Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baby Ahnan
Abstrak :
Masalah berangkat dart pengamatan keseharian terhadap masalah kegilaan. Kegilaan tampak sebagai gejala tetap kehidupan. Gejala ini tidak pernah hilang sepajang sejarah kehidupan manusia, sekalipun zaman mengalami kemajuan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebaliknya, ada pendapat yang menganggap bahwa kegilaan adalah konsekuensi yang menyertai kemajuan zaman. Kasus kegilaan di zaman modern jauh lebih banyak daripada zaman primitif. Foucault beranggapan bahwa peningkatan jumlah kasus kegilaan di zaman modern disebabkan oleh semakin jauhnya manusia dari alam kodratnya. Kekuatan industri, perubahan cepat dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya telah mengasingkan manusia dari kemungkinan hidup otentik. Orientasi nilai menjadi rancu. Manusia cenderung dianggap sebagai alat yang dapat dikendalikan atau dimanipulasi. Orang lebih mudah menjadi pengekor orang lain atau bidak massa. Peningkatan konflik di zaman modern seiring dengan peningkatan jumlah kasus gangguan jiwa. Di Amerika, penelitian NIMH (National Institute of Mental Health) terhadap 17.000 sampel penduduk lima wliayah (Baltimore, New Haven, Connecticut, North Carolina, St. Louis dan Los Angeles) menunjukkan bahwa 19% sampel mengalami gangguan jiwa, dengan kata lain, 2 dari 10 sampel mengalami gangguan jiwa. Gangguan jiwa meliputi 13 kategori gangguan mayor yang ditetapkan oleh American Psychiatric Association dalam DSM-111. Di Indonesia, Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor sebagai rumah sakit Jiwa kedua terbesar pada tahun 1997-1998 merawat 1.694 pasien. Tidak ada data kesembuhan. Kesembuhan dianggap sebagai kemungkinan yang sangat kecil atau nihil. Dlanggap bahwa faktor utama penghalang kesembuhan adalah sikap negatif masyarakat terhadap kasus kegilaan. Bila ada seorang pasien rumah sakit jiwa yang dinyatakan telah sembuh dan dapat kembali bergabung dalam masyarakat, blasanya masyarakat setempat akan menolak kehadiran bekas paslen tersebut, sehingga paslen akan kembali lagi ke rumah sakit jiwa dalam keadaan yang lebih parah dari sebelumnya.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcholish
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma dengan menggunakan konsep analisis diskursus. Penelitian difokuskan untuk melihat bagaimana konstruksi diskursus kegilaan dalam teks novel Kalatidha dan bagaimana konstruksi diskursus kegilaan tersebut mendestabilisasi diskursus kegilaan dominan pada masa Orde Baru. Hasil analisis menunjukkan bahwa konstruksi diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha tidak didasarkan secara total pada struktur paradigma tertentu, baik itu pada kerangka paradigma modern maupun paradigma pasca-struktural. Kecenderungan tersebut direfleksikan secara kritis melalui pernyataan-pernyataan metaforis dan kisahkisah alegori satir tentang kegilaan para tokoh utama dalam memaknai praktik diskursif anti-komunis 1965-1966. Diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha mengungkap sejumlah ironi dan kontradiksi dalam diskursus kegilaan dominan sehingga setiap konstruksi pemaknaan dalam teks tampak tidak utuh dan stabil
ABSTRACT
This thesis discusses the discourse of madness in the novel Kalatidha Seno Gumira Ajidarna using discourse analysis concept. This research focused on how the construction of the discourse of madness in the text of the novel Kalatidha and how the discourse of madness in the novel destabilize the dominant thinking about the madness in the New Order. The analysis showed that the construction of the discourse of madness in the novel Kalatidha not based totally on the structure of a particular paradigm, be it in the framework of the modern paradigm and poststructural paradigm. That tendency was critically reflected through metaphorical statements and satirical allegory stories about the madness of the main character in apprehending the anti-communist discursive practice in 1965 to 1966. Discourse of madness in the novel Kalatidha reveals a number of ironies and contradictions within the dominant discourse of madness, so that any construction of meaning in the text looked intact and stable.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library