Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Amirta Sani
"Hipoglikemia merupakan kondisi saat kadar glukosa darah di bawah batas normal. Salah satu penyebab umum hipoglikemia adalah penggunaan obat-obat tertentu. Hipoglikemia akibat dari konsumsi obat dalam dosis lazim disebut sebagai Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD). Studi cross-sectional ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan menganalisis obat-obat yang berpotensi menyebabkan ROTD berupa hipoglikemia di RSUD Pasar Minggu periode Agustus 2019 hingga April 2020. ROTD hipoglikemia dideteksi dengan metode trigger tools yakni penggunaan dekstrosa 40%. Analisis kausalitas ROTD dan obat terkait dilakukan menggunakan algoritma Naranjo. Penelitian ini menemukan 180 (0,06%) dari 291.584 pasien mengalami hipoglikemia. Namun, hanya 102 pasien yang memiliki riwayat pengobatan diikutsertakan dalam penelitian. Total kasus hipoglikemia berjumlah 113 dengan prevalensi hipoglikemia akibat dari ROTD mencapai 78,8% (89 kasus). Kejadian ini umum dialami pasien diabetes melitus tipe 2 (97,8%) dan pasien yang mengalami kekurangan asupan makan (89,7%). Sebanyak 57 (50,4%) kasus hipoglikemia termasuk kejadian mungkin ROTD (probable) dan 32 (28,3%) kasus merupakan kejadian cukup mungkin ROTD (possible). Obat yang berpotensi menyebabkan ROTD hipoglikemia adalah glimepirid (34,8%), glikuidon (23,9%), insulin (15,2%), glibenklamid (9,8%), metformin (9,8%), gliklazid (1,1%), gabapentin (1,1%), siprofloksasin (1,1%), propranolol (1,1%), klopidogrel (1,1%), dan nifedipin (1,1%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ROTD merupakan penyebab utama dari kasus hipoglikemia di RSUD Pasar Minggu dengan faktor risiko utama yaitu riwayat penyakit diabetes dan asupan makan yang kurang.

Hypoglycemia is a condition when blood glucose levels are below normal. One of the common causes of hypoglycemia is the use of certain drugs. Hypoglycemia that results from drug consumption in normal doses is known as Adverse Drug Reaction (ADR). The purpose of this cross-sectional study was to determine the prevalence and analyze potential drugs that might cause hypoglycemia due to ADR at Pasar Minggu District Hospital from August 2019 until April 2020. Hypoglycemia was detected using a trigger tools method that is dextrose 40% prescription. The causality assessment was carried out using Naranjo algorithm. Based on this research, hypoglycemia was found in 180 (0.06%) out of 291,584 patients. However, there were only 102 patients eligible for this study with 113 total cases of hypoglycemia. The prevalence of hypoglycemia due to ADR was found to be 78.8% (89 cases). These events mostly happened in patients with type 2 diabetes mellitus (97.8%) and low food intake (89.7%). The Naranjo algorithm showed 57 (50.4%) cases are probable and 32 (28.3%) cases are possible. The potential drugs cause hypoglycemia due to ADR were glimepiride (34.8%), gliquidone (23.9%), insulin (15.2%), glibenclamide (9.8%), metformin (9.8%), gliclazide (1.1%), gabapentin (1.1%), ciprofloxacin (1.1%), propranolol (1.1%), clopidogrel (1.1%), and nifedipine (1.1%). Based on this study, it can be concluded that ADR is the main cause of hypoglycemia cases in Pasar Minggu District Hospital and the main risk factors are history of diabetes and low food intake."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70512
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Jon Hafan Sutawardana
"Hipoglikemia adalah komplikasi akut diabetes melitus yang seringkali terjadi secara berulang yang ditandai dengan gula darah kurang dari 70 mg/dl. Kondisi tersebut akan berdampak secara psikologis yaitu ketakutan akan serangan ulang yang menciptakan perasaan traumatis pada penyandang diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengalaman penyandang diabetes melitus yang pernah mengalami episode hipoglikemi di Persadia Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi terhadap enam partisipan. Hasil penelitian didapatkan enam tema utama yaitu penurunan fungsi fisik sementara sebagai respon hipoglikemia, perasaan traumatis ketika mengalami hipoglikemia, pemahaman partisipan terhadap penyebab hipoglikemia, kesadaran untuk pencegahan hipoglikemia, keyakinan internal menjadi sumber koping utama dalam menghadapi hipoglikemia, kebutuhan pelayanan keperawatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan edukasi pada pasien yang mengalami hipoglikemia.

Hypoglycemia is an acute complication of diabetes mellitus which frequently occur repeatedly marked by blood glucose less than 70 mg/dl. The condition will affect the psychological fear of repeated attacks that create a traumatic feelings in people with diabetes mellitus. This study aims is to gain an in depth understanding of experiences of persons with diabetes mellitus who had experienced of hypoglycemia episodes in Persadia Depok. Qualitative descriptive phenomenology approach was applied to 6 participants. The findings revealed 6 themes: decline in physical function while in response to hypoglycemia, traumatic feelings when experiencing hypoglycemia, participants understanding that caused of hypoglycemia, awareness of hypoglycemia prevention, internal beliefs became the main source of coping to faced of hypoglycemia and nursing care needs. The results of this study suggest a need of improvement in nursing education for patients with hypoglycemia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Leo
"Hemodialisis (HD) dapat memicu terjadinya hipoglikemia intradialisis. Insidensi terjadinya hipoglikemia intradialisis cukup sering ditemui pada pasien rawat inap. Hipoglikemia intradialisis dapat mengakibatkan komplikasi lebih lanjut, memperpanjang lama rawat bahkan dapat menyebabkan kematian intradialisis. Hipoglikemia intradialisis dapat disebabkan oleh banyak faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian hipoglikemia intradialisis dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipoglikemia intradialisis pada pasien gagal ginjal rawat inap yang menjalani HD. Penelitian ini merupakan penelitian obervasional (non eksperimental) dengan rancangan kuantitatif deskriptif-analitik dengan pendekatan potong lintang, melibatkan 266 pasien HD yang dirawat inap. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Regersi Logistik Ganda. Hasil penelitian ini mendapatkan sebanyak 54,1% subjek penelitian mengalami hipoglikemia intradialisis, dengan 39,6% diantaranya tanpa disertai tanda dan gejala hipoglikemia serta 38,2% mengalami hipoglikemia berulang. Waktu kejadian hipoglikemia intradialisis paling tinggi terjadi pada jam ke-2 intradialisis dengan rerata penurunan kadar gula darah pada jam pertama intradialisis sebesar 37,9 mg/dl ± 53,7 standar deviasi. Terdapat pengaruh yang signifikan antara ultrafiltration goal, sakit DM, hipertensi, asupan nutrisi, terapi obat anti diabetik, dan terapi β Bloker dengan kejadian hipoglikemia intradialisis (p < 0,05; α 0,05). Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipoglikemia intradialisis adalah asupan nutrisi dengan nilai OR 6,113. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar pemeriksaan gula darah intradialisis dilakukan secara rutin dan upayakan asupan nutrisi adekuat pada pasien HD, terutama pada pasien yang memiliki risiko tinggi.

Hemodialysis (HD) induces intradialytic hypoglycemia. The incidence of intradialytic hypoglycemia commonly occurred in hospitalized patients. Inpatient intradialytic hypoglycemia leads to further complications, prolongs the length of stay, and even causes intradialytic death. Intradialytic hypoglycemia is caused by many factors. This study aims to identify the incidence of intradialytic hypoglycemia and analyze the influencing factors of the occurrence of intradialytic hypoglycemia in inpatients with renal failure undergoing HD. This study used a descriptive-analytical quantitative design with a cross-sectional approach and recruited 266 inpatients who undergoing HD. Data analysis used the Chi-Square test and Multiple Logistic regression. This study’s result found that 54.1% of the subjects experienced intradialytic hypoglycemia, where 39.6% of subjects had no signs and symptoms, and 38.2% of subjects experienced recurrent hypoglycemia. The highest incidence of intradialytic hypoglycemia occurred in the 2nd hour of intradialytic, with an average decrease in blood glucose levels in the first hour of intradialytic of 37.9 mg/dl (SD± 53.7). There were significant effects between the ultrafiltration goal, diabetes mellitus, hypertension, nutritional intake, anti-diabetic, and beta-blocker therapy with intradialytic hypoglycemia (p < 0.05; α 0.05). The most influencing factor of intradialytic hypoglycemia incidence was nutritional intake, with OR value of 6.113. Based on this study’s result, it is recommended to conduct continuous blood glucose monitoring during hemodialysis, and also monitor nutritional intake among those patients, especially in high-risk patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikha Ayu Kurnia
"Hipoglikemia merupakan salah satu efek samping pemberian terapi insulin pada pasien Diabetes Melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji keefektifan lembar pemantauan insulin terintegrasi dalam memantau kejadian hipoglikemia pada pasien DM tipe 2 yang mendapatkan terapi insulin analog. Hasil menunjukkan rerata kejadian hipoglikemia lebih tinggi saat makan pagi (t (18)= 2,9732; p= 0,0059) dan sore (t (18)= 3.0956; p= 0,0043) setelah pemberian rapid-acting insulinmelalui pemantauan lembar insulin terintegrasi Namun, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara pemantauan asupan kalori, dosis insulin, dan perubahan pola tidur dengan kejadian hipoglikemia. Sehingga lembar pemantauan insulin terintegrasi tidak efektif dalam mencegah kejadian hipoglikemia. Penelitian ini merekomendasikan perawat untuk lebih memahami pengkajian hipoglikemia dalam lembar pemantauan insulin terintegrasi.

Hypoglycemia is one of the side effects of insulin therapy administration for Type 2 Diabetes Mellitus patients. The study aimed to develop the integrated insulin monitoring sheets and examine its effectiveness in identifying and recording the incidence of hypoglycemia who received analog insulin therapies. The results showed that the integrated insulin monitoring sheet recorded the significantly higher incidence of hypoglycemia during the morning (t (18)= 2.9732; p= 0.0059) and evening (t (18)= 3.0956; p= 0.0043) meals after the administration of rapid-acting insulin). The record integrated insulin monitoring sheet, revealed no significant relationships between the incidence of hypoglycemia and the monitoring of calorie needs, insulin therapy administration, blood glucose, and level insomnia incidences. This study recommended activities that enable nurses to better understand the assessment of hypoglycemia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
610 UI-JKI 21:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Rio Adi Nugraha
"Latar Belakang. Hipoglikemia berat di pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2) saat ini sering dihubungkan dengan peningkatan mortalitas, kejadian kardiovaskular, dan penurunan fungsi kognitif.
Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat model prediksi untuk hipoglikemia berat pada pasien DMT2 rawat jalan di pusat kesehatan nasional tersier.
Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif yang dilaksanakan di Poliklinik Metabolik-Endokrin Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo. Semua pasien DMT2 dewasa (berusia ≥18 tahun) yang sudah mejalani kontrol selama setidaknya 1 tahun diikutsertakan sebagai subjek penelitian. Data mengenai kejadian hipoglikemia berat dalam 1 tahun terakhir dikumpulkan dari anamnesis dengan subjek penelitian, sedangkan variabel bebas (meliputi usia, tingkat pendidikan, pemahaman mengenai gejala hipoglikemia, HbA1C, lama DMT2, penyakit ginjal kronik, penyakit hati kronik, riwayat hipoglikemia, penerapan pemantauan gula darah mandiri, penggunaan sulfonilurea, dan penggunaan insulin) diambil dari data rekam medis pasien 1 tahun sebelum pengumpulan data.
Hasil. Penelitian ini berhasil mengumpulkan 291 subjek, dengan insidensi kejadian hipoglikemia berat 25,4%. PGK std. V (adjusted-OR 9,84 [IK95% 1,68-57,62]; p=0,011); riwayat hipoglikemia berat (adjusted-OR 5,60 [IK95% 2,94-10,69]; p<0,001); dan penggunaan insulin (adjusted-OR OR 2,60 [IK95% 1,31-5,15]; p=0,006) memiliki asosiasi yang bermakna secara statistik terhadap peningkatan risiko hipoglikemia berat. Model prediksi yang dibuat berdasar variabel tersebut mampu menunjukkan validasi yang baik dengan AUROC sebesar 0,742 (IK95% 0,67-0,81); p<0,001.
Kesimpulan. Sebagian besar subjek DMT2 mengalami setidaknya 1 episode hipoglikemia berat. Riwayat hipoglikemia berat, penggunaan insulin, dan PGK std. V memiliki asosiasi yang bermakna terhadap risiko hipoglikemia berat.

Background. Severe hypoglycemia in type 2 diabetes mellitus (T2DM) patients is often associated with inreased mortality and cardiovascular events, as well as decreased cognitive function.
Aim. The objective of this study is to develop a prediction model for severe hypoglycemia in T2DM patients in a tertiary care hospital in Indonesia.
Method. This study is a retrospective cohort study in endocrinology out-patient clinic in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital. All subjects ≥18 years of age who had been visiting the clinic for at least a year were included. Subjects were interviewed whether they had any events of severe hypoglycemia within the last 1 year; while independent variables (including age, education level, patients’ understanding of hypoglycemia symptoms, HbA1C level, duration of T2DM, chronic kidney disease, chronic liver disease, history of severe hypoglycemia, self-monitoring blood glucose application, sulfonylurea use, and insulin use) were taken from medical records 1 year prior from data collection.
Result. We collected 291 subjects, among whom incidence of severe hypoglycemia was 25.4%. Stg. V CKD (adjusted-OR 9.84 [95%CI 1.68 to 57.62]; p=0.011); history of severe hypoglycemia (adjusted-OR 5.60 [95%CI 2.94 to 10.69]; p<0.001); and insulin use (adjusted-OR 2.60 [95%CI 1.31 to 5.15]; p=0.006) were associated with increased risk of severe hypoglycemia. Using those variables, our model yielded an AUROC of 0.742 (95%CI 0.67 to 0.81); p<0.001.
Conclusion. High proportion of T2DM subjects suffered at least one episode of severe hypoglycemia. History of severe hypoglycemia, insulin use, and stg. V CKD were associated with the risk of severe hypoglycemia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isni Nadyanti
"Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi diabetes melitus tipe 2. Anggota keluarga biasanya menjadi orang pertama yang mengetahui kejadian hipoglikemia pada klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman keluarga klien diabetes melitus tipe 2 menghadapi hipoglikemia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif. Wawancara mendalam terhadap 11 partisipan mengidentifikasi empat tema yaitu: keluarga mempersepsikan hipoglikemia adalah sesuatu yang biasa, keluarga mampu mengenali gejala awal hipoglikemia, keluarga memberikan dukungan positif bagi klien dalam menghadapi hipoglikemia, dan hipoglikemia memiliki dampak negatif bagi keluarga. Hasil penelitian menunjukkan peran penting perawat untuk memberikan edukasi yang komprehensif mengenai hipoglikemia terhadap keluarga klien diabetes melitus tipe 2.

Hypoglycemia is one of diabetes complications. Hypoglycemia can increase risk of cardiovascular diseases or even lead to death. Family members are usually the first people to recognize hypoglycemia. Hypoglycemia is an unpredictable condition which make they should aware with it. A qualitative study using a phenomenological description design was utilized. In depth interviews were conducted with 11 family members of the person with type 2 diabetes. Family rsquo s experiences dealing with hypoglycemia were described into four main themes family perceive hypoglycemia is a common thing, family is capable in recognizing early symptoms of hypoglycemia, family provide positive support to person dealing with hypoglycemia, and hypoglycemia affects the family negatively. This study denotes a major role of nurse to provide a comprehensive education about hypoglycemia to the family of the person type 2 diabetes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rudjianto
"Background: hypoglycemia is a major adverse event of insulin therapy for diabetes mellitus patients. The study was conducted to evaluate the incidence of hypoglycemia among insulin treated patients with type 1 diabetes mellitus (T1DM) or type 2 diabetes mellitus (T2DM) in the Indonesian cohort.
Methods: this Indonesian cohort study consisted of retrospective and prospective evaluation of hypoglycemic episodes, using International Operations Hypoglycemia Assessment Tool (IO HAT) in 374 patients with diabetes (T1DM; n=17 or T2DM; n=357). The patients of ≥18 years of age and treated with insulin for >12 months were selected for this study (ClinicalTrials.gov number: NCT02306681).
Results: a total of 374 patients were enrolled in this study and completed SAQ1. All patients with T1DM (17 [100%]), and 347 (97.2%) patients with T2DM completed SAQ2. Almost all the patients in the 4-week prospective period reported at least one hypoglycemic event (T1DM 100%, T2DM 99.4%) and the incidence rate of any hypoglycemia was 67.5 events per patient-year (PPY) and 25.7 events PPY for T1DM and T2DM patients, respectively. Among patients with T1DM and T2DM, 5.9% and 36.4%, respectively, did not know what hypoglycemia was at baseline, also high proportion of patients had impaired hypoglycemic awareness in the study (82.4% and 62.7%, respectively).
Conclusion: overall, high proportion of patients reported hypoglycemic events in the prospective period indicating under reporting during the retrospective period due to recall bias. Therefore, there is a need for patient education program to improve the awareness of hypoglycemia in diabetes patient in Indonesia.

Latar belakang: hipoglikemia merupakan efek samping utama dari terapi insulin pada pasien diabetes melitus. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kejadian hipoglikemia pada pasien diabetes melitus tipe 1 (T1DM) atau diabetes melitus tipe 2 (T2DM) yang diobati dengan insulin pada kohort Indonesia.
Metode: penelitian kohort Indonesia ini terdiri dari evaluasi retrospektif dan prospektif terhadap episode hipoglikemik, dengan menggunakan International Operations Hypoglycemia Assessment Tool (IO HAT) pada 374 pasien diabetes Indonesia (T1DM; n=17 dan T2DM; n=357). Pasien berusia ≥18 tahun dan diobati dengan insulin selama >12 bulan dipilih untuk penelitian ini (ClinicalTrials.gov nomor: NCT02306681).
Hasil: sebanyak 374 pasien disertakan untuk studi ini dan menyelesaikan self assessment questionnaire 1 (SAQ1). Semua pasien T1DM (17 [100%]) dan 347 pasien T2DM (97,2%) menyelesaikan SAQ2. Hampir semua pasien dalam 4 minggu periode prospektif melaporkan setidaknya satu kejadian hipoglikemi (T1DM 100%, T2DM 99,4%) dan tingkat kejadian hipoglikemia adalah 67,5 kejadian per pasien-tahun (PPY) dan 25,7 kejadian PPY masing-masing untuk pasien T1DM dan T2DM. Diantara pasien dengan T1DM dan T2DM, 5,9% dan 36,4%, masing-masing, tidak mengetahui apa hipoglikemia pada awal penelitian. Tercatat proporsi yang tinggi dari pasien memiliki kesadaran yang buruk akan kejadian hipoglikemi (82,4% dan 62,7%, masing-masing).
Kesimpulan: secara keseluruhan, proporsi yang tinggi dari pasien yang melaporkan kejadian hipoglikemi pada periode prospektif mengindikasikan kurang pelaporan selama periode retrospektif karena bias ingatan (recall bias). Oleh karena itu dibutuhkan program pendidikan pasien untuk meningkatkan kesadaran akan hipoglikemia dari pasien diabetes di Indonesia
"
Jakarta: Interna Publishing, 2018
610 UI-IJIM 50:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chici Pratiwi
"Latar Belakang. Hipoglikemia merupakan komplikasi penting dan berbahaya yang seringkali terjadi pada pasien diabetes yang menjalani rawat jalan ataupun rawat inap. Hipoglikemia yang terjadi selama perawatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik itu faktor internal pasien atau faktor institusional. Tujuan. Mengetahui insidens kejadian hipoglikemia dalam perawatan, mengetahui hubungan antara faktor internal pasien dan faktor institusional dengan kejadian hipoglikemia pada perawatan, dan mengetahui luaran dari kejadian hipoglikemia dalam perawata, yaitu mortalitas dan pemanjangan lama rawat. Metode. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan mengolah data sekunder rekam medik 477 pasien diabetes yang menjalani perawatan di RSUP Fatmawati sejak Januari 2016 hingga Desember 2018. Pada penelitian ini dilakukan analisa bivariat menggunakan uji chi-square dan uji fisher untuk data yang berskala nominal, dan uji mann-whitney untuk data dengan skala numerik. Selanjutnya, untuk variabel independen dengan nilai p<0,25 diikut sertakan dalam analisa multivariat regresi logistik. Hasil Pada penelitian ini didapatkan insidens kejadian hipoglikemia dalam perawatan mencapai 17% dan 7,4% diantaranya merupakan kejadian hipoglikemia berat. Setelah dilakukan analisa multivariat, faktor yang berperan terhadap kejadian hipoglikemia adalah terapi hiperglikemia, asupan nutrisi yang tidak adekuat, dan riwayat hipoglikemia sebelumnya. Median lama rawat ditemukan lebih panjang pada pasien yang mengalami hipoglikemia dalam perawatan (13 (1-58) vs 7 (1-48), p <0,001). Mortalitas ditemukan pada 16% kelompok pasien hipoglikemia dan pada 10,9% kelompok pasien yang tidak mengalami kejadian hipoglikemia (p=0,18). Kesimpulan Kejadian hipoglikemia dalam perawatan dipengaruhi oleh faktor terapi hiperglikemia menggunakan insulin dan/atau sulfonilurea, asupan nutrisi yang tidak adekuat, serta riwayat hipoglikemia sebelumnya.

Background. Hypoglycemia is an important and harmful complication that often occurs in inpatient and outpatient settings. Hypoglycemia during hospitalization may arise from various risk factors, either from patients’ internal factors or institutional factors. Objective. The aim of this study was to assess the incidence of inpatient hypoglycemia, and its association with patients’ internal factors and institutional factors. We also assessed mortality and length of stay as the outcomes of inpatient hypoglycemia. Methods. We performed a cohort retrospective study of 477 patients with diabetes that were hospitalized during January 2016- December 2018 in Fatmawati General Hospital, Jakarta, Indonesia. In this study we used chi-square and fisher test to do bivariate analysis for nominal scale variables, and for numerical variables we used mann-whitney test to get the relative risks. Independent variables with p values <0.25, will be furthered analyzed using logistic regression multivariate analysis to get the odds ratio. Result. The incidence of inpatient hypoglycemia was 17% with 7.4% of them were severe hypoglycemia. After performing multivariate analysis, we found that the risk factors of inpatient hypoglycemia were hyperglycemia therapy administered, inadequate daily nutritional intake, and previous history of hypoglycemia. The median length of stay was found longer in hypoglycemic subjects (13 (1-58) vs 7 (1-48), p <0,001). The mortality rate was higher in subjets with hypoglycemia, but was not statistically significant (16% vs 10,9%, p=0,18). Conclusion. the incidence of inpatient hypoglycemia may be affected by several risk factors such as, hyperglycemia therapy administered, inadequate daily nutritional intake, and previous history of hypoglycemia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Garry Anthony
"Menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dan otoritas penerbangan Indonesia,pilot DM yang mendapat terapi insulin dianggap tidak layak terbang karena risiko hipoglikemia. Beberapa negara seperti Kanada, Inggris, Irlandia, Austria, dan Amerika Serikat memberikan sertifikasi aeromedis pilot tersebut. Tujuan dari laporan kasus berbasis bukti ini adalah meninjau risiko hipoglikemiapada pilot DM yang diterapi insulin.Pencarian literatur dilakukan melalui Cochrane, PubMed, Scopus dan Ingentaconnect. Kriteria inklusi adalah studi pada pilot sipil dengan DM yang diterapi insulin dalam bentuk studi case report studies, case series, systematic reviews, case controls, cohorts, and randomized control trials. Literatur dinilai secara kritis menggunakan kriteria Oxford Center for Evidence-based Medicine.Terdapat 2 literatur sesuai kriteria inklusi.Studi kohort oleh Mitchell, dkk (2017) menunjukkan tidakada perubahan signifikan kadarglukosa darah pada pilot DM dengan insulin sebelum dan sesudah mendapat sertifikasi aeromedis,studi kasus-kontrol oleh Mills, dkk (2017) menyatakan pilot DM dengan insulin yang diberikan sertifikasi aeromedis tidak signifikan menjadi penyebab kecelakaanpesawat.Hasil studi terdapat risiko inkapasitasi pada pilot DM yang diterapiinsulin karena efek samping hipoglikemianamun risiko dapat dihindari dengan menerapkan protokol khusus seperti pemeriksaan kesehatan berkala oleh dokter spesialis penyakit dalam dan pemeriksaan glukosa darah sebelum dan selama menerbangkan pesawat.

According to International Civil Aviation Organization and Indonetian national aviation authorities, diabeticpilots withinsulin are considered unfit due to risk of hypoglycemia. Several countries such as Canada, UK, Ireland, Austria, and the US provide aeromedical certification to these pilots. The purpose of this evidence-based case report is to review the risk of hypoglycemia in insulin-treated DM pilots.Literature search was conducted through Cochrane, PubMed, Scopus and Ingentaconnect. Inclusion criteria were studies of insulin treated diabetic civilian pilots in the form of case report, case series, systematic reviews, case controls, cohorts, and randomized control trials. Literature is critically appraised using Oxford Center for Evidence-based Medicine criteria.Twoliterature selected according to the inclusion criteria. Cohort study by Mitchell, et al (2017) showed no significant changes inblood glucose levels before and after receiving aeromedical certification, case-control study by Mills, et al (2017) stated that diabetic pilots with insulin who were given aeromedical certification were not the cause of aircraft accidents.Study results show there arisk of incapacitation in insulin-treated DM pilots because of hypoglycemia, risk can be avoided by implementing special protocols such as periodic medical examinations by internal medicine specialists and blood glucose checks before and during flight."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dunning, Trisha
Melbourne: Blackwell, 2003
616.462 DUN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>