Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Mira Natasya Aulia
"Ganja merupakan tamanan yang ilegal di Indonesia saat ini. Indonesia bahkan mengeluarkan Undang-Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009 tentang larangan proses produksi, distribusi sampai tahap konsumsi dari tanaman ganja. Namun terdapat fenomena yang sangat menarik ditandai dengan kehadiran sebuah gerakan yang mendukung legalisasi ganja di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan sikap seseorang terhadap gagasan legalisasi ganja di Indonesia serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan sikap tersebut. Lingkup penelitian dibatasi pada mahasiswa, menggunakan paradigma post-positivis dengan uji statistik non parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa ternyata bersikap netral terhadap gagasan legalisasi ganja di Indonesia, dengan penjelasan setuju kepada pemanfaatan ganja untuk industri dan medis, namun tidak setuju untuk rekreasional. Dan sikap tersebut dipengaruhi oleh empat faktor, yakni gender, self experience, significant others, dan media.

As of today, Indonesian law still prohibit the process of production, distribution, and consumption of marijuana according to Indonesian law about narcotics No. 35 year 2009. However, there is a quite interesting phenomenon signed by a public act supporting marijuana legalization in Indonesia.
This research is conducted to explain society?s attitude about the idea of legalizing marijuana in Indonesia and the influencing factors of the attitude. The subject of this research is limited to the university student society. This postpositivist research is using non-parametric statistic method. And the result of this research shows that university students in Indonesia are taking neutral side in the idea of legalizing marijuana. They agree in the use of marijuana for industrial and medical purposes, but disagree in the recreational purpose of marijuana. This attitude is influenced by four factors: gender, self experience, significant others, and media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Ristiawan
"Penyalahgunaan ganja sebagai fenomena sosial yang terus mengalami perubahan seiring jalannya waktu, merupakan masalah yang memerlukan penyelesaian dengan menggunakan berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan matematika berupa pemodelan. Suatu model matematika penyebaran dan penanggulangan penyalahgunaan ganja ini dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran atau informasi mengenai bagaimana dinamika penyebaran dan penangan penyalahgunaan ganja tersebut berlangsung. Model matematika penyebaran dan penanganan penyalahgunaan ganja ini dirancang dengan menggunakan asumsi-asumsi dan pengelompokan kelas, yaitu kelas rentan (S), kelas pemakai ganja (D), kelas pengedar (P), kelas rehabilitasi di lembaga non penjara (R1) dan kelas rehabilitasi dalam penjara (R2). Hasil penelitian yang dilakukan secara analisis menunjukan bahwa sistem tersebut memiliki titik ekuilibrium bebas penyalahgunaan ganja E0 = (N; 0; 0; 0; 0) yang stabil asimtotis lokal saat nilai Basic Reproductive Number (R0) < 1. dan titik ekuilibrium penyalahgunaan ganja E = (S;D; P;R1;R2) yang stabil asimtotis lokal pada kondisi tertentu. Kesimpulan ini juga ditunjang oleh hasil dan simulasi numerik yang dilakukan.

Marijuana abuse as a social phenomenon that continues to change, is a problem that requires solution using a variety of approaches. One approach taken in this study is a mathematical modeling approach. A mathematical model of the transmission and treatment of marijuana abuse carried out aims to provide information about how the dynamics of transmission and treatment of marijuana abuse took place in the society. A mathematical model of transmission and treatment of marijuana abuseb is designed using assumptions and class groupings, namely the susceptible class (S), class of consuming marijuana (D), class of Marijuana dealers (P), class of non-prison rehabilitation institutions (R1) and the class of rehabilitation in prison (R2) . The results of the analysis show that the system has the abuse-free equilibrium point E0 = (N; 0; 0; 0; 0) which is locally asymptotically stable point if basic reproductive number (R0) < 1. and the abuse equilibrium point E = (S;D; P;R1;R2) which is locally asymptotically stable under certain conditions. This conclusion is supported by the results of numerical simulations are performed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Nheu
"[Skripsi ini mencoba menjelaskan hubungan antara konsep persepsi resiko dengan tingkat penggunaan ganja di kalangan mahasiswa universitas x. Penelitian ini
mengambil sampel di salah satu universitas di Jakarta Selatan, dengan menggunakan metode pengambilan sampel Stratified Random Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel probabilita, sampel dari penelitian ini adalah mereka yang memiliki pengalaman menggunakan ganja maupun yang tidak. Dengan menggunakan teori pilihan rasional dari Paternoster dan teori pembelajaran sosial dari Bandura. Penulis menemukan hubungan dan mendapatkan hasil bahwa persepsi resiko memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaan ganja di kalangan mahasiswa universitas x.
......This thesis consist an explanatory research to discover the connection between perception of risk towards the use of marijuana among the students of x university.
The research took sample from one of the university in South Jakarta, with stratified random sampling method that is one of the probability method, samples of this research are both the user and non user of marijuana from the same university. Theory of this research is Paternoster?s rational choice and Bandura?s social learning. When the research is completed, the writer was able to find that it is true perception of risk is affecting the use of marijuana.;This thesis consist an explanatory research to discover the connection between
perception of risk towards the use of marijuana among the students of x university.
The research took sample from one of the university in South Jakarta, with stratified
random sampling method that is one of the probability method, samples of this
research are both the user and non user of marijuana from the same university.
Theory of this research is Paternoster?s rational choice and Bandura?s social learning.
When the research is completed, the writer was able to find that it is true perception
of risk is affecting the use of marijuana;This thesis consist an explanatory research to discover the connection between
perception of risk towards the use of marijuana among the students of x university.
The research took sample from one of the university in South Jakarta, with stratified
random sampling method that is one of the probability method, samples of this
research are both the user and non user of marijuana from the same university.
Theory of this research is Paternoster?s rational choice and Bandura?s social learning.
When the research is completed, the writer was able to find that it is true perception
of risk is affecting the use of marijuana, This thesis consist an explanatory research to discover the connection between
perception of risk towards the use of marijuana among the students of x university.
The research took sample from one of the university in South Jakarta, with stratified
random sampling method that is one of the probability method, samples of this
research are both the user and non user of marijuana from the same university.
Theory of this research is Paternoster?s rational choice and Bandura?s social learning.
When the research is completed, the writer was able to find that it is true perception
of risk is affecting the use of marijuana]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resolute, Amelia
"ABSTRAK
Ganja merupakan salah satu tanaman ilegal di Indonesia berdasarkan Undang-undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009. Undang-undang tersebut melarang penggunaan ganja dengan tujuan apa pun kecuali untuk keperluan riset. Meskipun demikian, ganja di Indonesia ternyata tidak hanya digunakan untuk tujuan rekreasional saja, melainkan juga untuk tujuan non rekreasional yaitu ganja medis. Ganja medis merupakan salah satu penggunaan ganja yang belum dilegalkan di Indonesia. Berbeda dengan beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat yang sudah melegalkan penggunaan ganja untuk tujuan medis. Hal ini berimplikasi pada terbatasnya informasi yang berkaitan dengan ganja medis di Indonesia. Melalui penelitian kualitatif ini, data lapangan yang diperoleh menunjukkan bahwa pengguna ganja medis mengalami berbagai pembelajaran sebelum akhirnya menggunakan ganja untuk pengobatan. Proses belajar ini pada akhirnya membentuk pengetahuan mereka tentang ganja dan manfaat medisnya hingga akhirnya menggunakan ganja dalam proses pengobatan yang mereka lakukan.

ABSTRACT
The cannabis plant is declared illegal in Indonesia in accordance with the Narcotics Act No.35 Year 2009. The law prohibits the use of cannabis for any purpose except for research purposes. Nevertheless, marijuana in Indonesia is not only used for recreational purposes only, but also for non recreational purposes of medical marijuana. Medical marijuana is one of the most under utilized marijuana uses in Indonesia. In contrast to some countries in Europe and the United States who have legalized the use of marijuana for medical purposes. This implies the difficulty of obtaining any information related to cannabis plants, especially the medical benefits it has in Indonesia. Through this qualitative study, field data obtained indicate that medical marijuana users experience various learning process before finally using marijuana for treatment. This learning process ultimately shapes their knowledge of marijuana and its medical benefits until finally using marijuana in their treatment process. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Nugroho
"Noodtoestand atau keadaan darurat adalah keadaan di mana suatu kepentingan/kewajiban hukum terancam bahaya, yang untuk menghindari ancaman bahaya itu terpaksa dilakukan perbuatan yang pada kenyataannya melanggar kepentingan/kewajiban hukum yang lain. Alasan penghapus pidana ini diatur pada Pasal 48 KUHP Lama dan Pasal 42 KUHP Baru, dengan penjelasan-penjelasan lain yang termuat pada doktrin. Konsep ini dapat dihubungkan dengan penggunan ganja sebagai pengobatan (medical cannabis) pada penyakit kronis, karena dari satu sisi penggunaan Ganja dalam bentuk apapun berlawanan dengan kewajiban hukum mematuhi UU 35  tahun 2009 tentang Narkotika. Namun pada sisi lain, ada penyakit kronis yang dapat mengancam nyawa dan tidak dapat diobati dengan obat-obatan konvensional, seperti epilepsi dan penyakit pada sistem saraf pusat lainnya. Penggunaan ganja dalam kondisi darurat harus memenuhi prinsip proporsionalitas, subsidiaritas,culpa in causa, dan garantenstellung yaitu prinsip dalam keberlakuan daya paksa dan keadaan darurat. Konsep alasan penghapus pidan ini akan diteliti melalui membandingkan dengan Inggris karena kemiripan alasan penghapus di kedua negara, kasus-kasus yang serupa, dan perkembangan pengaturan ganja di Inggris yang mirip dengan Indonesia. Penelitian akan ditutup dengan analisis terhadap tiga putusan pengadilan di Indonesia mengenai penggunaan ganja untuk pengobatan, yaitu Kasus Liston Sembiring, Fidelis Arie Sudewarto, dan Dimas Muhammad Akmal.
......Noodtoestand, or state of emergency, is a situation in which a legal interest or legal obligation is threatened by danger, and to avoid the threat of danger, a deed is committed which in fact violates another legal interest or obligation. This reason for criminal extinction is regulated in Article 48 of the Old Indonesia Criminal Code and Article 42 of the New Indonesia Criminal Code, with other explanations contained in the doctrine. This concept is closely related to the context of the use of marijuana as a treatment (medical cannabis) for chronic diseases because on the one hand, the use of Marijuana in any form is contrary to the legal obligation to comply with Law No. 35 of 2009 on Narcotics. However, on the other hand, there are chronic diseases that can be life-threatening and cannot be treated with conventional drugs, such as epilepsy and diseases of the central nervous system. The use of marijuana in an emergency must meet the principles of proportionality, subsidiarity, and culpa in causa, which are the principles of the validity of a state of emergency. The concept of this reason for criminal extinction will be examined by comparing it with England because of the similarity of the reasons for extinction in both countries, similar cases, and the development of marijuana regulations in England that are similar to Indonesia. The research will be concluded with an analysis of three court decisions in Indonesia regarding the use of marijuana for treatment, namely the Liston Sembiring Case, the Fidelis Arie Case, and the Dimas Muhammad Case."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhira Narayana
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011
616.86 DHI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Janitra Anggraito
"ABSTRAK
Penulisan ini dibuat untuk mengetahui bentuk-bentuk serta proses stigmatisasi terhadap keluarga inti pelaku pengedar narkotika jenis ganja dapat terjadi. Bermula pada proses interaksi di masyarakat nilai-nilai menyimpang mulai dibentuk. Proses selanjutnya adalah tindakan diskriminatif yang dirasakan oleh keluarga inti pengedar narkotika jenis ganja yang diantaranya adalah isolasi, pengucilan, pemisahan, sulitnya mendapatkan bantuan, dan lainnya. Penulisan ini menggunakan metode kajian kepustakaan melalui penelusuran data sekunder yang berkaitan dengan tema penulisan ini.
Hasil dari penulisan ini menyimpulkan bahwa keluarga inti pengedar narkotika jenis ganja mendapatkan stigmatisasi dari masyarakat sekitar (seperti tetangga), teman, bahkan saudara jauh (bukan bagian dari keluarga inti). Stigmatisasi yang dirasakan berupa tindakan-tindakan diskriminatif yang menjauhkan keluarga inti dari masyarakat yang dianggap normal.

ABSTRACT
This writing is made to know the forms and the process stigmatization against the family of marijuana dealer. Began with the process of interaction in the community values deviating established. The next process is discrimination felt by the family of marjuana dealer which type isolation, separation, helpless, etc. These writing methodology uses secondary data which means the writer search data trough literature pertaining to the theme.
The conclusion is the nuclear family dealers get stigmatization from the neighbors, friends, even from the distant family. Stigmatization creates discrimination which estranges nuclear family of people who regarded as normal.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rikwan Yuda Pratama
"Alasan penghapus pidana merupakan alasan-alasan yang memungkinkan seseorang tidak dijatuhi hukuman terhadap orang yang melakukan perbuatan pidana. Adanya alasan penghapus pidana dalam KUHP merupakan cara untuk mengubah persepsi pandangan tersebut jika benar memenuhi syarat-syaratnya. Alasan Noetoestand dapat digunakan untuk membantu pasal 48 KUHP sebagai bentuk untuk menjalankan hukum yang tidak kaku agar suatu putusan dapat benar-benar terasa adil. Pada kasus Fidelis seorang yang menggunkan Ganja untuk alsan medis yang merupakan Narkotika Golongan-I untuk mengobati istrinya yang telah didiagnosa mengidap penyakit Syringomyelia. Fidelis dikenakan pasal 116 ayat (1) UU Narkotika divonis hukuman 8 bulan penjara serta dedenda Rp. 1.000.000.000 subsider 1 bulan penjara tanpa menghiraukan adanya noodtoestand (keadaan darurat) yang dialami oleh Fidelis. Kemudian pada kasus serupa yang dialami oleh Rossy dipidana penjara selama 10 bulan karena dianggap melanggar pasal 127 ayat (1) huruf a UU Narkotika karena mengkonsumsi racikan tanaman ganja untuk mengobati penyakit syaraf terjepit yang dialaminya. Rehabilitasi baik secara medis dan sosial diharapkan dapat dijadikan terobosan hukum yang dapat diterapkan bagi pelaku ganja medis sebagai bentuk hukuman yang bertujuan untuk memberikan manfaat kepada pelaku. Dalam memahami kebijakan penanggulangan kejahatan melihat tujuan pemidanaan dengan berbagai teori yang ada seharusnya dapat membuka pemikiran baru bagi para penegak hukum dalam hal menanggulangi kejahatan. Kemudian tujuan pemidanan pada KUHP Baru juga kedepannya perlu diperhatikan pada pelaksaannanya, karena jika hakim tidak mendalami dalam menggali suatu permasalahan maka pertauran yang ada pada KUHP Baru hanya merupakan tulisan kaku.
......The criminal elimination ground is the reason that allows a person not to be convicted of the perpetrator of a crime. The existence of a criminal abolition rationale in the Code of Criminal Procedure is a way of changing the perception of such views if correctly fulfilling the conditions. Noetoestand's argument can be used to help enforce article 48 of the Covenant as a form of enforcing a law that is not rigid so that a judgment can really feel fair. In the case of Fidelis, a man who uses Ganja for medical purposes that are Group I Narcotics to treat his wife who has been diagnosed with Syringomyelia. Fidelis was sentenced to 8 months in prison and a fine of Rp. 1,000,000,000 subsider of 1 month in jail, regardless of the emergency situation experienced by Fidelis. Later in a similar case, Rossy was sentenced to 10 months in prison for allegedly violating article 127, paragraph 1, letter a of the Narcotic Drugs Act for consuming cannabis plants to treat the severe nervous disease he suffered. Rehabilitation, both medically and socially, is expected to be a legal breakthrough that can be applied to medical marijuana perpetrators as a form of punishment (sanctions/acts) aimed at benefiting the perpetrator. In understanding the crime policy, looking at the purposes of mediation with the various existing theories should open up new thoughts for law enforcement in terms of combating crime. Then the purposes of the investigation on the New Covenant should also be taken into account in the prosecution, because if the judge is not thorough in digging a problem then the statements in the New covenant are only rigid writing."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmat Fadholi
"Simpati dan dukungan publik terhadap gugatan Santi Warastuti terhadap UU 35 tahun 2009 untuk melegalkan ganja medis menjadikan BNN sebagai sasaran kemarahan publik dunia maya. Kemarahan netizen ini disebabkan sikap tegas BNN menolak wacana legalisasi medis  ini karena ganja masuk dalam golongan 1 UU narkotika.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan isu legalisasi ganja medis melalui konsep collaborative governance para pemangku kepentingan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis naratif. Pengambilan data dilakukan dengan melalui analisis dokumen dan wawancara kepada Pakar Hukum Narkotika. Hasil penelitian ini menemukan pengelolaan isu legalisasi ganja medis belum mengaplikasikan konsep collaborative governance. Analisis penelitian menemukan, adanya ketimpangan kekuasaan antara pemangku kepentingan, tidak adanya kepemimpinan fasilitatif dan desain kelembagaan kolaborasi yang belum memasukkan aktor non-negara.
......Public sympathy and support for Santi Warastuti's lawsuit against Law 35 of 2009 to legalize marijuana made BNN the target of cyber public anger. The anger of netizens is due to BNN's firm stance in rejecting this legalization discourse because marijuana is included in group 1 of the narcotics law.  This study aims to analyze the management of medical marijuana legalization issues through the concept of collaborative governance of stakeholders in Indonesia. This research uses a qualitative approach with narrative analysis. Data collection was carried out through document analysis and interviews with narcotics law experts. The results of this study found that the management of the issue of legalization of medical marijuana has not applied the concept of collaborative governance.  The research analysis found that there are power imbalances between stakeholders, the absence of facilitative leadership and collaborative institutional design that has not included non-state actors. "
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Alia
"ABSTRAK
Latar belakang: Subjek dengan ketergantungan mariyuana cenderung untuk mengalami gangguan fungsi kognitif. Pemeriksaan gelombang P300 auditorik mempuyai peran dalam mendeteksi gangguan fungsi kognitif pada jalur auditorik hingga ke korteks. Gangguan fungsi kognitif dapat dinilai dengan melihat pemanjangan masa laten gelombang P300 dan penurunan amplitudo gelombang P300.
Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan di Rutan Cipinang dan Pondok Bambu pada bulan Juni-Agustus 2012, melibatkan 68 subjek yang mengalami ketergantungan mariyuana. Gangguan fungsi kognitif ditentukan dengan melakukan pemeriksaan RAVLT (Rey Auditory Verbal Learning Test) dengan menggunakan kuesioner. Kemudian semua subjek dilakukan pemeriksaan P300 auditorik.
Hasil: Sebanyak 40 subjek (58,8%) mengalami gangguan fungsi kognitif. Sebanyak 8 subjek (11,8%) ditemukan masa laten P300 abnormal sedangkan 60 subjek (88,2%) ditemukan amplitudo yang menurun. Terdapat hubungan bermakna antara amplitudo P300 dengan gangguan fungsi kognitif (p<0.001) tetapi tidak ditemukan hubungan bermakna antara masa laten P300 dengan gangguan fungsi kognitif (p=0.565).
Kesimpulan : Mariyuana dapat mengganggu fungsi kognitif terutama gangguan perhatian dan memori yang terlihat pada penurunan amplitudo gelombang P300. Namun masa laten gelombang P300 yang ditemukan tidak menggambarkan gangguan fungsi kognitif. Kelemahan tersebut dapat diakibatkan karena rentang masa laten P300 yang digunakan mengacu pada subjek Amerika. Hasil penelitian ini menunjang ditemukannya fungsi kognitif yang dinilai dari amplitudo gelombang P300 yang menurun. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mencari rentang masa laten gelombang P300 yang menggunakan subjek anak-anak dan dewasa populasi Indonesia.

ABSTRACT
Background: Subject with marijuana addiction tend to have cognitive function impairment. Auditoric P300 wave as one of objective tools in examining cognitive fuction has potential role since it could assess cognitive function in auditoric pathway to cortex.The cognitive function impairment could be assessed in prolong latency and decreasing amplitude.
Method: The cross sectional study held in Cipinang and Pondok Bambu Jail between June to August 2012 involing totally 68 subjects determined by its marijuana addiction. Cognitive function assesment using RAVLT (Rey Auditory Verbal Learning Test). Then subjects are assessed by auditoric P300 wave examination using both latency and amplitude.
Result Fourty (58,8%) subjects have cognitive function impairment. In 8 (11,8%) subjects have abnormal P300 latency while in 60 (88,2%) subjects have decreasing amplitudes. There is significant correlation between P300 amplitudes and cognitive function (p<0.001) but there is no significant correlation between P300 latency and cognitive function (p=0.565).
Conclusion: Marijuana could impair cognitive function especially attention and memory deficit which revealed by decreasing P300 amplitude. Somehow, P300 latency does not describe its abnormality that could conclude cognitive function impairment. This caveat could be arised due to improper range application which refer to American subjects. This study result confirm that cognitive function impairment due to marijuana addiction could be revealed by objective decreasing P300 amplitudes. Further research have to conducted to confirm proper range application based on both adult and pediatric Indonesian population."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>