Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Febiyanti Norman
"ABSTRAK
Kepatuhan pasien hipertensi masih cukup rendah. Peningkatan kepatuhan dapat
menurunkan mortalitas yang disebabkan penyakit kardiovaskular. Salah satu
metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan adalah dengan
ceramah kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh ceramah
terhadap kepatuhan dan tekanan darah. Selain itu juga dianalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi kepatuhan pasien. Metode penelitian ini adalah Pre-
Experimental dengan desain One Group Pretest-postest. Pengambilan sampel
dilakukan secara consecutive sampling. Pasien yang ikut dalam penelitian adalah
pasien yang telah menderita hipertensi minimal tiga bulan sebelum penelitian,
berumur ≥ 30 tahun dan bersedia menjadi responden. Kepatuhan diukur dengan
kuesioner Morisky 8-items. Data tekanan darah didapat dari data rekam medik
pasien. Ceramah kesehatan diberikan satu kali oleh Apoteker. Pasien yang
bersedia ikut dalam penelitian berjumlah 112 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepatuhan pasien sesudah mengikuti ceramah sebagian besar
(95,5%) memiliki kepatuhan tinggi. Nilai rerata tekanan darah sistol sesudah
ceramah sebesar 143 ± 13,96 mmHg dan nilai diastol sebesar 86 ± 10,78 mmHg.
Hasil uji Wilcoxon signed rank menunjukkan bahwa ceramah memiliki pengaruh
terhadap peningkatan kepatuhan dan penurunan tekanan darah. Hasil uji kai
kuadrat menunjukkan sosiodemografi dan regimen obat tidak memiliki pengaruh
yang nyata terhadap kepatuhan. Kesimpulan yang diperoleh adalah ceramah
kesehatan dapat meningkatkan kepatuhan dan menurunkan tekanan darah pasien.

ABSTRACT
Compliance of hypertensive patients are still quite low. Improvement of
compliance may decrease mortality rate caused cardiovascular disease. One
method used to improve compliance is using health lecture. This study was
designed to evaluate the influence health lecture of compliance and blood pressure
and also analyze the factors that influence compliance for hypertensive patients.
The method using the Pre-Experimental One Group Pretest-postest Design.
Sampling was conducted by consecutive sampling. Patients in this study were
patients who had hypertension for at least three months before the study, aged ≥
30 years old and willing to be a respondents. Compliance was measured using the
Morisky 8-items questionnaire. Blood pressure data based on data medical records
of patients. Health lectures given only once by pharmacist. Patients who
participated in this study were 112 people. The results showed that patient
compliance after attending health lecture showed majority patients (95.5%) had a
high compliance. Average value systolic blood pressure after the lecture of 143 ±
13.96 and diastolic value of 86 ± 10.78 mmHg. Wilcoxon signed rank test result
showed that the lecture had influence of improvement compliance and blood
pressure. Chi-square test result showed that sociodemographic and drug regimen
does not have real influence to patient?s compliance. Their conclusion is health
lecture can improve compliance and decrease the patient's blood pressure."
Universitas Indonesia, 2012
S42282
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Samaria Santosa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemelekan kesehatan pasien di
Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (KDK FKUI)
Kiara dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kemelekan kesehatan

Abstract
The objective of this study was to assess patient?s health literacy level in Kiara
Family Medicine Clinic of Medical Faculty University of Indonesia and its
determinants. This was a quantitative research with cross sectional design. The
results showed that 27,4% respondent had high health literacy level and 72,6%
respondents had low health literacy level. The most dominant influencing factor
of health literacy was accessibility to health information. Health information by
family medicine approach by Kiara Family Medicine Clinic had a role in patient?s
health literacy. More efforts are needed in promoting patient?s health literacy
through improving health information access.
tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan 27,4% responden memiliki tingkat kemelekan
kesehatan tinggi dan 72,6% memiliki tingkat kemelekan kesehatan rendah.Faktor
yang paling berhubungan dengan tingkat kemelekan kesehatan adalah akses
informasi kesehatan. Terdapat peranan informasi kesehatan dari pendekatan
kedokteran keluarga KDK FKUI Kiara pada tingkat kemelekan kesehatan pasien.
Diperlukan upaya peningkatan kemelekan kesehatan pasien melalui peningkatan
akses informasi kesehatan."
2012
T31204
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Brahmana Kridaningrat
"Latar belakang: Oral Health Literacy OHL adalah kemampuan individu untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulutnya dengan menggunakan informasi kesehatan. Tingginya skor OHL menunjukkan baiknya kesadaran individu akan status kesehatan gigi dan mulutnya. Salah satu status penanda kebersihan gigi dan mulut adalah OHI-S. Saat ini masih sedikit penelitian tentang hubungan skor OHL dengan kebersihan mulut dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan: Mengetahui hubungan skor OHL dengan faktor demografi dan skor OHI-S.
Metode: Penelitian potong lintang pada 99 responden lansia mandiri di Kota Depok menggunakan kuesioner Health Literacy in Dentistry HeLD-29 untuk menilai skor OHL dan pemeriksaan klinis untuk menilai skor OHI-S.
Hasil: 76 responden mengikuti penelitian ini memiliki rerata skor OHL adalah 2,53 0,85 dan rerata skor OHI-S adalah 2,8 1,10. Terdapat hubungan skor OHL dengan faktor demografi jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengeluaran per bulan p0,05.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara skor OHL dengan skor OHI-S, terdapat hubungan antara skor OHL dengan sebagian faktor demografi jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengeluaran per bulan , dan tidak terdapat hubungan antara skor OHI-S dengan faktor demografi.

Background: The Oral Health Literacy OHL is individual ability to improve their oral health status using health information. High OHL score usually represent individual awareness of their oral health status. Oral Hygiene Index simplified OHI S is a method to assess oral hygiene status. Nowadays, research on correlation between OHL score and oral hygiene and the influencing factors is still rare.
Purpose: To know the correlation between OHL score with demographic factors and OHI S score.
Methods: Cross sectional study was held in 99 independent elderly respondents in Depok using Health Literacy in Dentistry HeLD 29 questionnaires to assess OHL score and clinical examination to assess OHI S score.
Result: 76 respondents followed this research with OHL score mean 2.53 0.85 and OHI S score mean 2.8 1.10. There were correlations between OHL score with demographic factors such as gender, education level, and expenses per month p 0.05.
Conclusion: There were no correlation between OHL score with OHI S score, there were correlations between OHL score with some demographic factors gender, education level, and expense per month , and there were no correlations between OHI S score with demographic factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munezarah
"ABSTRAK
Melek kesehatan (health literacy) sangat penting bagi keselamatan perawat. Rendahnya melek kesehatan perawat merupakan salah satu faktor yang berperan pada insiden cedera jarum suntik pada perawat di rumah sakit. Upaya mengoptimalkan melek kesehatan perawat dapat dilakukan melalui pengarahan yang inovatif, yaitu melalui program internalisasi hasil evaluasi belajar perawat (Pin Hebat). Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh Pin Hebat terhadap melek kesehatan perawat, melalui metode penelitian pre-eksperiment dengan perbandingan kelompok statis (static group comparison). Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling, dengan sampel 88 perawat perawat pelaksana. Perawat pelaksana pada kelompok intervensi dinilai melek kesehatannya sesudah dilaksanakan pengarahan oleh kepala ruangan menggunakan Pin Hebat. Pada waktu yang sama kelompok kontrol langsung di nilai melek kesehatannya tanpa diberikan intervensi. Hasil penelitian dianalisa menggunakan Independen t tes menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada melek kesehatan perawat pelaksana (p= 0,001) setelah diterapkan pengarahan menggunakan Pin Hebat. Pengarahan kepala ruang menggunakan Pin Hebat memberi dampak pada melek kesehatan sebesar 27%. Adanya penetapan kebijakan pelaksanaan pengarahan menggunakan Pin Hebat oleh kepala ruang di rumah sakit sangat dibutuhkan agar dapat dilaksanakan secara berkelanjutan."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
610 JKI 22:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Editha Aldillasari Rodianto
"Literasi kesehatan merupakan salah satu upaya promosi kesehatan dalam mencegah dan menurunkan perilaku berisiko penyakit tidak menular yang kini banyak menyerang usia remaja akhir dan dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pada mahasiswa program sarjana di Universitas Halu Oleo (UHO) dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 (n=341). Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian potong lintang (cross-sectional). Pengukuran literasi kesehatan menggunakan Health Literacy Scale European Union (HLS-EU-Q16) yang berisi 16 pertanyaan yang telah diadaptasi. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel terikat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti jenis kelamin, status tempat tinggal, suku, uang saku, akses informasi kesehatan, dan kepemilikan asuransi kesehatan sebagai variabel bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi kesehatan mahasiswa UHO tergolong cukup baik (M= 46,55; SD=7,376). Hasil regresi linier berganda menunjukkan hubungan yang signifikan antara akses informasi kesehatan (β=0.17, p=0.001) dan kepemilikan asuransi kesehatan (β=0.12, p=0.017) dengan status tempat tinggal sebagai variabel perancu. Koefisien determinasi pada penelitian ini didapatkan sebesar 5% yang menandakan hubungan yang lemah antara literasi kesehatan dan faktor-faktor yang berhubungan. Diperlukan upaya pengembangan program edukasi, khususnya terkait literasi kesehatan interaktif dan kritikal dalam meningkatkan literasi kesehatan pada mahasiswa UHO.

Health literacy is one of the health promotion efforts in preventing and reducing the risk behavior of non-communicable diseases that nowadays attack late adolescents and young adults. This study aims to determine the level of health literacy among undergraduate students at Halu Oleo University (UHO) and the factors related to it. This research is a cross-sectional study and uses secondary data from Health Literacy Study 2019 (n=341). Health literacy measurement uses the European Union's Health Literacy Scale (HLS-EU-Q16) contains 16 questions that have been adapted. The analysis uses multiple linear regression with health literacy as the dependent variable and the factors that influence it, such as gender, residence status, ethnicity, pocket money, access to health information, and ownership of health insurance as independent variables. The results showed that the health literacy level of UHO students was quite good (M=46.55; SD=7.376). The results of multiple linear regression showed a significant relationship between access to health information (β=0.17, p=0.001) and ownership of health insurance (β=0.12, p=0.017) with residence status as a confounding variable. The coefficient of determination in this study was obtained at 5% which means a weak relationship between health literacy and related factors. Efforts are needed to develop educational programs related to interactive and critical health literacy in improving health literacy in UHO students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patoni
"Latar belakang: Pendamping lanjut usia (lansia) di panti sosial dalam menjalankan perannya sebaiknya memiliki Oral Health Literacy (OHL) dan pengetahuan terkait kanker mulut yang baik, sehingga dapat memberikan pelayanan terkait kesehatan gigi dan mulut yang baik bagi lansia yang didampinginya. Saat ini belum ada penelitian mengenai OHL dan pengetahuan tentang kanker mulut pada pendamping lansia yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) DKI Jakarta. Tujuan: Menganalisis faktor sosiodemografi terkait OHL dan pengetahuan tentang kanker mulut pada pendamping lansia di PSTW binaan Dinas Sosial DKI Jakarta. Metode: Penelitian ini adalah studi observasional potong lintang pada pendamping lansia di PSTW binaan Dinas Sosial DKI Jakarta menggunakan kuesioner HeLD-ID dan kuesioner pengetahuan tentang kanker mulut yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya. Hasil: 129 dari 196 pendamping lansia dengan rerata usia 35,12±10,97 tahun di 6 PSTW binaan Dinas Sosial DKI Jakarta bersedia mengikuti penelitian (Respon rate 65,8%). Total skor OHL responden adalah 3,08±0,65. Domain Understanding mempunyai skor tertinggi dan domain dan Communication mempunyai skor terendah. Skor OHL tidak dibedakan oleh usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, kebiasaan merokok, minum alkohol, mengunyah tembakau dan menyirih (p>0,05). Skor OHL dibedakan oleh tingkat pendidikan dan pengalaman kunjungan ke dokter gigi (p<0,05). Tingkat pengetahuan tentang faktor risiko dan tanda awal kanker mulut pada responden penelitian masih rendah. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa tingkat pendidikan dan pengalaman kunjungan ke dokter gigi membedakan skor OHL pada pendamping lansia. Tidak ada faktor yang membedakan tingkat pengetahuan tentang faktor risiko dan tanda awal kanker mulut. Namun, perlu dilakukan upaya perbaikan tingkat pengetahuan terkait kanker mulut pada kelompok populasi ini.

Background: It is important for the elderly caregivers who work in the nursing homes to have good Oral Health Literacy (OHL) and oral cancer awareness to give optimal service to related oral health to the elderly whom they are working with. Until now, study related to OHL and oral cancer awareness among elderly caregiver is lacking. Objective: To analyze sociodemographic factors related to OHL and oral cancer awareness in the elderly caregiver of nursing homes in DKI Jakarta. Methods: This is a observative cross-sectional study on the elderly caregivers of nursing homes in DKI Jakarta, using previously validated questionarre of HeLD-ID and oral cancer awareness. Results: 129 out of 196 elderly caregivers (mean age 35.12±10.97 score) participated in the study. The OHL total score was 3.08±0.65 with Understanding domain had the highest and Communication domain had the lowest score. The score of OHL was not significantly differed by age, gender, occupation, smoking habit, alcohol habit, betel and tobacco chewing (p> 0.05). The score of OHL was significantly differed by level of education and experience of dental visit (p<0.05). There were 116 (89.9%) participant who had heard about oral cancer, however the level of knowledge on oral cancer risk factors and early sign of the caregiver was still low. None of the sociodemographic factors, habits or dental visits significantly differed the level of both a aspects of oral cancer (p>0.05). Conclusion: This study showed that OHL of elderly caregiver was significantly differed by level of education and experiences of dental visits. No factors influence the level of oral cancer knowledge on risk factors and early signs. However, there is to improve the knowledge of oral cancer in this population."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Meitasari
"Berbagai permasalahan kesehatan termasuk di Maluku diduga berhubungan dengan literasi kesehatan. Beberapa studi menyatakan masih terdapat tingkat literasi kesehatan yang terbatas, termasuk pada mahasiswa. Penelitian tentang literasi kesehatan pada mahasiswa khususnya di Indonesia bagian timur, masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pada mahasiswa program sarjana reguler di Universitas Pattimura dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 dengan sampel mahasiswa sarjana angkatan 2018 dari 9 fakultas di Universitas Pattimura (n=356) dengan desain potong lintang. Pengukuran literasi kesehatan dilakukan menggunakan instrumen European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU-Q16) yang telah diadaptasi ke dalam konteks dan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat literasi kesehatan terbatas dengan rata-rata skor sebesar 32,94 (SD=6,81) skala 0-50. Faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan adalah suku orang tua (p=0,002), kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,029), dan riwayat penyakit (p=0,001). Faktor yang paling dominan adalah riwayat penyakit. Diperlukan intervensi yang bersifat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan literasi kesehatan pada mahasiswa.

Various health issues, notably in Maluku, are thought to be linked to health literacy. Several studies state that there is still a limited level of health literacy, including among students. Research on health literacy among students, particularly in eastern Indonesia, is still limited. This research aims to determine the level of health literacy among regular undergraduate students at Pattimura University and the factors related to it. This research is a secondary data analysis from the 2019 Health Literacy Study with a sample of 2018 undergraduate students from 9 faculties at Pattimura University (n=356) with a cross-sectional design. Health literacy was measured using the European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU-Q16) instrument which has been adapted to the Indonesian context and language. The results of this study show a limited level of health literacy with an average score of 32.94 (SD=6.81) on a scale of 0-50. Factors related to the level of health literacy were parents' ethnicity (p=0.002), health insurance ownership (p=0.029), and medical history (p=0.001). The most dominant factor is medical history. Interventions are needed that increase knowledge and skills to increase health literacy in students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktari Raqil Saputri
"Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan untuk membuat keputusan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi kesehatan memiliki hubungan terhadap status kesehatan seseorang, termasuk kesehatan reproduksi, namun belum banyak penelitian yang mengeksplorasi bagaimana literasi kesehatan reproduksi dari wanita pekerja seks (WPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran literasi kesehatan reproduksi pada WPS di Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Penelitian kuantitatif dengan disain potong lintang (cross sectional) ini mengambil data pada bulan November sampai Desember 2019 dengan menggunakan kuesioner cetak yang dibagikan kepada 242 WPS. Kuesioner terdiri dari instrumen Sexually Transmitted Diseases Knowledge Questionnaire (STD-KQ) yang mengukur pengetahuan akan infeksi menular seksual (IMS), instrumen European Health Literacy Survey Questionnaire (HLS-EU-Q16) untuk mengukur literasi kesehatan, serta pertanyaan mengenai  persepsi risiko tertular IMS, praktik pencegahan IMS, dan karakteristik WPS (usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, lama bekerja sebagai WPS, pekerjaan selain WPS, dan penghasilan bulanan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan IMS adalah 9,92 (SD=1,89; dari skala 24) dan rata-rata skor literasi kesehatan adalah 2,28 (SD=0,26; dari skala 4). Lebih dari separuh responden merasa tidak tahu atau tidak memiliki risiko terkena IMS (52%), sementara sebagian besar responden merasa kesulitan meminta pelanggan memakai kondom (59%) dan menolak pelanggan yang tidak mau memakai kondom (63%). Diperlukan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan IMS, literasi kesehatan, dan efikasi WPS dalam mencegah penularan IMS.

Health literacy is a persons ability to access, understand, assess and apply health information to make health decisions in daily life. Health literacy is associated with reproductive health outcomes; however, research around the reproductive health literacy among female sex workers (FSW) is lacking. This research aimed to explore the reproductive health literacy among FSWs in the District of Cilincing, Jakarta. Data for this cross-sectional study were collected from 242 FSWs using paper-based questionnaire in November-December 2019. The questionnaire consisted of the 16-item European Health Literacy Survey Questionnaire (HLS-EU-Q16) to measure health literacy, Sexually Transmitted Diseases Knowledge Questionnaire (STD-KQ) to measure knowledge of STDs, as well as questions to measure perceived risks of STDs, perceived efficacy of condom use, and sociodemographic variables (age, marital status, educational level, work hour as FSW, other jobs, and monthly income). The results indicated a low level of both health literacy (M=2.28, SD=0.26; on a scale 4) and knowledge of STDs (M=9.92, SD=1.82; on a scale 24) among respondents. More than half of them perceived unknown or no risk of STD exposures (52%), had difficulties to ask clients to use condom (59%) or to refuse clients who did not want to use condom (63%). Intervention tailored to improve reproductive health literacy among FSWs is recommended.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Claudia Zipora
"Rendahnya literasi kesehatan reproduksi di kalangan remaja Indonesia menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan literasi kesehatan reproduksi mahasiswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Desainnya potong lintang dengan sampel 482 mahasiswa sarjana Universitas Indonesia berusia <20 tahun. Pengukuran literasi menggunakan kuesioner yang diadaptasi dan uji bivariabel untuk analisis. Hasilnya menunjukkan mayoritas mahasiswa memiliki literasi kesehatan reproduksi sedang menuju kurang, dengan skor terbaik pada pencegahan penyakit dan terendah pada pelayanan kesehatan. Mahasiswa perempuan dan rumpun kesehatan memiliki literasi kesehatan reproduksi lebih baik. Penelitian ini menyarankan peningkatan edukasi dan layanan kesehatan reproduksi serta penelitian lanjutan.

Low reproductive health literacy among Indonesian teenagers causes various health problems. This research aims to describe students' reproductive health literacy and the factors that influence it. The design was cross-sectional with a sample of 482 University of Indonesia undergraduate students aged <20 years. Literacy measurement uses an adapted questionnaire and bivariable tests for analysis. The results show that the majority of students have moderate to poor reproductive health literacy, with the best scores on disease prevention and the lowest on health services. Female and health students have better reproductive health literacy. This research suggests improving reproductive health education and services as well as further research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Adinda
"[Tujuan: menguji validitas dan reliabilitas instrumen Health Literacy in Dentistry Scale versi Bahasa Indonesia pada kelompok usia 12-14 tahun di DKI Jakarta. Metode: Kuesioner HeLD diterjemahkan melalui forward-backward translation. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Konsistensi internal dan eksternal, validitas konvergen dan diskriminan dari HeLD dievaluasi. Hasil: sebanyak 462 siswa menyelesaikan self-administered questionnaire. Rerata skor HeLD yaitu 3,45±0,02. Nilai Intra-class Correlation Coefficient (ICC) adalah 0,75 dan Cronbach?s alpha=0,77. Validitas konvergen dan diskriminan memiliki hubungan signifikan pada kunjungan terakhir ke dokter gigi (p<0,01). Kesimpulan: instrumen HeLD versi Bahasa Indonesia terbukti valid dan reliabel untuk mengukur oral health literacy anak usia 12-14 tahun;Objective: The aim of this study was to analyze validity and reliability of an Indonesian version of the Health Literacy in Dentistry scale (HeLD) instrument among 12-14 years old in Jakarta. Methods: HeLD questionnaire was forward-backward translated into Indonesian. This study design is cross sectional. The internal and external consistency, convergent and discriminant validity of HeLD were evaluated. Results: 462 students completed the self-administered questionnaire. The mean total HeLD score was 3.45±0.02. The Intra-class Correlation Coefficients (ICCs) were 0.75 and Cronbach?s alpha=0.77. The convergent and discriminant validity were confirmed by HeLD scores being significantly associated with last dental visit (p<0.001). Conclusions: The Indonesian version of HeLD suggested that is a valid and reliable instrument for measuring oral health literacy in children ages 12-14 years old.;Objective: The aim of this study was to analyze validity and reliability of an Indonesian version of the Health Literacy in Dentistry scale (HeLD) instrument among 12-14 years old in Jakarta. Methods: HeLD questionnaire was forward-backward translated into Indonesian. This study design is cross sectional. The internal and external consistency, convergent and discriminant validity of HeLD were evaluated. Results: 462 students completed the self-administered questionnaire. The mean total HeLD score was 3.45±0.02. The Intra-class Correlation Coefficients (ICCs) were 0.75 and Cronbach?s alpha=0.77. The convergent and discriminant validity were confirmed by HeLD scores being significantly associated with last dental visit (p<0.001). Conclusions: The Indonesian version of HeLD suggested that is a valid and reliable instrument for measuring oral health literacy in children ages 12-14 years old.;Objective: The aim of this study was to analyze validity and reliability of an Indonesian version of the Health Literacy in Dentistry scale (HeLD) instrument among 12-14 years old in Jakarta. Methods: HeLD questionnaire was forward-backward translated into Indonesian. This study design is cross sectional. The internal and external consistency, convergent and discriminant validity of HeLD were evaluated. Results: 462 students completed the self-administered questionnaire. The mean total HeLD score was 3.45±0.02. The Intra-class Correlation Coefficients (ICCs) were 0.75 and Cronbach’s alpha=0.77. The convergent and discriminant validity were confirmed by HeLD scores being significantly associated with last dental visit (p<0.001). Conclusions: The Indonesian version of HeLD suggested that is a valid and reliable instrument for measuring oral health literacy in children ages 12-14 years old., Objective: The aim of this study was to analyze validity and reliability of an Indonesian version of the Health Literacy in Dentistry scale (HeLD) instrument among 12-14 years old in Jakarta. Methods: HeLD questionnaire was forward-backward translated into Indonesian. This study design is cross sectional. The internal and external consistency, convergent and discriminant validity of HeLD were evaluated. Results: 462 students completed the self-administered questionnaire. The mean total HeLD score was 3.45±0.02. The Intra-class Correlation Coefficients (ICCs) were 0.75 and Cronbach’s alpha=0.77. The convergent and discriminant validity were confirmed by HeLD scores being significantly associated with last dental visit (p<0.001). Conclusions: The Indonesian version of HeLD suggested that is a valid and reliable instrument for measuring oral health literacy in children ages 12-14 years old.]"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>