Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chaula Luthfia Sukasah
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0504
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Hannie Dewi Hadyani Kartapradja
"ABSTRAK
Hipospadia merupakan salah satu kelainan genitalia paling umum yang ditemukan pada bayi lelaki baru lahir, yang ditandai adanya meatus uretra di ventral dan bentuk abnormal dari kulup penis. Etiologi hipospadia sebagian besar masih belum diketahui, tetapi dilaporkan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Salah satu kelainan genetik adalah defek gen steroid 5 alpha-reductase type 2 (SRD5A2). Belum banyak laporan mengenai faktor genetik pada gen SRD5A2 yang melatarbelakangi hipospadia di Indonesia. Teknik PCR-sekuens dilakukan pada ekson 1-5 gen SRD5A2 pada 40 sampel DNA arsip penyandang hipospadia, dan PCR-RFLP pada ekson 1 dan 4 untuk mendeteksi mutasi p.Val89Leu dan p.Arg227Glu. Hasil penelitian mendapatkan 8 mutasi pada gen SRD5A2, yaitu mutasi p.Gly34Fs, p.Arg50His, p.Val89Leu 3 di ekson 1, p.Tyr128Cys di ekson 2, p.Asn193Ser dan p.Arg227Gln di ekson 4, p.Ile253Val di ekson 5, dan c.281+15T>C di intron 1. Studi in silico untuk memprediksi fungsi dan struktur protein adalah possibly dan/atau probably damaging untuk p.Gly34Fs, p.Arg50His, p.Tyr128Cys, p.Asn193Ser, dan p.Arg227Gln, dan benign untuk p.Val89Leu, Ile253Val, dan c.281+15T>C. Mutasi p.Arg50His dan p.Ile253Val merupakan mutasi baru yang belum pernah dilaporkan di populasi lain. Penelitian ini mendapatkan 8 mutasi pada penyandang hipospadia di Indonesia dan 2 diantaranya merupakan mutasi baru. Selain itu penelitian ini berhasil mengembangkan teknik PCR-RFLP untuk mendeteksi substitusi p.Val89Leu dan p.Arg227Glu. Teknik tersebut dapat diterapkan untuk

ABSTRACT
Hypospadias is one of the most common external genitalia congenital abnormalities found in newborn baby boys, which is characterized by urethral opening, penile curvature, and abnormal distribution of the penis foreskin. The etiology of hypospadia is mostly unknown, but it is believed that hypospadias are caused by genetic and environmental factors. There have not been many reports on variations of steroid 5 alpha-reductase type 2 (SRD5A2) gene underlying hypospadias in Indonesia. The PCR-sequencing technique on exon 1-5 SRD5A2 gene were performed on 40 archived DNA samples from hypospadias cases of aged 0-29 years, and PCR-RFLP on exon 1 and 4 to detect mutation p.Val89Leu and p.Arg227Glu. The sequencing result showed that there were eight different mutations identified in the SRD5A2 gene, p.Gly34Fs, p.Arg50His, p.Val89Leu 3 in exon 1, p.Tyr128Cys in exon 2, p.Asn193Ser dan p.Arg227Gln in exon 4, p.Val89Leu in exon 5, and c.281+15T>C in intron 1. In silico analysis showed 5 mutations predicted to be possibly and/or probably damaging (p.Gly34Fs, p.Arg50His, p.Tyr128Cys, p.Asn193Ser, and p.Arg227Gln) and 3 benign mutations (p.Val89Leu, Ile253Val, and c.281+15T>C). p.Arg50His and p.Ile253Val are new mutations that have never been reported before. This study found 8 mutations obtained from hypospadias patients and successfully developed the PCR-RFLP technique to detect p.Val89Leu and p.Arg227Gln mutations, which can be applied as a starting point for mutation detection in places where the mutations frequently detected and access to sequencing technique is limited.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Suyadnya
"Hipospadia merupakan salah satu kelainan kongenital yang terjadi pada 1 per 300 kelahiran dan 20% dari keseluruhan kasus adalah hipospadia proksimal. Faktor yang menentukan jenis teknik operasi yang akan digunakan diantaranya yaitu letak meatus, ada tidaknya chordee, ketersediaan prepusium, kualitas lempeng uretra, dan pengalaman operator. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penggunaan Teknik Tubularized Incised Plate(TIP), Duckett, dan Onlay Island Flap (OIF) sesuai dengan pengalaman di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Penelitian retrospektif analitik ini melihat data rekam medis dan status khusus urologi dari pasien hipospadia proksimal dengan letak meatus uretra di penis proksimal, penoskrotal, dan skrotal yang menjalani tindakan release chordeedan uretroplasti di RSCM dari tahun April 2002 sampai Mei 2014. Terdapat 119 pasien yang terdiri dari 33 pasien dengan teknik TIP, 50 pasien dengan teknik Duckett, dan 36 pasien dengan teknik OIF. Rata-rata umur kelompokTIP 4,87±3,05 tahun, kelompok Duckett 6,33±6,02 tahun, dan kelompok OIF 4,68±3,27 tahun. Lokasi meatus uretra terbanyak di penoskrotal pada TIP 24/33 (72,7%), Duckett 37/50 (74.0%), dan OIF30/36 (83,3%). Ukuran penis kecil ditemukan pada TIP, Duckett dan OIF yaitu 4/33 (12,1%), 10/50 (20,0%), dan 6/36 (16,7%). Kelompok TIP 21/33 (63,6%) memiliki lempeng uretra yang cukup lebar, sedangkan pada Duckett dan OIF lebih banyak memiliki lempeng uretra yang sempit yaitu 26/50 (52%) dan 20/36 (55,6%). Angka komplikasi total TIP 15/33 (45,5%), Duckett 15/50 (30%) dan OIF 5/36 (13,9%), dan menunjukkan hasil signifikan secara statistik p<0,05. Teknik OIF lebih superior dibandingkan TIP dan Duckett dalam hal menurunkan komplikasi secara kumulatif serta memiliki angka kejadian fistula yang rendah pasca rekonstruksi hipospadia proksimal primer.

Hypospadias is a congenital disorder that occurs in 1 per 300 births with 20% of cases are proximal hypospadias. The location of meatus, presence of chordee, availability prepuce, quality of the urethral plate, and operator experience are factors that determine in selecting operative technique. This study aimed to compare the use of Tubularized Incised Plate (TIP), Duckett, and Onlay Island Flap (OIF) following the experience at Cipto Mangunkusumo Hosptal (RSCM). Data gathered from patients medical records and urological status of proximal hypospadias with proximal, penoscrotal, and scrotal urethral meatus who underwent chordee released procedure and urethroplasty at RSCM from April 2002 to May 2014. There were 119 patients consisting of 33 patients with TIP techniques, 50 patients with Duckett, and 36 patients with OIF techniques. The mean age of patients underwent TIP was 4.87±3.05 years old, Duckett was 6.33±6.02 years old, and OIF was 4.68±3.27 years old. Urethral meatus was mostly found at penoscrotal with a total of 24/33 (72.7%), 37/50 (74.0%), and 30/36 (83.3%) cases, respectively. Small penis was found in TIP, Duckett, and OIF with a total of 4/33 (12.1%), 10/50 (20.0%), and 6/36 (16,7%) cases, respectively. In TIP group, 21/33 (63.3%) cases had a fairly wide urethral plate, whereas in Duckett and OIF were mostly of the cases have narrow urethral plate, with a total of 26/50 (52%) and 20/36 (55.6%) cases, respectively. Complications were found at 15/33 (45.5%) cases of TIP, 15/50 (30%) cases of Duckett, and 5/36 (45,5%) cases of OIF with statically significant results p <0.05. The OIF technique was found to be superior to TIP and Duckett in terms of reducing complications and having a low incidence of fistula after primary proximal hypospadias reconstruction."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Atmoko
"Latar belakangMekanisme patofisiologi yang menyebabkan terjadinya chordee pada pasien dengan hipospadia dan fase tersembunyi dari penis buried penis pada lemak prepubis masih belum sepenuhnya dimengerti. Reseksi dari jaringan dartos pada umumnya bisa membuat penis kembali menjadi lurus pada pasien dengan hipospadia dan mengkoreksi kasus ini sama pada buried penis, yang menunjukkan adanya patofisiologi yang mirip pada kedua kondisi tersebut yang terkait dengan jaringan dartos. TujuanStudi ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik jaringan ikat beserta vaskularisasi dari fascia dartos antara penis normal, buried penis, dan hipospadia. Desain studiKami melakukan studi ini dari Mei 2013 hingga November 2016. Dartos fascia dikumpulkan dari 3 kelompok, yaitu: normal penis, buried penis, dan hipospadia. Kami membandingkan jaringan dari 3 kelompok ini menggunakan pewarnaan Mason Trichrome, Gomori rsquo;s silver impregnasi, Weigert resorcin-fuchsin, dan CD 31 imunohistokimia untuk mengevaluasi serat kolagen, retikulin, elastin, dan sel endothelial dari pembuluh darah. Semua data yang didapatkan kemudian dikuantifikasi menggunakan image J dan dilakukan analisis statistic one way ANOVA. Penilaian dilakukan oleh dua orang ahli patologi secara tersamar tanpa mengetahui diagnosis klinis dari pasien. HasilTotal didapatkan 60 pasien dengan 20 pasien tiap grup. Sebagian besar serat kolagen pada buried penis dan hipospadia menunjukkan serat yang lebih tebal dan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan penis normal. Terdapatkan penurunan jumlah total kolagen dan elastin pada dartos fascia hipospadia dan buried penis. Di sisi lain, rasio dari retikulin yang merepresentasikan kolagen tipe III terhadap total kolagen mengalami peningkatan dibandingkan penis normal. DiskusiIni adalah studi pertama yang membandingkan karakteristik histopatologi, histokimia, dan imunohistokimia dari jaringan ikat pada pasien buried penis dan hipospadia. Walaupun dartos fascia pada buried penis dan hipospadia tebal dan inelastis saat dipalpasi atau saat traksi/counter traksi, jaringan ini memiliki vaskularisasi yang baik. Dartos fascia ini inelastis dan bukan merupakan jaringan normal, dan karakteristiknya berbeda dengan jaringan fibrosis. Akan tetapi, studi lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar diperlukan dan harus mendiferensiasikan derajat dari chordee pada pasien dengan hipospadia dan buried penis. KesimpulanTerdapat perbedaan antara jaringan dartos fascia pada hipospadia dan buried penis dengan jaringan penis normal. Jaringan ini merupakan jaringan abnormal padsa pasien hipospadia dan buried penis. Sehingga, kami merekomendasikan untuk dilakukan eksisi jaringan ini saat operasi rekonstruksi. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui patofisiologi dari kondisi ini.

IntroductionPathophysiological mechanisms leading to chordee in patients with hypospadias and to the hidden state of buried penis in the prepubic fat remain unclear. Resection of dartos tissue usually makes the penis straight in patients with hypospadias and corrects it in those with buried penis, suggesting a common pathophysiology related to dartos tissue. ObjectiveThis study aimed to compare connective tissue and vascularization of dartos fascia between normal penis, buried penis and hypospadias. Study designWe conducted this study from May 2013 to November 2016. We collected Dartos fascia specimens from 3 groups buried penis, hypospadias, and normal penis as control. We compared the fibers between these groups by Masson Trichrome histochemical staining, Gomori 39 s silver impregnation staining, Weigert resorcin fuchsin staining and CD31 immunohistochemical staining for evaluation of collagen fibers, reticulin fibers, elastin fibers, and endothelial cells of blood vessels, respectively. The collagen fibers, reticular fibers, elastic fibers and vascular vessels were counted with ImageJ, and were analyzed using one way ANOVA test. The assessment conducted by two pathologists was blinded, without knowing the clinical diagnosis of patients. ResultsA total of 60 patients with 20 patients for each group. Collagen fibers for most cases of buried penis and hypospadias showed thicker but lesser number of collagen fibers than normal penis. There was a reduction of total collagen and elastin of dartos fascia in hypospadias and buried penis cases. On the other hand, ratio of reticulin fibers which represent collagen type III to total collagen was increased in comparison to normal penis. DiscussionThis is the first study which compare the histopathological, histochemical, and immunohistochemical features of dartos fascia connective tissue in patients with buried penis and hypospadias.Although dartos fascia in buried penis and hypospadias is thick and inelastic in palpation or during traction counter traction, it is well vascularized tissue. This inelastic dartos fascia tissue is an abnormal tissue, but its characteristic is not similar to fibrotic tissue. However, further study with larger sample is warrant and should differentiate degree of chordee in patients with hypospadias and buried penis. ConclusionsThere was a difference between connective tissue of dartos fascia in buried penis and hypospadias patients compared to normal penis. Inelastic dartos fascia tissue in patients diagnosed with buried penis and hypospadias is an abnormal tissue. Therefore, it is suggested to excise this tissue during reconstructive surgery. Further research is needed to unveil the pathophysiology of the condition.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Azzahra
"Hipospadia adalah kelainan kongenital yang menyebabkan anatomi pembukaan saluran kemih berada pada bagian ventral penis. Salah satu faktor risiko hipospadia adalah faktor gaya hidup yang tidak baik ataupun polusi udara yang dapat ditemukan pada masyarakat perkotaan. Penatalaksaan medis hipospadia adalah dengan operasi uretroplasti yang dapat menimbulkan masalah keperawatan berupa nyeri akut. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah menguraikan asuhan keperawatan pada anak dengan hipospadia. Salah satu intervensi yang diimplementasikan adalah teknik distraksi dengan menonton video kartun animasi. Hasil evaluasi dari tindakan keperawatan yang berupa manajemen nyeri farmakologis dan non farmakologis selama tiga hari adalah skala nyeri anak turun dari skala nyeri 3/10 menjadi 0/10 atau tidak nyeri, anak tampak tenang dan dapat tertawa saat ada adengan lucu pada video kartun. Penulis menyarankan rumah sakit menyediakan fasilitas untuk melakukan distraksi pada anak berupa radio atau tape recorder untuk memutar musik, televisi untuk memutar video animasi ataupun mainan yang dapat mendistraksi anak. Sehingga distraksi dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik nyeri dan usia anak.

Hypospadias is a congenital aberration that causes the anatomy of the opening of the urinary tract to be in the ventral part of the penis. One of the risk factors for hypospadias is a factor of poor lifestyle or air pollution that can be found in urban communities. Hypospadias can be treated through urethroplasty surgery. Post surgical pain will occur in a child. The steps to be taken to deal with this issue is to manage the pain in the child. The purpose of this paper is to describe nursing care in children with hypospadias. One of the interventions implemented is the distraction technique by playing animated cartoon videos as pain management for the child. The usage of distraction technique and pharmacological techniques for three days period decreased the pain rating scale from the 3 10 to 0 10, and the observation showed that the child also seemed to be calmed and laugh when there is a funny scene on an animated cartoon video. The authors suggest that hospitals provide facilities to perform distractions in children such as radio or tape recorders to play music, televisions to play animated videos or toys that can distract children, so that distractions can be performed according to the characteristics of pain and age of the child.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Entin Kartini
"ABSTRAK
Hipospadia merupakan suatu kelainan kongenital dengan ketidakabnormalan letak meatus uretra. Penatalaksanaan pada klien hipospadia adalah uretroplasti yang dapat menimbulkan efek nyeri. Asuhan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri akut pasca operasi adalah manajemen nyeri meliputi teknik farmakologi dan nonfarmakologi. Teknik nonfarmakologi yang diberikan adalah teknik distraksi bermain game dengan handphone. Hasil asuhan keperawatan menunjukkan bahwa teknik distraksi bermain game efektif utuk mengatasi nyeri dibuktikan dengan penurunan skala nyeri pada Visual Analog Scale setelah dilakukan implementasi. Pemberi pelayanan keperawatan anak di rumah sakit dapat menerapkan teknik distraksi sebagai upaya dalam mengatasi nyeri akut pada anak pasca operasi.

ABSTRACT
Hypospadias is a congenital anomaly with abnormalities of the urethral meatus. Management on hypospadias clients is uretroplasty that can cause pain effects. Nursing care done to overcome post operative acute pain is pain management including pharmacology and nonpharmacology techniques. Nonfarmakologi technique given is distraction technique of playing game with mobile phone. The results of nursing care show that effective distraction techniques of playing game to overcome pain is proved by decreasing the scale of pain in Visual Analog Scale after the implementation. Providers of nursing services in hospitals can apply distraction techniques as an attempt to overcome acute pain in children after surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Atmoko
"Latar belakangMekanisme patofisiologi yang menyebabkan terjadinya chordee pada pasien dengan hipospadia dan fase tersembunyi dari penis buried penis pada lemak prepubis masih belum sepenuhnya dimengerti. Reseksi dari jaringan dartos pada umumnya bisa membuat penis kembali menjadi lurus pada pasien dengan hipospadia dan mengkoreksi kasus ini sama pada buried penis, yang menunjukkan adanya patofisiologi yang mirip pada kedua kondisi tersebut yang terkait dengan jaringan dartos. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik jaringan ikat beserta vaskularisasi dari fascia dartos antara penis normal, buried penis, dan hipospadia. Desain studi: Kami melakukan studi ini dari Mei 2013 hingga November 2016. Dartos fascia dikumpulkan dari 3 kelompok, yaitu: normal penis, buried penis, dan hipospadia. Kami membandingkan jaringan dari 3 kelompok ini menggunakan pewarnaan Mason Trichrome, Gomori's silver impregnasi, Weigert resorcin-fuchsin, dan CD 31 imunohistokimia untuk mengevaluasi serat kolagen, retikulin, elastin, dan sel endothelial dari pembuluh darah. Semua data yang didapatkan kemudian dikuantifikasi menggunakan image J dan dilakukan analisis statistic one way ANOVA. Penilaian dilakukan oleh dua orang ahli patologi secara tersamar tanpa mengetahui diagnosis klinis dari pasien. Hasil: Total didapatkan 60 pasien dengan 20 pasien tiap grup. Sebagian besar serat kolagen pada buried penis dan hipospadia menunjukkan serat yang lebih tebal dan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan penis normal. Terdapatkan penurunan jumlah total kolagen dan elastin pada dartos fascia hipospadia dan buried penis. Di sisi lain, rasio dari retikulin yang merepresentasikan kolagen tipe III terhadap total kolagen mengalami peningkatan dibandingkan penis normal. Diskusi: Ini adalah studi pertama yang membandingkan karakteristik histopatologi, histokimia, dan imunohistokimia dari jaringan ikat pada pasien buried penis dan hipospadia. Walaupun dartos fascia pada buried penis dan hipospadia tebal dan inelastis saat dipalpasi atau saat traksi/counter traksi, jaringan ini memiliki vaskularisasi yang baik. Dartos fascia ini inelastis dan bukan merupakan jaringan normal, dan karakteristiknya berbeda dengan jaringan fibrosis. Akan tetapi, studi lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar diperlukan dan harus mendiferensiasikan derajat dari chordee pada pasien dengan hipospadia dan buried penis. Kesimpulan: Terdapat perbedaan antara jaringan dartos fascia pada hipospadia dan buried penis dengan jaringan penis normal. Jaringan ini merupakan jaringan abnormal padsa pasien hipospadia dan buried penis. Sehingga, kami merekomendasikan untuk dilakukan eksisi jaringan ini saat operasi rekonstruksi. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui patofisiologi dari kondisi ini.
Introduction Pathophysiological mechanisms leading to chordee in patients with hypospadias and to the hidden state of buried penis in the prepubic fat remain unclear. Resection of dartos tissue usually makes the penis straight in patients with hypospadias and corrects it in those with buried penis, suggesting a common pathophysiology related to dartos tissue. Objective: This study aimed to compare connective tissue and vascularization of dartos fascia between normal penis, buried penis and hypospadias. Study design: We conducted this study from May 2013 to November 2016. We collected Dartos fascia specimens from 3 groups buried penis, hypospadias, and normal penis as control. We compared the fibers between these groups by Masson Trichrome histochemical staining, Gomori's silver impregnation staining, Weigert resorcin fuchsin staining and CD31 immunohistochemical staining for evaluation of collagen fibers, reticulin fibers, elastin fibers, and endothelial cells of blood vessels, respectively. The collagen fibers, reticular fibers, elastic fibers and vascular vessels were counted with ImageJ, and were analyzed using one way ANOVA test. The assessment conducted by two pathologists was blinded, without knowing the clinical diagnosis of patients. Results: A total of 60 patients with 20 patients for each group. Collagen fibers for most cases of buried penis and hypospadias showed thicker but lesser number of collagen fibers than normal penis. There was a reduction of total collagen and elastin of dartos fascia in hypospadias and buried penis cases. On the other hand, ratio of reticulin fibers which represent collagen type III to total collagen was increased in comparison to normal penis. Discussion: This is the first study which compare the histopathological, histochemical, and immunohistochemical features of dartos fascia connective tissue in patients with buried penis and hypospadias. Although dartos fascia in buried penis and hypospadias is thick and inelastic in palpation or during traction counter traction, it is well vascularized tissue. This inelastic dartos fascia tissue is an abnormal tissue, but its characteristic is not similar to fibrotic tissue. However, further study with larger sample is warrant and should differentiate degree of chordee in patients with hypospadias and buried penis. Conclusions: There was a difference between connective tissue of dartos fascia in buried penis and hypospadias patients compared to normal penis. Inelastic dartos fascia tissue in patients diagnosed with buried penis and hypospadias is an abnormal tissue. Therefore, it is suggested to excise this tissue during reconstructive surgery. Further research is needed to unveil the pathophysiology of the condition."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Annisa Hazazi Mutiara Sumadi
"Pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan menyebabkan munculnya masalah kesehatan bagi penduduk tersebut, salah satunya ialah kelainan kongenital pada bayi baru lahir, yakni hipospadia. Penanganan yang dilakukan ialah dengan cara pembedahan. Rasa nyeri merupakan salah satu efek dari pembedahan pada klien anak dengan hipospadia. Nyeri akut diangkat sebagai masalah keperawatan utama karena merupakan masalah aktual yang harus segera ditangani. Pengkajian keperawatan yang dilakukan pada seorang klien di ruang bedah anak memberikan hasil bahwa nyeri akut merupakan keluhan utama. Asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri telah dilakukan pada klien dengan teknik distraksi melalui terapi audiovisual. Selama enam hari perawatan klien mengalami penurunan skala nyeri yang diukur dengan Wong-Baker Face Pain Scale yaitu dari skor 3 menjadi 1. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perawat ruangan untuk meningkatkan manajemen nyeri nonfarmakologi dengan teknik distraksi melalui terapi audiovisual.

Population growth in urban areas caused health problems for the population. One of which is congenital abnormalities in newborns, that is hypospadias. Hypospadias correction is one of the common surgical procedures performed by pediatric urologists. Pain is one of the effect of surgery on a child with hypospadias. Acute pain as a major nursing diagnoses because it is an actual problem that should be completed. Based on the assessment of nursing that has done on patient results that it is a major problem. Nursing care aimed to reduce pain has done to patient with audiovisual distraction technique. During six days of treatments patient showing in decreased of pain scale measured by Wong Baker Face Pain Scale from the score 3 to 1. The result can be considered as an intervention of non pharmalogical management of pain with distraction technique through audiovisual therapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jesita Noor Sabila
"Hipospadia adalah kelainan kongenital kedua yang paling banyak ditemui pada anak. Pembedahan merupakan tindakan utama untuk mengatasi masalah hipospadia. Nyeri akut akibat pembedahan merupakan masalah keperawatan utama yang dialami anak paska pembedahan. Tujuan dari intervensi keperawatan  yang diberikan pada anak dengan hipospadia paska pembedahan untuk perbaikan fistel adalah meningkatkan rasa nyaman aman dengan mengurangi rasa nyeri melalui penerapan teknik relaksasi napas dalam. Hasil penerapan  teknik relaksasi napas dalam yang dilakukan selama empat hari perawatan menunjukkan penurunan skor nyeri dari skor 5 menjadi 2 yang dilakukan pengukuran menggunakan numeric rating scale. Hasil karya ilmiah ini diharapkan menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi nyeri anak khususnya pada anak dengan masalah nyeri akut paska pembedahan.

Hypospadias is the second congenital disorder that is commonly found among children. Surgery becomes the main treatment for Hypospadias. An acute pain caused by the surgery is the main nursing matter faced by the child after the surgery. The purpose of nursing intervention given to the Hypospadias child after the fistula repair surgery is to increase the feeling of comfort and secure by relieving the pain through the implementation of deep breath relaxation technique. The result of the application of deep breath relaxation technique conducted for four nursing days shows the decrease of pain scores from a score of 5 to 2 which was measured by using numeric rating scale. The result of this research paper is expected to become one of the alternatives to relieve the pain of the child especially the child who suffers from an extreme pain after the surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Fajar Martanu
"OBJEKTIF Untuk mengetahui hasil urethroplasty dengan teknik tubularized incised plate (TIP) pada penderita hipospadia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. METODE Dilakukan evaluasi rekam medis pada pasien hipospadia di sub bagian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangurikusumo dan RSAB Harapan Kita yang menjalani urethroplasty untuk pertama kali dengan teknik TIP dalam kurun waktu Januari 2002 hingga Desember 2003. Penilaian dilakukan pada hasil operasi, komplikasi dan hubungan an tara komplikasi dengan jenis hipospadia, lama operasi, jenis diversi urin atau lama pemakaian stent urethra. HASIL Didapatkan 19 pasien yang menjalani urethroplasty dengan teknik TIP, 13 pasien dengan jenis hipospadia yang mid dan sisanya dengan jenis hipospadia proksimal. Hasil operasi secara fungsional dan kosmetik cukup memuaskan. Delapan pasien dengan komplikasi fistel urethrokutan, 1 pasien diantaranya disertai dengan meatal stenosis. Komplikasi pada kelompok yang dilakukan diversi urin dengan sistostomi perkutan lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan kelompok yang memakai stent urethra (p = 0,046). KESIMPULAN Komplikasi urethroplasty dengan teknik TIP adalah 42,1 %. Kelompok dengan sistostomi perkutan mengalami komplikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang memakai stent urethra."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>