Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
South Sumatra Province has launched family doctor program to provide health services for poor people in 2006. Government by APBN budged had paid the premium of health insurance for poor people by Askeskin program with capitation is Rp 1.000 - each person for the service of health take care of the first level health service (RJTP) in Puskesmas on 2006....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Fransisko
Abstrak :
Seiring dengan berakhirnya Perang Dingin, Dewan Keamanan menjadi lebih aktif menjaga perdamaian dan keamanan internasional dan tidak lagi terkungkung persaingan Barat melawan Timur yang selama dekade 1980-an membuat kebuntuan Dewan Keamanan sehingga tidak mampu membuat keputusan penting karena ancaman penggunaan veto.Pasca Perang Dingin terjadi perubahan karakter konflik, yang sebelumnya didominasi konflik antar negara menjadi konflik internal, yang tidak selalu bersifat militer tetapi meliputi pembantaian etnis, penggulingan rezim, dan konflik horizontal. Untuk menyikapi perkembangan yang ada, PBB melakukan reformasi agar tetap relevan dan mampu menjawab tantangan dan ancaman baru era pasca Perang Dingin. Perbaikan manajemen dan struktural badan-badan PBB diperlukan sehingga PBB lebih responsif terhadap permasalahan dunia yang ada. Dewan Keamanan sebagai badan utama PBB yang bertanggung jawab menjaga perdamaian dan keamanan internasional dituntut untuk semakin representatif, transparan dalam metode kerjanya, dan lebih mempunyai legitimasi sehingga keputusan-keputusannya dipatuhi negara anggota. Selama ini Dewan Keamanan dituding lebih mengutamakan kasus tertentu misalnya lebih memilih mengatasi masalah Yugoslavia daripada konflik di Rwanda. Hal ini memunculkan tudingan bahwa Dewan Keamanan hanya mau bertindak apabila anggota tetap mempunyai kepentingan dengan konflik tersebut. Karena itu, negara anggota PBB menyuarakan perlunya perluasan keanggotaan Dewan Keamanan agar lebih mengikutsertakan negara-negara berkembang sehingga Dewan Keamanan lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di berbagai wilayah dunia dan tidak selalu dibatasi kepentingan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan. Berbagai usaha telah dilakukan, seperti membentuk kelompok kerja yang membahas perluasan keanggotaan Dewan Keamanan untuk membicarakan komposisi ideal Dewan Keamanan yang diperluas dan hak veto. Namun setelah sekian lama bekerja, kelompok kerja ini belum menghasilkan keputusan mengenai bagaimana komposisi Dewan Keamanan yang ideal, meski ada kesepakatan di antara negara anggota bahwa keanggotaan Dewan Keamanan perlu diperluas. Dalam penelitian ini, penulis berusaha memberikan deskripsi mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebab tidak tercapainya kesepakatan reformasi Dewan Keamanan khususnya perluasaan keanggotaan (1997-2006). Faktor penghambat yang penulis anggap sebagai hambatan mencakup hambatan struktural dan prosedural, demikian juga hambatan konflik kepentingan di antara negara anggota PBB serta realitas politik internasional yang mempengaruhi interaksi mereka. Penulis dalam penelitian ini menemukan bahwa pertarungan kepentingan negara-negara anggota PBB, pengaruh anggota tetap Dewan Keamanan dan keterbatasan prosedural dan struktural Dewan Keamanan sebagai faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya kesepakatan mengenai perluasan keanggotaan Dewan Keamanan di masa Kofi Annan
Security Council becomes more active in preserving international peace and security after the end of Cold War since the council is not marred by the competition between Western and Eastern Block which halted many Security Council efforts in making important decisions by the threat of veto during 1980s. There is a change in the character of conflict after Cold War previously dominated by interstate conflicts. This new breed of conflict is not always a military conflict but also including ethnic cleansing, regime overthrow, and horizontal conflict. United Nations, to face the new challenge, should undertake reform in order to be relevant and able to cope with new threats in the era of post Cold War. Structural and management improvement on UN bodies is needed to make UN more responsive to handle many world problems. Security Council, as major UN body responsible for maintaining international peace and security, is expected to be more representative, transparent in its working method, and more legitimized. Nowadays, Security Council is accused of giving priority to certain case. For instance, the council prefer to handle Yugoslavia rather than Rwanda. This action has caused suspicion that the council is working based on interest. This problem urges member states of UN give their voices on the need for extending the membership of UN Security Council with developing countries in order tomake the council more sensitive to problems in many parts of the world not limited by interest of five permanent member of Security Council. There are several efforts to improve UN Security Council such as establishing working group to discuss ideal composition of extended UN Security Council membership and veto. Then, working group has failed to make decision on ideal composition of UN Security Council after years of working. There is also no agreement between member states on certain proposal to extend membership of UN Security Council. In this research, writer tries to give description on causal factors towards failure of UN reform concerning Security Council membership extension (1997-2006). The causal factors is including structural and procedural factors as well as conflict of interest among members states of UN and reality of international politics that shapes their interaction. Writer in this research has found that the conflict of interest between permanent members of UN Security Council with other UN member states, influence of permanent members of UNSC to reform, limitation of structure and procedure of Security Council as causal factors towards failure of UN reform on membership extension.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsanul Afwan
Abstrak :
Pandemi Covid-19 telah memukul berbagai sektor termasuk industri tekstil, di mana harga bahan baku mengalami lonjakan signifikan di tengah penurunan jumlah permintaan. Salah satu perusahaan terdampak adalah Malabis, sebuah konfeksi yang berdiri tahun 2015 di Tangerang Selatan. Model bisnis B2B perusahaan ini hanya dikenalkan dari mulut ke kuping dan bertumbuh secara organik sesuai konsep word of mouth. Ketika pandemi mulai reda, mereka kehilangan banyak pelanggan serta harus beradaptasi kembali dari awal karena brand identity yang relatif kurang baik. Penerapan pull strategy dan digital marketing melalui kanal media sosial seperti website, pembuatan company profile, dan pengurusan legalitas usaha akan menjadi rangkaian rebranding pada malabis sehingga dapat mengoptimalkan penjualan. Studi akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif menggunakan model pengumpulan data seperti wawancara mendalam atau in-depth interview, pengamatan atau observasi langsung serta tinjauan literatur berdasarkan data, fakta, dan temuan di lapangan. Hal lain akan dilakukan mulai dari mereview proses bisnis, business model canvas, SWOT, TOWS, Five Forces Model, kontribusi pareto dan lain sebagainya untuk mendapat solusi terbaik atas persoalan yang sedang dihadapi dan coba dipecahkan. ......The Covid – 19 pandemic has changed various consumer behaviors amidst the rapid development of the internet. There is a significant shift in customer habits which causes a change in marketing strategy as well. In B2B business, a marketing strategy through digital channels such as social media, that usually considered less relevant back in the day, has begun to be regarded and well-developed. House of garment is an industry that generally has a B2B business model, but the marketing strategy needs to be improvised. Most companies can no longer rely on word of mouth. This is because the company's brand identity is complementary to income or sales. This paper discusses a house of garment called Malabiswhich the author will guide using a pull and digital marketing strategy as a way to optimize sales. The study will be carried out using a qualitative approach with descriptive analysis using data collection models such as in-depth interviews, observation or direct observation and being native as well as data-based literature review, facts, and findings in the field. Another thing that will certainly be carried out is starting from reviewing business processes, business model canvas, SWOT, TOWS, Five Forces Model, Pareto contributions and so on to get the best solution to the problems they are having and trying to solve. The researcher hopes that at the end of the study, the company as the research subject will be able to optimize all potentials including changing business models to get out of their difficulties and grow for the better.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi
Abstrak :
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang dikenal sebagai Brexit (British Exit) melalui Referendum Brexit pada tanggal 23 Juni 2016 merupakan topik paling penting, kontroversial, dan sulit untuk dipahami dalam sejarah kontemporer Inggris karena banyaknya wacana dengan kompleksitas yang ada serta belum selesainya proses ini hingga saat ini. Pilihan untuk keluar dari Uni Eropa membawa dampak tidak hanya bagi Inggris tetapi juga bagi Uni Eropa dalam hal identitas nasional, masyarakat, ekonomi politik, perdagangan, posisi internasional, konstitusi, kedaulatan bangsa, sistem hukum, partai politik, serta nilai dan sikap terhadap hal-hal di atas. Brexit merupakan serangkaian proses yang saling terkait dan melibatkan banyak pihak di Inggris, Uni Eropa, dan dunia. Memahami Brexit berarti memahami sebuah negara yang sedang berada di persimpangan dan berada dalam ketidakpastian dan ketidakamanan. Disertasi ini meneliti bagaimana identitas nasional nasional Inggris dikonstruksi secara diskursif dalam pidato kampanye Brexit oleh empat politisi Inggris menjelang Referendum pada tahun 2016. Untuk menjawab masalah penelitian penulis menggunakan ancangan penelitian kualitatif dengan menerapkan analisis wacana kritis ancangan sejarah, konsep identitas, nasionalisme, komunitas imajiner dan artikulasi untuk menginterpretasi hasil analisis data dan memahami konstruksi diskursif identitas nasional Inggris pada bulan Januari–Juni 2016. Prosedur analisis wacana kritis ancangan sejarah Wodak yang menganalisis isi, strategi, dan realisasi linguistik pada korpus empat pidato politisi berpengaruh pada periode tersebut digunakan. Teks pidato yang dijadikan data adalah pidato yang disampaikan dalam periode Januari-Juni 2016. Periode ini dipilih karena pada masa itulah konstruksi identitas nasional secara intens terjadi dan diperdebatkan sehingga menghasilkan keputusan politik Brexit. Keempat politisi yang dipilih adalah tokoh-tokoh utama dalam kampanye Brexit dan mewakili dua kubu yang bertarung untuk memenangkan referendum. Mereka adalah PM Boris Johnson, Nigel Farage, PM David Cameron dan PM Theresa May.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Brexit bukanlah sekadar tindakan politik semata, namun juga merupakan artikulasi ketakutan, harapan, identitas nasional, dan respons terhadap globalisasi di tingkat nasional dan personal. Dalam pidato mereka keempat politisi dari kubu The Leavers dan The Remainers menggunakan topik-topik tentang peran Inggris, latar belakang sejarah Inggris di Eropa dan sikap terhadap Uni Eropa. Mereka juga menggunakan strategi argumentasi dan diskursif. Dua politisi dari kubu The Leavers mengonstruksi Inggris sebagai bangsa yang sedang dikuasai Uni Eropa sedangkan dua politisi lainnya menganggap Inggris harus memainkan peran yang lebih luas di Uni Eropa agar organisasi supranasional ini berjalan sesuai dengan keinginan bangsa Inggris. Dalam menyampaikan argumen keempat politisi dalam pidato mereka menggunakan fitur-fitur linguistis tertentu seperti pronomina I, you, we, they untuk mengidentifikasi mereka baik sebagai pribadi maupun bagian dari pendengar pidato mereka. Dua politisi dari kubu The Leavers menggunakan nomina nama kota tempat lembaga-lembaga Uni Eropa berada untuk menunjukkan Eropa sebagai yang liyan. Penggunaan kata-kata seperti ini menunjukkan konstruksi identitas nasional keempat politisi dalam pidato-pidato yang diteliti. Secara gramatikal penggunaan tenses, majas, struktur kalimat, repetisi kalimat dan digunakan untuk menekankan pentingnya argumen mereka dan perbedaan mereka dalam menyampaikan argumen. Pidato-pidato juga menunjukkan adanya interdiskursivitas dengan wacana-wacana lain sesuai konteks pada bulan Januari-Juni 2016. Hal lain yang ditemukan dalam analisis adalah adanya pengaruh ideologi euroskeptisme dan nasionalisme pada keempat politisi seperti yang disampaikan dalam pidato-pidato mereka. Disertasi ini menyimpulkan bahwa identitas nasional Inggris dikonstruksi secara diskursif dalam keempat pidato menjelang Referendum 2016. ...... The leaving of the United Kingdom from the European Union on 23 June 2016 known as Brexit (British Exit) is the most important, controversial and complex topic in contemporary British history. This is due to the complexity and the unfinished process until now. The referendum to leave European Union affects not only the United Kingdom, but also European Union in terms of national identity, society, political economy, commerce, international affairs, constitution, souvreignity, legal system, political parties, values and attitudes towards those matters. Brexit is not a single process, rather it is a series of interconnected processes which involve many stakeholders in the UK, European Union and the world. Understanding Brexit means understanding a nation in transition and uncertainties as well as insecurities. This dissertation aims to examine how British national identity was constructed discursively in Brexit campaign speeches by four influential politicians prior to the Referendum in 2016. To answer the research problem the writer uses qualitative approach by employing discourse historical approach, identity, nationalism, imagined community, and articulation concepts to interpret data analysis and understand the discursive construction of British national identity between January to June 2016. Wodak’s discourse historical approach procedure by analysing the topics, strategies and linguistic realization in the corpus of four influential politician speeches at that period of time are employed. The data are speeches delivered in the period of January to June 2016. This period is chosen because in this period national identity construction is intensively constructed and debated to produce a political decision on Brexit.The four politicians represent two sides competing to win the referendum. They are PM Boris Johnson,Nigel Farage, PM David Cameron, and PM Theresa May.The research findings show that Brexit is far from just a political act, it is an articulation of fear, hope, national identity, and response to globalization at the national and personal level. In their speeches the four politicians from both sides use topics about the roles of the UK, historical background of the UK in Europe and its attitude towards European Union. They also use argumentation and discursive strategies. Two politicians from The Leavers construct British as a nation invaded by the European Union, while the other two politicians encourage British to take more active roles in the EU to ensure that this supranational organization functions as they should. In presenting their arguments the four politicians use certain pronouns like I, you, we, they to identify themselves either as themselves or as part of their audience. Two politicians from The Leavers use proper nouns for cities in which major EU organizations are located. The purpose of which is to represent the EU as the other. The use of words like those shows the construction of national identities of the four politicians in their speeches. Grammatically speaking, the use of tenses, figures of speeches, sentence structure, sentence repetition are employed to emphasize the importance of their arguments and their differences. The speeches also depict interdiscursivities with other discourses in line with the contexts in January-June 2016. The other finding shows that Euroscepticism and nationalism as ideologies can be found in the data. This dissertation concludes that British national identity is constructed discursively in the four speeches prior to Referendum 2016.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Kesuma
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh keanggotaan fans club berbayar terhadap sikap fans, motivasi bergabung dan citra Manchester United. Manchester United merupakan klub sepak bola papan atas yang memiliki banyak fans di Indonesia. Penelitian ini menggunakan descriptive research design dengan metode survey yang dilakukan terhadap fans Manchester United. Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling yaitu menggunakan accidental sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Penelitian ini diolah dengan software SPSS 20.0, menggunakan teknik regresi linier sederhana. Hasil pengolahan data menunjukkan keanggotaan berbayar pada fans club berpengaruh positif terhadap sikap fans. Keanggotaan berbayar pada fans club berpengaruh negatif terhadap motivasi untuk bergabung pada fans club. Keanggotaan berbayar pada fans club berpengaruh positif terhadap citra klub.
ABSTRACT
This study discusses the effect of fan club membership paid to the fans attitude, join motivation and image of Manchester United. Manchester United is a football club who has many fans in Indonesia. This study using a descriptive research design with survey method (questionnaire) that conducted on the Manchester United fans. The sampling technique was using nonprobability sampling. It is using accidental sampling. Data was collected by distributing questionnaires. This study was processed with SPSS 20.0 software, using simple linear regression technique. The result of data processing show a paid membership on fans club positively effect to the attitude of the fans. Paid membership on fans club negatively affect to the motivation to join the fan club. Paid membership on fans club positively affect to the image of the club.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rayhan Alam
Abstrak :
Mobile apps memudahkan berbagai aktivitas konsumen. Popularitas penggunaan dan perkembangan dari mobile apps mendorong brand terkemuka untuk meluncurkan aplikasi mereka masing-masing. Aplikasi yang sering disebut sebagai branded app ini dapat meningkatkan nilai tambah bagi brand karena dapat meningkatkan hubungan dengan konsumen. Namun, sebagian besar aplikasi tidak rutin digunakan oleh pengguna tiap bulannya. Beberapa studi empiris telah mengonfirmasi alasan yang mendasari penggunaan aplikasi mobile berdasarkan kegunaan dan kemudahannya. Namun, masih sedikit yang meneliti dorongan emosional apa yang mendasari intensi penggunaan dari branded app. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan teori pleasure, arousal, dan dominance untuk menggambarkan alasan emosional yang mendasari penggunaan aplikasi Kopi Kenangan. Aplikasi Kopi Kenangan dipilih karena keberhasilannya meningkatkan sales pada tahun pertama peluncurannya. Penelitian ini melibatkan 302 responden yang berdomisili di Indonesia dan pernah melakukan pembelian menggunakan aplikasi tersebut dalam 3 bulan terakhir. Dari hasil penelitian, ditemukan arousal dan dominance memengaruhi secara positif brand loyalty dan continuous usage intention. ......Mobile apps enhance consumer’s activities. The growth and development of mobile apps drive well-known brands to launch their own apps. Branded apps add more value for the brands since it enables them to be more connected to their consumers. However, the majority of apps are not routinely used every month. Latest empirical studies have investigated the underlying motivations for users to continuously use branded apps. This research used Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with PAD (Pleasure, Arousal, and Dominance) theory to portray the emotional approach of why users are continuously using the Kopi Kenangan app. The Kopi Kenangan app was chosen because of its success of increasing sales in its first year of lauching. This research involved 302 respondents located in Indonesia and have made at least a transaction in the last 3 months. Arousal and dominance have significantly and positively influence brand loyalty and continuous usage intention.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Natanael
Abstrak :
Negara-negara anggota World Trade Organization (WTO) memiliki hak untuk turut serta membentuk perjanjian perdagangan regional (Regional Trade Agreements atau RTA). Masing-masing dari mereka seringkali memiliki forum dengan caranya sendiri dalam menyelesaikan sengketa. Hal tersebut menimbulkan potensi konflik kewenangan, yaitu keadaan saat terdapat dua atau lebih forum yang berwenang atas suatu sengketa yang sama. Akibatnya, penyelesaian sengketa berpotensi menjadi berlarut-larut, dan menimbulkan konflik norma karena putusan yang berbeda atau bertentangan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif untuk mengeksplorasi cara-cara negara anggota WTO dan RTA untuk menghindari konflik kewenangan dan litigasi paralel di forum WTO. Penulis menemukan bahwa negara anggota dapat mencegah konflik kewenangan tersebut dengan memasukkan klausul pilihan forum dalam RTA yang mereka bentuk. Ketentuan-ketentuan tersebut kemudian dapat menjadi tanda atas kehendak para pihak untuk melepaskan haknya atas penyelesaian sengketa menurut suatu forum (misalnya WTO), dengan ditunjang pula dengan doktrin-doktrin hukum sebagai dasar diterapkannya dalam ranah WTO ......Member states of the World Trade Organization (WTO) have the right to participate in Regional Trade Agreements (RTAs). Each of them often has a forum with its own way of resolving disputes. This creates a potential conflict of jurisdiction, namely a situation when there are two or more forums that has jurisdiction over the same dispute. As a result, the conflict may take longer to solve, and the norms may conflict due to different or conflicting decisions. This study uses a normative juridical method to explore ways for WTO and RTA member states to avoid conflicts of jurisdiction and parallel litigation in the WTO forum. The Author found that member states can prevent this jurisdictional conflict by including a forum choice clause in their RTAs. These provisions can then be a sign of the parties' will to relinquish their rights to dispute resolution in a forum (i.e., WTO), supported also by legal doctrines as its basis.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
One of the classic problems facing fisheries resources in the high seas is the old dictum "freedom of the seas", whereby global fisheries resources are considered free to all States. However the application of this freedom has become increasingly dangerous as the exhaustible nature of fish stocks has been realised. In 2011, the United Nations Food and Agriculture Organisation (FAO) reported that only 15% of global marine fish stocks were estimated to be underexploited and moderately exploited. In this challenging situation, Regional Fisheries Management Organization (RFMO) appeared as a mechanism through which States that could cooperate in the interest of conserving and managing marine living resources. As an archipelagic State, Indonesia has been joint to some of RFMO. How such RFMOs can lead by their international authorities in managing quotas allocation to all member countries and whether the implication from the existence of Indonesia through its membership are main points of this article.
ILMUHUKUM 6:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Benardy Prasetya
Abstrak :
Tesis ini merupakan kajian mengenai pengaruh perluasan NATO hingga mendekati Rusia dan negara-negara sekitarnya dimana sesungguhnya Rusia sendiri dari seluruh aspek masih rapuh akibat runtuhnya Uni Soviet. Rusia juga masih memiliki kepentingan di wilayah negara-negara sekitarnya yang dikenal dengan terminologi "near abroad".

Perluasan keanggotaan NATO menciptakan garis demarkasi baru yang mendekati Rusia. Rusia berupaya tidak membiarkan negara-negara satelitnya untuk menjadi anggota NATO. Rusia masih memiliki kepentingan di wiiayah Eurasia, terutama di Ukraina, sehingga Rusia merasa terancam terhadap perluasan NATO. Selain masalah perluasan NATO. Rusia juga menghadapi masalah ancaman para pejuang di wilayah Kaukasus Selatan dan gerakan fundamentalis islam di Asia Tengah.

Dalam membahas permasalahah dimana sebagai sumber rujukan untuk penelitian penulis menggunakan sumber-sumber primer sebagai sumber utama penelitian dan sumber sekunder sebagai pelengkap data. Penulis menggunakan teori Security Complex dari Barry Buzan untuk menjelaskan ancaman keamanan, dimana di tesis ini keadaan Rusia yang masih Iemah setelah Uni Soviet runtuh dan harus menghadapi perluasan NATO yang mencapai perbatasan di wilayah negara-negara sekitarnya bekas pecahan Uni Soviet.

Dari penulisan ini tergambar perubahan posisi NATO dan Rusia yang selalu berhadap-hadapan dari tahun 1949-1989 telah mengalami transformasi. NATO yang dulu dibentuk untuk menghadapi agresi Uni Soviet, kini mengkonsolidasikan Eropa untuk memerangi ancaman terorisme yang merupakan ancaman global dan ancaman dalam bentuk lainnya sesuai dengan hasil KTT Praha dan Rusia sendiri telah membuka diri dengan bekerjasama dengan NATO di berbagai forum kesepakatan, meski tetap menganggap perluasan NATO sudah mulai merapat ke wilayah perbatasan Rusia.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>