Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadilla Dwianti Putri
Abstrak :
Penelitian ini berangkat dari adanya proses penyebarluasan narasi-narasi tentang kesalehan, ibuisme, dan mitos feminin yang mendorong domestikasi perempuan Muslim milenial di Jabodetabek. Penelitian ini melihat bagaimana proses domestikasi tersebut dilakukan, dan menjelaskan bagaimana perempuan Muslim milenial merekonstruksi konsep perempuan salihah melalui pengalaman mereka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi, kajian pustaka, dan life story. Subjek penelitian ini adalah lima orang perempuan Muslim yang telah menikah, memiliki anak, berusia 27-42 tahun (generasi milenial), berlatar pendidikan tinggi, dan pernah bekerja formal sebelumnya. Penelitian ini dianalisis menggunakan tiga teori, yaitu teori feminine mystique dari Betty Friedan, teori ibuisme dari Madelon Djajadiningrat-Nieuwenhuis yang dikembangkan oleh Julia Suryakusuma menjadi ibuisme negara, dan teori agensi oleh Saba Mahmood. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses domestikasi pada perempuan Muslim milenial berhasil terjadi melalui narasi-narasi keagamaan yang konservatif, dan situasi ini menjadi pengalaman reflektif bagi perempuan karena mereka kehilangan kemandirian ekonomi dan identitas diri. Pengalaman domestikasi membuat perempuan milenial menemukan agensinya karena keberhasilan perempuan dalam merefleksikan makna baru tentang konsep kesalehan. Mereka juga mampu memaksimalkan agensinya untuk mempertahankan identitas dan kontrol diri sebagai seorang perempuan. Reinterpretasi atas konstruksi perempuan salihah berubah dari yang dogmatis menjadi kritis, dari posisi yang subordinat menjadi setara. Perempuan berhasil memperoleh identitas dan otonomi melalui kesadaran tentang aktualisasi diri, relasi dengan suami, dan cara-cara lain untuk mencapai kepentingan diri. Dengan demikian, perempuan Muslim milenial memiliki pemaknaan baru tentang konstruksi kesalehan yang sejalan dengan kepentingannya dan tujuan yang ingin ia capai. ......This study departs from the propagation of narratives surrounding piety, ibuism, and feminine myths that drive the domestication of Muslim millennial women in the Jabodetabek area. The research aims to examine how this domestication process occurs, and analyze how millennial Muslim women reconstruct the concept of pious women through their lived experiences. Employing qualitative research methods such as in-depth interviews, observation, literature review, and life story analysis, the study focuses on five married Muslim women aged 27-42 (millennial generation) with a background in higher education and previous formal employment. The research is framed by three theoretical perspectives: the feminine mystique theory by Betty Friedan, ibuism theory by Madelon Djajadiningrat-Nieuwenhuis that is later developed into state ibuism by Julia Suryakusuma, and agency theory by Saba Mahmood. The findings reveal that the domestication process among millennial Muslim women is successfully facilitated through conservative religious narratives, and it becomes a reflective experience for women as they lose economic independence and self-identity. However, this domestication experience does not hinder millennial women from finding new meanings about the concept of piety. They demonstrate the ability to maximize their agency to preserve their identity and self-control as women. The reinterpretation of the pious women construction transforms from dogmatic to critical, and from subordinate to equal position. Women have successfully regained their identity and autonomy through self-actualization awareness, relations with their husbands, and alternative means to achieve personal interests. Thus, millennial Muslim women have developed a new understanding of the concept of piety that align with their interests and goals.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Aynushshaalihah
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai Tutty Alawiyah sebagai seorang ulama yang memberikan pengaruh kepada masyarakat melalui aktivitasnya dalam bidang sosial, pendidikan dan politik. Keaktifannya mulai terlihat sejak kecil saat ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Beranjak remaja, Tutty mengikuti beberapa sekolah keterampilan, seperti keterampilan berbahasa dan kerajinan tangan disela-sela aktivitas sekolahnya. Setelah menikah dan memiliki anak, Tutty tetap berperan dalam memimpin beberapa organisasi dan melibatkan keluarganya dalam lembaga yang dipimpinnya. Pendidikan serta dorongan dari keluarga dan lingkungannya menjadi modal untuk Tutty membangun karir serta berkontribusi dalam forum nasional dan internasional. ......This thesis discusses Tutty Alawiyah as an ulama who gave influences the society through her activities in social, educational, and politic. Her activism had been seen since she was a child and was involved in many activities carried out by her parents. Growing up, Tutty participated in some vocational schools, such as language skills and handy craft skills, during her study at school. After she married and had children, Tutty still played roles in leading some organizations and involved her family in the organizations she led. Educational background and support from her family and surroundings were the main factors for Tutty to move along her career path as well as contribute in national and international forum.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Agama RI, Proyek Peningkatan Peranan Wanita , 2002
305.409 5 IND m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfina
Abstrak :
Skripsi ini menggambarkan tentang sekelompok muslimah yang tergabung dalam komunitas bernama Hijabers Community di Jakarta yang memiliki suatu usaha proaktif untuk memperkenalkan wajah baru dari jilbab. Ketertarikan dalam dunia fashion yang melatarbelakangi para pendiri Hijabers Community menjadi modal kuat untuk memperkenalkan jilbab yang lebih ramah kepada muslimah. Jilbab yang dahulu lekat dengan kesan konservatif dan monoton, kini berubah menjadi lebih modern karena sentuhan fashion. Hijabers Community ingin menunjukkan bahwa jilbab tidak membatasi muslimah untuk dapat tampil bergaya. Seiring hadirnya Hijabers Community, produk-produk islami khususnya jilbab dan busana muslim menjadi komoditi utama yang dicari oleh banyak muslimah muda. Hal ini membuat pilihan atas berbusana muslim menjadi tidak terbatas. Jilbab tidak lagi terbatas sebagai pakaian takwa tetapi sudah mengalami komodifikasi karena memiliki nilai tukar yang lebih banyak dibandingkan nilai fungsinya. Jilbab yang mulai merambah ke dunia fashion terus mengalami pembaharuan sehingga berdampak pada aktivitas konsumsi jilbab modern ini semakin meningkat di kalangan muslimah muda. Gaya jilbab dan berbusana muslim yang diperkenalkan oleh Hijabers Community semakin banyak diadopsi oleh muslimah muda karena secara bersamaan mereka dapat menjadi muslimah yang modern namun tetap berada dalam pakem agama Islam. Sisi modernitas muslimah tidak hanya diperlihatkan melalui gaya berbusana muslim yang berbeda, tetapi juga melalui usaha mereka dengan tidak menutup diri dari kemajuan teknologi informasi. Dunia Islam yang dibawakan oleh Hijabers Community sesungguhnya tidak berdiri sendiri. Strategi fashion yang mereka lakukan turut dipengaruhi oleh budaya negara di luar Indonesia. Kemajuan teknologi informasi menjadi salah satu media yang membuat Hijabers Community menjadi lebih dikenal di masyarakat. Oleh karena itu, Hijabers Community berada dalam dunia yang dipengaruhi oleh budaya lokal yaitu Indonesia, fashion sebagai budaya global dan Islam atau disebut dunia hybrid. Hijabers Community ingin menunjukkan bahwa muslimah Indonesia adalah muslimah yang modern namun tetap menjadikan Islam sebagai pedoman hidup mereka. ...... This thesis is made to describe a group of muslim women in Jakarta who unite in a community called Hijabers Community whose members proactively introduce new style of hijab. Strong interest in fashion influenced the founders of Hijabers Community to introduce hijab which are more friendly and flexible to the muslim women. Hijab used to be known as something that is conservative and monotonous. Now, it has transformed into something that is modern due to some fashion touch. Hijabers Community wants to show that hijab is not going to limit muslim women to dress in style. In line with the Hijabers Community existence, more young muslim women are now looking for muslim-related products that have become main commodities such as hijab and clothes. This has made choices to wear muslim clothes limitless. Hijab is no longer a clothe symbolizes piety but it has undergone commodification as it has more value of changes compared to its function. Hijab has also penetrated the fashion arena and it continues to produce new style, impacting the consumption of modern hijab among young muslim women. More and more muslim women adopt hijab and dress style introduced by the Hijabers Community as it allows them to go with the fashion without disobeying the Islamic principles. The modern side of this young women is not only seen from different style of dress that they show, but also in their efforts in keeping their minds open to information technology. The world of Islam that is brought by the Hijabers Community is not standing alone. Their fashion strategy is influenced by cultures outside the country. Development in information technology sector has made the Hijabers Community famous among the society. Thus, Hijabers Community stands within local culture as well as global fashion and Islam that is called hybrid. Hijabers Community wants to show that Indonesian muslim women are modern and keep Islam as their way of lives.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Mumtazzah Ba'Bud
Abstrak :
Periklanan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Bisnis mengetahui bahwa salah satu penentu utama keberhasilan bisnis mereka adalah efektivitas iklan yang dikeluarkan. Namun, tidak semua iklan yang dikeluarkan suatu bisnis diterima dengan baik oleh masyarakat. Penggunaan daya tarik yang dianggap menyinggung tidak jarang dilakukan oleh pemasar, walaupun penerimaan daya tarik menyinggung itu tidak bersifat universal, dan dapat berbeda untuk masing-masing negara dan masing-masing gender. Maka, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah portrayal of women in ads, cultural & social diversity, ethical judgement, dan attitude towards portrayal memiliki pengaruh terhadap purchase decision wanita muslim di Indonesia. Serta, untuk mencari tahu apakah portrayal of women in ads dan ethical judgment memiliki pengaruh terhadap attitude towards portrayal. Data dari penelitian ini diuji dengan menggunakan metode PLS-SEM. Pengambilan data dilakukan dengan menyebar kuesioner online dan diisi secara individu oleh responden. Data dari 247 responden wanita muslim Indonesia memberi hasil bahwa portrayal of women in ads, cultural & social diversity dan attitude towards portrayal  memiliki pengaruh terhadap purchase decision wanita muslim Indonesia. Dan juga, portrayal of women in ads memiliki pengaruh terhadap attitude towards portrayal iklan wanita muslim Indonesia. ......Advertising is one of the largest industries in the world. Businesses know that one of the key factors to achieve success is through the effectiveness of their advertisements. However, not all advertisements issued by a business are well received by the public. The use of appeals that are considered offensive by marketers is quite common, however the acceptance of offensive appeals is not universal, and can be different for various countries and each gender. Thus, this study was conducted to determine whether portrayal of women in ads, cultural & social diversity, ethical judgment, and attitude towards portrayal  affect the purchase decision of muslim women in Indonesia. And also, to find out whether portrayal of women in ads and ethical judgment have any influence on their attitude towards the portrayal The data from this study was tested using the PLS-SEM method. The data was collected by spreading online questionnaires and was individually filled in by the respondents. Data from 247 Indonesian muslim women respondents revealed that portrayal of women in ads, cultural & social diversity and attitude towards portrayal have an influence on the purchase decision of Indonesian muslim women. Also, portrayal of women in ads have an influence on the attitude towards portrayal of Indonesian muslim women.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 2004
297.43 TEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
297.43 TEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Musdah Mulia
Bandung: Mizan, 2005
297.43 SIT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2   >>