiotik. Expenditure untuk obat antibiotik adalah Amoxicillin, yang mencakup 76,35% dari seluruh pengeluaran obat antibiotik. Pengeluaran terbesar per DDD atau Cost/DDD terbesar adalah Clindamycin, dengan Cost/DDD Rp3.200,00 / DDD.Saran untuk Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara untuk mengevaluasi obat golongan antibiotik yang digunakan dan menentukan apabila diperlukan perbaikan atau perubahan. Saran untuk evaluasi selanjutnya agar mencakup ruang lingkup obat yang lebih luas, atau melakukan evaluasi dari periode waktu yang lebih luas untuk mendapatkan lebih banyak data sebagai pembanding. ...... The use of antibiotics must be wisely and rationally so that it is necessary to evaluate the use of antibiotics in order toreduce the incidence of resistance. WHO recommends the ATC/DDD method which quantitatively measures the DDDvalue of antibiotic use. The aim of the ATC/DDD method is as a tool for monitoring and evaluating drug use in order toimprove the quality of drug use, the results of which can be compared at various levels of health facilities, national and international. Drug realization list data obtained from the Cipinang Besar Utara Community Health Center is grouped into inclusion and exclusion criteria. Then the data were analyzed for the inclusion criteria groups using MicrosoftExcel. The data analyzed include the value of DDD/1000 patients/day, DU 90%, and presentation of appropriateness of drug use. Antibiotic drugs that cover 90% of the use of all antibiotic drugs at the Cipinang Besar Utara SubdistrictHealth Center are Amoxicillin, Ciprofloxacin, and Isoniazid with the most use. is Amoxicillin, which accounts for75.02% of all antibiotics. Expenditure for antibiotic drugs is Amoxicillin, which covers 76.35% of all antibiotic drugexpenditure. The largest expenditure per DDD or the largest Cost/DDD is Clindamycin, with a Cost/DDD of IDR 3,200.00 / DDD. Suggestions for the Cipinang Besar Utara Subdistrict Health Center to evaluate the antibiotic class of drugs used and determine if improvements or changes are needed. Suggestions for further evaluation include a wider scope of drugs, or conduct evaluations over a wider time period to obtain more data for comparison.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Larasati Nurhidayah
Abstrak :
Penggunaan obat rasional adalah pemberian obat ke pasien yang tepat dengan kebutuhan terapi dalam periode waktu yang cukup dan harga yang terjangkau. Pengunaan obat rasional dinilai dari ketepatan penentuan kondisi pasien, pemberian informasi, dan tindak lanjut. Penggunaan obat rasional diterapkan untuk menjamin pasien mendapatkan pelayanan dan pengobatan sesuai kebutuhan untuk mencapai terget terapi dan mengindari risiko kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peresepan dan penggunaan obat rasional pada pasien infeksi saluran akut non-Pneumonia dan diare non-spesifik sesuai indikator antibiotik pada Puskesmas Kecamatan Kramat Jati periode Januari-Februari 2023. Penelitian dilakukan dengan metode retrospektif pada data sekunder dengan purposive sampling pada resep pasien dengan diagnosa infeksi saluran pernafasan akut non-pneumonia atau diare non-spesifik. Data diolah untuk menentukan persentase penggunaan antibiotik dan rasionalitas penggunaan obat. Hasil data menunjukkan pengobatan ISPA non-Pneumonia menggunakan antibiotik sebanyak 4% dan 16% (Januari dan Februari) yang masih berada dibawah batas maksimal (<20%). Pengobatan diare non-spesifik menggunakan antibiotik sebanyak 4% pada kedua periode, dimana angka ini masih direntang penerimaan (<8%). Penggunaan obat untuk peresepan antibiotik pada pasien ISPA non-Pneumonia dan diare non-spesifik berada pada rentang penerimaan menurut Kemenkes RI. ...... Rational drug use is right distribution of drug to patients enough to fulfill therapy needs in certain period of time and afforable price. Rational drug use is assessed by right diagnosis, providing information, and follow-up. Rational drug use is applied to assure patients are receiving adequate service and treatment to achieve therapeutic goal and reduce health risk.  This study aims to evaluate prescriptions and drug use in patients with unspecified acute respiratory infection and unspecified diarrhea based on antibiotic indicator at Kramat Jati Subdistrict Public Health Center in January-February 2023. This research use retrospective method in secondary database with purposive sampling on patients with unspecified acute respiratory infection or unspecified diarrhea diagnoses. Prescriptions and data were processed to determine antibiotic usage percentage and drug use rationality. Result shows 4% and 16% of unspecified acute respiratory infection treatment use antibiotic in Januari and February respectively which are still in acceptable rate of <16%. Unspecified diarrhea had 4% rate of treatment with antibiotic in both periods which is still in acceptable rate of <8%. Antibiotic usage for unspecified acute respiratory infection and unspecified diarrhea are on acceptable rate according to Indonesia Health Department study.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Ratna Shabrina
Abstrak :
Penggunaan obat rasional (POR) merupakan penggunaan obat yang sesuai dengan kriteria, seperti tepat obat, tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat cara pemakaian, tepat waktu pemberian, tepat kondisi pasien, tepat lama pemberian, dan waspada efek samping. Pada penelitian ini dilakukan tinjauan terhadap penggunaan obat dengan mengkaji rekam medik dan dilihat persentase peresepan antibiotik pada penyakit ISPA non-pneumonia dan diare non selektif sebagai bentuk penerapan evaluasi penggunaan obat rasional di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Penelitian dilakukan dengan mengkaji secara retrospektif berdasarkan rekam medik kasus ISPA non-pneumonia dan diare non spesifik bulan Januari- Maret 2023. Data pasien diambil dari register harian e-puskesmas dengan dipilih 25 sampel kasus per diagnosis terpilih setiap bulan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rata-rata penggunaan antibiotik pada kasus ISPA non pneumonia dan diare non spesifik sudah sesuai dengan standar Kemenkes dengan nilai 9,3%  dan 7%. Penerapan penggunaan obat rasional pada kasus ISPA non pneumonia dan diare non spesifik di Puskesmas Kramat Jati telah berjalan dengan baik. ...... The use of rational drugs (POR) is the use of drugs that are in accordance with the criteria, such as the right drug, the right diagnosis, the right indication, the right way of use, the right time of administration, the right patient's condition, the right time of administration, and the right side effects. In this study, a review of drug use was carried out by reviewing medical records and looking at the percentage of antibiotic prescribing in non-pneumonia and non-selective diarrhea as a form of implementation of rational drug use evaluation at the Kramat Jati District Health Center. The study was conducted retrospectively based on medical records of non-specific cases of ISPA and non-specific diarrhea from January to March 2023. Patient data is taken from the daily register of the e-puskesmas with 25 sample cases selected per selected diagnosis every month. The conclusion of this study is that the average use of antibiotics in cases of non-pneumonia and non-specific diarrhea is in accordance with the Ministry of Health's standards with values of 9.3% and 7%. The application of rational drug use in cases of non-pneumonia and non-specific diarrhea at the Kramat Jati Health Center has gone well.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>