Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Razni Carnandy Zanir
"Penelitian dilatar belakangi perubahan rumah sakit dari organisasi sosial menjadi organisasi sosial ekonomi. Manajemen rumah sakit harus mampu bersaing. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah tarif. Tarif adalah biaya yang harus dibayar oleh pasien yang di rawat inap. Biaya yang dibayar pasien tersebut merupakan pendapatan operasional rumah sakit. Penelitian bertujuan untuk mengindentifikasi pendapatan operasional di VIP dan Kelas I, pola distribusi pendapatan operasional menurut jenis pasien Tindakan dan Non Tindakan, serta identifikasi kontributor terbesar pendapatan operasional di VIP dan Kelas I.
Penelitian besifat retrospektif dari file biaya yang dibayar pasien dan komponen biaya tersebut selama periode tahun 2001 dan 2002. Dari hasil akan diperoleh kontributor terbesar pada kelompok Tindakan dan Non Tindakan tahun 2001, serta kelompok Tindakan dan Non Tindakan tahun 2002.
Hasil penelitian pola distribusi pendapatan operasional Pav. Kartika periode tahun 2001 dan tahun 2002 tidak ada pola tertentu. Fluktuasi pendapatan operasional pada bulan yang sama pada tahun 2001 dan 2002 berbeda
Hasil penelitian menunjukan kontributor pendapatan terbesar Tahun 2001 dari pasien Kelas I Non Tindakan adalah Kamar Perawatan dan obat, dari pasien dengan Tindakan adalah Jasa Operasi dan Kamar Perawatan dan pasien VIP Non Tindakan adalah Kamar Perawatan dan Obat, dari pasien dengan Tindakan adalah Jasa Operasi dan Kamar Perawatan.
Kontributor pendapatan operasional terbesar Tahun 2002 dari pasien Kelas 1 Non Tindakan adalah Kamar Perawatan dan Obat, dari pasien dengan Tindakan adalah jasa operasi dan Biaya Lain-lain. Dan pasien VIP Non Tindakan adalah Kamar Perawatan dan obat, dari pasien dengan Tindakan adalah Kamar Perawatan dan Jasa Operasi.
Daftar bacaan, 12 ( 1984-2002 )

Operational Income Analysis of VIP and First Class Wards (Units) at Kartika Pavilion RSPAD Gatot Soebroto, 2001-2002The background of this research is based on the changing of Hospital Organizations from social organizations to social economic organizations. Hospital managements should be capable to compete economically. One of the factors which should come to attention is concerning "Tariffs". Tariff is the cost that should be paid by patients who are being cared in the hospital (in-patients)
The research is aimed to identify the operational income from VIP and First Class wards (units) and the distribution patterns of operational incomes , according to the type of surgery patients and non surgery patients , also to identify the largest contributor of the operational income at VIP and First Class wards (units).
This retrospective study is taken from patient files; the cost that patients pay and also its components during the 2001-2001 period. The outcome will identify the largest contributor from the surgery and non surgery patient groups of 2001, and from the surgery and non-surgery patient groups of the year 2002.
The result of this research will point that the largest contributor of 2001 from First Class non-surgery patients comes from rooms/wards and drugs/medicine, while surgery patients largest contributors comes from surgery's fee and room /wards, from VIP non-surgery patients the largest contributors come from room/ wards and drugs/medicine, while surgery patients come from surgery's fee and room/wards. The largest operational income contributors of the year 2002 from First Class non-surgery patients come from room/wards and drugs/medicine, while surgery patients come from surgery's fee and other costs.
From VIP non-surgery patients the largest contributors come from room/wards and drugs/medicine, while surgery patients largest contributor comes from room/wards and surgery's fee.
Bibliography : 12 (1984-2002 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Sri Suardana
"Rumah Sakit Karya Medika adalah salah satu rumah sakit swasta yang terletak di Kabupaten Bekasi. Akibat dari krisis ekonomi yang menyebabkan biaya tinggi serta kebijakan dalam pelayanan kesehatan yang memberi kemudahan dalam mendirikan rumah sakit, sehingga pertumbuhan rumah sakit swasta menjadi pesat, hal ini mengakibatkan persaingan diantara rumah sakit menjadi lebih ketat , baik bersaing dalam meningkatkan mute maupun bersaing dalam menawarkan tarif pelayanan. Dalam menentukan tarif pelayanan yang tepat , maka analisa biaya satuan yang rasional sangat mutlak diperlukan. Instalasi Radiologi Rumah Sakit Karya Medika dalam menentukan tarif pelayanan belum berdasarkan perhitungan analisa biaya satuan yang rasional. Oleh karena itu permasalahannya adalah belum pernah dilakukannya perhitungan analisa biaya rasional di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Karya Medika.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah pemeriksaan perjenis pemeriksaan Radiologi yang paling besar adalah pemeriksaan Thorax dewasa yaitu sebesar 7540 ( 47,39% ) dan yang paling kecil adalah pemeriksaan Fistulografi yaitu 1 orang. Tarif pemeriksaan yang berlaku saat ini hampir semuanya lebih besar dari perhitungan biaya satuan, kecuali pemeriksaan kepala AP/Lat, dan kepala Sinus Paranasal yang mana tarifnya masih di bawah biaya satuan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh usulan tarif pemeriksaan rasional 13 pemeriksaan radiologi terpilih untuk kelas II dan III. Tarif yang diusulkan tersebut mempunyai nilai cost recovery rate untuk kelas II berkisar antara I12%-290%, sedangkan untuk nilai cost recovery rate tarif pemeriksaan kelas II berkisar 102%-250%.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Rumah Sakit Karya Medika dalam melakukan penyesuain tarif di Instalasi Radiologinya.

Karya Medika hospital is one of the private hospital located in Bekasi district. Due to of economic crisis which cause high expense and also policy in service of health which giving amenity in founding hospital, so that growth of private sector hospital become fastly, this matter result emulation among hospital become more tight , to competate in service quality and offering service tari£ To presenting the expense, need more analyze a various factor of unit cost. So that Installation Radiology Hospital of Karya Medika to presenting the tariff service does not based yet on calculation of rational unit cost. Therefore, the problems is have never been done calculation rational unit cost analysis in Installation Radiology Hospital of Karya Medika.
Result of research shows up the largest amount of Radiology inspection was adult Thorax inspection which is 7540 ( 47,39% ) and smallest is Fistulografi inspection that is 1 people. Inspection tariff applying in this time almost everything bigger than calculations of unit cost, except inspection of head AP / Lat, and head of paranasal sinus the which the tariff of still below/under of unit cost.
Based on research found there are rational tariff should be proposed, 13 radiology inspection obtained for the class of II and of III. Suggested tariffs are : cost recovery rate for the class of II range from 112% - 290%, at while for the value of tariff rate recovery cost inspection of class of III in range of 102%-250 %.
Hopingly the result of this research could be a reference for Karya Medika Hospital in deciding and to adjust tariff at Radiology Installation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Erdwin Rakun
"ABSTRAK
Bagi pasangan suami istri yang mengalami masalah ke tidaksuburan maka Bayi
Tabung merupakan upaya terakhir untuk mendapatkan keturunan. Dalam
pemilihan klinik maka masalah biaya menjadi salah satu masalah utama.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 12 tahun 2013
mensyaratkan penentuan tarif berdasarkan perhitungan Biaya Satuan. Penelitian
bertujuan melakukan analisa biaya terhadap Tarif Bayi Tabung di RSAB Harapan
Kita dengan melakukan pendekatan Activity Based Costing dengan membuat
bagan dasar penelitian yang merupakan matriks dari Kelompok Pusat Biaya dan
Kelompok Elemen Biaya yang terdiri dari banyak sel sel.
Penelitian merupakan
penelitian deskriptif pembiayaan mikro yang dilakukan pada pasien Bayi Tabung
di Klinik Melati selama Januari-Maret 2013. Rata rata biaya yang dikeluarkan
adalah Rp. 63.739.707,- + Rp. 10.145.290,- Dari kelompok Elemen Biaya maka
biaya Material dengan unsur biaya obat merupakan proporsi biaya terbesar yaitu
67,8 %. Dari kelompok Pusat Biaya didapatkan proporsi biaya stimulasi indung
telur dengan obat-obatan merupakan yang terbesar yaitu 70,6 %. Ada 4 skenario
tarif yang dapat diberlakukan manajemen Rumah sakit dalam menghadapi
perubahan persaingan. Bagan Dasar Penelitian ini dapat dipakai untuk
menentukan biaya bermacam kegiatan yang lain di Rumah sakit yang lain.

ABSRACT
-ICSI-ET is the ultimate treatment for couples who have difficulties in
achieving pregnancy. In selecting clinics to manage their problems, cost is the
main concern among others . Indonesian Ministry of Health in the regulation
no.12 (2013) stated that all the hospital tariffs should be based on unit cost
calculation. The purpose of this study is to make a detailed cost-analysis of the
IVF-ICSI-ET performed in Melati Clinic by doing an Activity Based Costing
approach. We began by assembling a matrix of Cost-Centre Groups and Cost-
Element Groups which consists of many cells.
It is a descriptive quantitative,
micro costing study on IVF patients in Melati Clinics during January-March 2013.
Mean hospital costs was IDR 63,739,707 + 10,145,290. From the Cost-Element
Groups, the Material costs specifically Medication is the highest proportion
(67.8%). In the Cost-Centre, the Ovarial Stimulation Group with again the cost of
Medication is the main proportion (70.6 %). We proposed 4 kind of Pricing
Strategy to the hospital management. The matrix of this study can also be used in
other hospital activities as well as in other hospitals."
Universitas Indonesia, 2013
T38663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henriette Nuarni Sari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang analisis biaya minimal bagi pasien pecandu opioida
yang menjalani perawatan di RSKO Jakarta antara terapi rumatan methadone
dengan rehabilitasi berdasarkan persepsi pasien pecandu opioida yang masih aktif
menjalani kedua perawatan saat penelitian ini dilakukan. Penelitian ini merupakan
penelitian evaluasi ekonomi yang bersifat deskriptif analitik dengan melakukan
studi perbandingan antara terapi rumatan methadone dengan rehabilitasi melalui
pendekatan retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: komponen biaya
langsung terapi rumatan methadone dan rehabilitasi adalah biaya rawat
jalan/rawat inap, biaya obat, biaya pemeriksaan laboratorium, dan biaya
konsultasi dokter; komponen biaya tidak langsung terapi rumatan methadone dan
rehabilitasi adalah biaya transportasi (pasien dan keluarga pasien), biaya konsumsi
(pasien dan keluarga pasien), dan biaya penghasilan (pasien) yang hilang selama
menjalani perawatan;biaya total terapi rumatan methadone untuk 17 orang pasien
tahun 2011 dan tahun 2012 yang berhasil mencapai output 180 hari bebas opioida
adalah Rp. 226.635.306,- dengan unit cost Rp.13.331.489,-; biaya total
rehabilitasi untuk 17 orang pasien tahun 2011 dan tahun 2012 yang berhasil
mencapai output 180 hari bebas opioida adalah Rp. 468.018.638,- dengan unit
cost Rp.27.530.508,- ; sehingga dapat disimpulkan biaya terapi rumatan
methadone lebih efisien dibandingkan biaya rehabilitasi, yaitu rasio biaya
rehabilitasi 2 kali lebih besar dibandingkan biaya terapi rumatan methadone
berdasarkan persepsi pasien dengan output/keluarannya adalah pasien
penyalahguna opioida yang mampu mempertahankan abstinensia terhadap opioida
selama 180 hari. Dengan demikian peneliti menyarankan kepada pihak RSKO
Jakarta untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan dan edukasi tentang terapi

ABSTRACT
This thesis discusses the minimal cost analysis for patients undergoing treatment
opioid aaddicts in Drug Dependency Hospital Jakarta (RSKO Jakarta) among
methadone maintenance therapy with rehabilitation based on patient perception
opioida addict who still actively undergoing both treatment while this research
was conducted. This study is an economic evaluation that is descriptive analytic
study comparison between methadone maintenance therapy with rehabilitation
through a retrospective approach. The results showed that: the direct cost
component of methadone maintenance therapy and rehabilitation is the cost of
outpatient/inpatient care, drug costs, laboratory costs, and the cost of consulting a
doctor; component of indirect cost sof methadone maintenance therapy and
rehabilitation is the cost of transportation (for the patient and the patient's family),
the cost of consumption (for the patient and the patient’s family), and cost of
revenue(for patients) were lost during treatment (opportunity cost); total cost of
methadone maintenance therapy for 17 patients in 2011 and in 2012 for output
reached 180 days off reeopioida is Rp. 226.635.306,- with a unit cost
Rp.13.331.489,- ; total cost of rehabilitation for 17 patients in 2011 and in 2012
for the output reached 180 days off reeopioida is Rp. 468.018.638,- with a unit
cost Rp.27.530.508,- ; thus it can be concluded methadone maintenance therapy is
more cost efficient than the cost of rehabilitation; the rehabilitation cost ratio of 2
times greater than the cost of methadone maintenance therapy based on the
patient's perception of the output is opioida abusers patients who maintained
abstinence for opioida for 180days. Thus researchers suggest to the RSKO Jakarta
to further enhance health promotion and education about methadone maintenance
treatment for opioid addicts and families will choose treatment for dependence
opioida."
2013
T38251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Olivia Kuswandani
"Pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Menurut indikator Human Development Index Indonesia adalah peringkat 110 dari 177 negara. Dafam menuju visi Indonesia Sehat 2010, pembiayaan merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat. Tujuan pembiayaan kesehatan adalah agar setiap individu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan pribadi maupun masyarakat melalui penyediaan dana dan terciptanya insentif finansial yang benar bagi para penyedia pelayanan kesehatan. Rurnah sakit milik pemerintah adalah salah satu fasilitas kesehatan yang disediakan untuk melayani dan menjamin kesehatan warganya. Penelitian ini me!akukan analisis terhadap kebijakan pembiayaan rumah sakit miiik pemerintah DKI Jakarta taahun 2004 - 2008. Penelitian ini merupakan peneiitian kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam sebagai data primer yaitu peraturan dan regulasi terkait serta data keuangan rumah sakit, Penelitian ini meiibatkan dua rumah sakit milik pemrintah DKi Jakarta yaitu Rumah Sakit Pasar Rebo dan Rumah Sakit Duren Sawit.
Hasil penelitian ini yaitu kebijakan pembiayaan rumah saJdt milik pemerintah terdiri kebijakan tarif, kebijakan subsidi APBD, kebijakan dan GAKIN dan SKTM, serta keterkaitan dengan status kelernbagaan dan pola keuangan rumah sakit. Pada pembuatan kebijakan, didapatkan bahwa aktor yang paling menentukan adalah pihak DPRD DKI Jakarta, tetapi pihak tersebut masih memiliki keterbatasan pengetahun dan infonnasl. Ada beberapa ketidaksempumaan dalam proses pembuatan kebijakan yaitu penentuan agenda dan fonnulasi kebijakan, sehingga menimbulkan kendata pada implementasinya. serta evaluasi dan adaptasi yang belum maksimal dilakukan. Sehingga kesimpulannya dibutuhkannya kerjasama dan diskusi antara berbagai aktor kebijakan untuk menghasilkan sebuah kebijakan. Administrator rumah sakit yang memiliki fungsi strategis haros melakukan usaha peningkatan baik kearah internal rumah sakit menuju kemandirian maupun kearah ekstemal melakukan advokasi dengan pihak legislatif untuk memperbaiki kebijakan selanjutnya.

Development of health addressed to realize the healthy human) productive and smart, According to indicator Human Development Index Indonesia is rank 110 from 177 states. In going to the Indonesia health vision 2010, defrayal is the significant factor influence the quality health of society. Purpose of defrayal of health is each individual have to access to service of health of person and society through ready incentive creation and fund financial the correctness to all service provider of health. Governmental hospital is one of reserved for health facility serve and guarantee health of his citizen, This research analyze to politics policy of defrayal of governmental property hospital DKI Jakarta year of 2004 - 2008. This research is research qualitative by using circumstantial interview as primary data that is regulation and relevant and also hospital finance data. This research entangles two hospital property of DKI Jakarta governmental that is Pasar Rebo Hospital and Duren Sawit Hospital.
Result of this research that is policy of defrayal of governmental property hospital compose policy of tariff, policy of subsidy APBD, policy and GAKIN and SKTM, and also related to hospital finance pattern and institute status. In making of policy, please get that actor most detennining is DPRO DKI Jakarta, but them still having limitation knowledge and information. Th.ere are some imperfection in the process of policy that is determination of agenda and policy formulation causing constraint his implementation. and also the adaptation and evaluation not yet ever been maximal done, So that his conclusion cooperation and discussion among various policy actor to yield a policy. Administrator the hospital have the strategic function have to do the effort improvement of good toward internal hospital to independence and toward external do advocacy with legislative to improve policy hereinafter.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32414
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Astri Pramitari
"Tesis ini mengusulkan penerapan sistem Activity Based Costing di Rumah Sakit BaliMed dengan mengambil ruang lingkup pada instalasi radiologi. Penerapan sistem Activity Based Costing akan dilakukan untuk menghitung unit cost masing-masing tindakan di instalasi radiologi serta untuk mengetahui analisis profitabilitas dari tindakan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan unit cost dengan menggunakan sistem activity based costing menghasilkan informasi yang berbeda dengan metode yang saat ini digunakan perusahaan yakni metode double distribution, selain itu analisis profitabilitas yang dilakukan menunjukkan penetapan tarif di rumah sakit saat ini belum sesuai dengan unit cost untuk melakukan tindakan tersebut.

This thesis proposes an implementation of activity based costing system in Radiology Department of BaliMed Hospital. The implementation of activity based costing system is designed to calcute unit cost of each service which is given by Radiology Department and made a profitability analysis from the result of the calcution. The result shows that activity based costing gives different information about unit cost as compared with the double distribution method. The profitability analysis show that the pricing which set by the management is not in accordance with the unit cost of the service in Radiologi Department.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T35148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Bastian
Jakarta: Erlangga, 2008
657.832 2 IND a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gamma Rizkina
"Sebagai RS kelas B, RS UI akan menanggung pembiayaan yang cukup tinggi khususnya untuk kebutuhan operational & maintenance ( O&M ). Terlebih lagi rumah sakit pendidikan harus dapat beroperasi secara mandiri tanpa suntikan dana/subsidi dalam jangka waktu 3 tahun, dimana jangka waktu tersebut tidak menjamin bahwa RSUI telah mencapai titik pengembalian. Saat ini pemerintah sedang mengambil langkah dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam sektor kesehatan, pemerintah dengan program JKN mewajibkan seluruh fasilitas kesehatan dan rumah sakit baik pemerintah maupun swasta bersinergis dengan BPJS Kesehatan, dimana tarif yang ditetapkan berbasis pada sistem pembiayaan yakni INA-CBG. Hingga saat ini banyak rumah sakit yang harus menambahkan fasilitas kesehatan, obat, alat kesehatan, serta alat penunjang medis lainnya karna peningkatan jumlah peserta BPJS Kesehatan berkembang pesat. Beredarnya isu bahwa terdapat kesenjangan pada klaim yang diberikan pemerintah baik dalam hal biaya maupun waktu pembayaran premi menimbulkan polemik tersendiri bagi stakeholder, termasuk RSUI yang berpotensi mengalami kerugian dalam hal keuangan. Riset ini akan menganalisa perhitungan kebutuhan finansial RS UI dalam perhitungan biaya satuan (unit cost) dengan metode activity based costing, riset ini akan memberikan gambaran bagaimana biaya unit operasional pada rumah sakit kelas B dialokasikan. Pada tujuan tertentu, perhitungan secara sistem ABC dapat digunakan dalam penentuan tarif, analisa dalam pengambilan keputusan, serta dasar pengajuan dana kepada pemerintah.

Qualified as a B class hospital, RSUI will bear the financial burden due to high operational and maintenance cost. Moreover, university hospital shall operate independently without any financial injection/subsidy in 3 years afterwards, while no one guarantee when is the Break Event Point of this hospital. The Government of Indonesia is currently taking steps to improve people welfares by implementing Jaminan Kesehatan Nasional in the healthcare sectors. This program requires every healthcare services to cooperate with BPJS Kesehatan, where each unit cost has assigned by the Government based on INA-CBGs system. Due to the robust growth of participants, many hospitals should enhance the facility such as medical equipments, room expansion, additional beds, and other supporting units. Polemical issues has risen in this sector?s regarding the payment delays and also cost distortion in unit cost claims. This situation has become the concerns of stakeholders, including RSUI that potentially distressed in financial aspect. This research will analyze the calculation of unit cost, and how every cost of operational units need to be allocated based on activity. Goals of this research is to disentangle different levels of cost system design and the drivers in a health care setting that explain this process changing to ABC. For specific purposes, ABC has used to identify a high cost activity, pricing & budgeting model, and as a bargaining tools of financial calculation to the Government as well."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library