Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erlin Rachman
"Eight pollination treatments were executed on talinum triangulare willd to observe alternative pollination systems and its effects on some flower activities and seed setting...."
[Place of publication not identified]: Berita Biologi Jurnal Ilmiah Nasional, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Barnard, Julian
"Buku yang berjudul "The healing herbs of edward bach: an illustrated guide to the flower remedies ini ditulis oleh Julian Barnard dan Martine Barnard. Buku ini merupakan sebuah buku panduan mengenai tumbuhan yang dapat dijadikan ramuan obat."
Bath: Ashgrove Press, 1988
R 716.321 BAR h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Harvey, Clare G.
"Buku yang berjudul "The encyclopaedia of flower remedies: the healing power of flower essences from around the world" ini ditulis oleh Clare G. Harvey dan Amanda Cochrane. Buku ini membahas tentang tumbuhan yg berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit."
London : Thorsons, 1995
R 615.321 HAR e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Wijasa Bratawidjaja
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995
745.926 THO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hibberd, James Shirley
London: Groombridge, 1953
635.9 HIB a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Prasetyo Adi, Author
"ABSTRAK
Organisasi ASTHA BUNDA adalah wadah berkumpulnya petani krisan untuk mensukseskan pertanian krisan dan sebagai penghubung antara petani dengan konsumen dalam menjual hasil panen, yang memiliki seperangkat sistem dan aturan ketat yang harus dipatuhi oleh semua struktur organisasi dan dijalankan oleh divisi pemasaran. Dalam pelaksanaannya, anggota merasa bahwa ada kekurangan dalam pelaksanaan sistem atau aturan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran serta manfaat ASTHA BUNDA khususnya divisi pemasaran terhadap seluruh struktur organisasi khususnya anggota organisasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik partisipasi observasi serta wawancara mendalam terhadap pengurus serta anggota ASTHA BUNDA. Hasil penelitian ini adalah peranan Organisasi ASTHA BUNDA dan divisi pemasaran meliputi hampir seluruh kegiatan organisasi, terutama dalam penerapan budaya organisasi demi berjalannya proses produksi dan distribusi hasil panen, petani mengaku merasakan manfaat mengikuti organisasi ini yaitu merasa mendapatkan penghasilan tambahan lewat budidaya krisan lewat budidaya krisan meskipun hal ini adalah budaya baru bagi mereka. Mereka berharap agar sistem dan aturan ini di evaluasi kembali agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup.

ABSTRAK
ASTHA BUNDA is a organization of Farmers Chrysantemum to succeed the Chrysantemum farm and a liaison between farmers with consumers in selling the crops, which have a system and strict rules that must be obeyed by all organizational structures and is run by the marketing division. In practice the members feel that there is a deficiency in the implementation of the system or the rules of the organization. This research aims to find out how the role and benefits of ASTHA BUNDA especially marketing division of the entire organizational structure of particular members of the organization. This research was qualitative research with the techniques of observation and in-depth interview participation against the trustees and members of ASTHA BUNDA. The results of this research is the role of the ASTHA BUNDA Organization and the marketing division covering almost the whole of the organization's activities, particularly in the implementation of organizational culture in favor of passage of the production process and distribution of crops, Farmers claiming to feel the benefits of the organization follow feel earn some extra income through cultivation of chrysantemum although this is a new culture, for those they wish to let this rule and system in the evaluation of return in order to incrase the income and welfare of living.
;"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Irawati Febriana
"
ABSTRAK
Manusia adalah bagian dari alam. Oleh karena itu, wajar kalau manusia memiliki perasaan dekat dan cinta dengan alam. Perasaan dekat dan cinta ini diwujudkan dalam berbagai bentuk perbuatan atau kegiatan dan salah satu bentuknya adalah seni. Melalui seni manusia menuangkan berbagai pengalaman hidup yang pernah ia peroleh, melalui pemanfaatan berbagai elemen yang menurutnya paling menarik yang dapat dijumpainya di alam. Salah salunya adalah bunga. Kecintaan manusia terhadap bunga dapat ditemui di belahan dunia manapun. Bunga sering dibawa oleh manusia dalam berbagai kesempatan untuk mewakili perasaan manusia ketika ia membawa bunga bersamanya Demikian pula di Jepang. Jepang memilih alam yang indah dan cuaca yang lembut dengan empat musim yang secara berkala datang bergantian, yang memungkinkan tumbuhan berbunga tumbuh dengan subur. Di Jepang, berkembanglah semi merangkai bunga Ikebana. Secara harafiah arti ikebana adalah bunga hidup dan memang bunga yang dipergunakan dalam rangkaian bunga Ikebana adalah bunga hidup. Perkembaggan seni merangkai bunga Ikebana ini berawal dari persembahan dalam kegiatan ritus keagamaan orang Jepang pada jaman dahulu. Dalam persembahan itu, orang Jepang percaya bahwa dewa akan turun dari langit ke bumi melalui pohon yang tinggi besar dan senantiasa hijau sepanjang tahun. Pohon tersebut berfungsi sebagai yorishiro atau tempat bersemayamnya para dewa selama mereka berada di bumi. Berdasarkan pandangan seperti ini, maka di Jepang kebanyakan yashiro atau Jinja dibaugun di tempat yang tinggi dan banyak terdapat pohon cemara.
Bunga itu sendiri dianggap mempunyai kekuatan misterius yang dapat memberikan daya untuk hidup. Dalam Nihon Shoki, bunga juga dipergunakan dalam upacara pemujaan terhadap Dewi Izanami Mikoto.
Perkembangan selanjutnya, seiring masuknya agama Budha ke Jepang sekitar abad ke-6, bunga juga digunakan dalam persembahan bunga untuk Budha ynag disebut kuge. Kuge terdiri atas sange, nenge dan keman. Akan tetapi lama-kelamaan, bunga tidak hanya dipersembahkan untuk dewa atau Budha saja. Bunga mulai dipersembahkan di hadapan patung-patung yang merupakan simbol orang yang sudah meninggal.
Kehadiran bunga dalam kehidupan masyarakat Jepang semakin luas dimana kemudian tumbuh perhatian yang istimewa dari para bangsawan terhadap tumbuhan bunga. Dalam keterangan yang terdapat pada Makura no Soshi, mereka menanami halaman rumahnya dengan berbagai tumbuhan bunga.
Di jaman Muromachi rangkaian bunga yang disebut tatehana mulai menghiasi zasshiki atau ruang duduk yang terdapat di rumah-rumah para bangsawan. Kemudian pada jaman Edo, rangkaian bunga gaya rikka mulai populer dan menjadi julukan untuk gaya ikebana pada masa itu Kemudian bunga juga mulai hadir di dalam ruangan untuk upacara minum teh dan bunga untuk keperluan ini disebut chabana atau ohana. Di akhir jaman Edo berkembang pola tenchijinsansaikaku yang sebenarnya merupakan pemikiran tentang alam yang terdiri atas ten (langit), chi (bumi) dan jin (manusia). Selanjutnya muncullah berbagai istilah untuk ikebana sesuai gaya yang berkembang pada jamannya.
Meskipun aliran dalam ikebana terus berkembang dalam jumlah yang sangat banyak, sebenarnya yang dapat dipelajari manusia dari bunga adalah hal yang berkaitan dengan hidup. Bunga yang indah itu tidak selamanya akan demikian, karena pada saatnya ia akan layu dan mati, kemudian digantikan oleh kuncup-kuncup yang baru. Demikian pula dengan manusia yang mengalami lahir, hidup dan mati. Pola dasar dalam ikebana yaitu tenchijin melambangkan keharmonisan manusia dengan alam dan keselarasan hubungan antar manusia.
Dalam segala segi kehidupan, orang Jepang hampir tidak bisa lepas dari bunga dan ada sudah sejak lama karena pengaruh alam negeri Jepang yang indah serta pengaruh kuat dari kepercayaan asli orang Jepang yaitu Shinto, yang mengutamakan pemujaan terhadap keagungan alam dan turut membentuk karakteristik orang Jepang dalam memahami alam.
"
1998
S13713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Harnoni Apriyanti
"Bunga merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengenali jenis Anggrek. Pada penelitian ini, diusulkan sebuah metode baru untuk pengidentifikasian jenis anggrek. Metode baru ini menggunakan pengolahan citra untuk mengenali jenis Anggrek berdasarkan gambar bunga. Segmentasi background dan objek bunga dilakukan dengan metode Maximal Similarity based on Region Merging (MSRM). Ciri yang digunakan untuk mengenali jenis Anggrek adalah ciri bentuk dan ciri warna. Ciri bentuk meliputi perbandingan 1/10 jarak terpanjang dan terpendek dari titik tepi bunga ke titik pusat, rata-rata jarak normal dari titik tepi bunga ke titik pusat, Centroid Contour Distance (CCD), aspect ratio, roundness, moment invariant dan dimensi fraktal. Sedangkan ciri warna yang digunakan adalah ciri warna HSV dengan mengabaikan nilai V. Ekstraksi ciri tidak hanya dilakukan pada bagian bunga, tetapi juga pada bagian bibir bunga (labellum). Seleksi ciri secara manual dan otomatis menggunakan tool Weka digunakan untuk memperoleh kombinasi ciri terbaik. Metode identifikasi yang digunakan yaitu Fuzzy k-NN, PNN (Probabilistic Neural Network) dan SVM (Support Vector Machine). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ciri yang relatif efektif dalam identifikasi Anggrek yaitu ciri CCD, ciri Warna HSV, dan Moment Invarian. Penggunaan ekstraksi ciri tambahan di bagian bibir bunga dapat meningkatkan hasil akurasi identifikasi jenis Anggrek. Hasil identifikasi yang terbaik adalah 88%, menggunakan semua ciri dengan metode identifikasi Fuzzy k-NN.

Flower is one of parameter that can use for orchid species identification. The novel method to identify orchid species is proposed. In this research, digital image processing method used for identifying orchid species based on flower image. Segmentation between background and flower object, using Maximal Similarity based on Region Merging (MSRM) method. Feature that used for identifying orchid species is shape feature and color feature. Shape feature such as ratio of one tenth of the longest and shortest distance from edge to centroid point of flower, the average normalize distance from edge to centroid point of flower, Centroid Contour Distance (CCD), aspect ratio, roundness, moment invariant and fractal dimension. The color feature that used is HSV color feature with ignoring V value. Feature extraction not only at flower region but also at labellum. Feature selection using manual and automatic method with Weka tool to get the best feature combination. Identification method using Fuzzy k-NN, PNN, and SVM. The result show that the effective feature is CCD, HSV color and Moment invariant. Using feature extraction at labellum can increase the accuracy value of orchid species identification. The best identification value is 88% using all the feature and Fuzzy k-NN method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
T31335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prissi Ananda
"Sebagai program pengenalan budaya oleh Badan Diplomasi Jepang, Ikebana diperkenalkan di Indonesia oleh Yayasan Japan Foundation salah satunya melalui kegiatan kursus beraliran Ikenobo. Skripsi ini berupaya membahas proses belajar yang terjadi pada peserta kursus tingkat awal dalam kegiatannya mempersepsikan dan menguasi seni merangkai Ikebana. Sebagai suatu seni merangkai bunga yang berasal dari Jepang, Ikebana mempunyai tata caranya sendiri, yang membawa serta atribut budayanya. Mengetahui hal tersebut, bagaimanakah materi Ikebana sebagai pranata dari luar diterima oleh pesertanya yang orang Indonesia?. Penelitian ini berupaya menelusuri secara holistik dimensi yang tertangkap dalam proses transmisi pengetahuan yang dilakukan oleh pesertanya, yang terdiri atas murid dan pengajar.

As an overseas cultural introduction program campaigned by Japan’s Diplomatic Agencies, Ikebana has been introduced to Indonesia by Japan Foundation Organization through a course program. This research aims to gain an understanding of a learning process at a beginner’s course of Ikenobo School flower arranging held at Japan Foundation building. As a Japanese art, Ikebana have its own characteristics that brought with it their cultural attributes. This research is trying to holistically explore the elements that happen throughout the learning processes, experienced by Indonesian participants in an effort to learn craft from another culture, and also to explore the captured dimensions of the transmissions of knowledge done by participants, which consists of the students and teachers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S44019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Amalia Putri Hutami
"Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki senyawa penting yang terdapat pada kelopak bunga rosella, yaitu antosianin yang berperan sebagai antioksidan. Antosianin membentuk warna merah yang menarik yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Senyawa ini diformulasikan pada lipstik dan sediaan oles bibir sebagai pewarna dan antioksidan alami. Sediaan ini menggunakan kelopak bunga rosella yang dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan diuapkan hingga terbentuk ekstrak kental. Di sisi lain, digunakan juga serbuk ekstrak sebagai acuan. Ekstrak kelopak bunga rosella tidak dapat memberikan warna pada formulasi lipstik, namun dapat memberikan warna pada sediaan oles bibir. Sediaan oles bibir menggunakan ekstrak kental (F3) dan sediaan oles bibir menggunakan serbuk ekstrak (F4) tidak menyebabkan iritasi pada uji iritasi terhadap 10 responden.
Berdasarkan uji kesukaan terhadap 30 responden, tidak terdapat perbedaan homogenitas, aroma, dan daya oles, namun terdapat perbedaan intesitas warna antara sediaan F3 dan sediaan F4 dengan warna yang dihasilkan oleh sediaan F4 lebih kuat dan lebih disukai dibandingkan sediaan F3. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak kelopak bunga rosella dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) diperoleh IC50 sebesar 130,11 ± 2,08 μg/ml, sehingga ekstrak kelopak bunga rosella dapat digunakan juga sebagai antioksidan.

Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) has an essential compound in the roselle calyx, it is anthocyanin that can be used as an antioxidants. The anthocyanin formed an interesting red color that can be used as natural dyes. These compounds were formulated into lipstick and lip cream which applied using a lip brush as natural dyes and antioxidants. It used roselle calyx has been macerated using 96% ethanol and evaporated until it becomes a viscous extract. On the other hand, it also used a powder extract as a reference. Roselle calyx extract couldn't maintain the color of lipstick, but it could maintain the color of lip cream. Lip cream using viscous extract (F3) and lip cream using powder extract (F4) do not caused an irritation by the irritation test of 10 respondents.
Based on the hedonic test of 30 respondents, there are no differences in homogeneity, odor and spreadability, but there is a difference in color intensity between formula F3 and formula F4 with the color of formula F4 which is more intense and preferred than formula F3. The antioxidant activity of roselle calyx extract by DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) method gave an IC50 of 130.11 ± 2.08 μg/ml, that means it also can be used as an antioxidant.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>