Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ade Junaidi
"Status indeks masa tubuh pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis menjadi suatu penentuan tingkat morbiditas dan mortalitas. Pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dapat mengalami penurunan atau peningkatan indeks masa tubuh. Kami menggunakan metode potong lintang pada studi ini. Penelitian dilakukan pada 108 pasien hemodialisis di bangsal hemodialisis Subbagian Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM pada bulan Februari 2009. Kemudian diambil data dari status pasien mengenai berat badan kering dan tinggi badan pasien saat pertama kali menjalani hemodialisis dan bulan februari 2009. Berdasarkan perubahan indeks massa tubuh maka data ini dibagi atas 2 kelompok yaitu kelompok dengan peningkatan indeks masa tubuh dan penurunan indeks masa tubuh. Pasien berumur rerata 50,4 ± 13,4 tahun, terdiri dari 57% pria dan 43% wanita, dan lama menjalani hemodialisis rerata 2.3 tahun (0.3-17.5). Dengan uji Pearson didapatkan korelasi positif yang bermakna antara lama menjalani hemodialisis dengan peningkatan indeks masa tubuh (p<0.001, r = 0.727) maupun penurunan indeks masa tubuh (p<0.001, r = 0.709). Disimpulkan bahwa lama menjalani hemodialisis mempengaruhi peningkatan maupun penurunan indeks massa tubuh pasien hemodialisis.

Status of body mass index on chronic kidney disease patients who undergo hemodialysis is a determinant factor for morbidity and mortality. Hemodialysis patients can increase or decrease their body mass indexes. In this study, we used cross sectional method. We selected 108 patients that has already undergone hemodialysis twice a week for at least three months in hemodialysis ward of Cipto Mangunkusumo Hospital in February 2009. Data are taken from dry weight and body height in medical records at the initial hemodialysis and on February 2009. We categorized patients into increased body mass index category and decreased body mass index category. The patients have mean age of 50,4 ± 13,4 years and a mean duration of hemodialysis of 2.3 (0.3-17.5) years, 57% were male and 43% were female. By Pearson analysis, there was significant positive correlation between increased body mass index (p<0.001, r = 0.727) and decreased body mass index (p<0.001, r = 0.709) with hemodialysis duration. It was concluded that duration of hemodialysis significantly influenced body mass index in hemodialysis patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Mela Yunita Sari
"Latar Belakang: Penurunan kapasitas latihan dan kekuatan otot merupakan gambaran yang umum dijumpai pada pasien hemodialisis (HD) kronik. Perbaikan kadar hemoglobin (Hb) tidak memperbaiki secara optimal kapasitas latihan. Prevalensi kalsifikasi arteri tinggi pada pasien HD. Hal ini menyebabkan berkurangnya elastisitas pembuluh darah sehingga meningkatkan kekakuan arteri. Terdapat bukti klinis bahwa kekakuan arteri sentral memengaruhi kapasitas latihan pada pasien penyakit ginjal kronik (PGK). Kapasitas latihan dapat diprediksi dengan menilai kekuatan otot perifer.
Tujuan: Mengetahui korelasi kekakuan arteri sentral dengan kekuatan genggam tangan pada pasien yang menjalani HD kronik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan subyek pasien HD kronik yang diambil dengan teknik consecutive sampling dengan rentang usia 18 – 59 tahun.  Analisis bivariat dilakukan untuk menilai korelasi kekakuan arteri sentral (dengan menilai central pulse wave velocity/cPWV) dengan kekuatan genggam tangan (KGT), kemudian dilakukan korelasi parsial terhadap variabel perancu (usia, dialysis vintage, Hb, dan aktivitas fisik).
Hasil: Terdapat 45 pria dan 40 wanita dengan median usia masing-masing 47 (19-59) dan 47 (18-59) tahun. Kedua kelompok mempunyai tingkat aktivitas fisik sedang. Tidak terdapat korelasi antara cPWV dengan KGT baik pada  pria (r = -0,046, p = 0,763) maupun wanita (r = -0,285, p = 0,113). Analisis stratifikasi pada wanita yang memiliki tinggi badan (TB) >150 cm menunjukkan korelasi negatif derajat sedang antara cPWV dengan KGT (r = -0,466; r2 = 0,217; p = 0,016). Nilai cPWV berperan sebesar 21,7% terhadap KGT, dan 78,3% diduga dipengaruhi oleh faktor perancu. Kelompok KGT rendah memiliki nilai cPWV yang meningkat pada semua kategori usia.
Simpulan: Kekakuan arteri sentral tidak berhubungan dengan kekuatan genggam tangan pada pasien yang menjalani HD kronik. Terdapat kecenderungan peningkatan nilai cPWV pada subjek yang memiliki KGT rendah.

Background: Exercise intolerance and muscle weakness are the common features in hemodialysis patients. However, correction of renal anemia by eritropoetin does not optimize the exercise capacity. The prevalence of arterial calcification among the hemodialysis patient is high. It thereby decreased the elasticity of the vessels and increased the arterial stiffness. Clinical evidence showed that central arterial stiffness affects the exercise capacity in chronic kidney disease (CKD). Exercise capacity can be predicted by assessing peripheral muscle strength.
Objective: To investigate the correlation between central arterial stiffness and handgrip strength in chronic hemodialysis patients.
Methods: This study use cross-sectional design which perform in chronic HD patients aged between 18 and 59 years old by consecutive sampling. Bivariate analysis was done to determine the correlation between central arterial stiffness (assessed using central pulse wave velocity /cPWV) and handgrip strength (HGS). Afterwards, partial correlation of confounding variables (age, dialysis vintage, Hb and physical activity) were also be analyzed.
Results: There were 45 men and 40 women with the median age of 47 (19-59) and 47 (18-59) years old, respectively. Both groups have moderate level of physical activity. There was no correlation between cPWV and HGS in men (r = -0.046, p = 0.763) and women (r = -0.285, p = 0.113). Stratified analysis in women with height over 150 cm showed a moderate negative correlation between cPWV and HGS (r = -0,466; r2 = 0,217; p = 0,016). cPWV accounted for 21.7% of HGS, while 78.3% were suggested to be influenced by the confounding factors. The group with low HGS had an increased cPWV in all age categories.
Conclusion: Central artery stiffness was not associated with HGS in chronic HD patient. There was a tendency of increased central arterial stiffness in the group of subjects who had low HGS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewiyanti Toding
"Banyak dampak dan perubahan akibat pandemi COVID-19 yang dapat dialami pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Hal ini dapat mempengaruhi kepatuhan mereka dalam menjalani proses hemodialisis yang nantinya dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam tentang pengalaman pasien yang menjalani hemodialisis di Indonesia di era pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan berjumlah 15 orang dari RS Wahidin Sudirohusodo dan RS Universitas Hasanuddin yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Terdapat 3 tema yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu munculnya berbagai respon pada awal pandemi, timbulnya berbagai dampak yang dialami selama pandemi, dan adanya strategi koping yang dibangun selama pandemi. Temuan tersebut menunjukkan bahwa pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis telah berupaya untuk membangun strategi koping yang adaptif di era pandemi COVID-19 tetapi mereka tetap memerlukan dukungan dari penyedia layanan kesehatan di unit hemodialisis untuk mengatasi berbagai masalah dan dampak akibat pandemi COVID-19 ini. Perawat hemodialisis diharapkan dapat melakukan pengkajian secara holistik dan evaluasi secara terus menerus agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dalam memenuhi kebutuhan pasien hemodialisis di era pandemi COVID-19 ini.

Many effects and changes due to COVID-19 pandemic experienced by patients with end-stage renal disease undergoing hemodialysis. This can affect their compliance to have hemodialysis treatment that will affect their quality of life. The aim of this study is to deeply explore the experience of patients with end-stage renal disease who were undergoing hemodialysis during COVID-19 pandemic. This study takes qualitative descriptive approach with in-depth interviews. The participants were 3 themes, as: the emergence of various responds in an early pandemic, the effects that were experienced during pandemic and the coping strategy built during the pandemic. These findings showed that patients with end-stage renal disease have been implementing adaptif coping strategy during the pandemic, but they still need a support from the health care providers in the hemodialysis unit to overcome various problems and impacts during COVID-19 pandemic. The role of nurses is needed to conduct holistic assessments and continuous evaluations in order to provide comprehensive nursing care for the needs of hemodialysis patients in this era of the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daryani
"Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan inisiasi hemodialisis di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian ini dilakukan dengan studi retrospektif. Populasi sebanyak 101 pasien. Metode pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil analisis menunjukkan faktor yang mempengaruhi keputusan inisiasi dialisis adalah usia, jenis kelamin, asuransi, kadar kreatinin, LFG dan dukungan pelayanan kesehatan, analisis multivariat menunjukan bahwa nilai OR 20,099. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu pelatihan bagi perawat menjadi edukator yang baik, terbentuknya tim edukasi dari berbagai disiplin ilmu dan adanya advokasi bagi pasien dalam memperoleh asuransi kesehatan.

The focus of this study is the factors that influence the decision of initiation of hemodialysis of Dr Soeradji Tirtonegoro hospital Klaten. This research was retrospective study. Population of 101 patients. The method of sampling was total sampling. This analysis showed that factors affecting the decision of initiation hemodialysis were age, gender, health insurance, creatinine levels, LFG, family support and health services support. The significant factors contributing was health insurance (p value = 0,000), multivariate analysis found the value OR 20,099. The researcher suggests that nurse need training to become a good educator, establishment of educational teams from multidisciplinary and the advocacy for the patient in obtaining health insurance."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Rosdiana
"Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering terjadi pada pasien hemodialisis. Prevalensinya lebih tinggi daripada di populasi umum. Berbagai faktor yang diduga memiliki hubungan signifikan dengan terjadinya insomnia pada pasien hemodialisis, diantaranya adalah demografi, gaya hidup, psikologis, biologis dan faktor dialysis. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor yang berhubungan dengan kejadian insomnia pada pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang, dengan jumlah sampel sebanyak 106 responden yang berasal dari RSUD Kota Tasikmalaya dan Garut. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa insomnia dialami oleh 58 (54,7%) responden, dengan rata-rata usia 47,66±13,36 tahun. Tidak ditemukan hubungan antara insomnia dengan faktor demografi, gaya hidup, faktor biologis, shift HD dan Kt/V hemodialisis. Insomnia memiliki hubungan dengan faktor psikologis (kecemasan) dengan p value 0,007; OR: 3,3, dan lama waktu menjalani hemodialisis (≥ 11 bulan) dengan p value 0,040; OR: 2,48. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kecemasan dan lama waktu menjalani hemodialisis merupakan faktor independen yang berhubungan dengan kejadian insomnia. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan mengembangkan variabel-variabel yang akan diteliti.

Insomnia is a sleep disorder that frequently occurs in hemodialysis patients. The prevalence was higher than in the general population. Several factors were thought having significant relationship with the occurrence of insomnia in hemodialysis patients, which were demographic, lifestyle, psychological, biological and dialysis factors. The purpose of this study was to identify and to explain factors associated with insomnia in Chronic Kidney Diseases patients undergoing hemodialysis. This study used cross-sectional study design, with a total sample of 106 respondents who visited hemodialysis unit at Tasikmalaya and Garut City Hosptal, selected by purposive sampling.
The result showed that 58 respondent (54.7%) experienced insomnia, with an average age of 47.66 ± 13.36 years. There were no significant relationships between insomnia with demographic, lifestyle, biological factors, shift HD and Kt/V hemodialysis. Insomnia had significant relationships with psychological factors (anxiety) (p value 0.007, OR: 3.3), and the length of time undergoing hemodialysis (≥ 11 months) (p value 0.040, OR: 2.48). This study concluded that anxiety and duration hemodialysis became independent factors associated with the occurrence of insomnia. Recommendation of this study is to employ larger sample size and to develop more variables in a further study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nandang Jamiat Nugraha
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang arti dan makna pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menjalani terapi hemodialisa di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi deskriptif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan dalam penelitian ini adalah caregiver pada anggota keluarga yang menjalani terapi hemodialisa yang didapatkan dengan tehnik criterion sampling. Data yang dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalsis dengan menerapkan tehnik Collaizzi. Penelitian ini mengidentifikasi 6 tema yaitu respon psikologis caregiver, perubahan pada caregiver, melaksanakan tugas kesehatan keluarga terhadap anggota keluarga gagal ginjal, dukungan bagi caregiver, dukungan kesehatan yang optimal, dan meningkatkan rasa syukur.

This study aims to gain a deep understanding of the importance and significance of the experience of the family in the care of family members to undergoing hemodialysis therapy in Bandung. This study used qualitative phenomenological descriptive method with in depth of interview. The participants in this study were caregivers families undergoing hemodialysis therapy are obtained with the sampling criterion technique. The data collected in the form of recorded interviews and field notes by applying techniques that analysed Collaizzi. This study identified six themes are the psychological response of the caregiver, changes in the caregiver, the duty of the health of the family to kidney failure, support family caregivers, health support optimalization and enhance a sense of gratitude."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Syamsiah
"Kepatuhan merupakan salah satu permasalahan pada pasien hemodialisa yang mengalami penyakit ginjal kronis. Ketidakpatuhan dapat menyebabkan kegagalan terapi sehingga menurunkan kualitas hidup pasien, meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien CKD dengan hemodialisa di RSPAU dr. Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma Jakarta. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 157 responden, yang didapat dengan consecutive sampling. Metode pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner. Analisis hasil penelitian menggunakan Chi-Square (bivariat) dengan α=0,05, didapatkan hubungan yang bermakna antara kepatuhan dengan usia (p=0,006), pendidikan (p=0,003), lamanya HD (p=0,015), motivasi (p=0,039) dan dukungan keluarga (p=0,014).

Adherence is one of the problems in hemodialysis patients who have chronic kidney disease. Poor adherence could lead to treatment failure resulting in lower quality of life for patients, increase morbidity and mortality. The research objective was to determine the factors associated with CKD patient adherence with hemodialysis in RSPAU dr. Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma Jakarta. The study design is the Cross Sectional with 157 respondents, obtained by consecutive sampling. Methods of data collection by filling the questionnaire. Analysis of the results of research using the Chi-Square (bivariate) with α = 0.05, obtained a significant association between adherence with age (p = 0.006), education (p = 0.003), duration of HD (p = 0.015), motivation (p = 0.039) and family support (p = 0.014)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arnika Dwi Asti
"Pendahuluan : Klien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Dalam proses adaptasi yang dilakukan muncul kebutuhan spiritual untuk mencari makna dalam kehidupan yang membuat mereka dapat bertahan dalam penderitaan.
Tujuan : memperoleh gambaran mengenai pengalaman spiritual klien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.
Metode : pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 9 partisipan diambil menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan indepth interview. Analisa data menggunakan metode Collaizzi.
Hasil : penelitian mendapatkan 4 tema utama : respon yang terjadi saat awal diagnosa GGK dan harus menjalani hemodialisa, respon yang terjadi selama menjalani hemodialisa, upaya mendapatkan dukungan spiritual, upaya memaknai sakit dan merangkai ulang kejadian (reframing).
Rekomendasi : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi pengembangan asuhan keperawatan berbasis spiritual pada klien gagal ginjal kronis dengan hemodialisa.

Introduction : Chronic kidney disease patients have many changes in their life. During their adaptation process, spiritual need becomes important to make them struggle in suffering from the disease.
Objectives : to give overview of spiritual experience experienced by chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis treatment in PKU Muhammadiyah Gombong Hospital Central Java.
Methods : this is a qualitative descriptive research using phenomenological approach. The samples consist of 9 participants taken by using purposive sampling technique. The data analysis technique is Collaizzi?s method.
Results : 4 themes can be illustrated in the study results : responses happened at the first time they were diagnosed as chronic kidney diseases and hemodialysis patients, responses happened during their hemodialysis process, effort of looking for spiritual sources and effort of looking for the meaning of being sick and reframing.
Recommendation : The results of this study can be used to improve the holistic nursing process implementation based on spiritual needs for chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis treatment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Hardianti
"Kepatuhan manajemen terapi hemodialisis berpengaruh terhadap kejadian komplikasi yang mungkin dapat muncul, kualitas hidup dan angka mortalitas pada pasien. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan tersebut adalah persepsi penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi penyakit dengan kepatuhan manajemen terapi hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif dengan jumlah sampel 103 responden yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling pada pasien hemodialisis. Data dikumpulkan melalui Brief Illness Perception Questionnaire B-IPQ untuk persepsi penyakit dan modifikasi End-Stage Renal Disease Adherence Questionnaire ESRD-AQ untuk kepatuhan manajemen terapi hemodialisis. Data tersebut diolah dengan menggunakan SPSS versi 23. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara persepsi penyakit dengan kepatuhan manajemen terapi hemodialisis r= -0.244; p value= 0.007 . Akan tetapi, jika ditinjau per-dimensi maka hanya kontrol personal r= 0.329; p value= 0.000 dan respon emosi r= -0.292; p value= 0.001 yang berhubungan dengan kepatuhan manajemen terapi hemodialisis. Dengan sebab itu, tenaga kesehatan perlu memperhatikan persepsi penyakit pada pasien untuk meningkatkan kepatuhan manajemen terapi hemodialisis pada pasien.

The adherence of hemodialysis therapy management influenced occurence rate of complication that might be appear, quality of life, and mortality rate in patient. One of the factors that affect adherence of hemodialysis therapy management is illness perception. This research aimed to identify the relation between illness perception and adherence of hemodialysis therapy management in patient with chronic kidney disease. Correlation analytic with purposive sampling technique was used for this research with 103 patients in hemodialysis as a sample. Data were collected by Brief Illness Perception Questionnaire B IPQ for illness perception and End Stage Renal Disease Adherence Questionnaire ESRD AQ for adherence of management hemodialysis therapy. Data were analyzed by SPSS ver. 23. Result shows that illness perception affect adherence to therapy management r 0.244 p value 0.007 . Yet, only control personal r 0.329 p value 0.000 and emotional response r 0.292 p value 0.001 that influence adherence to therapy management. Therefore, it is recommend to assess patient view of their illness to increase adherence rate to hemodialysis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megasari Yanuar Wisudawati
"ABSTRAK
Gagal Ginjal Terminal GGT merupakan penyakit yang menempati posisi kedua kasus yang menyebabkan kematian di Indonesia. Pasien dengan GGT harus menjalani hemodialisis rutin untuk terapi pengganti ginjal sementara. Pasien dengan hemodialisis harus melakukan pembatasan cairan agar tidak terjadi kelebihan cairan yang dapat berakibat kematian. Untuk menjaga keseimbangan cairan, diperlukan motivasi diri untuk pasien melakukan pembatasan cairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi diri pada pasien hemodialisis dalam melakukan pembatasan cairan dengan menggunakan kuesioner TMQ. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional dengan total responden sejumlah 94 pasien di RSAU dr. Esnawan Antariksa Jakarta. Teknik pengambilan sampling menggunakan consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,8 responden memiliki motivasi diri yang rendah dalam melakukan pembatasan cairan. Peneliti menyarankan rumah sakit untuk melakukan focus grup discussion mengenai pengetahuan dasar pembatasan cairan, cara pengontrolan pembatasan cairan dengan grafik IDWG serta sebagai sarana menggali dan berbagi motivasi diri pasien dalam melakukan pembatasan cairan.

ABSTRACT
End Stage Renal Disease ESRD is one of diseases that take as second causes of death in Indonesia. Patients with ESRD have to undergo routine hemodialysis for temporary renal replacement therapy. Patients who are undergoing hemodialysis should do fluid restrictions in order to avoid excess fluid. To maintain the fluid balance, patients need self motivation to make fluid restriction. The aim of this research was to determine of self motivation for patients undergoing hemodialysis with fluid restriction while using TMQ. This research was a descriptive study with cross sectional approach performed 94 patients undergoing hemodialysis consecutively at unit hemodialysis. The result showed 63,8 of patients undergoing hemodialysis have a low motivation of fluid intake restriction. Suggestion for hospital is to organize focus group discussion about basic knowledge of fluid restriction, how to maintain fluid restriction with IDWG graphs and to share patients self motivation of fluid restriction. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>