Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ediashta Narendra Amarussalam
Abstrak :
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi pemicu adanya transisi pada aktivitas industri retail, dari bentuk yang tradisional yaitu brick and mortar menjadi bentuk yang lebih digital dan berbasis internet. Lebih lanjut, transisi tersebut juga menghasilkan terjadinya kombinasi dari keduanya menjadi bentuk multichannel dengan tujuan pengalaman konsumen yang seamless, sehingga usaha penyedia layanan adalah mengoperasikan bentuk layanan multichannel yang tertutup menjadi layanan multichannel yang terintegrasi. Melalui pendekatan akademis ataupun industri, pengembangan layanan multichannel bertujuan untuk menghasilkan pelayanan konsumen dengan lebih efektif. Penelitian ini mengadopsi pendekatan metode kuantitatif dengan menggunakan konseptualisasi consumer experiences sebagai pedoman analisis. Kemudian, penelitian ini juga menghipotesiskan customer experiences (utilitarian, aesthetic appeal dan playfulness) sebagai instrumen penghubung antara kualitas layanan multichannel (MSDQ) dan intensi penggunaan kembali. Untuk memberikan gambaran konseptual yang lebih kompleks, customer involvement juga dihipotesiskan memiliki pengaruh moderasi pada customer experiences. Perceived compatibility juga digunakan sebagai variabel mediasi antara customer experiences yang berpengaruh pada intensi penggunaan kembali. Untuk mencapai tujuan penelitian, data dikumpulkan dari konsumen multichannel di Indonesia (n=412). Hasil penelitian menunjukkan model yang dikonseptualisasikan adalah prediktor yang baik yang berdampak pada intensi penggunaan kembali. Keterbatasan dan implikasi dari penelitian ini akan dibahas lebih lanjut. ......Development of information and communication technologies (ICT) have led the transition of retail industries, from traditional (i.e.,) to digital and internet-based exchanges. Further, the transition also has led to the combination of both channels to enhance seamless customer experience, promoting a shift from siloed multichannel to integrated multichannel business. Towards the increasing attention from both academic and industrial approach, the growing of multichannel proposed to serve consumer effectively. This study adopted quantitative method approach using the conceptualization of multichannel customer experience as analytical guideline. Then, this study draws on nomological model that hypothesizes thus customer experience (containing utilitarian, aesthetic appeal and playfulness) as linking instrument between multichannel service delivery quality (MSDQ) and continued engagement intention. Supplementary, customer involvement also posits to impact customers’ experience. Perceived compatibility also posits as mediating variable between customer experience in the effect on continued engagement intention. To achieve the research objective, data collected from multichannel shoppers in Indonesia (n=412). The finding demonstrates the model conceptualized were good predictors which impact to continued engagement intention. Limitations and implication of this study is are further discussed.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustopa
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara mum layanan, kepuasan layanan terhadap komunikasi dari mulut di institusi pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rnetode survey terhadap 120 responden mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju. I-Iasil analisis bivariat mernperlihatkanz (1) Mutu layanan yang dipcrsepsilcan mahasiswa mempengaruhi kepuasan Iayanan: (2) kepuasan layanan yang dipersepsikan mahasiswa mempengaruhi proses komunikasi dari mulut ke mulut; (3). Mutu layanan mempengaruhi komunikasi dari mulut ke mulut; (4) diantara ketiga variabel tersebut, hubungan antara mutu layanan dengan komunikasi dari mulut ke mulut merupakan hubungan yang paling kecil. Sedangkan dari hasil uji secara multivariat (1) ketika ketiga variabcl dianalisa bersama-sama, ada hubungan yang signitikan antara mum layanan terhadap komunikasi dari mulut ke mulut (2) mutu layanan yang dipersepsikan mahasiswa berhubungan dengan kepuasan layanan (3) sedangkan mum layanan tidak mempengrauhi proses komunikasi dari mulut ke mulut; Artinya bahwa mutu layanan mempakan anteseden yang mempengaruhi kepuasan layanan terhadap komunikasi dari mulut ke mulut. ......This research conducted to explore correlation between service qualities, service satisfaction through word of mouth (WOM) communication in educational institution. The research applied quantitative approach by using survey method to 120 students respondents of five majors in Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju. The result of bivariate analysis are: (1) students perceived that service quality influenced service satisfaction, (2) students perceived service satisfaction affected WOM communication process (3) service quality affected WOM communication process (4) among those three correlations and influences, correlation service quality towards WOM communication had the least significant. Whereas, multivariate analysis resulted (1) when three variables were analyzed simultaneously, there was correlation between service satisfaction and WOM communication (2) service quality correlated and influenced students’ perceived satisfaction service (3) this means that service quality is the antecedent variable towards service satisfaction and WOM communication variables.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T33873
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Richsan
Abstrak :
ABSTRAK
PT. Q adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri berat dengan produksi antara lain, forklift, traktor dan lain-lain. PT. Q berkeinginan memiliki hasil produksi yang kompetitif dan mempunyai target untuk menjadi sebuah perusahaan kelas dunia. Untuk mencapai semua itu salah satu hal yang sangat diperhatikan atau sebagai awal langkah dalam mencapai target itu adalah memperbaiki sistem pengendalian persediaan yang menunjang pembuatan rencana kegiatan produksi dan rencana kebutuhan material. Dalam upaya mencapai peningkatan kemampuan itu telah dibentuk suatu organisasi yang bernama BPRe (Business Process Re-engineering) untuk menganalisa kondisi saat ini dan menganalisa potensi penerapan CIM (Computer Integrated Manufacturing) di PT. Q. Perangkat utama yang digunakan oleh BPRe adalah SAP R/3 System. SAP R/3 mempakan sebuah sistem aplikasi database yang mempunyai kemampuan integrasi dan automasi yang tinggi serta bersifat terbuka (open system). SAP R/3 System mensupport sebagian besar kebutulian BPRe tersebut yang meliputi area Production Planning dan Material Management, dengan derajat integrasi yang tinggi dan derajat automasi antara menengah sampai tinggi.

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah memberikan sumbangan nyata berupa analisis ilmiah tentang identifikasi permasalahan serta solusinya bempa usulan pemilihan seting dalam hal perencanaan kebutuhan material yang ada di PT. Q, sehingga kondisi yang ada saat ini di PT. Q dapat dibawa menuju konsep Rencana Kebutuhan Material yang dibuat oleh BPRe dengan support SAP R/3 System.
1996
S36641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boediman Widjaja
Abstrak :

ABSTRAK
Saat ini, perkembangan perindustrian semakin menuntut kesadaran setiap perusahaan yang bergerak di dalam dunia industri untuk meningkatkan kemampuan bersaingnya, disebabkan oleh meningkatnya pula tuntutan dari konsumen atau pemakai barang dan jasa.

Tuntutan akan kemampuan bersaing ini harus dilihat sebagai suatu hal yang positif yang akan mendorong tiap perusahaan untuk meningkatkan performa produknya, baik dari segi mutu maupun dari segi harga dan segi-segi lainnya. Peningkatan performa produk dari segi harga dapat dilakukan dengan melakukan pengefektifan tingkat produksi dan penggunaan modal dalam proses produksi. Tingkat produksi di sini mencakup berbagai variasi kombinasi produk yang dihasilkan beserta kuantitas produksi masing-masing produk. Sedangkan modal yang perlu diefektifan penggunaannya di sini terutama meliputi unsur bahan baku, tenaga kerja dan mesin, yaitu unsur modal yang dianggap paling mempengaruhi biaya produksi dan tentu saja pada akhrinya mempengaruhi harga dari produk tersebut.

Di samping pengoptimalan tersebut di atas, kadang kala pemsahaan perlu pula menentukan tingkat produksi dan penggunaan modal yang tidak maksimal, akan tetapi mengikuti permintaan pasar atau kondisi-kondisi tententu.

Jawaban untuk kedua masalah di atas adalah kombinasi dari dua macam metode pengolahan data yang kita kenal, yaitu metode numerik dan merode simulasi. Metode numerik ditempuh dengan menggunakan Linear Programming, yaitu program untuk mengoptimalkan fungsi tujuan yang kita kehendaki dalam batas-batas kendala yang kita tentukan.

Sedangkan metode simulasi ditempuh dengan menggunakan ProModel Simulation, yaitu metode simulasi dari Amerika Serikat yang mensimulasikan elemen-elemen produksi yang kita berikan dalam skenario produksi yang kita.
1997
S36843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Ariyanto
Abstrak :

ABSTRAK
Kemajuan di bidang ekonomi yang dialami bangsa indonesia saat ini sangat ditunjang dengan semakin berkembangnya sektor-sektor infrastruktur. Semakin maju sektor infrastruktur, maka semakin mudah dan murah sarana dan prasarana yang diperlukan bagi kegiatan ekonomi. Salah satu sektor dari bidang ini adalah kelistrikan dan telekomunikasi.

Bagian vital dalam peningkatan sarana dan prasarana dari sektor kelistrikan dan telekomunikasi adalah industri kabel. lndustri kabel dituntut untuk mengikuti besarnya permintaan produk kabel yang berkualitas, dengan berbagai tipe seiring dengan lajunya pembangunan di Indonesia.

Kondisi ini berdampak pada pentingnya kemampuan unit produksi dalam industri kabel untuk meningkatkan produk dengan kualitas yang terjamin. Untuk itu diperlukanriya ranoangan produksi yang sesuai dengan kemampuan perusahaan dengan permintaan pasar. Disamping itu analisa terhadap unsur-unsur mesin, manusia, peralatan pendukung dan metose manufaktur sangat diperlukan dalam menganalisa sistem produksi secara keseluruhan.

Pemakaian metode simulasi merupakan salah satu metode yang handal dalam menganalisa kemampuan sistem tersebut. Dengan metode elmulasi dibuat model yang merupakan refleksi dari sitem yang sesungguhnya tanpa mengeluarkan biaya yang besar dan resiko kerugian yang besar. Dengan berbagai perubahan yang kita inginkan dalam sistem tersebut, dapat langsung terlihat kondisi yang didapat dari sistem tersebut, seperti waktu proses yang dihasilkan tingkal utilisasi mesin dan sumber daya pendukung sena analisa material yang diproses.

Peningkatan teknologi komputer semakin meningkatkan kemudahan dalam menganalisa sistem yang dibuat. Production modeler (Promodel) merupakan program simulasi dimana selain memiliki kemampuan elmulasi yang makin cepat juga didukung adanya fasilitas animasi dalam program tersebut. Sehingga pembuatan model dapat dibuat mendekati sistem sesungguhnya. Penggabungan metode simulasi dengan teknologi komputer ini akhirnya akan meningkatkan dalam analisa tingkah laku sistem yang lebih berdaya guna khususnya dalam industri manufaktur.
1997
S36818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Purbahana
Abstrak :
PT MCE Seimitsu Indonesia adalah sebuah perusahaan PMA yang bergerak di bidang sheet metal stamping press. Perusahaan ini merupakan sub kontraktor dari PT. Daihwa yang melakukan perakitan untuk Pioneer Electronics Asia Centre Pte, Ltd. di Singapura. Produk hasil rakitannya bempa peranglcat elektronik seperti amplifier, walkman dan sebagainya. Aktivitas produksi pada PT. MCE berdasarkan job or-der dari PT. Daihwa. PT. Daihwa melakukan pernesanan barang setengah jadi kepada PT. MCE 1 bulan sebelum perakitan dilaksanakan, dimana beberapa bulan sebelumnya telah memberikan perkiraan jumlah pesanan (forecast) sebagai dasar pemesanan bahan baku. Seluruh pesanan dari pihak pelanggan terscbut dipasok oleh PT. MCE secara bertahap disesuaikan dengan tanggal pengiriman yang telah ditentukan. Proses pengendalian persediaan bahan baku pada PT. MCE dilakukan secara manual. Perhitungan kebutuhan bahan baku dilakukan berdasarkan perkiraan jumlah pesanan yang diberikan oleh pelanggan. Perkiraan jumlah pesanan yang diberikan tersebut seringkali meleset dari pesanan aktual yang diketahui dari Purchase Order (P/O) yang diterima, sehingga fluiduasi kebutuhan bahan baku sulit dikendalikan. Berdasarkan hal diatas, dirancang suatu sistem pengendalian persediaan bahan baku yang dapat menganlisipasi fluktuasi besamya pesanan aktual terhadap perkiraan jurnlah pesanan sehingga pengendalian persediaan bahan baku dapat terencana dengan baik. Langkah pertama dilakukan penentuan besarnya pemesanan bahan baku yaitu sebesar 60% dari perkiraan jumlah pesanan untuk kebutuhan 1% bulan ke depan dan kebutuhan aktual untuk 1 bulan ke depan berdasarkan kekurangan atau kelebihan bahan baku yang telah dipesan 1 bulan sebelumnya. Kemudian disusun suatu program aplikasi yang dapat mendukung sistem baru tersebut agar lebih efisien dan akurat dalam menyediakan informasi dan pengambilan keputusan untuk pengendalian persediaan bahan baku.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipayung, Piter
Abstrak :
ABSTRAK
lndustri logam indonesia terutama industri kecil dan menengahnya saat ini telah sulit bersaing dengan industri dari luar. Kesulitan yang terotama adalah mutu produk yang dihasilkan masih rendah. Produk sederhana logam seperti pisau potong yang dihasilkan industri kecil Indonesia kualitasnya masih kurang karena kekerasannya yang rendah. Penelitian kinerja dari prototipe a/at flame hardening ini bermaksud untuk mengetahui kinerja alal dalam mnengeraskan pisau potong agar alat ini dapat digunakan industri !cecil Indonesia untu meningkatkan daya saing industri Indonesia.

Penelitian ini mengambil dua variabel umum yaitu pengaruh sudut antara benda kerja dan torch pada pemakaian satu torch dan dua torch. Pemilihan sudut yang dilakukan adalah 30°, 45°, dan 60° untuk satu torch dan sudut 45° yang dipasangkan dengan sudut 30°, 45° dan 60 untuk dua torch. Sementara variabel kecepatan, jarak antara henda-torch, jarak henda-quencher dan jarak dua torch tetap.

Untuk menghasilkan kekerasan dengan variabel sudut ini maka falttor penting adalah besarnya titik api dan distribusi panasny_a untuk menghasilkan laju pemanasan terbaik dan efektifitas panas terbaik. Titik api yang terlalu kecil maka distrihusi panasnya akan berkurang sehingga laju pemansan berkurang akibatnya waktu pemanasan berang sehingga kekerasan optimum y,ang diinginkan tidak tercapai. Titik api yang terlalu besar intensitas panas dan efektifitas panas berkurang sehingga laju pemanasan juga berkurang.

Dari hasil pengujian yang dilakukan ternyata untuk pemakaian suatu torch sudut 45° menghasilkan kekerasan tertinggi yaitu 707 VHN 960HRC) dengan kedalaman efektif pisau 3696 μm (3,7 mm/0,14 in) sedangkan untuk pemakaian dua torch kekerasan tertinggi dihasilkan oleh sudut 45°-60° yaitu 770 VHN (63 HRC) dengan kedalaman efektif dapat mencapai 6307 μm atau sekitar 6 mm atau sekitar ¼ inchi.

Dari hasil pengujian ini untuk proses pengerasan material pisau potong maka pemakaian dua torch disarankan karena akan lebih efektif dari segi kekerasan dan kedalaman pengerasannya dan lebih efisien dari waktu karena proses yang digunakan hanya satu kali pass sehingga peningkatan daya saing industry kecil Indonesia melalui peningkatan kualitas produk dapat tercapai.
2001
S41519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter
Abstrak :
ABSTRAK
Pelayanan dan mutu sangat menentukan keberhasilan perusahaan di dalam usahanya untuk mendapatkan pelanggan. P.T. Intiboga Sejahtera sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan minyak dan Iemak nabati, berusaha untuk meningkatkan mutu dan pelayanannya kepada para pelanggan dengan cara mendapatkan sertitikat ISO 9001:1994 dari badan sertifikasi intemasional SGS Yarsley ICS-United Kingdom. Dengan adanya sertifikat ISO 9001 menandakan bahwa Semua proses-proses yang terdapat pada perusahaan harus terdokumentasi sesuai dengan persyaratan yang terdapat pada standar ISO 9001. Memasuki tahun 2000 ini standar ISO 9001 yang masih menggunakan revisi tahun 1994 akan mengalami suatu perubahan atau revisi. Perubahan ini bempa penambahan beberapa elemen atau persyaratan yang sebelumnya belum terdapat pada ISO 9001:1994. Semua proses-proses produksi maupun sistem manajernen yang diterapkan di P.T. Intiboga Sejahtera telah memenuhi persyaratan ISO 9001:1994 dan sudah terdokumentasi dalam suatu dokurnen yang disebut dengan prosedur mutu. Perubahan standar ISO 9001:1994 menjadi ISO 9001:2000 secara otomatis akan mempengaruhi dokumen prosedur mutu yang ada di perusahaan. Untuk mempersiapkan perusahaan agar dapat menerima sertiikat ISO 9001:2000, maka perlu dilakukan analisis. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan baru pada ISO 9001:2000 yang belum terdapat di ISO 9001:1994. Setelah melakukan analisis, barulah kemudian mengaplikasikan persyaratan-persyaratan tersebut ke dalam dokumen prosedur mutu perusahaan.
2000
S49914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Suzianti
Abstrak :
ABSTRAK
Kualitas merupakan fenomena yang sangat dekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Kualitas merupakan parameter terhadap nilai yang diberikan oleh perforrna suatu produk atau pelayanan. Dalam era globalisasi sekarang ini dan menjelang era perdagangan bebas tahun 2003 yang akan datang setiap perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk dan pelayanan yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan apabila ia ingin memenangkan persaingan. Dalam dunia kesehatan kualitas dan fenomenanya baru mulai diperhitungkan pada era akhir 80-an. Mengingat dunia kesehatan berkaitan dengan kondisi fisik dan psikis manusia, maka penjabaran kualitas pelayanan rumah sakit biasa hanya dijabarkan secara kualitatif. Program-program peningkatan kualitas dibuat dengan memperhitungkan tingkat kepuasaan pelanggan dan indikator keberhasilan program adalah tercapainya kepuasan konsumen. Biaya Kualitas sebagai piranti pengukuran kualitas secara kuantitatif merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur tingkat keberhasilan program peningkatan kualitas dengan tepat dan terstruktur. Karena dengan biaya kualitas setiap alokasi dana yang dikeluarkan untuk masing-masing kategori program akan terlihat dengan jelas dan dapat dilihat korelasinya dengan tingkat pendapatan perusahaan. Program peningkatan kualitas perusahaan akan dikatakan berhasil apabila alokasi dana untuk biaya kualitas dapat meningkatkan jumlah pendapatan perusahaan yang merupakan indikator kepuasan konsumen dan berhasilnya program peningkatan kualitas. Oleh karena itu penerapan biaya kualitas dalam rumah sakit perlu dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan penerapan program peningkatan kualitas secara kuantitatif.
2000
S49899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Paramita
Abstrak :
PT X adalah perusahaan kemasan dengan sistem job order yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9002. Produk yang dihasilkan sesuai dengan desain pemnntaan palanggan sehingga setiap produk memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan proses produksi dan jenis material yang berbeda-beda pula. Kesalahan dalam identifikasi produk dapat menyebabkan kesalahan proses sehingga menimbulkan cacat pada produk. Rendahnya kemampuan sistem identitikasi produk dan sistem dokumentasi aktivitas pada setiap tahap proses berhubungan langsung dengan mampu telusur produk (traceability) sehingga pelacakan mundur proses produk tersebut memerlukan waktu yang relatif lama karena banyaknya dokumen yang terlibat atau adanya alur informasi yang terputus sehingga data yang diperlukan tidak dapat diperoleh. Sistem identifikasi dan mampu telusur (traceability) produk sebagai bagian dari klausul 4,8 ISO 9001;1994 merupakan suatu sistem untuk mengidentifikasi produk sejak penerimaan, selama proses produksi hingga penyerahan produk kepada konsumen. Melalui rekaman mutu sebagai dasar identifikasi produk, pihak manajemen perusahaan akan dapat menelusuri penyebab masalah mulu produk yang berkaitan dengan asal material, petugas pelaksana, mesin-masin, dan Iokasi 1 tempat penyimpanan. Pada penelitian ini, penulis menganalisa implementasi elemen 4.8 ISO 90011994 mengenai identifikasi dan mampu telusur (traceability) produk pada alur informasi PT X. Rancangan penyempumaan sistem identitikasi dan mampu telusur produk dibuat berdasarkan sudut pandang klausul 4.3 ISO 9001;1994 dengan pembuatan identitas fisik produk serta perancangan database sejarah produk dan kartu rute sebagai alat pendukung peningkatan performa traceability untuk mengurangi waktu penelusuran sejarah aplikasi produk.
2001
S49939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>