Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Arifin Noor
"ABSTRAK
Fatigue merupakan gejala umum dan menimbulkan ketidaknyamanan yang dialami oleh
pasien post stroke, karena adanya tekanan psikologis dan masalah fisik yang dihadapi
yang berdampak pada penurunan Health-Related Quality of Live (HRQoL), penurunan
Activity Daily Living (ADL) bahkan penurunan aktivitas seksual. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh pemberian terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) terhadap penurunan fatigue pada pasien post stroke. Terapi SEFT dapat
digunakan untuk mengatasi masalah emosional dan fisik, sangat mudah dilakukan dan
sangat sederhana. Desain yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan melibatkan
22 orang responden yang dipilih dengan menggunakan teknik concecutive sampling
yang dibagi menjadi dua kelompok. Hasil uji independent t test menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan penurunan fatigue yang bermakna antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol (p value = 0,0001). Disimpulkan bahwa terapi SEFT berpengaruh
terhadap penurunan fatigue pada pasien post stroke. Hasil penelitian ini dapat
direkomendasikan untuk diterapkan sebagai upaya mengatasi fatigue pada pasien post
stroke oleh perawat dan keluarga pasien.

ABSTRACT
Fatigue is a common symptom that will causing discomfort for post stroke patient.
Fatigue can cause emotional and physical problems that impact on Health-Related
Quality of Live (HRQoL), Activity Daily Living (ADL) and even sexual activity
decline. This study aims to determine the effect of SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) therapy on fatigue reduction in post stroke patients. SEFT therapy can be
used to resolve emotional and physical problems. This therapy is very easy and simple
to do. Quasi experiment was used as the research design. 22 respondents was selected
by using concecutive sampling technique which was divided into two groups. The
independent t test results showed that there was a significant difference of fatigue
reduction between the intervention group and the control group (p value = 0.0001). It
was concluded that SEFT therapy had an effect on fatigue reduction in post stroke
patients. The results of this study can be recommended to be applied as an effort to
overcome fatigue in post-stroke patients by nurse and patient's family."
Depok: 2018
T49220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Nanggadita
"Latar belakang: Partisipasi anak dalam pembinaan jangka panjang banyak dilakukan sejak usia anak. Di Indonesia seringkali dijumpai jadwal latihan muda melebihi batas jam latihan yang direkomendasikan. Tidak terpenuhinya pemulihan sesuai beban latihan dapat menyebabkan kelelahan tidak teratasi dan menjadi hambatan performa atlet muda. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cold water immersion sebagai salah satu metode pemulihan pada atlet usia muda. Metode: Penelitian ini menggunakan desain uji klinis dengan pembanding, acak tersamar tunggal. Penelitian dilakukan pada 32 atlet berusia 11-16 tahun yang terdaftar dalam program pembinaan provinsi DKI Jakarta. Randomisasi membagi subjek kedalam kelompok intervensi (cold water immersion selama 10 menit dengan suhu 15℃) dan kelompok kontrol (pemulihan pasif selama 10 menit). Subjek melakukan pemeriksaan baseline nilai standing long jump (SLJ), kadar laktat darah (LD), dan nilai rating of perceived exertion (RPE), dilanjutkan protokol simulasi latihan, serta dengan protokol pemulihan. Pengamatan nilai SLJ, LD, dan RPE dilakukan setelah pemulihan dan 24 jam pasca latihan. Dilakukan analisis rerata dalam kelompok menggunakan uji repeated ANOVA dan post hoc Bonferroni untuk nilai SLJ serta uji Friedman dan post hoc Wilcoxon untuk nilai LD dan RPE. Dilakukan analisis perbedaan rerata antar kelompok pada masing-masing data dari pengukuran 10 menit dan 24 jam pasca simulasi latihan menggunakan uji T tidak berpasangan pada nilai SLJ serta uji Mann-Whitney pada nilai LD dan RPE. Hasil: Analisis data berhasil dilakukan pada 30 subjek. Didapatkan peningkatan kembali nilai SLJ mendekati nilai baseline pada kelompok intervensi (p=0,103), sedangkan nilai SLJ pada kelompok kontrol semakin menurun pada 24 jam pasca simulasi latihan. Terjadi penurunan nilai LD hingga di bawah anaerobic threshold pada kelompok intervensi, sedangkan nilai LD kelompok kontrol masih di atas anaerobic threshold setelah 10 menit subjek melakukan protokol pemulihan masing-masing. Tidak ada perbedaan perubahan nilai RPE yang bermakna pada kedua kelompok dari waktu ke waktu. Kesimpulan: Cold water immersion dapat memulihkan performa pada atlet muda dan mengurangi tingkat kelelahan dengan lebih baik pada atlet usia muda.

Background: Children's participation in long-term coaching started from a young age. Young athletes' training schedules in Indonesia often exceed the recommended practice hours. Not fulfilling the recovery according to the training load can cause unresolved fatigue and become an obstacle to the performance of young athletes. Purpose: This study aims to determine the effect of cold water immersion as a recovery method for young athletes. Methods: This study used a randomized, single-blinded, controlled clinical trial design. The research was conducted on 32 athletes aged 11-16 enrolled in the DKI Jakarta provincial coaching program. Randomization divided the subjects into the intervention group (10 minutes of cold water immersion at 15℃) and the control group (10 minutes of passive recovery). Subjects carried out a baseline examination of standing long jump (SLJ) values, blood lactate levels (LD), and rating of perceived exertion (RPE) values, followed by an exercise simulation protocol, as well as a recovery protocol. After recovery and 24 hours after exercise, SLJ, LD, and RPE values were reobserved. Mean analysis was performed within groups using repeated ANOVA, Bonferroni post hoc tests for SLJ values , and Friedman and Wilcoxon post hoc tests for LD and RPE values. We analyzed the mean differences between groups for each data from measurements 10 minutes and 24 hours after the exercise simulation using the unpaired T-test on SLJ values and the Mann-Whitney test on LD and RPE values. Results: Data analysis was successfully performed on 30 subjects. The SLJ value was found to increase again to close to the baseline value in the intervention group (p=0.103). In contrast, the SLJ value in the control group decreased even more 24 hours after the exercise simulation. There was a decrease in the LD value below the anaerobic threshold in the intervention group, while the LD value in the control group was still above the anaerobic threshold after 10 minutes; the subjects carried out their respective recovery protocols. There was no significant difference in changes in RPE values in the two groups over time. Conclusion: Cold water immersion can improve performance in young athletes and reduce fatigue levels better in young athletes.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Adelina
"Curcuma xanthorrhiza, tanaman obat asli Indonesia, telah dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti antioksidan, antikanker, dan antiinflamasi. Namun, efek antilelah dari C.xanthorrhiza belum pernah diteliti. Berbagai bioaktivitas C. xanthorrhiza dikaitkan dengan metabolit utamanya, yaitu xanthorrhizol (XTZ). Karenanya, diperlukan ekstraksi XTZ yang berkelanjutan dan selektif. Dalam penelitian ini, natural deep eutectic solvent (NADES) digunakan sebagai alternatif pelarut hijau untuk ekstraksi XTZ dari C. xanthorrhiza. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyelidiki efek antilelah ekstrak NADES C. xanthorrhiza. Enam jenis NADES disintesis terdiri dari kombinasi kolin klorida (CC) dan glukosa (Glu) sebagai akseptor ikatan hidrogen dan asam organik (asam laktat, asam malat, dan asam sitrat) sebagai donor ikatan hidrogen. Efek antilelah ekstrak CC-Sukrosa dari minyak C. xanthorrhiza dievaluasi menggunakan mencit. Ikatan hidrogen antar komponen NADES dikonfirmasi dengan analisis FTIR dan Nuclear Overhauser Effect Spectroscopy (NOESY). Analisis kuantitatif menggunakan metode HPLC-UV yang valid mendapatkan ekstraksi dengan Glu-LA menghasilkan perolehan XTZ lebih tinggi (29 mg/g serbuk rimpang) dibandingkan etanol (11.38 mg/ g serbuk rimpang). NADES dan ekstrak NADES mempunyai aktivitas antioksidan yang lemah dengan metode DPPH (IC50 46.43 – 285.13 mg/mL; 0.46 mg/mL untuk ekstrak etanol) and metode FRAP (0.018 – 4.99 mmolTE/g; 22.71 mmolTE/g untuk ekstrak etanol). Pada 0.036 and 0.038 mg XTZ/g rimpang kering, ekstrak Glu-LA dan ekstrak etanol memperlihatkan aktivitas perlindungan terhadap kerusakan oksidatif plasmid pBR322 DNA yang diinduksi H2O2, masing-masing 62.15% dan 78.04%. Secara umum, perlakuan dengan semua NADES dan ekstrak NADES aman untuk S. aureus, namun, menghambat pertumbuhan E.coli. Studi antilelah in vivo pada mencit menunjukkan bahwa perlakuan dengan ekstrak CC-Suk dan ekstrak etanol C. xanthorrhiza mampu meningkatkan waktu berenang secara dose-dependent. Dosis tinggi ekstrak CC-Suk meningkatkan kadar ATP dan AMPK pada otot mencit dan mengurangi kadar urea nitrogen dalam serum, dengan hasil setara dengan taurine. Berdasarkan hasil di atas, C.xanthorrhiza dapat dikembangkan menjadi suplemen makanan antilelah menggunakan CC-Suk yang penyiapannya cepat dan ramah lingkungan. Studi lebih lanjut dapat diarahkan pada mekanisme aktivitas antilelah C.xanthorrhiza dan keamanannya.

Curcuma xanthorrhiza, a native Indonesian medicinal plant, has been recognized for different health benefits, including antioxidant, anticancer, and anti-inflammatory activities. However, the antifatigue effect of C.xanthorrhiza has not been studied. Its different bioactivities were associated with xanthorrhizol (XTZ), its main metabolite. Thus, selective sustainable extraction of XTZ is required. In this work, natural deep eutectic solvent (NADES) was studied as viable green solvent alternatives to organic solvents for extraction of XTZ from C. xanthorrhiza. In addition, this study aimed to investigate the effect of C. xanthorrhiza NADES extracts to overcome fatigue. Six NADES were synthesized and characterized, which were based on combinations of choline chloride (CC) and glucose (Glu) as hydrogen bond acceptors and organic acids (lactic acid, malic acid, and citric acid) as hydrogen bond donors. The antifatigue effect of CC-sucrose extract of C. xanthorrhiza oil was evaluated in mice. The FTIR and Nuclear Overhauser Effect Spectroscopy (NOESY) spectra confirmed the formation of NADES. Quantitative analysis using a valid reversed-phase HPLC-UV method showed that among the studied NADES, Glu-LA obtained the highest yield of XTZ (29.59 mg/g dried rhizome), higher than that observed for ethanol extract (11.38 mg/g dried rhizome). NADES and NADES extracts showed weak antioxidant activity by DPPH (IC50 46.43 – 285.13 mg/mL; 0.46 mg/mL for ethanol extract) and FRAP methods (0.018 – 4.99 mmolTE/g; 22.71 mmolTE/g for ethanol extract). At 0.036 and 0.038 mg XTZ/g dried rhizome, Glu-LA and ethanol extracts exhibited strong protective effects against H2O2-induced oxidative damage to pBR322 plasmid DNA, by 62.15% and 78.04%, respectively. Generally, Glu- and CC-based NADES and extracts were safe to S. aureus, however, inhibited E.coli growth. In vivo antifatigue study in mice demonstrated that treatment with CC-Suc and ethanol extracts of C.xanthorrhiza could increase swimming time in a dose-dependent manner. High dose of CC-Suc extract of C. xanthorrhiza elevated ATP and AMPK levels in mice muscle and reduced serum urea nitrogen, with effects comparable to taurine treatment. These results suggest C.xanthorrhiza may be developed as an antifatigue dietary supplement using CC-Suc for rapid and green preparation. These findings recommend further studies to elucidate detailed mechanisms of the antifatigue properties of C.xanthorrhiza and its safety."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library