Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jum Natosba
Abstrak :
Berbagai dampak yang tidak menyenangkan terkait hubungan suami istri terjadi setelah terdiagnosa kanker serviks terutama permasalahan seksual. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang pemenuhan kebutuhan seksual pasangan dari pasien kanker servik stadium awal. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan FGD pada 13 partisipan di wilayah Bandung yang dibagi menjadi tiga kelompok. Hasil penelitian ditemukan tujuh tema yaitu (1) pola hubungan seksual (2) alasan tidak melakukan hubungan seksual (3) menahan hasrat seksual (4) koping untuk menahan hasrat seksual (5) komunikasi antara pasangan dan istri (6) harapan suami dalam mempertahankan keharmonisan rumah tangga dengan istri dan (7) tidak memperoleh informasi tentang seksualitas dari petugas kesehatan. Berdasarkan temuan hasil tema tersebut disarankan agar perawat maternitas dapat memberikan informasi tentang seksualitas. ...... There are some sexual problems related womens was diagnosed with cervical cancer and disrupt the husbands’ sexual need. This study aimed to obtain an overview of husbands’ sexual needs of early stage cervical cancer patients. This research used a qualitative desaign. Focus group discussions werw conducted to 13 participants. This study found seven themes namely (1) pattern of sexual relationship (2) reason for not having sexual intimate (3) hold sexual desire (4) coping to the hold sexual desire (5) communication between the spouses and their wife (6) husbands’ epectation in maintaining marital harmony (7) lack of information about sexuality from health workers. Base on these findings, it is suggested that maternity nurses can provide adequate information about sexuality to women with cervical cancer ang their husband’s.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Serani Sesari
Abstrak :
Pendahuluan: Instrumen untuk mengevaluasi disfungsi seksual pada wanita yang terbukti validitasnya. Salah satu instrumen tersebut adalah kuesioner Female Sexual Function Index. Kuesioner ini juga memiliki banyak terjemahan yang berhasil. Penerjemahan kuesioner tersebut menjadi Bahasa Indonesia dan validasinya terakhir dilakukan menggunakan versi orisinal FSFI-6 yang berisi banyak pertanyaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menerjemahkan dan memvalidasi versi singkat FSFI-6 untuk membuat sebuah instrumen yang lebih fisibel dalam keadaan klinis untuk subjeknya. Bahan & Metode: Kuesioner FSFI-6 diterjemahkan menjadi Bahasa Indonesia. Pengumpulan data menggunakan kuesioner terjemahan tersebut dilakukan hanya oleh wanita pada periode Januari 2018 sampai April 2018. Uji validitas, uji reliabilitas, analisis deskriptif, dan uji normalitas dilakukan dengan data yang diperoleh. Penilaian validitas dan reliabilitas FSFI-G terjemahan menggunakan nilai rdan Cronbach's Alpha. FSFI-6 terjemahan. Semua uji statistik dilakukan dengan perangkat lunak SPSS v20. Hasil & Diskusi: Setiap pertannyaan pada kuesioner FSFI-6 terjemahan Bahasa Indoneia mendapat nilai r yang lebih besar dari 0,3. Kuesioner FSFI-6 terjemahan Bahasan Indonesia bernilai Cronbach's Alpha yang lebih besar dari 06., yaitu 0.831 Kesimpulan: Versi singkat kuesioner FSFI-6 terjemahan Bahasa Indonesia sudah valid dan reliabel. ......Introduction: There are many instruments designed to evaluate sexual dysfunction in women. Some of them also have tested the validity. One of these questionnaires is Female Sexual Function Index which has been successfully translated into many different languages. The previous study about translation and validation of FSFI-6 questionnaire into Bahasa Indonesia was conducted on the original version of FSFI-6 which consisted of many questions. Hence, this study was conducted to validate and translate the short version of the original questionnaire to make it more feasible in a clinical setting for the subjects. Material & Methods: FSFI-6 was translated into Bahasa Indonesia, then the data were collected via questionnaires by al women in RSCM during the data collection period (January 2018 until April 2018). The data obtained were processed for validity and reliability using the SPSS software program 20. The tests conducted on the data were normality test, validity test, descriptive analysis, and reliability testing. The r value and the value of Cronbach's Alpha were the parameters used to determine the validity and reliability of the questionnaire. Results & Discussion: The r value on each question in translated FSFI-6 questionnaire was greater than 0.3, while the value of Cronbach's Alpha of the questionnaire FSFI-6 was greater than 0.6, that was equal to 0.831. Conclusion: The FSFI-6 questionnaire short version that has been translated into Bahasa Indonesia is valid and reliable
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sartika
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk mendalami perilaku seksual dan menyuntik berisiko pada penasun laki-laki di Indonesia tahun 2011. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data survei cepat perilaku penasun dengan desain cross-sectional. Hasil menunjukkan proporsi penasun terbanyak yang pernah melakukan hubungan seksual yaitu penasun pada kelompok umur 30-39 tahun sedangkan kelompok umu 20-29 tahun cenderung berhubungan seksual dengan pasangan tidak tetap dan dengan konsistensi penggunaan kondom yang masih rendah serta sering berbagi alat suntik. Penasun terbanyak yaitu yang berpendidikan SLTA dengan sumberpenghasilan tidak tetap. Lebih lanjut lagi, penasun yang menyuntik tidak setiap hari lebih berisiko untuk perilaku seksual tidak aman dibanding dengan penasun yang menyuntik setiap hari serta penasun baru lebih cenderung untuk perilaku seksual berisiko. Hasil temuan lainnya bahwa penasun yang mangakses program akan mengurangi risiko berbagi alat suntik. ...... This thesis aims to explore sexual and injecting risk behavior in male injecting drug users in Indonesia in 2011. The study was conducted by using survey data quickly PWID behavior with a cross-sectional design. Results showed the highest proportion of PWID who had sexual intercourse, namely injecting drug users in the age group 30-39 years while the umu group 20-29 years tend to have sex with casual partners and with consistent use of condoms is still low and often share needles and syringes. Most PWID are a high school education with sumberpenghasilan not fixed. Furthermore, PWID who inject every day no more at risk for unsafe sexual behavior compared with PWID who inject every day and new PWID are more likely to risky sexual behavior. Other findings that PWID are accessing the program will reduce the risk of syringe sharing.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rakyan Farrasani
Abstrak :
Romantisasi kekerasan dalam pacaran relasi heteroseksual merupakan permasalahan kriminologis karena merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan. Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana film Story of Kale sebagai film bergenre romaan wacana yang digunakan telah meromantisasi kekerasan dalam pacaran terhadap perempuan dalam hubungan heteroseksual. Dengan menggunakan analisis wacana kritis feminis tulisan ini menemukan terdapatnya wacana normalisasi dominasi maskulin melalui dialog yang terdapat pada sebelas adegan dalam film yang meromantisasi perilaku kekerasan dalam pacaran, ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan kejahatan kepada perempuan. ......The romanticization of violence in heterosexual relationships is a criminological problem because it is a form of violence against women. This writing aims to explain how the film Story of Kale as a romance genre film with the theme of violence, especially in the dialogue and discourse used has romanticized the dating of violence against women in heterosexual relationships. By using feminist critical discourse analysis, this paper finds the discourse of normalizing domination of domination through dialogues contained in eleven scenes in the film that romanticize courtship behaviour, inequality, injustice, and crimes against women.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Oky Octaviani
Abstrak :
Human Immunodeficiency Virus atau dikenal dengan HIV telah menjadi krisis kesehatan di dunia dan diperhitungkan terdapat 1,5 juta orang mengidap infeksi baru pada tahun 2020 atau sekitar 4% dari keseluruhan ODHA. Kelompok populasi kunci HIV di Indonesia seperti LSL (Lelaki Seks Lelaki) menempati urutan ketiga terbanyak pada kasus HIV positif yaitu sebesar 8,75%. Peningkatan kasus disebabkan oleh pengetahuan pencegahan penularan yang buruk sehingga menimbulkan buruknya perilaku berisiko seksual. Tidak hanya pengetahuan pencegahan penularan, tetapi juga akses pelayanan kesehatan yang buruk menyebabkan ODHA LSL melakukan perilaku seksual berisiko yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengetahuan pencegahan HIV serta akses pelayanan kesehatan dengan perilaku seksual berisiko pada ODHA LSL. Metode yang digunakan yaitu cross sectional study dengan melibatkan 206 ODHA LSL yang berdomisili di Kota Bandung. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pencegahan penularan HIV dengan perilaku seksual berisiko pada ODHA LSL (p-value 0,003<α=0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara akses pelayanan kesehatan dengan perilaku seksual berisiko (p-value 0,031<α=0,05). Kesimpulan, kedua variabel sama-sama mempengaruhi secara signifikan dengan perilaku seksual berisiko. Saat ODHA LSL memiliki akses pelayanan kesehatan yang mudah, mereka akan mendapatkan informasi yang lengkap mengenai penyakitnya, mudah mendapatkan fasilitas kondom dan pelumas gratis, pantauan dari pendamping sebaya mengenai pengobatan sehingga dapat menyebabkan perilaku seksual berisiko rendah. ......Human Immunodeficiency Virus known as HIV has become a health crisis in the world and it is estimated that there will be 1.5 million people with new infections in 2020 or around 4% of all PLHIV. Key population groups of HIV in Indonesia, such as MSM (Men Sex Men) occupy the third highest number of HIV positive cases, namely 8.75%. The increase in cases is caused by poor knowledge about HIV spreading prevention, which leads to bad sexual risk behavior. Not only knowledge of transmission, but also poor access to health services causes PLWHA MSM to engage in bad sexual risk behavior. The purpose of this study was to see how HIV prevention knowledge and access to health services related to sexual risk behavior in PLHIV MSM. The method used was a cross-sectional study involving 206 PLHIV MSM living in Bandung City. The results of this study were that there was a significant relationship between knowledge of HIV transmission prevention and risky sexual behavior in PLHIV MSM (P-Value 0.003<α=0.05) and there was a significant relationship between access to health services and sexual risk behavior (P-Value 0.031 <α=0.05). In conclusion, both variables significantly influence to sexual risk behavior. When PLHIV MSM have easy access to health services, they will get complete information about their disease, free condoms and lubricant facilities, monitoring from peer companions regarding medication so that they can lead to low-risk sexual behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalikul Fadli
Abstrak :
Organisasi Kesehatan Dunla (WHO) dan lembaga khusus untuk menanggulangi AIDS dari PBB (UNAIDS), melaporkan estimasi jum!ah penderita HIV/AIDS di seluruh dunia pada tahun 1990 adaiah 7,8 juta dan pada akhir Desember 2007 mencapai 33,2 juta, 90% berasa1 dari negara berkembang. Alasan tidak memakai kondom di kalangan gay berbeda-beda ant:ara lain, kondom dapat mengganggu hubungan sek.s dan hubungan seks menjadi tidak nikmat Sedangk:an yang Jainnya tidak percaya keefektifan kondom, atau kondom sering rusak, kesempir.an dan berpori, schingga kondom tidak menjamin untuk tidak tertular Hrv, Selain itu yang menjadi penghambat dalam penggunaan kondom saat seks anal yaitu mengurangi kenyamanan (600/o), pa.sangan seks beresiko rendah (46%), pereaya pada pasangan seks (42%) dan ketidalctersediaan kondom (31%). Pene!itian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berbubungan dengan konsistensi perilak:u pemakaian kondom pada seks anal di ka1angan gay di Kota Surabaya tahun 2004 2005. Perilaku (SSP) 2004-2005 dan yang menjadi sasaran atau respondeD adalah lelaki suka lelaki (gay). Desain penelitian yang digunakan dalam peneJitian ini adalah Cross sectional dan analisis yang dilakukan mencakup univariat:. bivariat dan muJtivariat dengan menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menemukan konsistensi pemakaian kondom pada kelompak gay di Surabaya masih rendah yaitu 22.2%. Berdasarkan hasil analisis multivaria hanya pengetahuan berhubungan dengan konsisrensi pemakaian kondom setelah dikontrol variabel lain, yaitu dengan OR= 2.53 (Cl : 1.082-5.92). Oulreach program untuk penyuluhan agar dapat meryangkau dan menggalang partisipasi kelompok gay tertutup serta bekerja sama dengan mitra potensial seperti kelompok gay, LSM. panti pijat pria untuk melaku.kan penyuluhan serta diskusi dalam benruk kelompok kecil dan berkesinambungan dan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang H!V/AIDS dan pemakain kondom. ......World Health Organization (WHO) and UNAIDS reported estimation of HIVI/AIDS patients throughout !he World in 1990 is 7.8 million and at the end of December 2007 is 332 million and 900"/o of them from development country. The reason of not to use condom among gays is different, for examples; disturb of sexual activity and not comfortable sexual activity. The other reasons are unconvince of condom affectiveness, or condom often breakdown. narrowness and big size of pori porlbanier of condom usage are less comfortable (60%). low risk partner sexual activity {46%). trust with partner sexual activity (42%) and not available of condom (31%). The purpose of this study to identified the related factors of consistency of condom usage behavior on anal sex among gays in Surabaya 2004-2005. Data Behavior Survei Surveilen (BSS} 2004-2005 is used on this study, with gays as sample. The design of this study is cross sectional with univariate. bivariate and multivariate analysis by used logistics regression. The result showed consistency of condom usage behavior on anal sex among gays fn Surabaya is low (22.2%). Base on multivariate analysis showed only knowledge related to consistency of condom usage behavior after controlled by other, variables OR2.53 (CI :1.082-5.92). Outreach program for health education to rengc and look after participation of closed gay groups and corporated with potential partner, like:gay groups, NGO, L men massage provider to conduct sustainability of health education and discussion in the small group in result to promote knowledge of HIV/AIDS and condom usage.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21035
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Adi Wicaksono
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini ingin membahas tentang bagaimana framing pemberitaan pada media online Republika membuat kelompok homoseksual dicap sebagai folk devils. Analisis framing yang dilakukan menurut model Robert Entman. Kasus Pesta Seks Gay di Kelapa Gading pada 21 Mei 2017 dipilih sebagai unit analisis karena merupakan kasus penggerebekan pesta seks dengan jumlah orang terbanyak yang diamankan polisi. Selain itu, kasus ini juga begitu berdampak di masyarakat dan mendapat sorotan media luar negeri. Hasil menunjukan bahwa Republika membingkai realitas homoseksual sebagai sekoelompok yang amoral, menyimpang, dilaknat Tuhan, Mengancam ideologi negara, produk liberalisme Barat, dan dapat menular. Republika menggunakan pendapat narasumber sebagai opinion leaders untuk membingkai homoseksual sebagai folk devils.
ABSTRACT
This research would like to discuss about how the framing of news on online media Republika make homosexual group labeled as folk devils. Framing analysis done according to Robert Entman model. The Gay Sex Party Case in Kelapa Gading on 21 May 2017 was chosen as an analytical unit because it was a case of sex party raids with the highest number of people secured by the police. In addition, this case is also so impacted in the community and get the media spotlight abroad. The results show that Republika framed the homosexual reality as an amoral, distorted, cursed group of God, threatening the state ideology, the product of Western liberalism, and can be contagious. Republika uses the opinion of resource persons as opinion leaders to frame homosexuals as folk devils.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syechan Ari Rinaldo
Abstrak :
Ancaman infeksi HIV masih menjadi masalah kesehatan yang perlu perhatian khusus. LSL sebagai salah satu populasi kunci memiliki kerentanan terhadap infeksi HIV. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku seksual berisiko menjadi faktor penyebab utama kasus HIV pada LSL. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada LSL di DKI Jakarta dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan desain cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 107 orang LSL yang beraktivitas sehari-hari di DKI Jakarta menggunakan teknik snowball sampling, serta dilakukan uji univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, status pekerjaan, konsumsi alkohol, pengetahuan tentang HIV, dan dukungan sosial tidak berhubungan dengan perilaku seksual berisiko (p value>0,05), sedangkan penggunaan aplikasi atau situs untuk mencari pasangan seks secara daring berhubungan secara signifikan dengan perilaku seksual berisiko (p value=0,029). Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan usaha preventif kasus HIV pada LSL. ......The threat of HIV infection is still a health problem that needs special attention. MSM as one of the key populations has a vulnerability to HIV infection. Several previous studies have shown that risky sexual behavior is the main cause of HIV cases in MSM. The purpose of this study was to determine what factors are associated with risky sexual behavior in MSM in DKI Jakarta using a quantitative descriptive approach and a cross-sectional design. This study involved 107 MSM who carry out daily activities in DKI Jakarta using the snowball sampling technique, as well as univariate and bivariate tests. The results showed that age, education level, marital status, employment status, alcohol consumption, knowledge of HIV, and social support are not associated with risky sexual behavior (p value> 0.05), while the use of applications or sites to search for sexual partners online is significantly associated with risky sexual behavior (p value = 0.029). The results of this study can be used as a reference in the preparation of HIV case prevention in MSM.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Nadya Hanna Talitha
Abstrak :
Infeksi HIV akibat hubungan seksual lelaki dengan lelaki telah mengalami peningkatan dan menjadi salah satu penyebab tingginya transmisi HIV di dunia saat ini. Prevalensi HIV pada kelompok LSL di Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara. Salah satu penyebab tingginya prevalensi HIV pada LSL di Indonesia adalah penggunaan kondom konsisten yang masih rendah di bawah target nasional 60 penggunaan kondom konsisten pada populasi kunci, terutama dengan perilaku seksual LSL yang berganti-ganti pasangan. Rendahnya penggunaan kondom secara konsisten pada LSL dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pemungkin, serta faktor penguat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara berbagai faktor tersebut dengan perilaku penggunaan kondom secara konsisten pada LSL di Tangerang, Yogyakarta, dan Makassar tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data STBP 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 303 LSL di 3 kota tersebut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian yang diperoleh adalah 38 LSL selalu menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks, 87,8 LSL berusia 25 tahun, 81,8 LSL memiliki tingkat pendidikan tinggi ge; SMA , 43,6 LSL memiliki pengetahuan baik tentang HIV/AIDS, 70,6 LSL memiliki gejala IMS, 46,5 LSL memperoleh kondom gratis selama sebulan terakhir, 49,8 LSL memiliki akses yang baik ke sumber informasi mengenai HIV/AIDS, serta 38,3 LSL telah berpartisipasi dengan baik dalam program HIV/AIDS. Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan, hubungan dengan penggunaan kondom konsisten yaitu umur ge; 25 tahun PR=1,154; 95 CI=0,92-1,45 , tingkat pendidikan tinggi PR=1,142; 95 CI=0,93 ndash;1,4 , pengetahuan baik mengenai HIV/AIDS PR=1,301; 95 CI=1,08-1,57 , memiliki gejala IMS PR=1,241; 95 CI=1,04 ndash;1,48, menerima kondom gratis PR=1,734; 95 CI=1,4 ndash;1,9, mengakses sumber informasi mengenai HIV/AIDS secara baik PR=1,401; 95 CI=1,17 ndash;1,68, serta berpartisipasi baik dalam program HIV/AIDS PR=1,323; 95 CI=1,08-1,62 . Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan kembali program IPP terutama distribusi kondom, menyebarluaskan informasi HIV/AIDS melalui media sosial yang saat ini lebih sering diakses masyarakat, serta memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak usia sekolah yang disesuaikan dengan umur. Selain itu, penelitian kualitatif juga perlu dilakukan untuk menggali lebih dalam mengenai alasan keengganan LSL menggunakan kondom secara konsisten. ......HIV infection in MSM has been increasing and becoming one of many reasons of high HIV transmission in the world recently. HIV prevalence in MSM in Indonesia is the highest among other countries in South East Asia. One of the cause of high HIV prevalence in MSM in Indonesia is the low percentage of consistent condom use under 60 national target of consistent condom use in key population, compounded by having multiple sexual partners. The low percentage of consistent condom use among MSM can be determined by predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors. This study aims to determine the relations among those factors with consistent condom use among MSM in Tangerang, Yogyakarta, and Makassar in 2013. This study used cross sectional design by using IBBS 2013 data. Samples in this study were 303 MSM in those 3 cities met the inclusion and exclusion criteria and analyzed by univariate and bivariate. From the result, there are 38 MSM using condom in every sexual intercourse, 87.8 MSM ge 25 years old, 81.8 MSM having high level education, 43.6 MSM having good knowledge about HIV AIDS, 70.6 MSM having STIs symptoms, 46.5 MSM getting free condom, 49.8 MSM having better access of HIV AIDS information, and 38.3 MSM with good participation in HIV AIDS program. Based on bivariate analysis, relationships with consistent condom use are MSM ge 25 years old PR 1.154 95 CI 0.92 ndash 1.45 , having high level education PR 1.142 95 CI 0.93 ndash 1.4, having good knowledge about HIV AIDS PR 1.301 95 CI 1.08 ndash 1.57, having STIs symptoms PR 1.241 95 CI 1.04 ndash 1.48, getting free condom PR 1.734 95 CI 1.4-1.9, having better access of HIV AIDS information PR 1.401 95 CI 1.17 ndash 1.68, and having good participation in HIV AIDS program PR 1.323 95 CI 1.08-1.62. Therefore, it is advised to improve IPP program especially for condom distribution, spread the information about HIV AIDS through social media which are more accessed nowadays, and give reproductive health education for students based on their age. Besides, qualitative study is also needed to dig up MSM motivation to not use condom consistently.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Syahidati Fauzana
Abstrak :
ABSTRACT
Lelaki Seks dengan Lelaki LSL merupakan salah satu populasi kunci untuk kasus HIV/AIDS tetapi populasi tersebut merupakan populasi yang sulit dijangkau karena masih adanya stigma di masyarakat sehingga ukuran populasinya tidak diketahui. Hal tersebut membuat penelitian pada kelompok LSL sulit untuk dilakukan karena tidak ada sample frame yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan jumlah sampel. Metode sampel Respondent Driven Sampling RDS merupakan metode pengambilan sampel bagi populasi tersembunyi dengan menggunakan prinsip snowball sampling. Prinsip snowball sampling membuat data yang dikumpulkan rentan untuk mengalami bias karena tidak semua populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Untuk menghilangkan bias tersebut teknik analisis data yang digunakan tidak seperti biasanya. Terdapat perangkat khusus yaitu RDSA untuk menganalisis datanya. Tetapi, hingga kini masih ada analisis data pada LSL mengabaikan fakta bahwa data dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis seakan-akan data dikumpulkan dengan metode Simple Random Sampling SRS . Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil analisis univariat dan bivariat data yang dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis sesuai dengan tekniknya menggunakan RDSA dan data yang dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis secara biasa menganggap bahwa data seolah-olah dikumpulkan dengan metode SRS menggunakan STATA. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan estimasi proporsi diantara keduanya terutama pada bagain Confidence Interval CI. Hasil RDSA menghasilkan CI yang lebih lebar dibandingkan dengan hasil yang menggunakan asumsi Simple Random Sampling.
ABSTRACT
Men who have sex with men MSM is one of the key populations for HIV AIDS cases but the population is one of the most inaccessible populations due to the stigma in society that the population size is unknown. This makes the study in groups of MSM difficult to do because there is no sample frame that used as a benchmark to find the number of samples. Respondent Driven Sampling RDS is a sampling method for hidden population by using snowball sampling principle. The principle of snowball sampling makes collecting data potential to biases because not all populations have the same probability to choose. To drop the biases the data analysis techniques used are not as usual. There is a special tool that is RDSA to analyze the data. However, until now there is still data analysis on MSM ignoring the fact that data collected by RDS method but analyzed as if data collected by Simple Random Sampling SRS method. The aim of this study was to compare the results of univariate and bivariate analyzes of data collected by RDS method but analyzed by the technique using RDSA and data collected by RDS method but analyzed assuming that data collected by SRS method using STATA. The results show that there is difference estimation of the proportion between the two, especially in the section Confidence Interval CI . RDSA results produce a wider CI than using Simple Random Sampling assumption results. Key words HIV AIDS, Men who have sex with men MSM , Respondent Driven Sampling RDS, Simple Random Sampling SRS.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>